Anda di halaman 1dari 20

Daun Dewa (Sambung Nyawa)

Daftar Isi

 1 Kandungan Daun Dewa


 2 Khasiat dan Manfaat Daun dewa
 3 Efek Samping Daun Dewa
 4 Dosis dan Cara Menggunakan Daun Dewa

Daun dewa atau Gynura procumbens adalah tanaman herbal penting di wilayah Asia Tenggara
khususnya Indonesia, Thailand dan Malaysia. Di Indonesia tanaman ini selain dikenal dengan
nama daun dewa juga sambung nyawa dan ngokilo, sedangkan di Amerika dikenal juga dengan
bayam panjang umur dan bayam anti kolesterol. Daun dewa berbentuk tegak bila masih muda
dan dapat merambat setelah cukup tua, batangnya panjang dengan ruas dari pangkal sampai ke
ujung semakin pendek, daunnya berbentuk elips memanjang dan berambut halus. Helaian daun
bagian atas berwarna hijau dan bagian bawah berwarna hijau muda dan mengkilat.

Kandungan Daun Dewa


Daun dewa mengandung zat seperti seperti klorofil, flavonoid, sterol tak
jenuh, triterpen,karotenoid, alkaloid, saponin, glikosida antrakuinon, asam klorogenat, asam
kafeat, asam vanilat, asam para kumarat, asam p-hidroksi benzoat, quercetin, kaempferol-3-O-
neohesperidosida, kaempferol-3-glukosida, quercetin-3-O-rhamnosyl(1 6)galaktosida, quercetin-
3-O-rhamnosyl(1 -6)glukosida.dan minyak atsiri Analisis fitokimia mengungkapkan
mengandung klorofil-a, b, dan karotenoid.

Khasiat dan Manfaat Daun dewa

Daun dewa dikenal memiliki banyak khasiat dan manfaat. Beberapa penelitian dilakukan untuk
membuktikan informasi mengenai manfaat yang beredar di masyarakat. Berikut manfaatnya:
 Anti-inflamasi: Studi ekstrak etanol menunjukkan aktivitas antiinflamasi.
 Antihipertensi: Studi menunjukkan pemberian oral ekstrak secara signifikan menurunkan
tekanan darah pada tikus hipertensi secrara spontan. Hasil menunjukkan daun dewa
berguna untuk pencegahan dan pengobatan hipertensi melalui peningkatan produksi NO
(nitric oxide) dalam pembuluh darah.
 Menurunkan glukosa: ekstrak daun secara signifikan menekan kadar glukosa serum pada
tikus diabetes. Ekstrak tidak signifikan menekan kadar glukosa pada tikus normal.
 Sumber protein/Peroxidase: Studi menemukan beberapa protein yang berlimpah dari
daun dewa diantaranya peroksidase yang ditemukan paling melimpah dari ekstraksi
protein. Hasilnya menunjukkan sumber alami untuk peroksidase untuk digunakan dalam
industri kosmetik dan perawatan kulit.
 Antioksidan: ekstrak etanol menunjukan sifat antioksidan tertinggi dalam setiap uji.
Evaluasi gizi menunjukkan ekstrak merupakan sumber protein yang baik dan dapat
memiliki efek positif pada radikal bebas dan kelat besi.
 Pasta gigi: Sebuah penemuan menunjukan bahwa daun dewa dapat digunakan sebagai
bahan untuk pasta gigi yang terdiri dari 1-20%, gliserol dari 20-55%, diglycol dari 10-
15%, abradant dari 20-45%, karboksimetil selulosa (Lour.) 0,5-1,5%, sodium dodesil
sulfat dari 0,5-2%, aditif dari 1-4%, esensi dari 1-2% dan sakarin dari 0,1-1%.
 Anti-ulcer: Hasil Studi menunjukkan ekstrak daun dewa mempromosikan perlindungan
ulkus seperti yang ditunjukkan oleh tidak adanya atau pengurangan edema dan infiltrasi
leukosit lapisan submukosa.
 Anti-Diabetic: Studi mengevaluasi ekstrak daun dewa pada tikus diabetes yang diinduksi
streptozotocin menunjukkan efek hipoglikemik dengan mempromosikan penyerapan
glukosa oleh otot. Hasil studi menunjukkan efek antidiabetes dapat dimediasi melalui
stimulasi penyerapan glukosa dan potensiasi aksi insulin.
 Manfaat lain: pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, tidak datang haid,
melancarkan sirkulasi, mengatasi batu ginjal, radang mata, sakit gigi, rematik sendi,
perdarahan kandungan, ganglion, kista, tumor, dan memar.

Efek Samping Daun Dewa


Daun dewa pada umumnya aman untuk dikonsumsi oleh manusia dalam jumlah wajar.
Sedangkan efek sampingnya belum diketahui sampai sekarang. Namun, jika mengalami gejala
efek samping setelah mengkonsumsinya, maka disarankan untuk segera menghentikan
pengggunaan kemudian berkonsultasi dengan dokter.

Dosis dan Cara Menggunakan Daun Dewa


Daun dewa belum memiliki dosis yang disepakati. Namun, perlu diingat bahwa sama seperti
herbal lain bahwa walaupun daun dewa merupakan tanaman herbal dan alami. Daun dewa tidak
boleh dikonsumsi secara berlebihan. Daun dewa dapat dimanfaatkan sebagai obat luar dan
dalam. Untuk obat dalam atau obat konsumsi dengan cara direbus, dijus, salad, ditumis atau
diseduh. Bubuk daun kering atau daun yang ditumbuk dicampur dengan minyak dan diterapkan
sebagai tapal untuk mengobati keluhan kulit sebagai obat luar atau eksternal. Daun dewa oleh
sebagian masyarakat Indonesia digunakan sebagai obat kanker kandungan, payudara dan kanker
darah dengan memakan 3 lembar daun segar sehari selama 7 hari. Pengobatan tersebut dapat
diperpanjang selama 1-3 bulan tergantung dari keadaan penyakit.Incoming search terms:

 khasiat daun dewa dan efek sampingnya


 antikolesterol dan sambung nyawa
 berapa banyak protein dalam daun sambung nyawa?
 efek samping daun dewa
 efek samping daun sambung nyawa
 Efek samping sambung nyawa
KHASIAT DAUN SAMBUNG NYAWA

ILMU OBAT DAN OBAT TRADISIONAL (Gynura Procumbens Back)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas

berkat Rahmat dan hidayahnyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini

dengan baik. Makalah ini berisi tentang OBAT HERBAL ( Gynura pocumbens back).

Makalah ini dibuat dengan harapan, agar bisa berguna bagi mahasiswa, serta

dapat memanfaatkan dalam kehjdupan sehari – hari. kami menyadari bahwa makalah

ini belum memenuhi titik kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang

bersifat membangun sangatlah kami harapkan dari para pembaca.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen pembimbing serta rekan-rekan

sekalian yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga kami

bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Akhir kata, kami mengucapkan selamat membaca, semoga makalah ini dapat menjadi

bahan untuk menambah pengetahuan kita dalam bidang kesehatan,khususnya

tentang Obat – obat Herbal. Dan semoga makalah ini dapat menjadi acuan dan

referensi bagi para pembaca sekalian.


DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………….……………….…….i

KATA PENGANTAR………………………....……….…………….……...…..ii

DAFTAR ISI……………………………………...…….……………….………iii

BAB I. PENDAHULUAN………………………….…………….……………...1

1.1 Sejarah Obat…………………………………….………………………….1

BAB II. TUJUAN PENLISAN …………………………………………….……3

2.1. Tujuan umum ………………………………………………….………….3

2.2. Tujuan khusus ……………………………………………………..……..4

BAB III TINJAUAN PUSTAKA………………………………………...…….6 3

1 Klasifikasi Tanaman ……………………………………………..………6 3

2 Nama Latin …………………………………………………………….…..6 3

3 Morfologi Tanaman …………………………………………………..…..7 3

4 Kandungan Kimia …………………………………………………………8 3

5 komposisi ……………………………………………………………...…..9 3

6 Penggunaan …………………………………………………………..….10

IV. PEMBAHASAN ………………………………………………….………12

V. HASIL PNELITIAN ………………………………………………………13

VI. CARA PENANAMAN …………………………………………………...15

VII. KESIMPULAN ……………………………………………………….....19

VII.1 Kesimpulan ……………………………………………………………19

VII.2 Saran …………………………………………………………………...19


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 SEJARAH OBAT

Sambung nyawa merupakan tanaman semak semusim juga dapat mengobti

penyakit ginjal. Sebuah hasil penelitian menyatakan bahwa ekstrak etanol daun

sambung nyawa mampu menghambat pertumbuhan tumor pada mencit karena diinfus

dengan benzpirena. Lebih jauh dinyatakan bahwa pada dosis 2,23 mg/0,2 ml dan 4,46

mg/0,2 ml dari ekstrak heksan mampu menghambat pertumbuh-an kanker. Sambung

nyawa bersifat manis, tawar, dingin dan sedikit toksik. Rasa manis mempunyai sifat

menguatkan (tonik) dan menyejukkan.

BAB II TUJUAN PENULISAN

2.1 Tujuan umum

Tujuan umum penulisan makalah ini yaitu mengetahui manfaat/kegunaan jenis

tanaman Gynura Procumben Back (Sambung nyawa) yang dapat digunakan sebagai

obat herbal dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dalam

penyembuhan penyakit.

2.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penulisan makalah ini yaitu:

1) Mengetahui sejarah dan perkembangan obat-obatan tradisional di dunia dan Indonesia

2) Mengetahui klasifikasi dari tanaman Sambung Nyawa

3) Mengetahui nama tanaman Sambung nyawa dalam berbagi versi bahasa

4) Mengetahui Morfoogi tanaman Sambung Nyawa


5) Mengetahui kandungan kimia tanaman Sambung Nyawa

6) Mengetahui manfaat dan penggunaan tanaman Sambung Nyawa

7) Menerapkan tanaman Sambung Nyawasebagai obat herbal dalam penyobatan

penyakit

8) Dapat memanfaatkan halaman rumah sebagai apotek hidup dengan menanami brbagai

tanaman obat.
BAB III TINJAUN PUSTAKA

3.1. Klasifikasi tanaman

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Asterales (Campanulatae)

Suku : Asteraceae (Compositae)

Negara : Afrika yang beriklim tropis

Marga : Gynura

Jenis : Gynura procumbens Back (lour) Merr

(Backer and Van den Brink Jr, 1965)

3.2 Nama latin

Latin : Gynura procumbens Back ( Lour.) Merr.

Famili : Asteraceae

Nama asing : She juan jaoatau fujung jao.

Indonesia : Sambung njawa, ngokilo, daun dewa, kalingsir (Sundanese)

Nama daerah: Ngokilo


Melayu : Daun dewa (Heyne, 1987; Wijayakusuma et al., 1992), Jawa : sambung

nyawa dan ngokilo beluntas cina (Thomas, 1989),

Negara : Malaysia : Daun dewa, dewa raja, akar sebiak, kelemai merah, kacham akar

Cambodia : Chi angkam,Thailand : Pra-kham dee khwaai, ma kham dee khwaai

(Pattani), mu maengn sang (Chumphon).

Vietnam : B[aaf]u d[aas]t, rau l[us]i, d[aa]y chua l[ef].

3.3 MORFOLOGI TANAMAN

Tanaman Gynura procumbens back berbentuk perdu tegak bila masih muda dan

dapat merambat setelah cukup tua. Bila daunnya diremas bau aromatis. Batangnya

segi empat beruas-ruas, panjang ruas dari pangkal sampai ke ujung semakin pendek,

ruas berwarna hijau dengan bercak ungu. Daun tunggal bentuk elips memanjang atau

bulat telur terbalik tersebar, tepi daun bertoreh dan berambut halus. Tangkai daun

panjang ½-3 ½ cm, helaian daun panjang 3 ½-12 ½ cm, lebar 1- 5 ½ cm. Helaian daun

bagian atas berwarna hijau dan bagian bawah berwarna hijau muda dan mengkilat.

Kedua permukaan daun berambut pendek. Tulang daun menyirip dan menonjol pada

permukaan daun bagian bawah. Pada tiap pangkal ruas terdapat tunas kecil berwarna

hijau kekuningan. Tumbuhan ini mempunyai bunga bongkol, di dalam bongkol terdapat

bunga tabung berwarna kuning oranye coklat kemerahan panjang 1-1 ½ cm, berbau

tidak enak. Tiap tangkai daun dan helai daunnya mempunyai banyak sel kelenjar

minyak (Perry, 1980; Van Steenis, 1975; Backer and Van den Brink, 1965;

Sodoadisewoyo, 1953).
3.4 KANDUNGAN KIMIA

Daun tanaman Gynura procumbens Back mengandung senyawa flavonoid,

sterol tak jenuh, triterpen, polifenol dan minyak atsiri (Pramono and Sudarto, 1985).

Sambung nyawa mengandung minyak Atsiri (0,05%0) dengan komonen utama

Germakrena β (23,71%), β kadinena (20,19%), dan sedicanol (22,42%). Hasil penelitian

lain melaporkan bahwa tumbuhan ini mengandung senyawa flavonoid, tanin, saponin,

steroid, triterpenoid, asam klorogenat, asam kafeat, asam vanilat, asam para kumarat,

asam p-hidroksi benzoat (Suganda et al., 1988), asparaginase (Mulyadi, 1989).

Sedangkan hasil analisis kualitatif dengan metode kromatografi lapis tipis yang

dilakukan Sudarsono et al. (2002) mendeteksi adanya sterol, triterpen, senyawa fenolik,

polifenol, dan minyak atsiri. Sugiyanto et al. (2003) juga menyatakan berdasarkan

penelitian yang dilakukan bahwa dalam fraksi polar etanol daun tanaman Gynura

procumbens Back terdapat tiga flavonoid , golongan flavon dan flavonol.

Penelitian oleh Idrus (2003) menyebutkan bahwa Gynura procumbens Back

mengandung sterols, glikosida sterol, quercetin, kaempferol-3-O-neohesperidosida,

kaempferol-3-glukosida,quercetin-3-O-rhamnosyl(1-6)galaktosida,quercetin-3-O

rhamnosyl(1-6)glukosida.

Dengan menggunakan metode perhitungan secara Reed-Muench di-ketahui bahwa

LD50 ekstrak etanol daun sambung nyawa sebesar 5.556 g/kg BB. Jika diasumsikan

berat badan orang dewasa rata-rata 50 kg, LD50 tercapai jika mengkonsumsi sebanyak

27,78 g ekstrak atau lebih kurang sama dengan daun sambung nyawa segar sejumlah

277 g.
3.5 KOMPOSISI

Daun mengandung 4 senyawa flavonoid, tanin, saponin, steroid (triterpenoid) .

Metabolit yang terdapat dalam ekstrak yang larut dalam etanol 95% antara lain asam

klorogenat, asam kafeat, asam vanilat, asam kumarat, asam hidroksi benzoat. Hasil

analisis kualitatif dengan metode kromatografi lapisan tipis dapat dideteksi keberadaan

sterol, triterpen, senyawa fenolik (antara lain flavonoid), polifenol, dan minyak atsiri.

Komponen minyak atsiri paling sedikit terdiri dari 6 senyawa monoterpen, 4 senyawa

seskuiterpen, 2 macam senyawa dengan ikatan rangkap, 2 senyawa dengan gugus

aldehida dan keton. Hasil penelitian dalam upaya isolasi flavonoid dilaporkan

keberadaan 2 macam senyawa flavonoid yaitu bercak 1 terdiri dari 2 buah senyawa

flavonol dan auron; sedangkan pada bercak 11 diduga kaemferol (suatu flavonol).

Senyawa yang terkandung dalam etanol daun antara lain flavon / flavonol (3?hidroksi

flavon) dengan gugus hidroksil pada posisi 4',7 dan 6 atau 8 dengan substitusi gugus 5

hidroksi. Bila senyawa tersebut suatu flavonol, maka gugus hidroksil pada posisi 3

dalam keadaan tersubstitusi. Di samping itu diduga keberadaan isoflavon dengan

gugus hidroksil pada posisi 6 atau 7,8 (cincin A) tanpa gugus hidroksil pada cincin B .

3.5 MANFAAT TANAMAN

Berdasarkan berbagai literatur yang mencatat pengalaman secara turun-temurun dari

berbagai negara dan daerah, tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit-penyakit

sebagai berikut :
1. Tekanan darah tinggi.

Daun segar 4 -lembar (anak-anak 4, dewasa 7 lembar) dicuci lalu dimakan mentah

(atau di juice dan diminum, atau dikukus sebentar dan dimakan, atau ditumis sebentar

dan dimakan). Sehari sekali. (Saran 1x1 kapsul per hari) Dalimartha (1999).

2. Radang pita tenggorok, sinusitis.

Daun segar 4 -lembar (anak-anak 4, dewasa 7 lembar) dicuci lalu dimakan mentah

(atau di juice dan diminum). Sehari sekali.

3. Tumor.

Daun 3 lembar mentah dan segar dicuci bersih dimakan sebagai lalapan setiap hari

dan dilakukan secara teratur setiap kali makan nasi (atau dijuice dan

diminum). Pantangan : ikan asin, cabai, tauge, sawi putih, kangkung, nanas, durian,

lengkong, nangka, es, alkohol, dan tape, limun dan vitzin. (Saran 1x1 kapsul per hari).

4. Diabetes melitus.

Daun mentah segar3 lembar dicuci lalu dimakan sebagai lalapan setiap hari dan

dilakukan secara teratur (atau dijuice dan diminum). Setiap kali makan. Pantangan :

makanan yang manis-manis. (Saran 1x1 kapsul per hari )

5. Lever.

Daun mentah segar3 lembar dicuci lalu dimakan sebagai lalapan setiap hari dan

dilakukan secara teratur (atau dijuice). Setiap kali makan. Pantangan: makanan yang

mengandung lemak.
6. Ambeien.

Daun mentah segar3 lembar dicuci lalu dimakan sebagai lalapan setiap hari dan

dilakukan secara teratur (atau dijuice dan diminum). Setiap kali makan. Pantangan :

daging kambing dan makanan, masakan yang pedas.

7. Kolesterol tinggi.

Daun mentah segar3 lembar dicuci lalu dimakan sebagai lalapan setiap hari dan

dilakukan secara teratur (atau dijuicedan diminum). Setiap kali makan. Pantangan :

makanan yang berlemak. (Saran 1x1 kapsul per hari)

8. Maag.

Daun mentah segar3 lembar dicuci lalu dimakan sebagai lalapan (atau dijuice dan

diminum) setiap hari dan dilakukan secara teratur, setiap kali makan. Pantangan :

makanan yang pedas dan asam.

9. Kena bisa ulat dan semut hitam.

Daun segar 1lembar digosokkan pada bagian tubuh yang gatal hingga daun tersebut

mengeluarkan air dan hancur. Dilakukan 2x setelah berselang 2jam. (Wijayakusuma et

al., 1992.

10. Kanker kandungan, payudara dan kanker darah

Dengan memakan 3 lembar daun segar sehari selama 7 hari

penurun panas, ginjal, bengkak, sakit kulit, kencing manis, stroke, jantung, gangguan

lambung, menghilangkan dahak, batuk, amandel,. Pengobatan tersebut dapat

diperpanjang selama 1-3 bulan tergantung dari keadaan penyakit (Meiyanto, 1996).

11. Menurut (Heyne, 1987) dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit ginjal.
12. Menurut juga dimanfaatkan sebagai antikoagulan, mencairkan pembekuan darah,

stimulasi sirkulasi, menghentikan pendarahan, menghilangkan panas, membersihkan

racun, khusus bagian daunnya dapat digunakan untuk mengobati pembengkakan

payudara, infeksi kerongkongan, tidak datang haid, luka terpukul, melancarkan

sirkulasi).

13. Menurut dapat untuk mengatasi batu ginjal, radang mata, sakit gigi, rematik sendi,

perdarahan kandungan, ganglion, kista, tumor, memar.

IV. PEMBAHASAN

Herbal, berdaging. Batang memanjat, rebah, atau merayap, bersegi, gundul,

berdaging, hijau keunguan, menahun. Daun berbentuk helaian daun, bentuk bulat telur,

bulat telur memanjang, bulat memanjang, ukuran panjang 3,5 - 12,5 cm, lebar 1- 5,5

cm, ujung tumpul, runcing, meruncing pendek, pangkal membulat atau rompang. Tepi

daun rata, bergelombang atau agak bergigi. Tangkai daun 0,5 cm sampai 1,5 cm.

Permukaan daun kedua sisi gundul atau berambut halus. Perbungaan dengan susunan

bunga majemuk cawan, 2- 7 cawan tersusun dalam susunan malai (panicula) sampai

malai rata (corymb), setiap cawan mendukung 20-35 bunga, ukuran panjang 1,5- 2 cm,

lebar 5-6 mm. Tangkai karangan dan tangkai bunga gundul atau berambut pendek,

tangkai karangan 0,5- 0,7 cm. Brachtea involucralis dalam berbentuk garis berujung

runcing atau tumpul, panjang 0,3 - 1 cm. Lebar 0,6 - 1,7 cm, gundul, ujung berwama

hijau atau coklat kemerahan. Mahkota merupakan tipe tabung, panjang 1 - 1,5 cm,

jingga kuningan atau jingga. Benang sari berbentuk jarum, kuning, kepala sari

berlekatan menjadi satu. Buah berbentuk garis, panjang 4 - 5 mm, coklat. Daun

mempunyai susunan dan fragmen yang sesuai dengan sifat anatomi keluarga
tumbuhan bunga matahari (Asteraccae = Compositae). Waktu berbunga Januari -

Desember. Di Jawa perbungaan jarang ditemukan.

Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa pada ketinggian 1 - 1200 m dpl,

terutama tumbuh dengan baik pada ketinggian 500 m dpl. Banyak ditemukan tumbuh di

selokan, semak belukar, hutan terang, dan padang rumput . Secara kultur jaringan,

eksplan yang terbaik untuk penumbuhan kalus G. procumbens adalah tangkai daun

yang ditaburkan. Media yang terbaik untuk penumbuhan kalus adalah media RTK yaitu

media RT dengan air kelapa 10%. Pemberian kombinasi pupuk N dan P memberikan

pengaruh nyata terhadap peningkatan hasil produksinya. Pemakaian BA 1 - 4 mg/l

memberikan kondisi yang baik untuk multiplikasi tunas. Cara perbanyakan tanaman

dapat dilakukan dengan menggunakan stek batang. Pertumbuhan batang dan daun

cepat sehingga dapat segera dimanfaatkan. Tanaman akan tumbuh baik pada tempat

ternaungi karena helaian daun lebih tipis dan lebar, sehingga lebih enak untuk dimakan

segar.

X. PENELITIAN MENGENAI Gynura Procumbens Back

Pembuktian secara ilmiah mengenai khasiat tanaman ini melalui penelitian telah banyak

dilakukan antara lain :

 Sugiyanto et al. (1993), melaporkan adanya efek penghambatan karsinogenitas

benzo(a)piren (BAP) oleh preparat tradisional tanaman Gynura procumbens, dan pada

tahun 2003 Sugiyanto et al. menyatakan bahwa ekstrak etanol daun Gynura

procumbens mampu memberikan efek antimutagenik terhadap tumor paru mencit yang

diakibatkan oleh BAP. Sifat antimutagenik ini juga berfungsi sebagai penghambat

mutasi pada Salmonella typhimurium.


 Meiyanto (1996) menyatakan bahwa ekstrak etanol daun Gynura procumbens (Lour.)

Merr. mampu memberikan efek antimutagenik terhadap tumor paru mencit yang

diakibatkan oleh BAP.

 Meiyanto et al., 2004, Secara in vitro, ekstrak etanol daun Gynura procumbens memiliki

IC50 kurang dari 1000 ug/ml pada larva udang Artemia salina Leach (Meiyanto et al.,

1997). Selain menghambat karsinogenitas pada kanker paru, Gynura procumbens juga

diketahui mampu menghambat karsinogenitas kanker payudara. Pemberian post

inisiasi ekstrak etanolik daun Gynura procumbens dosis 250 mg/kgBB dan 750

mg/kgBB dapat mengurangi insidensi kanker payudara tikus yang diinduksi dengan

dimetil benz(a)antrazena (DMBA), menurunkan rata-rata jumlah nodul tiap tikus serta

secara kualitatif menurunkan ekspresi COX-2 (enzim yang berperan dalam

angiogenesis).

 Penelitian Meiyanto dan Septisetyani (2005) menyatakan bahwa fraksi XIX-XX ESN

memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker serviks, HeLa, dengan IC50 119 μg/ml.

Fraksi tersebut juga menghambat proliferasi sel HeLa dan dapat menginduksi terjadinya

apopotosis.

 Penelitian lebih jauh oleh Maryati (2006) menunjukkan flavonoid yang diisolasi dari fraksi

etil asetat ekstrak etanolik daun Gynura procumbens memiliki aktivitas sitotoksik

dengan IC50 sebesar 98 μg/ml terhadap sel T47D dan secara kualitatif meningkatkan

ekspresi p53 dan Bax (regulator apoptosis). Hasil tersebut menguatkan hasil penelitian

sebelumnya baik terhadap ekstrak etanolik maupun fraksi-fraksinya yang mengarahkan

pada efek kemopreventif Gynura procumbens, baik sebagai blocking maupun

suppressing.
 Jenie and Meiyanto,(2006)0Ekstrak etanolik daun Gynura procumbens juga dilaporkan

memiliki efek antiangiogenik sehingga tanaman ini berpotensi sebagai antimetastasis,

anti-invasi.

VI. CARA PENANAMAN SAMBUNG NYAWA

6.1 Penanaman

Perbanyakan sambang nyawa di-lakukan dengan menggunakan bahan tanaman setek

batang dan tunas akar. Setek batang yang digunakan ber-ukuran panjang 15 - 20 cm.

Bila menggunakan tunas akar dilakukan dengan mencabut atau memisahkan tunas dari

tanaman induk. Penanam-an tunas dilakukan seperti pada stek batang. Media tanam

yang diguna-kan adalah campuran tanah + pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1.

Tanaman sebaiknya mendapat naungan dengan mendapatkan in-tensitas sinar

matahari sekitar 60%. Penyiraman dilakukan setiap hari de-ngan lama penyemaian 2 -

3 bulan. Jarak tanam yang ideal 50 x 75 cm, panjang disesuaikan dengan lahan dengan

lubang tanam 20 x 20 x 20 cm

6.2 Pemupukan

Pemupukan menggunakan pupuk organik berupa pupuk kandang atau kompos. Pupuk

diberikan 5 g setiap tanaman dan diberikan 3 - 7 hari sebelum penanaman. Pemupukan

lanjutan dapat diberikan gandasil-D dengan dosis 0,2 sampai 0,3 %.

6.3 Organisme pengganggu

Dijumpai 4 jenis hama yang me-nyerang tanaman ini, yakni Plococ-cus sp., Sylepta

chinensis, Ularchis miliaris, dan Acrida turhita. Serang-an yang ditimbulkan terlihat

dengan penampilan daun yang hanya tinggal tulangnya atau daun yang berlubang-
lubang. Untuk mengurangi serangan hama dilakukan pengendalian secara organik dan

dapat digunakan mulsa yang berasal dari daun orok-orok kebo dan daun lamtoro.

6.4 Perbanyakan tanaman melalui kultur in vitro

Aplikasi teknologi dengan cara kultur jaringan dapat juga diterapkan untuk memperoleh

bahan tanaman seragam secara cepat dan mendapat-kan tanaman yang bebas

penyakit serta dapat juga diterapkan teknik penyimpanan plasma nutfah. Media untuk

multiplikasi tunas sambang nyawa adalah Murashige dan Skoog yang dapat diperkaya

dengan Benzil Adenin pada konsentrasi 0 sampai 1 mg/l. Penggunaan media MS tanpa

zat pengatur tumbuh dapat diterap-kan pada tahap awal kultur, karena tingginya

kandungan auksin en-dogen, dan pada media tersebut menghasilkan jumlah tunas rata-

rata 5,4 setelah masa kultur 2 bulan. Penambahan BA pada media dilakukan setelah

memasuki umur kultur 2 tahun, bila tidak ada penambahan zat pengatur tumbuh, daya

multiplikasi tunas rendah. Sambang nyawa diduga memiliki kandungan hormon

endogen yang cukup untuk multiplikasi tunas.

Media perakaran terbaik adalah MS + IAA 0,1 dengan panjang akar 9,3 cm dan jumlah

daun 12/tunas. Akar yang terbentuk tidak hanya dipangkal batang, tetapi juga terbentuk

rambut akar yang ditemu-kan pada ruas-ruas batang. Plantlet yang telah terbentuk

selanjutnya diaklimatisasi di rumah kaca dapat menggunakan media pupuk kan-dang,

sekam atau kompos selama 4 minggu. Keberhasilan aklimatisasi menggunakan pupuk

kandang + tanah (1 : 1) mencapai 90%.

Dari hasil perbanyakan in vitro dengan menggunakan tunas pucuk pada media MS

dengan kadar gula 0,10 dan 20 g/l, ternyata tunas memiliki kemampuan tumbuh yang

hampir sama dengan tunas yang ditanam pada media yang mengan-dung gula 10 dan
20 g/l, bahkan akar terbentuk 5 - 7 hari setelah penanam-an.

Penyimpanan secara in vitro dalam keadaan tumbuh dapat di-lakukan dengan

menggunakan media perbanyakan (MS + BA0,1 mg/l) ataupun menggunakan media

peng-hambat. Media perbanyakan yang digunakan adalah MS dengan kon-sentrasi BA

0,1 mg/l dapat pula di-terapkan pada tanaman. Pembaruan media kultur dapat

dilakukan sekali 8 bulan, dalam kondisi media yang telah berkurang dan penampilan ta-

naman yang memperlihatkan adanya daun yang mulai menguning. Saat ini umur kultur

sambang nyawa telah memasuki periode 3 tahun kultur. Sedangkan bila menggunakan

media penghambat paclobutrazol dan ABA serta secara enkapsulasi penyimpan-an

dapat berlangsung sampai 6bulan.

6.5 Panen dan pengolahan simplisia

Panen pertama dilakukan saat tanaman berumur sekitar 4 bulan. Pemanenan

dilakukan dengan cara memetik atau memangkas daun sebanyak 4 - 5 helai ke arah

puncak. Pada budidaya sambung nyawa secara monokultur dapat diproduksi daun

segar 50,75 ton/ha. Daun yang dipanen dapat dikon-sumsi segar dalam bentuk

lalaban atau dibuat urap dan dapat juga disimpan dalam bentuk simplisia. Simplisia

dibuat dengan cara me-ngiris daun dan dijemur selama be-berapa hari untuk

mengurangi kadar air. Dapat pula dilakukan dengan cara pengeringan pada oven pada

suhu 400C, selama 5 hari diperoleh simplisia sebesar 4,25 ton/ha dengan kadar air 8%,

kadar sari larut dalam etanol sebesar 6%, kadar sari larut dalam air sebesar 30% serta

kadar ekstrak etanol sebesar 5,1%. Sim-plisia daun yang dihasilkan berwarna hijau

kecokelatan, berbau harum dan berasa sedikit asam. Simplisia se-lanjutnya digerus dan
diayak. Bagian yang halus selanjutnya disimpan dalam bentuk kapsul dan siap di-

konsumsi.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

VII.IKesimpulan

Beberapa dekade terakhir ini terdapat kecenderungan secara global untuk kembali

ke alam. Kecenderungan untuk kembali ke alam atau ” back to nature “, dalam bidang

pengobatan pada herbal ini sangat kuat di Negara-negara maju dan berpengaruh besar

di Negara-negara berkembang seperti Indonesia. Obat herbal sekarang di jadikan

pengobatan pertama yang di minati masyarakat karena khasiatnya dan efek samping

yang minimal atau bahkan tidak ada sama sekali.

VII.2 Saran

 Gunakanlah obat-obatan herbal karena efek sampingnya sangat rendah bahkan tidak

ada.

Manfaatkan lingkungan rumah sebagai apotek hidup keluarga dengan menanami

tanaman obat

tanpa disadari kita sebagai masyrakat tidak banyak mengetahui manfaat tanaman

yang ada disekitar kita, sesungguhnya tanaman yang ada di halaman rumah salah

satunya ceremai ini sangat berguna untuk kesehatan.memberikan efek samping, tetapi

kita dapat kembali memanfaatkan tanaman yang ada sebaga obat tradisional, untuk

dapat memberikan kesembuhan pada penyakit.

Anda mungkin juga menyukai