Anda di halaman 1dari 20

APLIKASI FUZZY LOGIC PADA MESIN CUCI OTOMATIS

DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1

FINA KHAIRINA MAGHFIRA (5115131426)


SHANTY MUFLIHAWATI (5115144147)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang merupakan tugas dari mata kuliah Fuzzy Logic. Makalah ini berjudul
“Aplikasi Fuzzy Logic pada Mesin Cuci Otomatis dengan Menggunakan Matlab”.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat terpenuhinya Ujian Akhir
Semester mata kuliah Fuzzy Logic. Selesainya penulisan makalah ini adalah
berkat dukungan dari semua pihak terutama Bapak Djaohar. S.T, M.T, selaku
dosen mata kuliah Fuzzy Logic.
Dengan sadar kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kami dan pembaca.

Jakarta, 17 Mei 2017

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI .........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................... 6
2.1 Fuzzy Logic .............................................................................................. 6
2.2 Komponen-komponen Mesin Cuci Otomatis ........................................... 6
2.3 Mesin Cuci Otomatis .............................................................................. 11
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 12
3.1 Input ......................................................................................................... 12
3.2 Output ...................................................................................................... 14
3.3 Rules ........................................................................................................ 15
3.4 Hasil ......................................................................................................... 17
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 19
4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 19
4.2 Saran ........................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebersihan merupakan suatu hal yang cukup signifikan dalam kehidupan
manusia. Masalah kebersihan menjadi sesuatu yang cukup kompleks dalam
kehidupan manusia, terutama tentang kebersihan pakaian sebagai wujud nyata
dari kepribadian manusia itu sendiri. Tidak mungkin seseorang hanya bersih
secara jasmani sedang pakaian belum masuk dalam kategori bersih. Dalam
kehidupan sehari-sehari, kebersihan pakaian mayoritas dilakukan dengan proses
mencuci. Hingga zaman ke zaman, proses mencuci dilakukan dengan berbagai
cara, termasuk dengan menggunakan mesin pencuci.
Seiring dengan perkembangan teknologi, mesin cuci yang pada awalnya
dikendalikan oleh manusia, lambat laun dikendalikan oleh sebuah rangkaian
mikrokontroller yang dalam penggunaannya sepenuhnya dilakukan oleh komputer
dengan acuan dan aturan-aturan yang mirip digunakan oleh manusia
untuk mengendalikan mesin cuci. Sistem kendali mesin cuci otomatis pertama
kali digunakan di Jepang. Pada saat itu di tanam kecerdasan seperti manusia pada
tiap mesin pencuci agar bisa mengenali tingkat noda pakaian, jenis pakaian dan
lain sebagainya.
Melihat kondisi tersebut,maka pada sistem pengendali mesin cuci saat ini
digunakan sebuah metode khusus yang tentunya tidak jauh dari kepintaran
manusia pada umumnya. Manfaat yang dapat diambil dari pembuatan mesin cuci
otomatis ini adalah dengan pemilahan tingkat kekotoran noda, dan jenis noda
dapat membantu seseorang dalam menjaga warna dari pakaian itu sendiri. Selain
itu juga estimasi waktu putaran dalam mencuci pakaian tertentu dan jumlah waktu
yang diperlukan dalam proses pencucian membantu seseorang dalam
memanajemen waktu, hal ini sangat berguna untuk jasa laundry.
Dengan melihat beberapa ulasan di atas maka pada makalah ini penyusun
mengambil judul “Aplikasi Fuzzy Logic pada Mesin Cuci Otomatis”, Fuzzy logic
di gunakan karena dapat mengontrol pengendali mesin cuci untuk memberikan
waktu pencucian yang benar. Dengan menerapkan fuzzy logic pada sebuah sistem
kontrol akan dihasilkan proses yang dapat beroperasi secara otomatis dan

4
memiliki efektifitas yang mendekati sama dengan control yang dilakukan oleh
manusia secara manual. Dan fuzzy logic juga sangat ampuh untuk membuat
sebuah keputusan yang nantinya juga akan ditanamankan pada sistem pengendali
ini.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dapat diketahui dari latar belakang tersebut
adalah sebagai berikut;
1. Apa yang dimaksud dengan Fuzzy Logic?
2. Bagaimana mengaplikasikan Fuzzy Logic pada Mesin Cuci Otomatis?
3. Bagaimana mengkategorikan tingkat kekotoran dan jenis noda pakaian
dengan Fuzzy Logic.

1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang dapat diketahui dari rumusan masalah di atas adalah
sebagai berikut;
1. Mahasiswa dapat mengetahui yang dimaksud dengan Fuzzy Logic.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengaplikasikan Fuzzy Logic pada Mesin
Cuci Otomatis.
3. Mahasiswa dapat mengetahui mengkategorikan tingkat kekotoran dan jenis
noda pakaian dengan Fuzzy Logic.

5
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Fuzzy Logic
Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang
input kedalam suatu ruang output. Titik awal dari konsep modern mengenai
ketidakpastian adalah paper yang dibuat oleh Lofti A Zadeh (1972), dimana
Zadeh memperkenalkan teori yang memiliki obyek-obyek dari himpunan
fuzzy yang memiliki batasan yang tidak presisi dan keanggotaan dalam
himpunan fuzzy, dan bukan dalam bentuk logika benar (true) atau salah
(false), tapi dinyatakan dalam derajat (degree).
Logika Fuzzy adalah peningkatan dari logika Boolean yang berhadapan
dengan konsep kebenaran sebagian, dimana logika klasik (Boolean)
menyatakan bahwa segala hal dapat diekspresikan dalam istilah binary (0 atau
1, ya atau tidak), logika fuzzy menggantikan kebenaran boolean dengan
tingkat kebenaran. Logika fuzzy digunakan untuk menerjemahkan suatu
besaran yang diekspresikan menggunakan bahasa (linguistic), misalkan jenis
noda pakaian yang diekspresikan dengan tidak berminyak, medium,
berminyak.
Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika fuzzy antara
lain:
1. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang
mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti.
2. Logika fuzzy sangat fleksibel.
3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat.
4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat
kompleks.
5. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-
pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses
pelatihan.
6. Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara
konvensional.
7. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami.

6
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy
yaitu:
1. Variable fuzzy
Variable fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu
sistem fuzzy. Contoh: tingkat kekotoran, jenis noda, umur, temperature,
permintaan, dsb.
2. Himpunan Fuzzy
Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi
atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy. Himpunan fuzzy
memiliki 2 atribut, yaitu:
1) Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan
atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti:
Tidak Berminyak, Medium, Berminyak.
2) Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari
suatu variable seperti: 40, 25, 50, dsb.
3. Semesta Pembicaraan
Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan
untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan
merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah)
secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat
berupa bilangan positif maupun negatif. Ada kalanya nilai semesta
pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya.
Contoh:
1) Semesta pembicaraan untuk variable mahasiswa: [0 - 50]
2) Semesta pembicaraan untuk variable dosen: [0 - 50]
4. Domain
Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan
dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu
himpunan fuzzy. Seperti halnya semesta pembicaraan, domain merupakan
himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton
dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat berupa bilangan positif dan
bilangan negatif.

7
2.2 Komponen-komponen Mesin cuci otomatis
Untuk memahami bagaimana mesin cuci bekerja, kita harus memahami
komponen-komponen dari mesin cuci. Berikut merupakan komponen-
komponen yang digunakan pada mesin cuci otomatis:

Gambar 2.1. Electronic controller

Berfungsi untuk mengatur seluruh proses pencucian pada mesin


cuci, mulai dari mencuci, membilas maupun mengeringkan.

Gambar 2.2. Inlet Valve

Inlet valve berfungsi sebagai keran yang mengatur masuknya air.


Inlet valve adalah selenoid yang menggerakkan klep untuk menyumbat
atau melewatkan air yang masuk ke mesin cuci. Tegangan operasinya
biasanya 110V atau 220V.

8
Gambar 2.3. Motor

Berfungsi untuk membuka keran pembuangan air sekaligus


mengubah tuas clutch sehingga tabung pencucian mengunci dengan
pulsator untuk proses pengeringan. Tegangan kerjanya 110V/220V.

Gambar 2.4. Pressure Switch

Berfungsi untuk mendeteksi ketinggian air melalui tekanan air


yang masuk melalui pipa dan dikonversikan menjadi frekuensi dan
dikirim modul controller. Tegangan kerjanya 12V.

9
Gambar 2.5. Clutch
Alat inilah yang membuat mesin cuci satu tabung bisa berfungsi
sebagai tabung pencuci atau pengering (spin).

Gambar 2.6. Wash sensor (sensor optik)


Sensor optik adalah alat yang mengkonversi sinar cahaya menjadi
sinyal elektronik. sensor ini mengukur jumlah fisik cahaya dan
menerjemahkannya ke dalam bentuk yang dapat dibaca oleh
instrumen/alat. fitur dari sensor optik adalah kemampuannya untuk
mengukur perubahan dari satu atau lebih berkas cahaya.
Sensor optik di sini berfungsi untuk mendeteksi permeabilitas
cahaya dari detergen dan air cucian yang ada di tabung cuci. Dalam
sensor ini termasuk elemen pemancar cahaya dan elemen penerima
cahaya. Intensitas cahaya yang dipancarkan akan diatur oleh komponen
kontrol.

10
2.3 Mesin Cuci Otomatis
Mesin cuci otomatis bekerja dengan cara memutar cucian, air beserta
detergen menggunakan baling–baling (pulsator) yang terletak di dasar tabung,
sementara dinding tabung tidak bergerak. Pada mesin cuci jenis tertentu,
dinding tabung juga bergerak berlawanan dengan putaran pulsator pada saat
proses pencucian sehingga diharapkan menghasilkan proses pencucian yang
lebih efektif. Pada saat pengeringan, pulsator dan tabung mengunci dan
berputar bersama–sama dengan kecepatan putaran yang tinggi sehingga air
terpisah dari cucian.
Semua proses pencucian dilakukan sendiri oleh mesin cuci tanpa campur
tangan manusia. Hal ini dimungkinkan karena adanya modul control
(pengendali) dan beberapa sensor, yaitu sensor ketinggian air, sensor pintu,
inlet valve, drain valve, clutch dan motor.

11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Input
Aplikasi mesin cuci otomatis pada fuzzy logic ini terdapat tiga input yaitu;
1) Jenis pakaian
Jenis pakaian dibatasi menjadi 3, yaitu sutra, wol, dan katun.
Jenis Pakaian Range Nilai
Sutra 0 – 50
Wol 10 - 90
Katun 50 - 10

Gambar 3.1. Input Jenis Pakaian

2) Jenis kotoran (Tidak Berminyak, Medium, Berminyak)


Jenis kotoran ditentukan oleh kualitas kekotoran. Pakaian berminyak
misalnya, membutuhkan waktu lebih lama untuk air menjadi jernih
kembali, karena minyak susah dilarutkan di dalam air dibandingkan

12
bentuk kotoran lainnya. Jenis kotoran ditentukan oleh waktu untuk
mencapai saturasi.
Saturisasi merupakan satu keadaan dimana air tidak lagi mengalami
perubahan warna yang cukup berarti.

Gambar 3.2. Input Jenis kotoran

3) Tingkat kekotoran (Sedikit, Medium, Banyak)


Tingkat kekotoran ditentukan oleh transparasi air cucian. Semakin
kotor pakaian, semakin tidak transparan air yang dianalisis sensor.

Gambar 3.3. Input Tingkat Kekotoran

13
3.2 Output

Ketiga input diatas selanjutnya akan diproses dan memberikan output


lamanya waktu cuci. Input didapatkan dari sensor pada mesin cuci. Cara kerja
atau permasalahan pada sensor bukan merupakan topik yang akan dibahas
pada makalah ini.

Gambar 3.4. Skema Fuzzy

Kita mempunyai asumsi bahwa kita telah mendapatkan input, tidak


memperdulikan darimana input tersebut bisa terjadi. Dan Output yang akan
didapatkan adalah Waktu/Lama pencucian (Sangat Sebentar, Sebentar,
Medium, Lama, Sangat Lama).

Gambar 3.5. Output Lama Pencucian

14
3.3 RULES
Rules yang digunakan dalam program ini didasarkan pada logika dan
pengalaman murni dari penggunaan mesin cuci dalam praktik rumah tangga
sehari-hari.
Tabel 3.1 Rules Fuzzy Logic
Input Output
No. Jenis Tingkat Lama waktu
Jenis kotoran
pakaian kekotoran cuci
1 Sutra Tidak Berminyak Sedikit Sangat Sebentar
2 Sutra Tidak Berminyak Medium Sebentar
3 Sutra Tidak Berminyak Banyak Medium
4 Sutra Medium Sedikit Medium
5 Sutra Medium Medium Lama
6 Sutra Medium Banyak Lama
7 Sutra Berminyak Sedikit Medium
8 Sutra Berminyak Medium Lama
9 Sutra Berminyak Banyak Sangat Lama
10 Wol Tidak Berminyak Sedikit Sebentar
11 Wol Tidak Berminyak Medium Medium
12 Wol Tidak Berminyak Banyak Lama
13 Wol Medium Sedikit Medium
14 Wol Medium Medium Medium
15 Wol Medium Banyak Lama
16 Wol Berminyak Sedikit Lama
17 Wol Berminyak Medium Lama
18 Wol Berminyak Banyak Sangat Lama
19 Katun Tidak Berminyak Sedikit Sebentar
20 Katun Tidak Berminyak Medium Medium
21 Katun Tidak Berminyak Banyak Lama
22 Katun Medium Sedikit Medium
23 Katun Medium Medium Lama
24 Katun Medium Banyak Sangat Lama
25 Katun Berminyak Sedikit Lama

15
26 Katun Berminyak Medium Lama
27 Katun Berminyak Banyak Sangat Lama

Metode yang digunakan adalah metode mamdani dan hubungan yang


dipakai antara input adalah and.

Gambar 3.6. Rules Editor

Alur sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut;

1. Mengelompokkan jenis pakaian menjadi tiga kelompok, yaitu sutra, wol,


dan katun.
2. Mengelompokkan Jenis kotoran pakaian menjadi tiga kelompok, yakni
Tidak Berminyak, Medium Berminyak.
a. Kelompok Tidak Berminyak, jika jenis kotoran : keringat dan
lumpur.
b. Kelompok Medium, jika jenis kotoran : kecap, saos, dan lainnya.
c. Kelompok Berminyak, jika jenis kotoran : minyak dan cat.

16
3. Mengelompokkan Tingkat kekotoran noda menjadi tiga kelompok, yakni
Sedikit, Medium, Banyak.
4. Menghitung estimasi waktu yang diperlukan untuk proses pencucian.

3.4 HASIL
Berikut hasil analisa aplikasi mesin cuci otomatis dengan fuzzy logic:
1. Setelah semua fungsi member didefinisikan (input, output, rules), pada menu
awal pilih view atau bisa juga dengan menekan tombol ctrl+5.

Gambar 3.7. Tampilan Desain Fuzzy Logic

2. Kemudian muncul tampilan sebagai berikut. Isi bagian input dengan nilai
yang akan diuji.

Gambar 3.8. Rule viewer

17
3. Seperti terlihat pada gambar, jika ketiga input diisi dengan nilai 50(%)
maka didapat lama waktu pencucian sekitar 26,7 menit.
Gambar di bawah merupakan hasil pada grafik 3D yang disediakan matlab
dengan nilai input yang sama.

Gambar 3.9. Surface viewer

18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Dengan menggunakan Fuzzy Logic kita bisa memperoleh waktu mencuci


untuk jenis pakaian dan kotoran yang berbeda dengan tingkat kekotoran
yang berbeda. Metode yang konvensional membutuhkan peran manusia untuk
memutuskan berapa waktu mencuci yang harus digunakan untuk baju yang
berbeda.
Dengan kata lain keberadaan analisis situasi ini sudah dikontrol dengan
mesin secara otomatis dan memberikan keputusan menggunakan pengaturan
yang baru. Walaupun analisis dalam makalah ini masih “kasar”, tetapi dengan
jelas dapat dilihat keuntungan dari penerapan Fuzzy Logic pada mesin cuci.

4.2 Saran

Mesin cuci otomatis yang lebih lengkap diusahakan untuk didesain dengan
menggunakan teknologi Fuzzy Logic. Proses desainnya meniru intuisi manusia,
yang selalu menginginkan kemudahan. Walaupun contoh control yang digunakan
hanya waktu mencuci saja, desainnya dapat diperluas tanpa mempengaruhi
variable control yang lain seperti level air dan kecepatan pemutaran. Perumusan
dan implementasi dari fungsi anggota dan aturannya sama seperti yang
ditunjukkan pada waktu mencuci.

19
DAFTAR PUSTAKA

Alhanjouri, Mohammed. (2013). Optimize Wash Time of Washing Machine Using


Fuzzy Logic. Bali.
Ciputra, Dimas Tri. (2012). Aplikasi Fuzzy Logic pada Vacuum Cleaner.
Bandung.
Hatagar, Sudha. (2015). Three Input – One Output Fuzzy Logic Control of
Washing Machine. India.
http://yuchiegustiesa-math.blogspot.co.id/2010/02/kendali-logika-fuzzy-pada-
mesin-cuci.html - diakses pada tanggal 17 Mei 2017 pukul 20.00 WIB

http://elektro-tehnik.blogspot.co.id/2011/09/cara-kerja-mesin-cuci-top-loading-
full.html - diakses pada tanggal 7 Juni 2017 pukul 15.00 WIB

Kusumadewi, Sri. (2010). Aplikasi logika fuzzy untuk pendukung keputusan,


Graha Ilmu.

20

Anda mungkin juga menyukai