(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2015-2016)
BAB I : PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai kondisi dan
kinerja suatu perusahaan bagi pihak eksternal. Informasi tersebut menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan dan bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu elemen penting
dalam laporan keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba.
Informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau prestasi
manajemen. Selain itu, informasi laba juga digunakan oleh investor atau pihak lain yang
berkepentingan sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan
yang diwujudkan dalam tingkat pengembalian dan indikator untuk kenaikan kemakmuran
(Gozali dan Chariri,2007:350) dalam Agustia (2012).
Banyak pihak yang menyalah artikan penyajian laporan keuangan perusahaan dengan
mengubah metode-metode akuntansi yang digunakan dengan tujuan untuk mengubah laba
yang diinginkan. Tindakan tersebut biasa disebut dengan istilah earnings management atau
manajemen laba. Earnings management merupakan keinginan/kemampuan dari pihak
manajemen untuk mengubah dan memanipulasi terkait berbagai kebijakan akuntansi yang
tersedia dengan tujuan untuk bisa mencapai tingkat laba yang diharapkan perusahaan.
Tindakan manajemen laba (earnings management) saat ini menjadi isu sentral dan
merupakan fenomena umum yang terjadi di sejumlah perusahaan. Badan Pengawas Pasar
Modal (Bapepam) melaporkan mengenai maraknya pelanggaran yang terjadi di pasar modal
dari tahun 2002 hingga bulan Maret 2013. Diantara 25 kasus yang terjadi sepanjang kurun
waktu tersebut, 13 kasus mengenai benturan dalam proses keterbukaan informasi (Budi
.S,2009).
Manajemen laba merupakan masalah keagenan yang sering dipicu oleh adanya
pemisahan peran atau perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan manajemen
perusahaan (Iqbal, 2007). Kedua pihak tersebut berupaya untuk lebih mengutamakan
kepentingannya masing-masing dari pada kepentingan perusahaan. Sebagai agen, manajer
bertanggung jawab untuk mengoptimalkan laba para pemilik (principal). Namun dilain pihak,
manajer juga mempunyai kepentingan untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka.
GCG sendiri dibentuk sebagai akibat untuk menghindari adanya konflik keagenan
yang timbul antara pihak manajemen dengan pihak shareholder. Dengan diterapkannya
prinsip GCG di dalam tubuh perusahaan diharapkan tidak akan adanya terjadi
penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang dapat merugikan
perusahaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat dikemukakan di atas maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Banyak pihak yang menyalah artikan penyajian laporan keuangan perusahaan dengan
mengubah metode-metode akuntansi yang digunakan dengan tujuan untuk mengubah
laba yang diinginkan (earnings management).
5. Efektivitas komite audit, semakin tinggi tingkat efektivitas komite audit akan
mengurangi kecenderungan perusahaan melakukan manajemen laba.
Agar tidak keluar dari topik penelitian, maka penelitian ini hanya akan berfokus pada
faktor-faktor apa saja yang bisanya mempengaruhi tindakan manajemen laba. Berdasarkan
penelitian terdahulu , terdapat faktor keuangan dan non-keuangan, dimana faktor keuangan
dipengaruhi oleh variabel konservatisme akuntansi, dan variabel non-keuangan dipengaruhi
oleh penerapan good corporate governane. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015- 2016.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu: