PENDAHULUAN
1
BAB II
FRAKTUR PADA ANAK-ANAK
DEFINISI
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang
rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial.
GAMBARAN UMUM
Fraktur pada anak-anak berbeda dengan orang dewasa, karena adanya
perbedaan anatomi, biomekanik serta fisiologi tulang.
Perbedaan Anatomi
Anatomi tulang pada anak-anak terdapat lempeng epifisis yang merupakan
tulang rawan pertumbuhan. Periosteum sangat tebal dan kuat, serta menghasilkan
kalus yang cepat dan lebih besar daripada orang dewasa.
Perbedaan Biomekanik
Perbedaan biomekanik terdiri atas :
• Biomekanik tulang
Tulang anak-anak sangat porous, korteks berlubang-lubang dan sangat
mudah dipotong oleh karena kanalis Haversian menduduki sebagian besar
tulang. Faktor ini menyebabkan tulang anak-anak dapat menerima toleransi
yang besar terhadap deformitas tulang dibandingkan orang dewasa.
• Biomekanik lempeng pertumbuhan
Lempeng pertumbuhan merupakan tulang rawan yang melekat erat pada
metafisis yang bagian luarnya diliputi oleh periosteum sedang bagian
dalamnya oleh prosesus mamilaris. Untuk memisahkan metafisis dan epifisis
diperlukan kekuatan yang besar. Tulang rawan lempeng epifisis mempunyai
konsistensi seperti karet yang keras.
2
• Biomekanik periosteum
Periosteum pada anak-anak sangat kuat dan tebal dan tidak mudah
mengalami robekan dibandingkan orang dewasa.
Perbedaan Fisiologis
Pada anak-anak, pertumbuhan merupakan dasar terjadinya remodelling
yang lebih besar dibandingkan pada orang dewasa.
• Pertumbuhan berlebihan (over growth)
Pertumbunhan diafisis tulang panjang akan memberikan stimulasi pada
pertumbuhan panjang, karena tulang rawan lempeng epifisis mengalami
hiperemi pada waktu penyembuhan tulang.
• Deformitas yang progresif
Kerusakan permanen lempeng epifisis menyebabkan pemendekkan atau
deformitas anguler pada epifisis.
• Fraktur total
Pada anak-anak, fraktur total jarang bersifat kominutif karena tulangnya
lebih fleksibel dibandingkan orang dewasa.
3
merupakan bidai dari fraktur itu sendiri. Periosteum pada anak-anak
mempunyai sifat osteogenesis yang lebih besar.
4
• Aposisi tidak total
Pada fraktur dimana fragmen mengalami aposisi tidak total seperti
samping ke samping (bayonet), maka permukaan fraktur akan mengalami
proses remodeling menurut Hukum Wolff.
• Pemendekkan
Apabila terjadi fraktur pada tulang panjang anak-anak yang sedang
bertumbuh, terjadi pula kerusakan arteri dan akan terjadi peningkatan aliran
darah sebagai kompensasi pada daerah epifisis yang akan menyebabkan
akselerasi pertumbuhan tulang secara longitudinal. Adanya pemendekkan
tulang pada anak-anak dapat ditoleransi dalam ukuran tertentu.
• Rotasi
Deformitas rotasi tidak akan mengalami koreksi spontan pada waktu
penyembuhan fraktur tulang panjang tanpa melihat umur dan lokasi.
5
pada lempeng epifisis dan bukan robekan ligamen, misalnya pada sendi bahu
tidak terjadi dislokasi tetapi akan terjadi fraktur epifisis.
3. Fraktur osteokondral
Sering ditemukan pada distal femur, patela atau kkaput radius. Fraktur
bergeser akan menyebabkan gangguan menyerupai benda asing dalam sendi.
Fragmen yang besar sebaiknya dikembalikan dan yang kecil dapat dilakukan
eksisi.
6
Fraktur Lempeng Epifisis
Lempeng epifisis merupakan suatu diskus tulang rawan yang terletak di
antara epifisis dan metafisis. Fraktur lempeng epifisis merupakan 1/3 dari seluruh
fraktur pada anak-anak.
Pembuluh darah epifisis masuk ke dalam permukaan epifisis dan apabila
ada kerusakan pembuluh darah maka akan terjadi gangguan pertumbuhan.
A. Anatomi, histologi dan fisiologi
Tulang rawan lempeng epifisis lebih lemah daripada tulang. Daerah yang
paling lemah dari lempeng epifisis adalah zona transformasi tulang rawan pada
daerah hipertrofi dimana biasanya terjadi garis fraktur.
B. Diagnosis
Secara klinis, kita harus mencurigai adanya fraktur lempeng epifisis pada
seorang anak dengan fraktur pada tulang panjang di daerah ujung tulang pada
dislokasi sendi serta robekan ligamen. Diagnosis dapat ditegakkan dengan
melakukan pemeriksaan röntgen dengan dua proyeksi dan membandingkannya
dengan anggota gerak yang sehat.
C. Klasifikasi
Klasifikasi fraktur lempeng epifisis menurut Salter-Harris :
• Tipe I :
Terjadi pemisahan total lempeng epifisis tanpa adanya fraktur pada tulang,
sel-sel pertumbuhan lempeng epifisis masih melekat pada epifisis. Fraktur ini
terjadi oleh karena adanya shearing force dan sering terjadi pada bayi baru
lahir dan pada anak-anak yang lebih muda. Pengobatan dengan reduksi
tertutup mudah oleh karena masih ada perlekatan periosteum yang utuh dan
intak. Prognosis biasanya baik bila direposisi dengan cepat.
• Tipe II :
Merupakan jenis fraktur yang sering ditemukan. Garis fraktur melalui
sepanjang lempeng epifisis dan membelok ke metafisis dan akan membentuk
suatu fragmen metafisis yang berbentuk segitiga yang disebut tanda Thurston-
7
Holland. Sel-sel pertumbuhan pada lempeng epifisis juga masih melekat.
Trauma yang menghasilkan jenis fraktur ini biasanya terjadi karena trauma
shearing force dan membengkok dan pada umumnya terjadi pada anak-anak
yang lebih tua. Periosteum mengalami robekan pada daerah konveks tetapi
tetap utuh pada daerah konkaf. Pengobatan dengan reposisi secepatnya tidak
begitu sulit kecuali bila reposisi terlambat harus dilakukan tindakan operasi.
Prognosis biasanya baik, tergantung kerusakan pembuluh darah.
• Tipe III :
Fraktur lempeng epifisis tipe III merupakan frkatur intra-artikuler. Garis
fraktur mulai permukaan sendi melewati lempeng epifisis kemudian sepanjang
garis lempeng epifisis. Jenis fraktur ini bersifat intra-artikuler dan biasanya
ditemukan pada epifisis tibia distal. Oleh karena fraktur ini bersifat intra-
artikuler dan diperlukan reduksi yang akurat maka sebaiknya dilakukan
operasi terbuka dan fiksasi interna dengan menggunakan pin yang halus.
• Tipe IV :
Fraktur tipe ini juga merupakan fraktur intra-artikuler yang melalui
permukaan sendi memotong epifisis serta seluruh lapisan lempeng epifisis dan
berlanjut pada sebagian metafisis. Jenis fraktur ini misalnya fraktur kondilus
lateralis humeri pada anak-anak. Pengobatan dengan operasi terbuka dan
fiksasi interna karena fraktur tidak stabil akibat tarikan otot. Prognosis jelek
bila reduksi tidak dilakukan dengan baik.
• Tipe V :
Merupakan fraktur akibat hancurnya epifisis yang diteruskan pada
lempeng epifisis. Biasanya terjadi pada daerah sendi penopang badan yaitu
sendi pergelangan kaki dan sendi lutut. Diagnosis sulit karena secara
rediologik tidak dapat dilihat. Prognosis jelek karena dapat terjadi kerusakan
sebagian atau seluruh lempeng pertumbuhan.
8
D. Penyembuhan
Setelah reduksi dari fraktur epifisis tipe I, II, dan III akan terjadi ossifikasi
endokondral pada daerah metafisis lempeng pertumbuhan dan dalam 2-3 minggu
ossifikasi endokondral ini telah mengalami penyembuhan. Sedangkan tipe IV dan
tipe V mengalami penyembuhan seperti pada fraktur daerah tulang kanselosa.
B. Pengobatan
Fraktur pada bayi sembuh dalam 1-3 minggu sehingga hanya diperlukan
pemasangan bidai sementara untuk mengurangi nyeri.
9
C. Pengobatan
Diperlukan pencegahan dan pemeriksaan psikiatri orang tua. Apabila
ditemukan adanya fraktur, maka pengobatan seperti biasanya pada fraktur anak-
anak.
Fraktur Patologis
A. Penyebab :
A. Kelainan tulang lokal; kista tulang soliter, fibroma non-ossifying
B. Kelemahan tulang yang umum; kelainan neuromuskuler, poliomielitis,
distrofi muskuler, paralisis otak, spina bifida.
C. Kelainan tulang yang menyeluruh; misalnya pada osteogenesis imperfecta.
Fraktur Stress
Pada anak-anak, fraktur stress terutama pada 1/3 bagian proksimal tibia, ½
bagian distal fibula, metatarsal, iga, panggul, femur dan humerus. Fraktur jenis ini
biasanya terjadi pada waktu liburan, dimana anak melakukan aktivitas yang
berlebihan. Fraktur stress harus dibedakan dengan kelainan karena keganasan.
A. Mekanisme Trauma
10
Trauma dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung pada posisi lengan
terputar atau tertarik ke luar(outstretched hand), dimana trauma dilanjutkan dari
pergelangan tangan sampai klavikula.
B. Gambaran Klinis
Biasanya penderita datang dengan keluhan jatuh dari tempat tidur (atau trauma
lain) dan menangis. Kadang kala penderita datang dengan pembengkakan pada
daerah klavikula yang terjadi beberapa hari setelah trauma. Hal ini terjadi setelah
pembentukkan kalus.
C. Pemeriksaan Radiologis
Fraktur pada daerah klavikula pada bagian tengah merupakan bagian yang
paling sering mengalami fraktur green stick atau fraktur total. Mungkin juga
terjadi fraktur pada bagian medial klavikula yaitu pada daerah epifisis.
D. Pengobatan
Pada anak-anak fraktur klavikula tidak memerlukan tindakan khusus,
cukup dengan pemasangan mitela selama 2-3 minggu dan akan sembuh secara
sempurna.
Fraktur Skapula
Fraktur skapula terjadi karena trauma langsung pada daeah skapula.
Dislokasi sendi bahu jarang ditemukan pada anak-anak dan umumnya ditemukan
pada orang dewasa.
A. Gambaran Klinis
Ditemukan pembengkakan atau nyeri pada daerah skapula.
B. Pengobatan
Pengobatan hanya bersifat konservatif.
11
Fraktur Humerus
Dapat terjadi pada :
A. Fraktur epifisis humerus
Adalah fraktur lempeng epifisis tipe II (Salter-Harris)
A. Mekanisme Trauma
Biasanya terjadi pada anak-anak yang jatuh dalam posisi hiper-
ekstensi, misalnya jatuh pada saat mengendarai sepeda atau kuda.
B. Pemeriksaan Radiologis
Pada foto röntgen ditemukan adanya pemisahann epifisis dan
metafisis, dimana epifisis bersama-sama dengan sebagian metafisis yanng
tetap terletak dalam ruang sendi, sedang kan bagian distal tertarik ke
proksimal.
C. Pengobatan
Fraktur yang masih baru tererutama graade I tidak memerlukan
reposisi. Pada grade II reposisi dapat dilakukan dengan mudah denngan
pembiusan umum adn setelah itu dipasang mitela.
Pada fraktur humerus grade III dan IV harus dilakukan reposisi dengan
pembiusan umum dan apabila tidak berhasil dilakukan operasi terbuka
dengan fiksasi interna dengan menggunakan pin kecil.
12
Fraktur metafisis dengan pergeseran yang jauh biasanya bagian distal
menembus ke arah muskulus deltoid sampai subkutan. Pada keadaan ini
biasanya perlu dilakukan tindakan operasi untuk melepaskan fragmen.
13
• Tipe I : Terdapat fraktur tanpa adanya pergeseran dan hanya berupa retak
yang berupa garis.
• Tipe II : Tidak ada pergeseran fragmen, hanya terjadi perubahan sudut
antara humerus dan kondilus lateralis (normal 40°).
• Tipe III : Terdapat pergeseran fragmen tetapi korteks posterior masih utuh
serta masih ada kontak antara kedua fragmen.
• Tipe IV : Pergeseran kedua fragmen dan tidak ada kontak sama sekali.
14
I.2. Fraktur epikondilus medialis (fraktur epifisis medialis)
A. Mekanisme Trauma
Terjadi fraktur pada saat sendi siku dalam regangan (strain) ke arah valgus
yang menyebabkan tekanan pada epikondilus medialis melalui otot-otot fleksor
yang melekat pada tulang ini.
B. Klasifikasi
• Tipe 1 : Terdapat fraktur epifisis tanpa pemisahan.
• Tipe 2 : Sedikit terdapat pemisahan.
• Tipe 3 : Terdapat pemisahan yang disertai dislokasi atau tanpa dislokasi
pada sendi siku.
• Tipe 4 : Terdapat pemisahan epifisis disertai jebakan dalam sendi tanpa
dislokasi.
• Tipe 5 : Terdapat pemisahan epifisis, dislokasi dan jebakan pada sendi siku.
15
II. Radius
II.1. Fraktur kaput radius (fraktur epifisis) dan fraktur leher radius
Mekanisme terjadinya fraktur adalah tangan dalam keadaan out-stretched, sendi
siku dalam posisi ekstensi dan lengan bawah dalam posisi supinasi.
Fraktur ini dibagi dalam tiga tipe :
- Tipe 1 : pergeseran 0-30°
- Tipe 2 : pergeseran 30-60°
- Tipe 3 : pergeseran 61-90°
• Komplikasi
1. Malunion
2. Fusi dini dari epifisis radius
3. Nekrosis avaskuler
4. Pembentukkan tulang baru yang mengganggu pergerakan sendi siku
5. Sinostosis antara radius proksimal dan ulna
II.2. Pulled Elbow
Adalah suatu kelainan yang paling sering ditemukan pada anak-anak
terutama di bawah umur 4 tahun. Lebih sering pada anak laki-laki daripada anak
perempuan.
A. Mekanisme Trauma
Biasanya disebabkan oleh adanya traksi longitudinal yang mendadak
sewaktu sendi siku dalam posisi ekstensi dan lengan bawah dalam keadaan
pronasi.
B. Diagnosis
Segera setelah terjadi trauma, anak merasa nyeri pada daerah sendi
siku. Mungkin terdengar adanya bunyi klik. Terdapat nyeri tekan pada
daerah radius proksimal. Pemeriksaan radiologis biasanya normal.
C. Pengobatan
Biasanya terjadi reduksi spontan. Apabila masih terdapat subluksasi,
dapat dilakukan reposisi dengan atau tanpa pembiusan. Kemudian dapat
dilakukan mobilisasi dengan mitela selama satu minggu.
16
III. Ulna
III.1. Fraktur 1/3 proksimal ulna (Fraktur Monteggia)
Fraktur 1/3 proksimal ulna disertai dengan dislokasi radius proksimal
disebut sebagai fraktur Monteggia. Leboh sering ditemukan pada anak-anak
daripada orang dewawa (2:1).
Fraktur dapat bersifat terbuka atau tertutup. Biasanya ditemukan pada umur
termuda 4 tahun, laki-laki 5 kali lebih sering daripada perempuan.
A. Mekanisme Trauma
Fraktur dapat terjadi akibat trauma langsung atau terjadi karena hiperpronasi
dengan tangan dalam keadaan out-stretched.
B. Klasifikasi
Menurut Bado (1962) :
- Tipe 1 : Dislokasi kaput radius ke depan disertai angulasi ulna ke arah
yang sama. Insidensnya sebanyak 60-65% (tipe ekstensi).
- Tipe 2 : Dislokasi kaput radius ke belakang disertai angulasi ulna ke arah yang
sama, insidensnya sebanyak 15% (tipe fleksi).
- Tipe 3 : Dislokasi ke samping kaput radius disertai angulasi ulna ke arah yang
sama, dengan fraktur ulna tepat di distal prosesus koronoid, insidensnya sebanyak
20%.
- Tipe 4 : Dislokasi kaput radius ke depan disertai angulasi ulna ke arah yang
sama dengan tipe 1, bersama-sama fraktur radius di sebelah distal tuberositas
bisipitalis. Insidens sebanyak 5%.
C. Gambaran Klinis
Penderita biasanya mengeluh nyeri dan bengkak pada lengan bawah dan
datang dengan tangan dalam posisi fleksi dan pronasi.
D. Pengobatan
Pada fraktur terbuka sebaiknya segera dilakukan tindakan operasi disertai
dengan fiksasi ulna. Pengobatan fraktur tertutup pada anak-anak dicoba
dengan reposisi tertutup karena angka keberhasilannya sebesar 50%.
E. Komplikasi
17
1. Lesi saraf perifer; lesi nervus radialis dan nervus ulnaris.
2. Nonunion tulang ulna.
3. Ankilosis radiohumeral.
4. Sinostosis radioulnar.
5. Dislokasi kaput radius yang berulang-ulang.
6. Miositis ossificans.
18
Pengobatan
Prinsip pengobatannya adalah reposisi tertutup.
1. Reduksi yang baik dapat dipertahankan lebih lama daripada suatu reduksi yang
kurang baik.
2. Aposisi korteks dengan korteks tanpa adanya rotasi.
3. Immobilisasi fraktur sesuai dengan lokalisasi fraktur.
4. Dapat dilakukan rekoreksi sebelum terjadi fraktur secara klinis (3 minggu).
Kemungkinan dapat dilakukan operasi serta fiksasi interna terutama pada anak di
atas usia 10 tahun.
5. Keluarga penderita perlu diperingatkan bahwa ada kemungkinan dilakukan
remanipulasi.
Komplikasi
1. Refraktur terjadi apabila union belum solid
2. Gangguan vaskularisasi karena pemasangan gips yang ketat
3. Trauma saraf yaitu pada nervus medianus, ulnaris atau interosseus posterior
4. Sinostosis
5. Malunion
19
1. Fraktur green stick Terjadi apabila ada robekan periosteum dan korteks pada
derah konveks dari deformitas. Fraktur dapat mengenai salah satu tulang baik
radius atau ulna saja, tetapi kebanyakan pada kedua tulang.
Mekanisme Trauma
Terjadi karena kompresi longitudinal dan torsional. Ada dua jenis fraktur green
stick yaitu :
a. Angulasi volar, lebih sering ditemukan.
b. Angulasi ke dorsal, lebih jarang ditemukan.
Pengobatan
Tidak semua fraktur green stick perlu dilakukan reduksi tertutup terutama bagian
distal dekat sendi. Pada umumnya angulasi kurang 20° pada usia 10-12 tahun
tidak memerlukan reduksi dan hanya pemasangan gips di atas siku dengan posisi
pronasi selama 3-4 minggu, karena dapat terjadi koreksi angulasi secara spontan.
2. Fraktur epifisis
Fraktur epifisis radius distal paling sering ditemukan terutama pada anak umur 6-
12 tahun. Pada umumnya adalah tipe I atau II (Salter-Harris) dan sangat jarang
ditemukan tipe III dan tipa IV (Salter-Harris). Fraktur epifisis ulna jarang
ditemukan.
Pengobatan
20
Reposisi tertutup sangat mudah dilakukan dan diimmobilisasi dengan gips sirkuler
di bawah siku selama 3 minggu. Operasi dilakukan apabila fraktur sudah terjadi
beberapa hari dan terdapat pergeseran yang hebat.
3. Fraktur torus
Disebut juga fraktur buckle terjadi pada korteks di daerah metafisis 2-3 cm di atas
lempeng epifisis.
Pengobatan
Pemasangan gips sirkuler di bawah siku selama 3 minggu.
4. Fraktur total
Fraktur total pada radius dan ulna biasanya saling menyamping dan sulit untuk
mempertahankannya sehingga dilakukan reposisi.
Pengobatan
Tetap dilakukan usaha untuk reposisi tertutup dan apabila gagal maka dilakukan
reposisi terbuka dengan fiksasi interna serta diperkuat dengan gips sirkuler selama
4 minggu tergantung umur penderita. Fraktur terbuka radius atau ulna sering
ditemukan dan dapat menyebabkan salah satu tulang proksimal menonjol. Pada
keadaan ini fraktur harus dirawat seperti suatu fraktur terbuka dan disertai dengan
debridemen yang baik dan dipertahankan dengan fiksasi interna.
Komplikasi
- Infeksi
- Kontraktur iskemik Volkmann
- Lempeng pertumbuhan yang berhenti
- Malunion
- Refraktur
5. Fraktur Galeazzi
21
Fraktur galeazzi adalah fraktur radius pada 1/3 distal dan dislokasi sendi radio-
ulnar distal. Fraktur ini lebih jarang ditemukan daripada fraktur Monteggia.
Kebanyakan ditemukan pada orang dewasa dan jarang pada anak-anak. Gambaran
Klinis
Terdapat gejala fraktur dan dislokasi pada daerah distal lengan bawah.
Pengobatan
Fraktur bersifat tidak stabil dan terdapat dilokasi sehingga sebaiknya dilakukan
operasi dengan fiksasi interna.
22
A. Klasifikasi
Klasifikasi fraktur panggul pada anak-anak didasarkan atas aspek klinis
(Quinby,1966) :
1. Tanpa komplikasi. Hamya berupa fraktur sederhana tanpa pergeseran. Tidak
ditemukan syok dan tidak diperlukan transfusi darah. Tidak ditemukan komplikasi
abdominal atau urologis.
2. Fraktur dengan trauma pada organ-organ lain disertai dengan perdarahan dan
syok. Pada keadaan ini diperlukan transfusi darah yang segera dan eksplorasi
untuk mengatasi kerusakan yang lain.
3. Fraktur dengan perdarahan yang masif dan segera. Terdapat pergeseran sendi
sacroilliaca, denyut arteri pada satu tungkai menghilang karena adanya robekan
pada salah satu cabang arteri illiaca interna. Penderita masuk dalam keadaan syok
dan diperlukan transfusi masif sampai 8 liter.
B. Gambaran Klinis
Pada seorang anak yang mengalami kecelakaan lalu lintas dengan fraktur
panggul yang biasanya disertai perdarahan, disamping gejala fraktur panggul itu
sendiri, mungkin juga ditemukan adanya tanda-tanda perdarahan serta kerusakan
organ lain.
Pemeriksaan Radiologis
Diagnosis dapat ditegakkan dengan bantuan foto röntgen panggul.
C. Pengobatan
Fraktur panggul biasanya merupakan satu bagian trauma multipel. Urutan
tindakan disesuaikan dengan penanganan trauma multipel. Pengobatan frakturnya
sendiri disesuaikan dengan klasifikasi seperti pada fraktur pangggul orang
dewasa.
23
Dislokasi Panggul
A. Insidens
Dislokasi panaggul umumnya ditemukan pada umur di bawah 5 tahun.
Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak permpuan.
B. Mekanisme Trauma
Pada anak di bawah umur 5 tahun, sebagian besar acetabulum terdiri dari
tulang rawan lunak dan terdapat kerenggangan pada sendi termasuk sendi
panggul. Apabila otot mengalami relaksasi, maka dengan trauma yang ringan
dapat terjadi dislokasi panggul.
Mungkin juga terdapat perbedaan antara ruang panggul dan caput femur
dibandingkan pada anak-anak di negara lain. Dengan bertambahnya umur, sendi
panggul menjadi lebih kuat, sehingga dislokasi hanya dapat terjadi bila terkena
trauma yang lebih besar. Dislokasi tipe posterior terjadi akibat trauma hebat pada
lutut dan anggota gerak dalam posisi fleksi. Dislokasi anterior biasanya terjadi
karena jatuh dari ketinggian. Dislokasi sentral terjadi karena trauma langsung
pada trochanter mayor atau jatuh dari ketinggian.
C. Klasifikasi
Dislokasi panggul traumatik dibagi dalam tiga tipe :
1. Tipe posterior
Tipe ini paling sering ditemukan.
Iliaka; kepala femur berada di posterior dan superior sepanjang aspek lateral
ilium.
Ischial; kaput femur bergeser ke postero-inferior dan berada di dekat greater
sciatic notch.
2. Tipe anterior
Caput femur berada di daerah membran obturator.
Pubik; kaput femur bergeser ke antero-superior sepanjang ramus superior os
pubis.
24
3. Tipe sentral
Pada keadaan ini ditemukan fraktur kominutif bagian sentral acetabulum dimana
terjadi perpindahan caput femur dan fragmen acetabulum ke dalam panggul.
D. Gambaran Klinis
Penderita datang setelah mengalami trauma misalnya jatuuh dari pohon,
sepeda atau karena kecelakaan lalu lintas.
• Pada tipe I (dislokasi posterior) terlihat tungkai dalam keadaan fleksi,
rotasi interna dan adduksi.
• Pada tipe II (dislokasi anterior) terlihat tungkai atas dalam keadaan
abduksi, rotasi eksterna dan sedikit fleksi.
• Pada tipe III (dislokasi sentral) yang disertai fraktur acetabulum, tidak
terlihat gambaran deformitas pada tungkai bawah, hanya terdapat
gangguan pergerakan pada sendi panggul karena adanya spasme otot.
• Pemeriksaan röntgen akan menentukan tipe dislokasi.
E. Komplikasi
1. Jebakan fragmen intra-artikuler
Biasanya terjadi karena reduksi yang tidak lengkap akibat adanya ganjalan
fragmen tulang rawan acetabulum.
2. Dislokasi rekuren
Dislokasi rekuren jarang terjadi kecuali pada penderita sindroma Down.
3. Nekrosis avaskuler
Insidens kelainan ini diperkirakan 10%. Apabila direposisi dalam waktu 6 jam
setelah trauma biasanya tidak ditemukan komplikasi ini.
25
B. Klasifikasi
Fraktur leher femur pada anak-anak diklasifikasikan sesuai dengan lokasi
anatomis dan dibagi dalam 4 tipe :
- Tipe I
Tipe ini disebut juga transepifisial
- Tipe II
Tipe ini disebut juga transervikal; Fraktur melalui bagian tengah leher femur.
- Tipe III
Tipe ini disebut juga servikotrokanterik; fraktur melalui basis leher femur.
- Tipe IV
Tipe ini disebut juga pertrokanterik; fraktur antara basis leher femur dan trokanter
minor.
C. Gambaran Klinis
Fraktur leher femur biasanya disertai trauma hebat dan nyeri di daerah
panggul sehingga penderita tidak dapat berjalan. Pada pemeriksaan ditemukan
adanya rigiditas dan gangguan pergerakan sendi panggul. Bila fraktur disertai
pergeseran, maka penderita tidak dapat menggerakkan sendi panggulnya. Selain
itu, ditemukan pula nyeri tekan di daerah panggul.
D. Pemeriksaan Radiologis
Dengan pemeriksaan röntgen dapat ditentukan jenis-jenis fraktur serta
pergeserannya.
E. Pengobatan
Pengobatan tergantung dari jenis dan pergeseran fraktur :
1. Konservatif :
- Traksi kulit
- Spika panggul
Dilakukan pada penderita dengan fraktur yang pergeserannya sangat minimal.
2. Tindakan operasi
Operasi dilakukan apabila terjadi pergeseran fraktur.
26
F. Komplikasi
1. Nekrosis avaskuler
2. koksa vara
3. Fusi epifisis yang dini
4. Delayed union dan nonunion
D. Pengobatan
1. Konservatif
- anak usia 0-2 tahun: traksi kulit menurut Bryant (Gallow).
- anak usia 2 tahun ke atas; traksi kulit menurut Hamilton-Russel.
27
- Anak yang lebih besar dapat dilakukan traksi tulang melalui kondilus femoralis
dengan menggunakan bidai dari Thomas dan penyangga Pearson.
2. Operatif
Terapi operatif dilakukan dengan menggunakan K-nail atau plate yang kecil
terutama pada anak yang lebih besar dengan indikasi tertentu.
E. Komplikasi
1. Tungkai yang tidak sama panjang setelah sembuh.
2. Mikrorotasi atau deformitas anguler
3. Pembentukkan spur yang menonjol pada otot yang engganggu pergerakan.
4. Kontraktur quadriceps.
Daftar Pustaka
28