Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH

BASIC SKILL NURSING


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6


1. JULIANNA Br MUNTHE
2. PRATIWI
3. PURWOHADI SANTOSO
4. RAHMALIA KOMARA
5. SRI YANI

AKADEMI KEPERAWATAN HERMINA MANGGALA HUSADA

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, kami dapat menyelesaikan
makalah asuhan keperawatan pada klien dengan kasus Congestive Heart Failure
(CHF). Makalah ini dibuat sebagai persyaratan bagi mahasiswa RPL angkatan ke-
Tiga dalam mata ajar Basic Skill Nursing. Besar harapan kami kiranya asuhan
keperawatan pada klien dengan kasus Congestive Heart Failure (CHF) ini,
walaupun masih jauh dari sempurna, baik secara kerangka penyusunan maupun
materi yang diangkat, dapat menjadi nilai tambah baik pengetahuan dan wawasan
tentang Congestive Heart Failure (CHF). Kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan, hingga dikemudian hari semakin sempurna dalam menyusun
asuhan keperawatan pada klien dengan kasus Congestive Heart Failure (CHF) dan
makalah seperti ini.

Jakarta November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………... 2

Daftar isi …………………………………………………………………… 3

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar belakang …………………………………………………………. 4


B. Tujuan penulisan ………………………………………………………. 4
C. Manfaat penulisan ……………………………………………………... 5

Bab 2 Tinjauan Kasus

Asuhan Keperawatan klien dengan Gagal Jantung Kongestive .................... 6

A. Pengkajian .......................................…………………………………… 6
B. Analisa Data/ Diagnosa keperawatan .……....……………………......... 13
C. Intervensi ..........................……………………………………………... 15
D. Implementasi ...................……………………...………......................... 17
E. Evaluasi .....................…………………...……………………………... 20

Bab 3 Penutup

A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 23
B. Saran …………………………………………………………………… 23

Daftar Pustaka ……………………………………………………………… 24

3
Bab 1

Pendahuluan
A. Latar Belakang

Masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap sistem kardiovaskuler yang


menuntut asuhan keperawatan dapat dialami oleh orang pada berbagai tingkat usia.
Sistem kardivaskuler mencakup jantung, sikulasi / peredaran darah dan keadaan
darah, yang merupakan bagian tubuh yang sangat penting karena merupakan
pengatur dan yang menyalurkan O2 serta nutrisi ke seluruh tubuh, bila salah satu
organ tersebut mengalami gangguan terutama jantung, maka akan mengganggu
semua sistem tubuh. sampai saat ini gangguan jantung / pembuluh darah terutama
disebabkan infeksi, dan kesalahan dalam pola hidup sehari-hari masih merupakan
angka tertinggi. (hallonurse.com)

CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh


(Ebbersole, Hess, 1998). Risiko CHF akan meningkat pada orang lanjut usia (lansia)
karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini dapat menjadi kronik
apabila disertai dengan penyakit-penyakit seperti: hipertensi, penyakit katub
jantung, kardiomiopati, dan lain-lain. CHF juga dapat menjadi kondisi akut dan
berkembang secara tiba-tiba pada miokard infark. (imapsikunja1.blogspot.com)

Pada umumnya CHF diderita lansia yang berusia lebih dari 50 tahun, CHF
merupakan alasan yang paling umum bagi lansia untuk dirawat di rumah sakit (usia
65 – 75 tahun mencapai persentase sekitar 75.2 % pasien yang dirawat dengan CHF).
Resiko kematian yang diakibatkan oleh CHF adalah sekitar 5-10 % per tahun pada
kasus gagal jantung ringan, dan meningkat menjadi 30-40% pada gagal jantung
berat. Menurut penelitian, sebagian besar lansia yang didiagnosis menderita CHF
tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun (Kowalak, 2011).

B. Tujuan Penulisan
 Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas Asuhan Keperawatan pada CHF mata ajar Basic Skill
Nursing.
 Tujuan Khusus

4
Yaitu agar pembaca mengetahui dan memahami tentang Asuhan Keperawatan yang
harus di berikan kepada klien dengan CHF.

C. Manfaat Penulisan
Kami berharap dari adanya penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat
kebanyak pihak diantaranya:

1. Bagi penulis, memberikan gambaran mengenai Congestive Heart Failure (CHF)


secara umum maupun terperinci.
2. Bagi mahasiswa, dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh teman-teman sebagai
bahan referensi terkait Congestive Heart Failure (CHF).

5
Bab 2

Tinjauan Kasus

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gagal Jantung Kongestif (Chf)


A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 78 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : jl. Pol sanmukhid 96 2/7 kalikadi- adipala
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : pensiunan kesehatan di PKM Maos
Status : menikah
Suku/bangsa : Jawa/indonesia
Tgl masuk : 16 november 2012
Dx medis : gagal jantung
No RM : 911817
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. T
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : jl. Pol sanmukhid 96 2/7 kalikadi- adipala
Agama : islam
Pendidikan : S1 akutansi
Pekerjaan : wiraswasta
Hubungan dengan klien : anak
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : Sesak napas
b. Riwayat kesehatan sekarang

6
Klien Tn. S umur 78 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas, batuk
berdahak sudah ± 1 minggu yang lalu, kepala pusing, jantung sering
berdebar – debar, Nyeri dada sebelah kiri, nafsu makan menurun.
Setelah dilakukan pengkajian 16 november 2012 jam 21.30 WIB
kepada klien didapatkan data pemeriksaan fisik TD : 140/100 mmHg,
N : 150 x/m, RR : 28 x/m, S : 36,5 C. kesadaran chomposmetis, dengan
pengkajian GCS diperoleh E4M6V5, tampak lemah dan gelisah, keluar
keringat banyak, menggunakan otot bantu pernapasan INF RL 20 Tpm
dan terapi O2 nasal kanul 5 liter.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien sebelumnya sudah pernah dirawat di RS dengan keluhan yang
sama pada tahun 2006. Klien mengatakan 2 bulan yang lalu klien
mempunyai riwayat bengkak pada ke 2 kakinya. Klien juga mempunyai
riwayat asma urat dan tidak merokok setelah sakit- sakitan.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai
penyakit yang sama seperti Tn.S dan tidak mempunyai penyakit
keturunan ataupun menular.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : klien tampak lemah dan gelisah, kesadaran
chomposmetis dengan GCS E4M6V5
b. Tanda-tanda Vital : TD : 140/100 mmHg, N : 150 x/m, RR : 28 x/m, S :
36,5 C
c. Kulit : Warna kulit pucat, konjungtiva tidak anemis, punggung kuku
pucat, CRT kembali dalam 2 detik, cubitan perut kembali normal dalam
2 detik, telapak tangan dan kaki dingin, kulit teraba dingin.
d. Kepala : Tidak ada lesi atau odema , rambut cukup bersih dan beruban
e. Mata : konjungtiva anemis, ikhterik, bentuk simetris
f. Hidung : bentuk simetris, tidak ada pholip, tidak ada cuping
hidung
g. Telinga : bentuk sejajar, tidak ada serumen

7
h. Mulut : mulut tampak kotor, tidak ada caries gigi dan , bibir
tidak tampak sianosis
i. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan JVP
j. Dada : bentuk simetris, tidak ada oedema dan lesi
k. Paru-paru
I : tidak ada lesi, menggunakan otot bantu pernapasan.
Pe : terdengar suara sonor
Pa : tidak ada oedema paru dan terdengar vocal vomitus
Au : terdengar suara nafas tambahan yaitu ronkhi RR: 28 x/m
l. Jantung
I : ictus cordis pada intercosta ke 2-4
Au : terdengar S1 dan S2 ireguler
Pe : bunyi redup
Pa : ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran jantung
m. Abdomen
I : tidak ada lesi, tidak ada oedema dan datar
Au : bising usus 16 x/m
Pe : terdengar bunyi timpani
Pa : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa dan tidak ada pembesaran
hepar
n. Ektremitas
Atas : tangan kanan terpasang IF RL 20 TPM
Bawah : terpasang DC no 16
o. Genetalia : tidak ada lesi dan berjenis kelamin laki-laki
4. Pola Fungsional
1. Pola Oksigenasi
Sebelum Sakit : Pasien bernafas dengan normal RR : 22x/mnt, tanpa alat
bantu pernafasan serta tidak sesak nafas.
Saat di kaji: Pasien RR : 28 x/mnt, menggunakan alat bantu pernafasan
dengan menggunakan binasal kanul 5 liter.
2. Pola Nutrisi

8
Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3x sehari dengan
komposisi nasi, sayur dan lauk pauk. Pasien minum 6-7 gelas perhari
jenis air putih, kadang the, kopi atau pun susu
Saat dikaji : pasien mengatakan makan 3x sehari dengan menu
yang diberikan dari RSUD tetapi klien hanya menghabiskan ¼ porsi dari
RSUD dan minum 3- 4 gelas perhari jenis air putih,
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan
konsistensi berbentuk lunak berwarna kuning. BAK ± 4-5 perhari
berwarna kuning jernih
Saat dikaji : Pasien belum BAB sejak 2 hari yang lalu.,terpasang DC
dengan volume urin 30 cc/jam.berwarna kuning dan bau khas amoniak.
4. Pola aktivitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat beraktivas secara mandiri
tanpa bantuan orang lain.
Saat dikaji : Pasien hanya bisa tiduran di tempat tidur dan terbaring
lemah.
5. Pola istirahat
Saat dikaji : pasien tidur malam ± 5 jam hanya terbaring lemah
di tempat tidur dan sering terbangun pada malam hari.
6. Personal hygine
Sebelum sakit : pasien mandi 2 x sehari pagi dan sore, gosok gigi
dan keramas.
Saat dikaji : pasien belum pernah diseka oleh keluarganya.
7. Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Sebelum sakit : pasien tidak merasa gelisah, pasien merasa nyaman


di dekat keluarga dan teman-temannya.

Saat dikaji :pasien tidak nyaman saat di RS dan tampak gelisah


dan khawatir terhadap kesehatanya.

8. Kebutuhan mempertahankan temperatur

9
Sebelum sakit : pasien menggunakan jaket dan selimut jika dingin
dan pasien memakai pakaian yang agak tipis dan yang menyerap
keringat jika merasa panas.

Saat dikaji : pasien tidak mengenakan baju karena merasa panas


dan berkeringat , hanya menggunakan selimut.

9. Kebutuhan berpakaian

Sebelum sakit : pasien dapat berpakaian rapi dan mandiri, tanpa


bantuan orang lain. Pasien mmengganti pakaian 2x sehari setelah mandi.

Saat dikaji : pasien selama di RSUD tidak pernah memakai baju


hanya menggunakan selimut

10. Kebutuhan berkomunikasi

Sebelum sakit : pasien dapat berkomunikasi dengan lancar


menggunakan bahasa jawa atau bahasa indonesia.

Saat dikaji : pasien berbicara seperlunya saja

11. Kebutuhan bekerja

Sebelum sakit : pasien dapat melakukan kegiatan rutin seperti


biasanya

Saat dikaji : pasien tidak dapat bekerja dan tidak dapat


melakukan kegiatan

12. Kebutuhan rekreasi

Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasan rutin


untuk rekreasi, pasien hanya berkunjung ke rumah saudara-saudaranya

Saat dikaji : pasien tidak dapat melihat keluar.

13. Kebutuhan belajar


Sebelum sakit : pasien mengatakan mendapat informasi dari TV
atau radio.

10
Saat dikaji : pasien belum tahu banyak tentang penyakit yang
dideritanya.
14. Pola Spiritual

Sebelum sakit : pasien menjalankan shalat lima waktu dan


menjalankan ibadah sesuai ajaran yang dianutnya.

Saat dikaji : pasien belum bisa menjalankan ibadah dengan


kondisi sekarang ini dan keluarga Tn. S hanya bisa berdoa untuk
kesembuhan Tn. S

5. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium

Laboratorium Hasil Satuan Nilai normal


Leukosit 12.930 10^3/ uL 4,80 - 10,80
Eritrosit 4,7 10^6/uL 4,20 –-5,40
Hemoglobin 14,8 g/dl 12,0- 16,0
Hematrokit 4,5 % 37,0 - 47,0
MCV 94,3 Fl 79,0 - 99,0
Trombosit 24.300
MCH 31,4 Pg 22.70 - 31,0
RDW 13,3 % 11,5 - 14,5
MCHC 33,3 - -

Hitung jenis :

Laboratorium Hasil Satuan Nilai Normal


Basofil 0,1 - -
Eosinofil 0,4 - -
Batang 0,00 - -
Segmen 81,3 - -
Limfosit 8,0 - -

11
Monosit 10,2 - -
Kimia Darah :

Laboratorium Hasil Satuan Nilai Normal


Troponin 1 Negative Negative Negative
SGOT 68 - -
SGPT 29 - -
Alkali fosfat 52 - -
CKMB 179 - -
LDH 340 - -
Kolesterol total 162 - -
Trigliserid 83 - -
HDL 45,0 - -
LDL 100,4 - -
Ureum darah 38,0 - -
Kreatinin darah 1,40 - -
Asam urat 6,9 - -
GDS 109 - -

b) Pemeriksaan EKG
Hasil EKG didapatkan Irama Ireguler, HR 150x/m, atrial fibrillation
with rapid ventricular response left axis deviation septal infarct, age
undetermined
abnormal ECG
c) Therapy
 INF RL 20 TPM
 Osigenasi : 2-5 L
 Injeksi ranitidine 1 A/12 jam
 Injeksi cefotaxim 1 vial/12 jam
 Injeksi aminophilin 1 A drip
 Injeksi Furosemide 1 A/24 jam
 Intra vena : ISDN 2 x ½ mg,

12
 captopril 2 x 25 mg
 salbutamol

B. Analisa Data
No. Data Fokus Problem Etiologi
1. DS: Ketidakefektifan pola b.d nyeri (dada)
klien mengeluh sesak nafas dan napas
batuk berdahak sudah ± 1 minggu
yang lalu
DO:
 Ada sekret
 Klien tampak sesak nafas dan
batuk berdahak
 Klien tampak gelisah dan lemah
 Menggunakan otot bantu
pernapasan
 Terdengar suara napas ronkhi
 TTV: TD :140/100 mmHg, N:
150 x/m, RR : 28 x/m, S :36,5 C
 Posisi semi fowler

2. DS: Penurunan curah b.d perubahan


klien mengeluh jantung sering jantung frekuensi
berdebar-debar jantung
DO:
 Kepala pusing
 jantung sering berdebar-debar
 tampak gelisah dan lemah

 gambaran EKG : Hasil EKG


pada pasien ini didapatkan Irama
Ireguler, HR 150x/m

13
 TTV : TD :140/100 mmHg, N :
150 x/m, RR : 28 x/m, S :36,5 C

3.
DS: Nyeri b.d agen cedera
Klien mengeluh nyeri dada sebelah biologis
kiri menjalar ke belakang punggung
P: Nyeri dirasakan tiba-tiba muncul
saat batuk
Q: Nyeri dirasakan seperti disayat-
sayat
R: nyeri pada dada kiri menjalar
kebelakang punggung
S: Skala nyeri 5
T: nyeri timbul secara tiba-tiba
DO :
 klien tampak menahan nyeri
 tampak gelisah dan lemah
 tampak keluar keringat banyak
 TTV : TD :140/100 mmHg, N :
150 x/m, RR : 28 x/m, S :36,5 C

C. INTERVENSI
No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1) Buka jalan nafas,
napas b.d nyeri (dada) selama 2 x 24 jam diharapkan klien guanakan teknik chin
menunjukkan napas efektif dengan kriteria lift atau jaw thrust bila
hasil: perlu
Respitratory status : ventilation 2) Posisikan pasien untuk
indikator awal Tujuan memaksimalkan
ventilasi identifikasi

14
Frekuensi 2 4 pasien perlunya
pernafasan pemasangan alat jalan
sesuai yang napas buatan
diharapkan 3) Pasang mayo bila perlu
4) Lakukan fisioterapi
Kedalaman 2 4 dada jika perlu
inspirasi 5) Keluarkan secret
dengan batuk atau
Penggunaan 2 4 suction
otot otot 6) Auskultasi suara
bantu napas, catat adanya
pernafasan nafas tambahan
7) Lakukan suction pada
Bersuara 2 4 mayo berikan
secara bronkodilator bila
adekuat perlu
8) Berikan pelembab
Keterangan : udara
1. Tidak adekuat 9) Atur intake untuk
2. Sedikit adekuat cairan
3. Sedang mengoptimalkan
4. Adekuat keseimbangan
Sangat adekuat 10) Monitor repirasi dari
status O2

2. Penurunan curah Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor TTV


jantung b.d perubahan selama 2 x 24 jam diharapkan curah jantung 2. Monitor status
frekuensi jantung normal dengan kriteria hasil: kardiovaskuler
Indikator Ir 3. Monitor balance
Tekanan darah dalam batas 2 4 cairan
yang di harapkan 4. Monitor toleransi
aktivitas klien

15
Kelemahan ekstermitas tidak 2 4 5. Monitor tanda dan
ada gejala dari odema

Indek jantung dalam batas 2 4 6. Monitor jumlah dan

yang diharapkan irama jantung

Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
3. Nyeri b. d agen cedera Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1) Lakukan pengkajian
biologis selama 2 x 24 jam diharapkan nyeri teratasi nyeri secara
dengan criteria hasil: komprehensif
Pain level termasuk
Criteria awal Tujuan lokasi,karakteristik ,
durasi ,frekuensi,
 Melaporkan adanya 2 4
kualitas dan factor
nyeri
presipitasi
 Frekuensi nyeri 2 4
2) Observasi reaksi
 Panjangnya episode
nonverbal dari
nyeri 3 4
ketidaknyamanan
 Ekspresi nyeri pada
3) Evaluasi pengalaman
wajah 2 4
nyeri masa lampau
4) Lakukakan
Keterangan : penanganan nyeri
1. Tidak adekuat dengan nafas dalam
2. Sedikit adekuat\ 5) Berikan analgetik
3. Sedang untuk mengurangi
4. Adekuat nyeri
5. Sangat adekuat

16
D. IMPLEMENTASI
No Hari/tgl Diagnosa Implementasi Respon
keperawatan
1. Kamis, 16 Ketidakefektifan pola 1) Memposisikan pasien untuk S : pasien mengatakan
nov 2012 napas b.d nyeri memaksimalkan ventilasi sesak nafas
Jam 22.00 (dada) identifikasi pasien perlunya O : terpasang binasal kanul
WIB pemasangan alat jalan napas 5 liter/menit dan posisi semi
buatan fowler
Jam 22.05 2) Mengeluarkan secret dengan
batuk atau suction S:-
Jam 22.10 3) Mengauskultasi suara napas, O : pasien terlatih batuk
catat adanya nafas tambahan efektif
Jam 22.15 4) Memberikan pelembab udara
5) Mengatur intake untuk cairan S : -
Jam 22.20 mengoptimalkan keseimbangan O : terdengar bunyi suara
6) Memonitor repirasi dari status nafas tambahan yaitu
Jam 22.25 O2 ronkhi, RR : 28 x/menit,
CRT : ≥ 2 detik
S:-
O : humidifier terisi
aquabides

S :-
O : terpasang INF RL 20
tpm dan DC no 16

S:-
O : menggunakan terapi O2
dengan binasal kanul 5
liter/menit

17
2. Kamis ,16 Penurunan curah 1. Memonitor TTV S:-
nov 2012 jantung b.d perubahan 2. Memonitor status O : TD : 140/100 mmHg,
Jam 22.25 frekuensi jantung kardiovaskuler N : 150 x/mnt, RR :
WIB 3. Memonitor balance cairan 28x/mnt, S : 36,5 C
Jam 22.30 4. Memonitor toleransi aktivitas
klien S : pasien mengatakan
Jam 22.35 5. Memonitor tanda dan gejala jantung sering berdebar-
dari odema debar
Jam 22.40 6. Monitor jumlah dan irama O : kepala pusing,tampak
jantung gelisah,
Jam 22.45
S : pasien mengatakan
Jam 22.50 lemas
O : keluar keringat banyak
dan gelisah

S:-
O :-

S:
O : irama jantung ireguler
dan Hasil EKG didapatkan
Irama Ireguler, HR 150x/m,
atrial fibrillation with rapid
ventricular response left
axis deviation septal infarct,
age undetermined

18
3. Kamis, 16 Nyeri b. d agen 1) Melakukan pengkajian nyeri S : pasien mengatakan nyeri
nov 2012 cedera biologis secara komprehensif termasuk dada ketika batuk dan
Jam 22.50 lokasi,karakteristik , menahan batuk
WIB durasi ,frekuensi, kualitas dan O : tampak memegangi
Jam 22.55 factor presipitasi bagian dadanya
2) Mengobservasi reaksi nonverbal
Jam 23 05 dari ketidaknyamanan P : Nyeri dirasakan tiba-
3) Mengevaluasi pengalaman nyeri tiba muncul saat batuk dan
Jam 23.10 masa lampau menahan batuk
4) Melakukakan penanganan nyeri Q : Nyeri dirasakan seperti
Jam 23.15 dengan nafas dalam disayat-sayat
5) Memberikan analgetik untuk R :: nyeri pada dada kiri
Jam 23.20 mengurangi nyeri menjalar kebelakang
punggung
T : nyeri timbul secara tiba-
tiba
S : Skala nyeri 5

S:-
O : pasien tampak gelisah
S:-
O : pasien melakukan nafas
dalam ketika nyeri datang

S:-
O:

S :-
O : terpasang INF RL 20
tpm dan DC no 16

19
S:-
O : menggunakan terapi O2
dengan binasal kanul 5
liter/menit

E. EVALUASI
No Hari/tgl Diagnosa Implementasi Paraf
keperawatan
1. Kamis , 17 Ketidakefektifan S : pasien mengatakan masih sesak nafas
nov 2012 pola napas b.d O :
Jam 06.00 nyeri (dada)  terpasang binasal kanul 5 liter/menit
WIB  terdengar bunyi suara nafas tambahan
yaitu ronkhi, RR : 27 x/menit
 menggunakan terapi O2 dengan binasal
kanul 5 liter/menit
 klien lebih rileks setelah dapat terapi O2
 keluar keringat banyak
 posisi semi fowler
 CRT : ≥ 2 detik

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
 Auskultasi suara napas, catat
adanya nafas tambahan
 Monitor repirasi dari status O2
2. Kamis ,17 Penurunan curah S : pasien mengatakan jantung masih sering
nov 2012 jantung b.d berdebar-debar
O :

20
Jam 06.15 perubahan  TD : 150/90 mmHg, N : 130 x/mnt, RR :
WIB frekuensi jantung 27x/mnt, S : 36,4 C
 irama jantung ireguler dan Hasil EKG
didapatkan Irama Ireguler, HR 150x/m,
atrial fibrillation with rapid ventricular
response left axis deviation septal infarct,
age undetermined
 kepala pusing
 keluar keringat banyak

A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
 Monitor jumlah dan irama jantung
 Monitor TTV dan monitor status
kardiovaskuler

3. Kamis, 17 Nyeri b. d agen S : pasien mengatakan nyeri dada


nov 2012 cedera biologis
Jam 06.30 O:
WIB
 P : Nyeri dirasakan tiba-tiba muncul saat
batuk dan menahan batuk
 Q : Nyeri dirasakan seperti disayat-sayat
 R :: nyeri pada dada kiri menjalar
kebelakang punggung
 T : nyeri timbul secara tiba-tiba
 S : Skala nyeri 5

21
 tampak memegangi bagian dadanya
 TTV : TD : 150/90 mmHg, N : 130 x/mnt,
RR : 27x/mnt, S : 36,4 C
A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
 Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan factor presipitasi
 Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan

22
BAB 3
Penutup
A. Kesimpulan

 Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa


tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan
 Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui
penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa: aritmia, infeksi sistemik dan
infeksi paru-paru dan emboli paru-paru.
 Gagal jantung ditangani dengan tindakan umum untuk mengurangi beban kerja
jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama dari fungsi
miokardium, baik secara sendiri-sendiri maupun gabungan dari: beban awal,
kontraktilitas dan beban akhir.

B. Saran

Sangat diharapkan agar terhindar dari penyakit gagal jantung kongestif ini
dilakukan dengan menghindari penyebab dari penyakit ini misalnya menjaga gaya
hidup yang sehat terutama pada makanan yang dikonsumsi diharapkan tidak yang
melihat enaknya saja tetapi juga mempertimbangkan gizi yang terkandung dalam,
makanan tersebut.

23
BAB 4
DAFTAR PUSTAKA

Brooker. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC.

Carpenito. L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, Alih Bahasa Ester
M. Jakarta: EGC.

Dongoes, M.E. Moorhourse, M.F; Geissler, A. C. 2000. Rencana Asuhan


Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien Edisi 3, Alih Bahas Karisa Dan Sumarwati. Jakarta: EGC.

H. M. Syaifoellah Noer. Prof. dr, dkk..1996. Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, Jakarta,

Lynda Juall Carpenito. 1999. Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, , Jakarta: EGC

Marlyn E. Doenges dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,Jakarta:


EGC

NANDA. 2012-2015. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Jakarta: EGC.

Wilkinson, J.M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.

24

Anda mungkin juga menyukai