OLEH :
Proses ekstraksi buah sawit yang digunakan saat ini yaitu dengan menggunakan metode
tradisional, metode artisanal, dan metode modern. Metode ekstraksi artisanal merupakan
pengembangan dari metode tradisional untuk mengolah buah sawit. Sawit yang diolah
pada percobaan ini adalah sawit off-grade yaitu sawit yang berada diluar grade
kematangan buah sehingga tidak layak untuk diolah di pabrik mminyak sawit CPO. Pada
ekstraksi artisanal proses dilakukan dengan menambahkan beberapa peralatan dan alur
proses sebagai cara untuk meningkatkan yield. Tujuan percobaan ini adalah mengolah
dan menentukan yield serta menentukan karakteristik dari sawit off-grade menggunakan
metode artisanal. Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah unit sterilizer dan
spindle hydraulic press. Pada percobaan ini dilakukan dengan menvariasikan waktu 30
menit , 45 menit dan 60 menit kemudian pada alat press dilakukan penambahan air
secukupnya pada saat pengepresan. Hasil yang diperoleh dari pengolahan sawit dengan
metode artisanal yaitu untuk yield maksimum sebesar 24,688% pada waktu 60 menit
sedangkan yield minimum sebesar 16,649% pada waktu 30 menit. Untuk kadar ALB
maksimum sebesar 5,2 % pada waktu 60 menit sedangkan kadar ALB minimum sebesar
2,72 % pada waktu 30 menit. Untuk kadar air maksimum 2,29% pada waktu 60 menit
sedangkan kadar air minimum sebesar 0,79% pada waktu 30 menit. Untuk kadar kotoran
maksimum 2,81% pada waktu 30 menit sedangkan kadar kotoran minimum sebesar
1,73% pada waktu 60 menit.
Kata Kunci : ALB, artisanal, sawit Off-grade, kadar air, pengepresan, sterilizer, yield.
BAB I
PENDAHULUAN
b. Metode Modern
Metode modern merupakan proses pengolahan sawit yang mementingkan
yield dan kualitas minyak. Peralatan yang digunakan dan proses pengolahan
menjadi prioritas untuk menghasilkan yield yang diinginkan dan kualitas sesuai
dengan standar. Teknologi proses yang digunakan pada metode ini full
mechanized dan system pengolahannya dilakukan secermat mungkin agar sasaran
produksi yang diinginkan dapat tercapai (Hyman, 2010).
c. Metode Artisanal
Metode ekstraksi artisanal merupakan pengembangan dari metode
tradisional. Pada metode ini proses produksi dilakukan dengan menambahkan
beberapa peralatan dan alur proses sebagai cara untuk meningkatkan yield.
Penambahan peralatan berupa alat pengepres merupakan langkah untuk
meningkatkan yield. Pengepres yang digunakan ada yang dioperasikan secara
manual dan menggunakan motor sebagai penggerak alat. Keuntungan metode
artisanal yaitu mudah digunakan, biaya produksi murah, bisa dioperasikan oleh
pekrja yang tidak memiliki keterampilan dan pekerja yang digunakan tidak
banyak (Hyman, 2010).
Keterangan :
Y : Yield
Moe : Mass of oil extracted
Mm : Mass of the mash
𝑀𝑟 𝐶𝑃𝑂 𝑥 𝑁 𝑥 𝑉
𝐴𝐿𝐵 = 𝑥 100% ...................................................................(3.3)
𝑊𝑥1000
Keterangan :
V = volume larutan KOH yang digunakan (ml)
N = normalitas larutan KOH
W = berat contoh uji (gr)
Mr CPO = 256 gr/mol
Keterangan :
Initial weight : berat minyak sebelum dioven (gr)
Final weight : berat minyak sesudah di oven (gr)
Keterangan :
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh waktu pengukusan terhadap Yield
Yield adalah perbandingan antara minyak yang diperoleh dengan berat
bahan baku. Dalam percobaan teknologi pengolahan sawit off-grade, dilakukan
dengan memvariasikan waktu pengukusan (30 menit, 45 menit dan 60 menit) dari
berat umpan sawit. Minyak sawit yang didapat pada waktu pengukusan 30 menit
sebanyak 166,49 gram sedangkan pada pada waktu 45 menit sebanyak 227,57
gram dan pada pada saat waktu pengukusan 60 menit didapat sebanyak 246,88
gram. Yield pada percobaan ini dengan mengunakan variasi waktu pengukusan
dapat dilihat pada Gambar 4.1.
27
22.5
Yield (%) 18
13.5
4.5
0
0 15 30 45 60 75
Waktu Pengukusan
4
ALB (%)
0
0 15 30 45 60 75
Waktu Pengukusan
2
Kadar Air (%)
1.5
0.5
0
0 15 30 45 60 75
Waktu Pengukusan
Gambar 4.3 Kurva hubungan waktu pengukusan terhadap kadar air dari
minyak sawit off-grade
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa kadar air semakin naik
seiring bertambahnya lama waktu pengukusan. Kadar air minimum terjadi pada
waktu pengukusan selama 30 menit yaitu sebesar 0,79% dan kadar air maksimum
pada waktu pengukusan 60 menit yaitu sebesar 2,29%. Pengaruh lama waktu
pengukusan terhadap kadar air dari minyak sawit off-grade bahwa kadar air
semakin meningkat seiring bertambahnya waktu pengukusan karena minyak sawit
yang terperas tidak seluruhnya keluar dari alat pengempa, namun ada juga yang
tertinggal di dalam silinder maupun dicelah antar buah sawit. Ketika ditambahkan
air pada proses pemasakan, maka terjadi kontak langsung buah sawit dengan air
sehingga meningkatkan kadar airnya
2.5
Kadar Kotoran (%)
1.5
0.5
0
0 15 30 45 60 75
Waktu Pengukusan
5.1 Kesimpulan
1. Yield minimum didapat pada waktu pengukusan 30 menit yaitu 16,649%
yield maksimum didapat pada waktu pengukusan 60 menit yaitu sebesar
24,688%.
2. Kadar ALB minimum didapat pada waktu pengukusan 30 menit yaitu
sebesar 2,72%, sedangkan kadar ALB maksimum didapat pada waktu
pengukusan 60 menit yaitu sebesar 5,2%.
3. Kadar air minimum didapat pada waktu pengukusan 30 menit yaitu
sebesar 0,79%, sedangkan kadar air maksimum didapat pada waktu
pengukusan 60 menit yaitu sebesar 2,29%.
4. Kadar pengotor minimum didapat pada waktu pengukusan 60 menit yaitu
sebesar 1,73%, sedangkan kadar pengotor maksimum didapat pada waktu
pengukusan 30 menit yaitu sebesar 2,81%.
5.2 Saran
Pada percobaan praktikum ini pilihlah buah kelapa sawit yang bagus agar
hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan. Karena buah kelapa sawit
mempengaruhi ALB, kadar air, kadar pengotor dan yield yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ekine,D.I., dan Onu, M. E. 2008. Economics of small - scale palm oil processing
in Ikwerre and local government areas of river state, Nigeria. Jurnal of
agricultural and social research. 8(2) : 150 – 158.
Zu, K. S. A., Nsiah. A., dan Bani, R. J. 2012. Effect of processing equipment and
duration of storage of palm fruit on palm oil yield and quality in the
Kwaebibrem District, Ghana. Agricultural research and reviews. 1 (1) :
18-25.
LAPORAN SEMENTARA
TEKNIK REAKSI KIMIA
Hasil Percobaan :
Tabel A.1 Data hasil percobaan teknologi pengolohan sawit
Berat Penambaha Waktu Kadar
Yield ALB Kadar
No Berondola n Air Pengukusan Kotoran
(%) (%) air (%)
n(gr) (ml) (menit) (%)
1. 1000 6000 30 16,649 2,72 0,79 2,81
2. 1000 6000 45 22,757 4,26 1,49 2,32
3. 1000 6000 60 24,688 5,2 2,29 1,73
166,49 𝑔𝑟
𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥 100%
1000 𝑔𝑟
𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 16,649%
227,57 𝑔𝑟
𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥 100%
1000 𝑔𝑟
𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 22,757%
𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 24,688%
= 2,72%
= 4,26%
= 5,2%
= 0,79%
= 1,49%
= 2,29%
B.7 Uji Kadar Pengotor
1. Waktu pengukusan 30 menit
Berat Pengotor = 0,28 gr
Berat Hasil uji kadar air = 9,93 gr
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑡𝑜𝑟
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟 = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑢𝑗𝑖 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟
0,28 𝑔𝑟
= 𝑥 100 %
9,93 𝑔𝑟
= 2,81%
= 2,32%
= 1,73%
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI
NO PEKERJAAN GAMBAR
1. Proses pengukusan
buah kelapa sawit
2. Proses pengepresan
mengunakan alat
spindle hydraulic
press.
3. Minyak yang
dihasilkan dari proses
pengepresan
4. Proses pemisahan
minyak dan kotoran
5. Hasil minyak yang
didapatkan
6. Kadar ALB
7. Kadar air
8. Kadar pengotor