Alternatif Perancangan Struktur Atas Jem
Alternatif Perancangan Struktur Atas Jem
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
Jalan Jenderal A. Yani Km. 36 Banjarbaru
Telp. (0511) 47738568-4781730 Fax. (0511) 4781730
email: rizkysanadi@ymail.com
ABSTRAK
Jembatan adalah suatu konstruksi yang dibangun untuk menghubungkan arus lalu lintas
melewati berbagai penghalang seperti sungai, danau, lembah, jalan, saluran irigasi, teluk, dan
lain-lain. Jembatan Tabalong kanan merupakan jembatan dengan panjang 60+20 m. Jembatan
dibuat untuk jalur darat transportasi agar menunjang perekonomian warga antar lintas provinsi.
Perencanaan meliputi perencanaan bangunan atas dengan Girder beton prategang dan
dikombinasikan dengan menggunakan pile slab, bangunan bawah dan pondasi jembatan.
Perencanaan bangunan jembatan berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu perencanaan struktur
beton SNI 03-2847-2002, Pembebanan berdasarkan Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan
Jalan Raya RSNI T-02-2005, dan Manual Perencanaan Struktur Beton Pratekan pada Jembatan
021/BM/2011 yang dikeluarkan Kementerian Pekerjaan Umum.
Bentang jembatan direncanakan 60 m dengan Box Girder berbentuk trapesium dengan
tinggi balok 20 m, tebal pelat yang digunakan setebal 55 cm dengan tulangan melintang D13-80,
dan volume beton yang dihasilkan adalah 579,948 m3.
Kata Kunci : Jembatan, Prategang,SNI
PENDAHULUAN Tabalong pada ruas Tanjung – Muara Uya
Latar Belakang yang ruas ini merupakan link yang sangat
Jembatan adalah suatu konstruksi penting karena merupakan sarana
yang dibangun untuk menghubungkan arus infrastruktur transportasi yang sangat
lalu lintas melewati berbagai penghalang menentukan dalam mengembangkan sentra
seperti sungai, danau, lembah, jalan, saluran perekonomian pada kawasan ini. Ruas
irigasi, teluk, dan lain-lain. Pembangunan Tanjung – Muara Uya terletak di Kabupaten
prasarana jalan sebagai bagian yang vital dari Tabalong adalah merupakan akses penting
sistim jaringan transportasi yang ada di menuju jalan poros Trans Kalimantan menuju
Provinsi Kalimantan Selatan seiring dengan provinsi Kalimantan Timur, maka dengan
kebijakan pembangunan nasional diantaranya didesainnya jembatan Tabalong Kanan yang
adalah: terletak pada ruas ini diharapkan nantinya
a) Program Rehabilitasi dan dapat memperlancar roda transportasi lintas
Pemeliharaan Jalan dan Jembatan batas provinsi antara provinsi Kalimantan
b) Program Pembangunan Jalan dan Selatan dan provinsi Kalimantan Timur.
Jembatan Adapun gambaran jembatan
Jembatan Tabalong Kanan yang sebelumnya ini berupa jembatan yang bertipe
terletak di Desa Haruai Kecamatan Haruai girder baja dan plat lantai beton dengan
adalah salah satu Jembatan di kabupaten
panjang hampir 80 m, yang mana akan sedangkan gelagar melintang atas sebagai
dirancang kembali dengan jembatan bertipe penyalur gaya angin. Serta memperkaku
beton pretegang dengan bentang utama 60 m. struktur jembatan
c. Gelagar Memanjang
Gelagar memanjang berfungsi untuk
Tujuan
menyalurkan beban kepada gelagar
Tujuan dari perancangan untuk melintang. Gelagar memanjang
membuat rancangan ulang jembatan, menumpu pada gelagar melintang dan
berdasarkan peraturan yang berlaku dan posisinya hanya berada di bawah rangka
sesuai kondisi serta situasi daerah jembatan.
bersangkutan. d. Lantai Kendaraan
Bagian ini adalah komponen jembatan
TINJAUAN PUSTAKA yang memiliki kontak langsung dengan
Umum kendaraan. Lantai kendaraan biasanya
Menurut Asiyanto (2005), jembatan terdiri dari dua lapis perkerasan yaitu
adalah suatu bangunan yang menghubungkan perkerasan kaku dan perkerasan fleksibel.
secara fisik untuk keperluan pelayanan Selain untuk kendaraan terdapat kerb
transportasi dari tempat ujung satu keujung yaitu tempat untuk pejalan kaki.
yang lainnya yang terhalang oleh kondisi e. Sandaran ( Railling )
alam atau bangunan lain. Yang perlu Merupakan pembatas antara kendaraan
diperhatikan dalam perencanaan struktur dengan pinggiran jembatan yang
jembatan yang berfungsi paling baik berfungsi sebagai pengaman bagi
memenuhi pokok-pokok sebagai berikut: pemakai lalu lintas yang melewati
kekuatan, stabilitas struktural, kelayanan, jembatan tersebut.
keawetan, kemudahan pelaksanaan, f. Trotoir
ekonomis, dan bentuk estetika yang baik. Trotoir berfungsi untuk memberikan
Struktur suatu jembatan terdiri atas: pelayanan yang optimal kepada pejalan
bangunan atas, bangunan bawah, dan kaki baik dari segi keamanan maupun
bangunan pelengkap. Bangunan atas (upper kenyamanan .Konstruksi trotoir
structure) dapat memakai balok/girder atau direncanakan sebagai pelat beton yang
rangka baja, sandaran, pelat trotoir, pelat diletakkan pada lantai jembatan bagian
lantai kendaraan, andas (elastomer bearing), samping yang diasumsikan sebagai pelat
serta pelat injak. yang tertumpu sederhana pada pelat
jalan.
Bagian-Bagian Struktur Jembatan g. Andas (elastomer bearing)
Menurut Asiyanto (2005) Bangunan Perletakan (andas) merupakan tumpuan
atas adalah bangunan yang berada di atas perletakan atau landasan gelagar pada
bangunan bawah. Bangunan atas umumnya Abutment. Landasan ini terdiri dari
terdiri dari bagian-bagian struktur sebagai landasan roll dan landasan sendi.
berikut: Landasan sendi dipakai untuk menahan
a. Rangka Utama dan menerima beban vertikal maupun
Rangka utama adalah pemikul utama horizontal dari gelagar memanjang,
beban jembatan baik beban mati maupun sedangkan landasan roll dipakai untuk
beban bergerak (hidup). menerima beban vertikal sekaligus beban
b. Gelagar Melintang getaran
Gelagar melintang terdiri dari gelagar Pembebanan
melintang bawah dan gelagar melintang Beban dan gaya yang bekerja pada
atas. Gelagar melintang bawah berfungsi jembatan di hitung berdasarkan:
untuk memikul kemudian menyalurkan “Standar Pembebanan untuk Jembatan RSNI
gaya yang timbul akibat beban ke rangka T-02-2005”.
utama melalui gelagar memanjang.
Yang mencakup perhitungan beban 1. Beban yang disebabkan oleh
1. Aksi dan Beban Tetap aktivitas pelaksanaan itu sendiri
a. Berat sendiri dan.
Berat sendiri dari bagian bangunan 2. Aksi lingkungan yang mungkin
adalah berat dari bagian tersebut dan timbul selama waktu pelaksanaan.
elemen-elemen struktural lain yang 4. Kombinasi Beban
dipikulnya. Termasuk dalam hal ini Kombinasi beban umumnya
adalah berat bahan dan bagian jembatan didasarkan kepada beberapa kemungkinan
yang merupakan elemen struktural, tipe yang berada dari aksi yang bekerja secara
ditambah dengan elemen non stuktural bersamaan. Kombinasi beban yang digunakan
yang dianggap tetap. diambil salah satu yang paling berbahaya.
b. Beban mati tambahan Tabel Tipe Aksi Rencana dan Faktor Beban
Beban mati tambahan adalah berat Ultimit
seluruh bahan yang membentuk suatu Aksi Simbol Faktor beban ultimit
beban pada jembatan yang merupakan Berat sendiri KMS 1,3
elemen non struktural, dan besarnya Berat mati
dapat berubah selama umur jembatan. KMA 2,0
tambahan
c. Pengaruh Penyusutan dan rangkak Beban lajur
Pengaruh penyusutan dan rangkak harus KTD 1,8
"D"
diperhitungkan dalam perencanaan Beban truk "T" KTT 1,8
jembatan-jembatan beton. Pengaruh ini
Gaya rem KMS 1,8
dihitung dengan menggunakan beban
Beban pejalan
mati dari jembatan. Apabila penyusutan KTP 1,8
kaki
dan rangkak bisa mengurangi pengaruh
muatan lainnya, maka harga dari rangkak Beban angin KEW 1,2
dan penyusutan tersebut harus diambil Beban gempa KEQ 1,0
minimum (misalnya pada waktu dari Gesekan pada
KFB 1,3
beton prategang). perletakan
(Sumber: RSNI T-02-2005)
Tabel Kombinasi Beban untuk Perencanaan
2. Beban Lalu Lintas Tegangan Kerja
Beban lalu lintas untuk perencanaan Kombinasi No.
jembatan terdiri atas beban lajur “D” dan Aksi
1 2 3 4 5 6 7
beban truk “T”. Secara umum, beban “D”
akan menjadi beban penentu dalam
Aksi tetap x x x x x x x
perhitungan jembatan yang mempunyai
Beban lalu lintas x x x x - - x
bentang sedang sampai panjang, sedangkan
Pengaruh temperatur - x - x - - -
beban “T” digunakan untuk bentang pendek
Arus/hanyutan/hidro x x x x x - -
dan lantai kendaraan.
Beban angin - - x x - - -
a. Beban lajur “D”
Pengaruh gempa - - - - x - -
b. Beban Truk “T”
Beban tumbukan - - - - - - x
3. Aksi-aksi Lainnya
Beban pelaksanaan - - - - - x -
Beban aksi lainnya terdiri dari
beberapa aksi antara lain:
Tegangan berlebihan
a. Gesekan pada perletakkan 2 2 5 3
yang diperbolehkan 0 40 50
b. Pengaruh getaran 5 5 0 0
𝑟𝑜𝑠 (%)
c. Beban pelaksanaan
Beban pelaksanaan terdiri dari: (Sumber: RSNI T-02-2005)
= 0,5·321,42·0,1·0,7 d = tp - ds - ½D
= 11,24 kNm
= 550 - 40 - ½(13)
Momen total yang terjadi akibat beban mati
dan beban hidup untuk dua roda adalah: = 503 mm
𝑀𝑙 = 𝑀𝑙1 + 𝑀𝑙2 =15,579 + 40,611 - 11,24 𝑀𝑢
Momen ultimit rencana (Mn) = ϕ
= 44,95 kNm
54,032
𝑀𝑡 = 𝑀𝑡1 + 𝑀𝑡2 =24,234 + 40,611 - 11,24 = 0,8
= 0,75 [β1
0,85 ∙ 𝑓`c 600
(600+𝑓 )] Cek jarak antar tulangans = 80 < 3tp = 1350
𝑓y y mm... Ok
0,85 ∙ 50 600
= 0,75 [0,7071 (600+390)] Penulangan susut
390
0,025.𝑏.ℎ
= 0,03502 Assusut = atau
100