Anda di halaman 1dari 23

TUGAS PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK

“Resume Buku “Pembangkit Energi Listrik”

Penulis Dr. Suyitno M., M.Pd.”

Dosen Pengampu : Imam Arif R. MT

Disusun oleh :

Anita Hardiana

5115131424

Tanggal Pengumpulan : Senin, 1 Juni 2015

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Jakarta

2015
BAB 1
SUMBER DAYA ENERGI

Pengaruh sang surya sangat besar, prinsipnya hal ini tidak mengherankan, karena
tanpa sang surya tidak mungkin ada kehidupan di atas permukaan bumi ini. Semua bentuk
energi primer dapat diproses menjadi energi listrik. Energi surya bukan hanya terdiri atas
pancaran matahari langsung ke bumi, melainkan juga meliputi efek-efek matahari tidak
langsung, seperti tenaga angin, tenaga air, panas laut, dan bahkan termasuk biomassa yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Inti sang surya yang merupakan suatu tungku
termonuklir bersuhu 100 juta derajat selsius setiap detik mengonversi 5 tonne materi menjadi
energi yang dipancarkan ke angkasa luas sebanyak 6,41 x 107 W/m2. Radius surya yang
memasuki atmosfer diperkirakan sebesar 1,2 KW/m2. Maka jumlah energi yang diserap oleh
bumi adalah 47% atau dibulatkan lebih kurang 560 W/m2. Jika angka perkiraan itu benar
untuk Indonesia, yang mempunyai luas wilayah daratan sebesar 2 juta km2, dengan
memisahkan suatu efisiensi dari hanya 10% , daya berasal dari radius surya secara potensial
tersedia adalah 1,12 x 108 MW.
Menurut Purwadarminta, energi adalah tenaga atau gaya untuk berbuat sesuatu. Jenis-
jenis energi komersial yang banyak dipergunakan adalah gas bumi, energi nuklir, tenaga
listrik, dan sebagainya. Tenaga listrik mempunyai tempat tersendiri karena merupakan energi
sekunder, sedangkan bentuk-bentuk energi lainnya pada umumnya ialah energi primer.

Pemakaian Energi di Dunia

1960 1970 1980 1990


Sumber Energi
JBMEH % JBMEH % JBMEH % JBMEH %
Batu Bara 29,0 45,7 31,5 30,3 36,0 26,4 48,5 28,0
Minyak Bumi 22,0 34,6 47,5 45,7 63,5 46,5 65,0 37,6
Gas Bumi 8,0 12,6 17,3 17,3 25,0 18,3 36,0 20,8
Tenaga Air 4,5 7,1 6,5 6,3 8,5 6,2 12,0 6,9
Nulir - - 0,5 0,4 3,5 2,6 10,5 6,1
Surya, panas
- - - - - - 1,0 0,6
bumi
Jumlah 63,5 100 103,3 100 136,5 100 173,0 100
Pemakaian energi dunia tahun 1960-1980 dan estimasi untuk tahun 1990
Catatan : JBMEH = Juta Barel Minyak Ekuivalen per hari.
Sumber : Shell, London; Energi in Profile, Desember 1980.

Konsumsi energi total Indonesia

Energi Komersial Kayu dan Limbah Jumlah


Tahun
Juta TBE % Juta TBE % Juta TBE
1969 9,38 33,1 18,93 66,9 28,31
1970 9,84 31,9 21,02 68,1 300,86
1971 11,10 32,1 23,51 67,9 34,61
1972 12,02 31,5 26,13 68,5 38,15
1973 14,30 33,7 28,12 66,3 42,42
1974 15,80 33,3 31,60 66,7 47,40
1975 18,10 34,7 34,06 65,3 52,16
1976 20,32 35,4 37,08 64,6 57,40
1977 24,34 37,8 40,09 62,2 64,43
1978 29,42 40,4 43,33 59,6 72,75
Catatan : TBE = Tonne Batu Bara Ekuivalen.

BAB 2

KONSERVASI ENERGI

A. Pendahuluan
Landasan pemikiran pada konservasi energi adalah pemanfaatan sumber-sumber daya
energi dengan daya guna yang lebih tinggi dengan mempergunakan cara-cara yang
mempunyai kelayakan teknis, dan dapat diterima oleh masyarakat. Istilah konservasi energi
dalam kaitan itu merupakan semua langkah yang diambil ke arah menurunkan berbagai
kehilangan energi pada semua tarif pengeolaan, dari eksploitasi, pengangkutan, pemrosesan,
sampai pemanfaatan. Hemat energi merupakan bagian dari konservasi.
B. Bidang-bidang Konservasi
Sebagai kecenderungan jangka panjang pada umumnya pertumbuhan ekonomi dikaitkan
dengan pertumbuhan pemakaian energi. Salah satu sebab perkembangan itu adalah
peningkatan harga minyak yang tajam dan juga karena program-program konservasi yang
banyak negara jalankan.
Peranan pemerintah dalam mengambil langkah-langkah menghemat pemakaian energi :
a. Memengaruhi sifat konsumsi dengan berbagai pengaturan.
b. Memberikan insentif kepada berbagai pengembangan teknologi yang dapat menghemat
energi.
c. Menggantikan pemakaian jenis-jenis energi dengan yang lebih tepat.
d. Memberi disinsentif terhadap pembuatan barang-barang yang padat energi.
e. Memberi insentif kepada daur ulang barang padat energi.
f. Memberi subsidi kepada penelitian.
Peranan instalasi penyulingan minyak dalam mengambil langkah-langkah menghemat
pemakaian energi :

a. Integrasi yang lebih baik dari panas yang diperlukan.


b. Memperoleh optimasi dari pembangkit tenaga listrik dan uap.
c. Menggunakan katalisator yang lebih baik.
d. Menggunakan sistem yang memanfaatkan panas cerobong.
e. Menilai kembali semua isolasi panas.
f. Melakukan optimasi bagan waktu produksi.
g. Pengendalian pembakaran yang lebih baik.
h. Memberikan perhatian kepada faktor-faktor sosial dan manusia.
Bagi pihak industri, pemerintah dapat membantu dengan menyediakan kantor konsultan
energi yang secara teratur mengunjungi industri dan menyusun laporan yang berisi saran-
saran untuk menghemat pemakaian energi dalam proses yang dipakai industri tersebut.
Dalam bidang pengangkutan, langkah-langkah dalam bidang konservasi :
a. Mewajibkan pabrik mobil untuk membuat mesi mobil dengan besar tertentu, pembatasan
kecepatan, peningkatan pajak untuk bahan bakar, dan peningkatan pajak untuk kendaraan
besar.
b. Pengaturan lalu-lintas secara khusus dibagian-bagian padat perkotaan
Bangunan-bangunan besar seperti kantor, hotel,pertokoan, dan terminal lapangan
penerbangan memberikan banyak kemungkinan penghematan energi. Pemeliharaan yang
lebih baik atas instalasi pemanasan dan pendinginan akan banyak membantu juga. Hal
lainnya pengaturan pemakaian penerangan listrik.
Rumah tangga juga dapat melakukan penghematan energi seperti penggunaan pendingin
ruangan, penerangan listrik, dan alat-alat listrik lainnya seperti kompor listrik, mesin cuci
pakaian, pemanas air, mesin cuci piring, dsb.
C. Sumber Pencemaran
1. Minyak dan gas bumi, meliputi :
a. Pada saat ledakan sumur dapat terjadi kebocoran
b. Pengangkutan minyak dengan kapal tangki, diwaspai terjadi kebocoran.
c. Instalasi penyulingan juga mempunyai risiko kebakaran yang besar, pencemaran udara
termasuk pengotoran misalnya oleh dioksida, sulfur, sulfida hidrogen, oksida nitrogen oksida
karbon, dan hidrokarbon.
2. Batu bara, meliputi :
Kegiatan penambangan, pengangkutan, penyimpanan, dan pemakaian.
3. Panas bumi
4. Energi nuklir
D. Pemcemaran Udara
Bahan-bahan yang mencemarkan terutama diosida belerang dan oksida nitrogen.
E. Kebijaksanaan Energi
Kebijaksanaan energi merupakan suatu upaya untuk mengkoordinasikan pengembangan
berbagai industri energi. Dilihat dari segi ekonomi, kebijaksanaan itu harus dapat menjawab
pertanyaan :
1. Bagaimanakah membagi pasaran antara jenis-jenis energi?
2. Bagaimanakah merumuskan hubungan antara harga berbagai bahan bakar?
3. Bagaimanakah memperhitungkan faktor-faktor lingkungan hidup di dalam berbagai
kebijaksanaan?
4. Instrumen-instrumen apa yang dapat dipakai dalam melaksanakan langkah-langkah suatu
kebijaksanaan energi?
Kebijaksanaan energi di Indonesia, Jakarta 1 April 1984 mempunyai tujuan :
1. Menjamin penyediaan di dalam negeri secara terus-menerus dalam jumlah dan mutu yang
sesuai dengan kebutuhan dan harga dapat dijangkau oleh masyarakat.
2. Mengusahakan agar minyak bumi, gas bumi, dan sumber energi lainnya dapat tersedia untuk
ekspor.
3. Bahan bakar minyak yang didunakan sehemat-hematnya.
4. Menggunakan sumber-sumber energi lainnya yang terbarukan.
5. Pelestarian lingkungan
6. Intensifikasi, yaitu meningkatkan survei dan eksplorasi sumber energi.
7. Diversifikasi, yaitu usaha secara strategis mengurangi ketergantungan pada minyak bumi.
8. Kionservasi, yaitu berbagai usaha untuk menggunakan energi dengan leboih efisien.
9. Indeksasi, yaitu menentukan sektor kegiatan jenis energi mana yang paling tepat untuk
digunakan.

BAB 3

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR


A. Pendahuluan
Air merupakan sumber energi yang relatif mudah di dapat karena pada air tersimpan
energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir). Pemanfaatan energi
air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan
adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai.
B. Dasar Teori
Pembangkit listrik adalah suatu rangkaian alat atau mesin yang mengubah energi
mekanikal untuk menghasilkan energi listrik, biasanya rangkaian alat itu terdiri dari turbin
dan generator listrik. Fungsi dari turbin adalah untuk memutar rotor dari generator listrik,
sehingga dari putaran rotor itu dihasilkan energi listrik. Listrik yang dihasilkan dinaikkan
dulu voltasenya menjadi 150 KV s/d 500 KV melalui Trafo Step Up. Penaikan tegangan ini
berfungsi untuk mengurangi kerugian akibat hambatan pada kawat penghantar dalam proses
transmisi. Dengan tegangan yang ekstra tinggi maka arus yang mengalir pada kawat
penghantar menjadi kecil.
Tegangan yang sudah dinaikkan kemudian ditransmisikan melalui jaringan SUTET ke
GI, untuk diturunkan voltasenya menjadi tegangan menengah 20 KV, kemudian disalurkan
melalui jaringan tegangan menengah ke trafo-trafo distribusi. Di trafo-tafo distribusi
voltasenya diturunkan menjadi 220 volt, lalu disalurkan melalui jaringan saluran rendah ke
pelanggan listrik.
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah motor yang dihubungkan ke turbin
yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air.
C. Prinsip Kerja
PLTA bekerja dengan cara mengubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi
energi mekanik (dengan bantuan turbin air) menjadi energi listrik (dengan bantuan
generator).
Komponen-komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator, dan transmisi. Dam
berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar. Selain itu untuk pengendali banjir. Ada
juga intake (pintu air untuk masuknya aliran air menuju ke turbin melalui penstock (saluran
pipa air yang menuju ke turbin). Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi
energi mekanik. Air akan memukul sudu-sudu dari turbin sehingga turbin berputar.
Perputaran turbin ini dihubungkan ke generator (mesin penghasil listrik) dengan bantuan
poros. Biasanya turbin yang dipakai adalah turbin francis dengan berat 172 ton dan kecepatan
putaran 90 rpm. Kecepatan gerakan turbin dipengatuhi oleh besar tekanan aliran air. aliran air
tersebut bergantung pada debit air dan konstruksi (diameter, tinggi, sudut saluran pintu masuk
air).
D. Jenis-jenis PLTA
1. Klasifikasi berdasarkan tujuan
Proyek tenaga listrik, suplai air, irigasi, kontol banjir dan lain sebagainya.
2. Klasifikasi berdasarkan keadaan hidraulis
1) Pembangkit listrik tenaga air konvensional.
2) Pembangkit listrik dengan pemompaan kembali air ke kolam penampungan.
3) Pembangkit listrik tenaga air pasang surut.
4) Pembangkit listrik tenaga air yang ditekan.
3. Klasifikasi dasar sistem pengoperasian
Pengoperasian itu bekerja dalam hubungan penyediaan tenaga listrik oleh penyedia tenaga
listrik dengan permintaan.
4. Klasifikasi dasar lokasi kolam penyimpanan dan pengatur
5. Klasifikasi dasar mengenai lokasi dan topografi.
Biasanya pembangkit listrik di daerah pegunungan bangunan utamanya berupa bendungan,
sedang pembangkit listrik di daerah yang datar bangunan utamanya berupa tanggul.
6. Klasifikasi dasar tentang kapasitas PLTA
- Pembangkit listrik yang terkecil < 5 MW.
- Pembangkit listrik kapasitas menengah 5 – 100 MW.
- Pembangkit listrik kapasitas tinggi 101-1000 MW.
- Pembangkit listrik kapasitas tertinggi di atas 1000 MW.
7. Klasifikasi dasar mengenai ketinggian tekanan air
- PLTA dengan tekanan air rendah kurang dari 15 m.
- PLTA dengan tekanan air menengah berkisar 15-70 m.
- PLTA dengan tekanan air tinggi berkisar 71-250 m.
- PLTA dengan tekanan air yang sangat tinggi di atas 250 m.
8. Klasifikasi berdasarkan bangunan/konstruksi utama
- Pembangkit listrik pada aliran sungai.
- Pembangkit listrik dengan bendungan yang terletak di bawah.
- Pembangkit listrik dengan pengaliha terusan.
- Pembangkit listrik dengan pengalihan ketinggian.
E. Konstruksi PLTA
1. Bangunan Sipil (PLTA run off river dan PLTA dengan kolam tando(reservoir))
2. Bendungan (sebuah kolam penampung air untuk menyediakan air dan menaikkan ketinggian
tekanan air yang merupakan potensi dari air sungai).
3. Pelimpah (bagian dari bendungan dimana debit aliran banjir mengalir ke bagian hilir disebut
pelimpah)
4. Pengangkut Air (berupa pipa-pipa yang mengalirkan air dari kolam utama menuju ke turbin).
5. Peralatan Listrik dan Mekanik
Listrik :
a. Dinamo/generator
b. Pengatur voltase dan eksitor
c. Transformator
d. Alat penghubung dan pembagi (switchgear)
e. Peralatan kamar kontrol termasuk papan penunjuk
Mekanik :
a. Elevator, bantalan, kopling, dsb untuk generator
b. Aliran oli dan pompanya.
c. Kompresor dan saluran udara
d. Peralatan rem
e. Ventilasi dan sistem pendingin udara
f. Kran pengangkat dan peralatan dongkrak lainnya.
F. Macam-macam Turbin Air
1. Turbin Kaplan, digunakan untuk tinggi terjun yang rendah, yaitu di bawah 20 meter.
2. Turbin Francis, digunakan untuk tinggi terjun yang sendang, yaitu 20-400 meter.
3. Turbin Pelton, digunakan untuk tinggi terjun yang tinggi, yaitu di atas 300 meter.
G. Operasi dan Pemeliharaan PLTA
Masalah yang timbul pada proses konversi:
a. Penyediaan energi primer, pada PLTA, diperlukan daerah konservasi hutan pada daerah
aliran sungai (DAS), agar tidak terjadi banjir.
b. Penyediaan air untuk keperluan pendingin
c. Masalah limbah
d. Masalah kebisingan
e. Operasi. Operasi PLTA sebagian besar 24 jam
f. Pemeliharaan
Bagian-bagian yang memerlukan pemeliharaan terutama adalah :
1. Bagian-bagian yang bergeser, seperti : bantalan, cincin pengisap (piston ring), dan engsel-
engsel.
2. Bagian-bagian yang mempertemukan zat-zat dengan suhu yang berbeda, seperti : penukar
panas (heat ex-changer) crane ketel uap.
3. Kontak-kontak listrik dalam sakelar serta klem-klem penyambung listrik.
H. Perkembangan dan Prospek
Masalah utama yang timbul pada operasi PLTA adalah timbulnya kavitasi pada turbin
air. kavitasi adalah peristiwa terjadinya letusan kecil dari gelembung uap air yang
sebelumnya terbentuk di daerah aliran yang tekanannya lebih rendah daripada tekanan uap air
di tempat tersebut. Kemudian gelembung uap air ini akan memicut secara cepat meletus
ketika uap air ini melewati daerah aliran yang tekanannya lebih besar daripada tekanan uap
air tersebut.
I. Kelebihan dan kekurangan PLTA
Kelebihan :
a. Bahan bakar untuk PLTA adalah batu bara putih yang sama sekali tidak habis terpakai
ataupun habis. PLTA tidak menghadapi masalah pembuangan limbah, karena PLTA tidak
menghasilkan limbah.
b. Biaya pengoperasian dan pemeliharaan PLTA sangat rendah.
c. Turbin-turbin pada PLTA bisa diopersikan ataupun dihentikan setiap saat.
d. PLTA cukup sederhana untuk dimengerti dan dioperasikan.
e. Peluang bisa dioperasikan selama 50 tahun.
f. PLTA dimanfaatkan sebagai cadangan yang bisa diandalkan pada sistem kelistrikan.
g. Menghasilkan efisiensi yang sangat tinggi dapat mencapai 85%.
h. Pengendali banjir
i. Ramah lingkungan
j. Biaya operasi rendah
k. Tidak membutuhkan bahan bakar.
Kekurangan :
a. PLTA merupakan proyek padat modal, namun laju pengembalian modal proyek PLTA adalah
rendah.
b. Masa persiapan PLTA memakan waktu yang cukup lama.
c. PLTA bergantung pada aliran sungai secara alamiah.
d. Hasil produksi tidak stabil.
e. Membutuhkan tempat yang besar untuk pembangunan.

BAB 4
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS
A. Pendahuluan
PLTG merupakan salah satu jenis pembangkit listrik di Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan listrik. komponen utama PLTG adalah kompresor, ruang bakar, turbin gas dan
generator. Salah satu parameter yang menunjukan prestasi kerja PLTG adalah efisiensi.
B. Cogeneration
Cogeneration adalah teknologi untuk meningkatkan efisiensi pembangkit. Alat untuk
mengoptimalkan bahan bakar pada pembangkit konvensional. Peningkatan efisiensi itu
terjadi pada pembangkit yang menggunakan bahan bakar gas. Hal ini karena adanya
kombinasi antara panas dan daya listrik. Berdasarkan sumber panasnya cogeneration dibagi
menjadi dua, yaitu :
1. Cogeneration Siklus Topping
Terjadi bila bahan bakar dipakai langsung untuk memproduksi energi listrik,
kemudian gas panasnya digunakan untuk panas/uap proses. Jadi, energi listriknya terlebih
dahulu diproduksi baru kemudian panas buangnya dimanfaatkan. Sehingga energi termalnya
bisa digunakan untuk kebutuhan industri seperti untuk pemanas dan pendingin ruangan serta
untuk pemrosesan.
2. Cogeneration Siklus Bottoming
Siklus ini adalah pemanfaatan gas buang melalui heat recovery sehingga
menghasilkan panas/uap proses. Panas/uap proses itu selanjutnya digunakan untuk
menggerakan turbin uap sehingga dihasilkan energi listrik.

Macam-macam cogeneration :
1. Cogeneration dengan konversi energi pada existing plant pembakaran
Menggunakan turbin back pressure (output listrik dan panas tetap), sehingga polusi melalui
cerobong.
2. Cogeneration dengan turbin gas
Menggunakan gas sebagai bahan bakar.
3. Cogeneration dengan gas engine
Menghasilkan uap bertekanan lebih rendah dan efisien lebih tinggi dibanding dengan gas
turbin dan combine cycle (terdiri dari turbin gas dan turbin uap).
C. Prinsip Kerja PLTG
Mula-mula udara dimasukkan dalam kompresor dengan cara dihisap melalui air
filter/penyaringan udara. Pada kompresor, tekanan udara dinaikan menjadi 10 sampai 14
kalinya, lalu dialirkan ke ruang bakar untuk dibakar bersama bahan bakar. Disini,
penggunaan bahan bakar menentukan apakah bisa langsung dibakar dengan udara atau tidak.
Di dalam ruang bakar disemprotkan bahan bakar melalui penyalaan awal 2 atau 3 ignition.
Peralatan pendukung yang diperlukan :
A. Air intake, berfungsi menyuplai udara bersih ke dalam kompresor.
B. Blow off valve, berfungsi mengurangi besarnya aliran udara yang masuk ke dalam kompresor.
C. Variable Inlet Guide Fan (VIGV), berfungsi untuk mengatur jumlah volume udara yang akan
dikompresikan sesuai kebutuhan.
D. Ignitor, berfungsi penyalaan awal atau star up. Campuran bahan bakar dengan udara dapat
menyala oleh percikan bunga api dari ignitor .
E. Lube Oil System, berfungsi memberikan pelumasan dan juga pendinginan bearing-bearing
seperti bearing turbin, kompresor, dan generator.
F. Rotor Bearing System, rotor bearing beroperasi pada saat unit stand by dan unit shutdown.
Apabila Rotor Bearing System bermaslah, rotor akan bengkok dan saat start up akan timbul
vibrasi yang tinggi dan dapat menyebabakan gas turbin trip.
G. Exhaust fan oil vapour, berfungsi membuang gas-gas yang tidak terpakai. Misal yang dibawa
oleh minyak pelumas. Fungsi lain adalah membuat vacum di lube oil tank agar proses minyak
kembali lebih cepat dan untuk menjaga kerapatan minyak pelumas di bearing-bearing,
sehingga tidak terjadi kebocoran minyak.
H. Power Oil System, berfungsi menyuplai minyak pelumas ke hydraulik piston untuk
menggerakan VIGV kontrol-kontrol valve.
BAB 5

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP


A. Pendahuluan
PLTU merupakan suatu sistem pembangkit tenaga listrik yang mengonversikan energi
kimia menjadi energi listrik dengan menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya, yaitu
dengan memanfaatkan energi kinetik uap untuk menggerakan turbin.
B. Prinsip Kerja PLTU
1. Proses Siklus Air-Uap-Air
Air laut dipompa oleh CWP (Circulating Water Pump) yang sebagian besar
dipakai untuk media pendingin di Condenser dan sebagian lagi dijadikan air suling di
Desalination Evaporator. Setelah air menjadi tawar, kemudian dipompa oleh Distillate Pump
untuk kemudian dimasukan ke dalam Make Up Water Tank yang kemudian dipompa lagi
masuk ke dalam sistem pemurnian air (Demineralizer) dan selanjutnya dimasukkan ke dalam
Condenser dan berfungsi sebagai air penambah bersatu dengan air kondensat.
Air kondensat yang kondisinya sudah memenuhi persyaratan Boiler dipompa
lagi dengan menggunakan pompa kondensat, kemudian masuk ke dalam 2 buah pemanas
Low Pressure Heater dan mengalir ke Daerator. Untuk mengeluarkan atau membebaskan
unsur oksigen yang terkandung dalam air. selanjutnya air tersebut dipompa lagi dengan
bantuan Boiler Feed Pump dipanaskan lagi didalam 2 buah High Pressure Heater untuk
diteruskan ke dalam boiler yang terlebih dahulu dipanaskan lagi dengan Economizer baru
kemudian masuk ke dalam steam drum. Proses pemanasan di ruang bakar menghasilkan uap
jenuh dalam steam drum. Guna mendapatkan uap yang kering dipanaskan lagi oleh
Superheater untuk kemudian dialirkan dan memutar turbin uap. Uap setelah memutar sudu
yang keluar dari turbin diembunkan dalam condenser dengan bantuan pendinginan air laut,
kemudian air kondensat di tampung di hot well.
2. Sistem Bahan Bakar
Bahan bakar mesin residu/MFO dialirkan dari kapal/tongkang ke dalam
Pumping House untuk dimasukkan ke dalam Fuel Oil Tank. Dari sini dipompa lagi dengan
Fuel Oil Pump selanjutnya masuk ke dalam Fuel Oil Heater untuk dikabutkan di dalam
Burner sebagai alat proses pembakaran bahan bakar dalam boiler.
3. Sistem Udara Pembakaran
Udara di luar dihisap oleh FDF (Forced Draft Fan) yang kemudian dialirkan
ke dalam pemanas udara (Air Heater) dengan memakai gas bekas sisa pembakaran bahan
bakar di dalam Boiler sebelum dibuang ke udara luar melalui cerobong/stack.
4. Sistem Penyaluran Tenaga Listrik
Perputaran generator akan menghasilkan energi listrik yang oleh
penguat/exciter tegangan mencapai 11,5 KV, kemudian oleh trafo utama/Main Transformator
tegangan dinaikkan menjadi 150 KV. Energi listrik itu lalu dibagi melaui Switch Yard/gardu
induk untuk kemudian dikirim melalui transmisi tegangan tinggi. Kemudian, tenaga listrik itu
dialirkan GI nmenuju konsumen tegangan 220 volt setelah beberapa kali proses penurunan
oleh trafo step down.
C. Peralatan-peralatan pada PLTU
1. Sistem Air Penambah
Tangki karbon aktif filter, tangki cation filter, tangki degasifier, tangki Anion, mixed bad,
tangki NAOH dan HCL.
2. Sistem Air Pendingin
Stop blok, saringan net, bar screen, travelling screen, screen wash pump, circulating water
pump(CWP).
3. Sistem Air Penguji
Condensate strage tank, kondensator, hotwell, condensate pump, LP Heater, daerator, boiled
feed pump(BFP), HP Heater, boiler, superheater dan De-superheater.
4. Sistem Pembakaran
Force Draft Fan (FDF), steam air preheater, air heater, wind box dan cerobong.
D. Sistem Eksitasi
1. Brush Excitation : untuk mengalirkan arus ekstasi dari main exciter ke rotor generator
menggunakan slip ring dan sikat arang. Demikian juga penyaluran arus yang berasal dari
pilot exciter.
2. Brushless Excitation : untuk mengalirkan arus ekstasi dari main exciter ke rotor generator
tidak menggunakan slip ring dan sikat arang. Demikian juga penyaluran arus yang berasal
dari pilot exciter.
Fungsi sistem ekstasi pada generator, mengatur aliran arus searah pada kumparan
rotor sehingga tegangan generator mencapai nilai yang diharapkan.
Sistem ekstasi dilihat dari ;
a. Konstruksi : statis, berputar,
b. Tegangan : searah, bolak balik dengan penyearah.
c. Ilmu listrik : penguatan sendiri, penguatan terpisah.
Keuntungan sistem ekstasi
1. Energi yang diperlukan dari poros utama sehingga keandalannya tinggi.\
2. Biaya perawtan berkurang. Karena sistem ekstasi tanpa sikat tidak terdapat sikat, komutator,
dan slip ring.
3. Tidak terjadi kerusakan isolasi
4. Mengurangi kerusakan akibat udara buruk sebab semua peralatan pada ruang tertutup.
5. Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat.
6. Pemutus medan generator.
7. Biaya pondasi berkurang.
E. Sistem Pengaman
Pengaman putaran lebih, pengaman hampa rendah, pengaman tekanan pelumas
bantalan rendah, pengaman bantalan axial arus, tombol (magnet penarik), pengaman dengan
tangan, pengaman tekanan uap bebas, katup trip dari katup pengatur (emergency trip relay).
F. Governor
1. Untuk menjaga agar putaran turbin selalu konstan.
2. Mengatur beban generator dengan cara mengatur pembuka GV.
3. Mengontrol putaran turbin pada saat initial run dan sinkron.
4. Mengatur beban yang dibangkitkan sesuai apa yang dibutuhkan dengan adanya perubahan
frekuensi.

Tiga jenis penggerak governor, yaitu : mekanik, hidrolik, dan elektrik.

BAB 6

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP


A. Pendahuluan
PLTGU merupakan salah satu jenis pembangkit listrik di Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan listrik. PLTGU adalah pembangkit listrik tenaga gas dan uap.
B. Prinsip Kerja PLTGU
Pada PLTGU UBP Priok terdapat dua macam siklus, yaitu :
1. Open cycle, dimana gas buang dari turbin gas langsung dibuang dan tidak dimanfaatkan
2. Combined cycle, dimana gas buang dimanfaatkan untuk memanaskan air menjadi uap jenuh
pada PLTU
Pada PLTGU ada dua jenis proses atau siklus, yaitu :
1. Siklus Brayton
Pembakaran, pembuangan gas, dan kompresi dilakukan secara terus menerus pada PLTGU
proses pengambilan udara dilakukan oleh kompresor. Udara yang masuk bertekanan 1 bar
dikompresi oleh kompresor sehingga udara yang keluar dari kompresor memiliki tekanan 12
bar.
Setelah terjadi proses pencampuran bahan bakar dan udara pada combustion chamber. Hasil
pada pembakaran combustion chamber berupa gas panas 1070 derajat selsius yang
digunakan sebagai prime mover turbin yang akan menggerakkan generator (turbin gas).
a. Proses 1 – 2 : terjadinya proses kompresi isentropis, yaityu tekanan udara yang masuk di
dalam kompresor akan dinaikkan tekanannya oleh kompresor menjadi 12 bar untuk
selanjutnya akan masuk dalam combustion chamber.
b. Proses 2 – 3 : terjadi proses pembakaran, berlangsung pada tekanan tetap, energi kalor yang
diperoleh dari pembakaran bahan bakar dimasukan,
c. Proses 3 – 4 : terjadi proses ekspansi isentropis yang menghasilkan kerja pada poros turbin.
d. Proses 4 – 1 : pembuangan gas bekas proses ekspansi yang terjadi dalam turbin gas akan
dikeluarkan oleh exhaust turbin gas dengan temperatur gas buang sekitar 560 derajat selsius.
Sampai kalor yang masih ada terbuang.
2. Siklus rankine
Gas hasil buangan dari turbin gas akan dimanfaatkan oleh HRSG untuk memanaskan air yang
akhirnya akan menghasilkan uap yang akan memutar sudu turbin, maka akan terbentuk siklus
rankine.
C. Komponen-komponen Utama PLTGU
1. Bahan bakar
2. Saringan udara
3. Gas turbin
a. Compressor, berfungsi untuk menaikkan tekanan udara yang diambil dari udara luar. Udara
tekanan tinggi ini digunakan untuik pembakaran pada ruang bakar dan juga untuk proses
pendinginan.
b. Combustor, tempat terjadinya pembakaran antaa udara bertekanan tinggi dari kompressor
dengan bahan bakar.
c. Gas turbin, mengubah energi potensial dari gas menjadi energi mekanik untuk memutar
generator.
d. Generator, mengubah putaran poros menjadi energi listrik.
4. HRSG
Gas buang dari PLTG digunakan HRSG untuk mengubah air menjadi uap air
- LP & HP Drum
- LP & HP Economizer, berfungsi memanaskan air sebelum masuk HRSG dengan suhu lebih
130 derajat selsius.
- LP & HP Evaporator, berfungsi untuk mengubah fase air menjadi uap dengan suhu lebih
160 derajat selsius.
- HP Superheater, berfungsi sebagai pemanas uap air dari Evaporator menjadi uap yang
bertekanan tinggi agar tidak terjadi pengembunan pada saat ekspansi pada turbin uap.
- Flap Damper, mengalihkan flow gas.
5. Steam turbin, sebagai penukar kalor.
6. BOP (balance of plant)
a. Water intake, sebagai pendingin dalam kompresor.
b. Chlorination plant, mencegah bintang laut, mengontrol bau, dan mencegah pengontrolan.
c. Desalination, mengolah air laut yang mempunyai conductivity di atas 50.000 mmhos/cm
menjadi air tawar dengan conductivity 10.000 mmhos/cm.
d. Water treatment, menyediakan air murni untuk kebutuhan steam turbin.
e. Waste water treatment, sistem pengolahan limbah cair hasil produksi PLTGU sehingga layak
dikembalikan ke laut.
D. Keuntungan PLTGU
1. Dapat menambahkan daya listrik dan dapat menghemat biaya bahan bakar.
2. Waktu konstruksi yang cepat sehingga bila ada lonjakan permintaan tenaga listrik yang harus
dipenuhi dalam waktu singkat dan dapat dibangun PLTGU secara bertahap.
3. PLTGU dapat dioperasikan sebagai pembangkit untuk beban puncak meupun untuk beban
dasar.
BAB 7
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL
A. Skema Peralatan PLTD
1. Mesin diesel, sebagai penggerak utama.
2. Generator, sebagai penghasil listrik.
3. Exiter, sebagai penguat.
4. Transformator, sebagai trafo daya dan menaikkan tegangan.
5. Switch yard, sebagai pembagi daya kejurusan beban yang dipikul unit PLTD.
6. Lokasi kontrol, berupa panel kontrol unit.
7. Ruang kontrol, yaitu panel kontrol unit yang terdapat pada ruangan tersendiri.
8. Alat ukur : amperemeter, voltmeter, Kw meter, kwh meter, frequensi meter, KVA meter,
KVAr meter, cos q meter, dsb.
9. Alat sinkronisasi : double volt meter, double frequensi meter, sudut phare meter, lampu
sinkronisasi.
10. Alat kontrol/proteksi :
- Lampu kerja normal, lampu alarm.
- Sinyal trip
- Tulisan-tulisan normal, alarm, trip.
B. Masalah Pengoperasian Pada Mesin Diesel
Masalah pengoprasian pada mesin disel PLTD, sangat tergantung pada kondisi
peralatan utama dan peralatan bantu (ontiliaries) mesin disel tersebut. Teknik disel dibidang
pemeliharaan, kita terfokus pada bagaimana caranya menjaga tekanan kompresi sebaik
mungkin sesuai dengan ketentuan buku petunjuk mesin, yang merupakan salah satu syarat
penting agar dapat terjadi pembakaran sempurna terutama pada daya/ beban nominal mesin.
Mesin disel dikenal sebutan motor pembakaran kompreso (Compression Ignition Engine)
dimana bahan bakar terbakar sendiri akibat kompresi yang tinggi. Bahan bakar yang masuk
dalam ruang bakar dikabutkan oleh pengabut (Injektor) dengan tekanan yang tinggi sesuai
dengan intruksi manusal dari mesin yang bersangkutan.
Berdasarkan proses kerjanya, mesin disel dibagi dua macam, yaitu :
a. Mesin disel 2(dua) langkah
b. Mesin disel 4(empat) langkah
Penyalaan bahan bakar dibagi menjadi dua macam penyalaan bahan bakar
a. Penyalaan langsung (direct injection)
b. Penyalaan tidak langsung (Indirect injection)
C. Prinsip Kerja Mesin Diesel 4 langkah
Dari jumlah pemakaian mesin disel yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik
mulai daya kecil hingga daya besar pada umumnya menggunakan jenis mesin disel 4
langkah. Sehingga dalam pembahasan materi pelajaran mengenai mesin disel lebih
diperdalam pada mesin 4 langkah. Prinsip kerja mesin disel 4 lnagkah adalah proses kerja
mesin untuk menghasilkan 1 (satu) kali pembakaran (kerja/Usaha) tlak bergerak 4 (empat)
kali. Gerakan torak dalam mesin dinamakan langkah torak yang mempunyai titik minimum
dan titik maksimum dari gerakan torak tersbut, secara umum disebut titik mati bawah (TMB)
dan Titik Mati Atas (TMA). Gerakan torak yang menghaislkan kerja atau usaha berlangsung
secara berurutan dan terus menerus maka kegiatan untuk menghasilkan Kerja/Usaha disebut
silkus. Kemudiab torak mempunyai gerakan lurus diubah menjadi gerakan putar dengan
menggunakan pros engkol dari penjelasan diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1(satu) siklus kerja mesin disel 4 langkah mempunyai 4 kali gerakan torak dari TMB – TMA
maupun TMA – TMB disesuaikan dengan kondisi kerja katup.
Urutan 4 (empat) langkah torak yang membentuk 1 (satu) siklus adalah :
1. Langkah Pengisian (langkah Isap)
2. Langkah Kompresi (langkah Pemampaatan/Kompresi)
3. Langkah Kerja (Langkah Usaha)
4. Langkah Pembuangan (Langkah Buang)

Putaran Poros Engkol p[ada satu Siklus


- Langkah pengisian poros engkol berputar 180
Langkah kompresi poros engkol berputar 180
Langkah usaha poros engkol berputar 180
Langkah pembuangan poros engkol berputar 180

1 (Satu) siklus kerja mesin 4 langkah :


- Poros engkol berputar 720
- Poros engkol berputar 2(dua) kali
- Pembakaran berlangsung 1(satu) kali
- Katup isap membuka 1 (satu) kali
- Katup buang membuka 1 (satu) kali
D. Tahapan Pembakaran
Untuk berlangsungnya proses pembakaran dalam mesin disel diperlukan tiga unsur,
yaitu : udara, panas, dan adanya bahan bakar yang mudah terbakar.
Udara didapat dari pembukaan katup pada langkah isap, masuknya udara ini ada yang secara
natural dan ada yang ditekan oleh blower atau kompresor dari turbo charger. Panas didapat
dari langkah kompresi yaitu akibat dari pengecilan ruang dalam silinder menjadikan
temperatur udara dikompres menjadi naik. Bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar
dengan tekanan tinggi (300 Kg/Cm2) sesuai dengan buku petunjuk mesin yang bersangkotan
dalam bentuk butiran yang sangat halus (kabut) sehingga bahan bakar akan terbakar dengan
sendirnya, akibat dari pembakaran terjadi kenaikan tekanan yang sangat besar dan ruang
volume tetap sehingga piston akan mendapat tekanan untuk bergerak ke titik bati bawah
(TMB). Proses berlangsungnya oemnbajaran di dalam ruang bakar dapat dibedakan dengan
dua cara:
1. Secara indireck inketion
Bahan bakar diinjeksikan pada ruangan pembakaran (chamber) mula dan selanjutnya baru
terjadi pembakaran pada ruangan atas piston karena terjadi kenaikan temperatur maka akan
mengakibatkan kenaikan tekanan yang besar sehingga piston terdorong untuk bergerak ke
titik mati bawah (TMB)
2. Secara Direck Injektion
Pada sisitem ini bahan bakar langsung diinjeksikan pada ruangan bakar diatas piston dan
akibat terpenuhinya persyaratan suatu proses pembakaran maka bahan bakar seara langsung
terjadi.
E. Urutan Penyalaan
Untuk mesin yang mempunyai banyak silinder (lebih dari 1 silinder) proses pembakaran
dalam silinder harus diatur sedemikian rupa agar distribusi beban pada poros engkol merata.
Pengaturan ini dibuat berdasarkan perhitungan gaya yang yerjadi pada poros engkol ketika
tekanan permukaan torak meningkat (pada proses usaha/pembakaran). Firing Order (F.O)
biasa disebut urutan pembakaran merupakan urutan pengaturan pembakaran yang
memberikan pengaruh sangat besar pada konstruksi mesin tersebut, terutama distribusi beban
yang harus dipikul oleh Poros Engkol. Firing Order untuk jumlah silinder yang sama
pempunyai lebih dari satu mesin yang menggunakan torak berbahan bakar gas, bensin, solar,
maupun residu sehingga banyak diikuti oleh pembuat mesin, kecuali untuk hal-hal yang
khusus dibuat tidak sesuai tabel yang ada
BAB 8
PERLRNGKAPAN PEMBANGKIT LISTRIK
A. Perlengkapan pada Pembangkit Listrik
a. Instalasi sumber energi ( energi primer, yaitu instalasi bahan bakar untuk pusat pembangkit
termal dan atau instalasi tenaga air).
b. Instalasi mesin penggerak generator listrik, berfungsi sebagai pengubah energi primer
menjadi energi mekanik sebagai penggerak generator listrik.
c. Mesin penggerak generator listrik dapat berasal dari ketel uap beserta turbin uap, mesin
diesel, turbin gas, dan turbin air.
d. Instalasi pendingin, berfungsi mendinginkan instalasi mesin penggerak yang menggunakan
bahan bakar.
e. Instalasi listrik, terdiri dari :
1) Instalasi tegangan tinggi (untuk menyalurkan energi listrik yang dibangkitkan generator
listrik).
2) Instalasi tegangan rendah (pada peralatan bantu dan instalasi penerangan).
3) Instalasi arus searah, yaitu instalasi baterai aki dan peralatan pengisiannya serta jaringan arus
searah terutama yang digunakan untuk proteksi, kontrol, dan telekomunikasi.
B. Perencanaan Pembangkitan Tenaga Listrik
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembangkit tenaga listrik :
1. Perakitan Beban
Terkait rencana jangka waktu (misal 15-20 tahun), besar beban puncak, beban bahan, dan
beban tahunan, dll.
2. Perencanaan Pengembangan
Harus dilakukan perencanaan pengembangan kapasitas, biaya produksi, dan
memperhitungkan investasi dan pendapatan serta hasilnya. Contoh : pengangkatan
transformator menggunakan crane untuk pengembangan pusat pembangkit listrik.
3. Perencanaan Penyaluran
Sistem transmisi, biaya pembebasan lahan yang dilalui transmisi, sistem interkoneksi,
rangkaian instalasi transmisi, biaya kontruksi transmisi, dll.
4. Perencanaan Subtransmisi
5. Perencanaan Distribusi
Memperhatikan rencana supply utama pada bulk station, besar tegangan subtansmisi, sistem
jaringan subtransmisi,dll.
6. Perencanaan pengoperasian
Merencanakan program komputer, load flow program. Dan lainnya yang agar dapat
pengoperasian berjalan efektif dan efisien. Contoh : system grid operation pada power plant.
7. Supply Bahan Bakar
Merencanakan sumber bahan bakar, ketersediaan, sistem pengiriman, dll.
8. Perencanaan Lingkungan
9. Perencanaan Pendapatan
10. Riset dan Pengembangan
Meliputi biaya, karakteristik, dan kelayakan sumber energi dan teknologi.

Soal
1. apa yang dimaksud dengan penstock?
a. Pintu air masuknya aliran air menuju ke turbin.
b. Saluran pipa air yang menuju ke turbin.
c. Mengubah energi potensial menjadi energi mekanik.
d. Menampung air.
e. Menjadikan energi mekanik menjadi energi listrik
2. Turbin air yang paling banyak di indonesia adalah ...
a. Kaplan
b. Francis
c. Pelton
d. Run off river
e. Kolam tando
3. Bahan bakar untuk PLTA adalah...
a. Batu bara
b. Minyak
c. Gas
d. Uap
e. Panas bumi
4. Di bawah ini merupakan macam-macam cogeneration, kecualui...
a. Cogeneration dengan konversi energi pada existing plant pembakaran.
b. Cogeneration dengan turbin gas.
c. Cogeneration dengan gas engine.
d. Cogeneration dengan turbin air.
e. Cogeneration dengan turbin uap.
5. Compressor adalah peralatan pada PLTGU yang berfungsi...
a. Menaikkan tekanan udara yang diambil dari udara luar yang disaring
terlebih dahulu.
b. Tempat terjadinya pembakaran antara udara bertekanan tinggi dengan bahan
bakar.
c. Mengubah energi potensial dari gas menjadi energi mekanik.
d. Menyaring udara luar.
e. Menghisap udara
6. Berdasarkan proses kerjanya, mesin diesel dibagi menjadi dua, yaitu....
a. Mesin diesel 2 langkah dan 4 langkah.
b. Mesin diesel 3 langkah dan 4 langkah.
c. Mesin diesel 1 langkah dan 4 langkah.
d. Mesin diesel 2 langkah dan 3 langkah.
e. Mesin diesel 1 langkah dan 3 langkah.
7. Dibawah ini peralatan- peralatan pada PLTU yang digunakan pada sistem penambah
adalah...
a. Stop Blok.
b. Saringan Net.
c. Kondensor.
d. Tangki karbon aktif filter.
e. hotwell
8. Untuk mengalirkan arus eksitasi dari main exciter ke rotor generator menggunakan
slip ring dan sikat arang disebut juga.....
a. Brushless excitation
b. Brush excitation
c. Bus exciter
d. Generator field breaker
e. compressor
9. Untuk mengalirkan arus eksitasi dari main exciter ke rotor generator tidak
menggunakan slip ring dan sikat arang disebut....
a. Brushless excitation
b. Brush excitation
c. Bus exciter
d. Generator field breaker
e. compressor
10. Mengatur aliran arus searah pada kumparan rotor atau rotor winding sehingga
tegangan generator mencapai nilai yang diharapkan adalah fungsi dari....
a. Sistem Eksitasi
b. Sistem Pengamanan
c. Sistem udara pembakaran
d. Sistem penyalur tenaga listrik
e. Sistem bahan bakar

Anda mungkin juga menyukai