Minggu 5
Sesi 6
Dalam konsep harta kekayaan setiap barang selalu ada pemiliknya yang
disebut pemilik barang dan setiap pemilikan barang mempunyai hak atas barang
miliknya yang lazim disebut hak milik. Dari pengertian ini, istilah milik lebih
menunjukkan kepada hak seseorang atas suatu benda secara konkrit dan bukan
menunjuk pada suatu harta kekayaan yang sangat luas. Hak kekayaan intelektual
lebih tepat dikualifikasikan sebagai hak milik, karena hak milik itu sendiri merupakan
hak paling utama jika dibandingkan dengan hak-hak kebendaan lainnya.
HAKI masuk dalam pengertian sebagai benda bergerak (bertubuh dan tidak
bertubuh) yaitu sebagai hak. Hak kekayaan intelektual adalah hak kebendaan, hak atas
sesuatu benda yang bersumber dari hasil kerja otak, hasil kerja rasio. Hasil kerjanya
itu berupa benda immateril. Seperti dengan benda yang lainnya, hak-hak di dalam
lingkup HAKI juga dapat dialihkan melalui:
• Pewarisan
• Wasiat
• Wakaf
• Hibah
• Perjanjian
• Sebab lain yang diatur dalam Undang-Undang
Intellectual Property Rights (IPR) adalah hak yang timbul dari hasil olah pikir
yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk kehidupan manusia.
Hak kekayaan intelektual diberikan bagi mereka yang mewujukan hasil pemikirannya
ke dalam suatu bentuk yang nyata dan berguna bagi umat manusia. Oleh karenanya
HAKI ini memberikan hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu
kreativitas intelektual. Karena kemampuan seseorang untuk dapat memperoleh
keuntungan ekonomi dari karya ciptanya harus dilindungi.
Beberapa hal baru yang diatur dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 (Tobing,
2014) antara lain yaitu :
1. Perlindungan hak cipta dilakukan dengan waktu yang lebih panjang (dari 50
tahun menjadi 70 tahun);
2. Perlindungan yang lebih baik terhadap hak ekonomi para pencipta dan/atau
pemilik hak terkait, termasuk membatasi pengalihan hak ekonomi dalam bentuk
jual putus (sold flat);
3. Penyelesaian sengketa secara efektif melelui proses mediasi, arbitrase, atau
pegadilan, serta penerapan delik aduan untuk tuntutan pidana;
4. Pengelola tempat perdagangan bertanggung jawab atas tempat penjualan dan/atau
pelanggaran hak cipta dan/atau hak terkait di pusat tempat perbelanjaan yang
dikelolanya;
5. Hak cipta sebagai benda bergerak tidak berwujud yang dapat dijadikan objek
jaminan fidusia;
6. Menteri diberi kewenangan untuk menghapus ciptaan yang sudah dicatatkan,
apabila ciptaan tersebut melanggar norma agama, norma susila, ketertiban umum,
pertahanan dan keamanan negara, serta ketentuan peraturan perundang-udangan;
7. Pencipta, pemegang hak cipta, pemilik hak terkait menjadi anggota Lembaga
Manajemen Kolektif agar dapat menarik imbalan atau royalti;
8. Pencipta, pemegang hak cipta, pemilik hak terkait mendapat imbalan royalti
untuk ciptaan, atau produk hak terkait yang dibuat dalam hubungan dnas dan
digunakan secara komersial;
Hak Cipta terdiri atas Hak Moral dan hak Ekonomi, yaitu :
1. Hak Moral (Moral Rights) yaitu : merupakan hak yang melekat secara abadi
pada diri Pencipta untuk:.
a. tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya pada salinan
sehubungan dengan pemakaian Ciptaannya untuk umum;
b. menggunakan nama aliasnya atau samarannya;
c. mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat;
d. mengubah judul dan anak judul Ciptaan;
e. mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan, mutilasi Ciptaan,
modifikasi Ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau
reputasinya.
Hak moral tidak dapat dialihkan selama Pencipta masih hidup, tetapi
pelaksanaan hak tersebut dapat dialihkan dengan wasiat atau sebab lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan setelah Pencipta meninggal
dunia.
2. Hak Ekonomi (Economic Rights) yaitu: hak eksklusif pencipta atau Pemegang
Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan. Hak ekonomi
tersebut untuk melakukan :
a. Penerbitan ciptaan;
b. Penggandaan ciptaan dalam segala bentuknya
2.4 PENCIPTA
Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi. Kecuali
terbukti sebaliknya, yang dianggap sebagai pencipta, yaitu orang yang namanya :
a. disebut dalam Ciptaan;
b. dinyatakan sebagai Pencipta pada suatu Ciptaan;
c. disebutkan dalam surat pencatatan Ciptaan; dan/atau
Selain itu juga yang termasuk sebagai Pencipta antara lain adalah :
- Ciptaan yang terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang diciptakan oleh
2 (dua) Orang atau lebih, yang dianggap sebagai Pencipta yaitu Orang
yang memimpin dan mengawasi penyelesaian seluruh Ciptaan;
- Ciptaan yang dirancang oleh seseorang dan diwujudkan serta dikerjakan
oleh Orang lain di bawah pimpinan dan pengawasan Orang yang
merancang, yang dianggap Pencipta yaitu Orang yang merancang
Ciptaan;
- Kecuali diperjanjikan lain, Pemegang Hak Cipta atas Ciptaan yang dibuat
oleh Pencipta dalam hubungan dinas, yang dianggap sebagai Pencipta
yaitu instansi pemerintah;
- Kecuali diperjanjikan lain, Pencipta dan Pemegang Hak Cipta atas
Ciptaan yang dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan pesanan
yaitu pihak yang membuat Ciptaan.
- Kecuali terbukti sebaliknya, dalam hal badan hukum melakukan
Pengumuman, Pendistribusian, atau Komunikasi atas Ciptaan yang
berasal dari badan hukum tersebut, dengan tanpa menyebut seseorang
sebagai Pencipta, yang dianggap sebagai Pencipta yaitu badan hukum
- Hak Cipta atas ekspresi budaya tradisional dipegang oleh Negara.
- Dalam ha1 Ciptaan tidak diketahui Penciptanya dan Ciptaan tersebut
belum dilakukan Pengumuman, Hak Cipta atas Ciptaan tersebut
dipegang oleh Negara untuk kepentingan Pencipta.
3. Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan berupa karya seni terapan berlaku
selama 25 (dua puluh lima) tahun sejak pertama kali dilakukan
Pengumuman.
4. Hak Cipta atas ekspresi budaya tradisional yang dipegang oleh
negara berlaku tanpa batas waktu.
5. Hak Cipta atas Ciptaan yang Penciptanya tidak diketahui yang
dipegang oleh negara berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak
Ciptaan tersebut pertama kali dilakukan Pengumuman.
6. Masa berlaku pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan yang dilakukan
Pengumuman bagian per bagian dihitung sejak tanggal Pengumuman
bagian yang terakhir.
III. PATEN
Ketentuan mengenai perlindungan paten, di Indonesia diatur dalam Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten (selanjutnya disebut UUP). Latar belakang
pemberlakuan undang-undang tersebut antara lain adalah :
1. Paten merupakan kekayaan intelektual yang diberikan oleh negara kepada
inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi yang mempunyai peranan
strategic dalam mendukung pembangunan bangsa dan memajukan
kesejahteraan umum.
2. Perkembangan teknologi dalam berbagai bidang telah sedemikian pesat
sehingga diperlukan peningkatan pelindungan bagi inventor dan pemegang
paten.
3. Peningkatan pelindungan paten sangat penting bagi inventor dan pemegang
paten karena dapat memotivasi inventor untuk meningkatkan hasil karya, baik
secara kuantitas maupun kualitas untuk mendorong kesejahteraan bangsa dan
negara serta menciptakan iklim usaha yang sehat.
diberikan untuk Invensi yang baru, diberikan untuk setiap Invensi baru,
mengandung langkah inventif, dan dapat pengembangan dari produk atau proses yang
diterapkan dalam industri telah ada, dan dapat diterapkan dalam industri
jangka waktu perlindungan 20 (dua puluh) jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung
tahun terhitung sejak Tanggal Penerimaan dan sejak Tanggal Penerimaan dan tidak dapat
tidak dapat diperpanjang diperpanjang
Diberikan pada Invensi dianggap baru, jika diberikan hanya untuk satu Invensi
pada tanggal penerimaan belum ada invensi
yang sama
3.6 Lisensi
- Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Paten, baik yang
bersifat eksklusif maupun noneksklusif, kepada penerima lisensi
berdasarkan perjanjian tertulis untuk menggunakan Paten yang masih
dilindungi dalam jangka waktu dan syarat tertentu
- Pemegang paten berhak memberikan lisensi kepada orang lain
berdasarkan surat perjanjian lisensi
- Perjanjian Lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat merugikan
kepentingan nasional Indonesia atau memuat pembatasan yang
menghambat kemampuan bangsa Indonesia dalam melakukan pengalihan,
penguasaan, dan pengembangan teknologi
- Perjanjian Lisensi harus dicatat dan diumumkan oleh Menteri dengan
dikenai biaya, jika tidak maka tidak akan mengikat pihak ketiga
4.1 Definisi
Untuk mengetahui batasan dan ruang lingkup perlindungan merek dan
indikasi geografis, maka diperlukan pengetahuan tentang hal-hal yang
menjadi batasan aturan dalam Undang-Undang Merek (UUM) antara lain
yaitu:
1. Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar,
logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua)
dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2
(dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa
yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan
perdagangan barang dan/atau jasa.
Merek terdiri dari :
a. Merek dagang yaitu : Merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara
bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
barang sejenis lainnya
b. Merek jasa : Merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara
bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa
sejenis lainnya
c. Merek Kolektif: Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa
dengan karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri umum, dan
mutu barang atau jasa serta pengawasannya yang akan
6. Sertifikat Merek
Setelah pendaftaran diterima, maka pendaftar akan mendapatkan sertifikat
merek.
Sertifikat Merek diterbitkan oleh Menteri sejak Merek tersebut
terdaftar
Sertifikat Merek memuat
- Nama dan alamat lengkap pemilik Merek yang didaftar
- Nama dan alamat lengkap Kuasa, dalam hal Permohonan melalui
Kuasa
- Tanggal Penerimaan
- Nama negara dan Tanggal Penerimaan permohonan yang pertama
kali dalam hal Permohonan diajukan dengan menggunakan Hak
Prioritas;
- Label Merek yang didaftarkan
- Nomor dan tanggal pendaftaran
- Kelas dan jenis barang dan/atau jasa yang Mereknya didaftar
7. Lisensi
Beberapa hal yang dapat menyebabkan sebuah Merek terdaftar dapat
beralih atau dialihkan dengan cara :
1. Pewarisan
2. Wasiat
3. Wakaf
4. Hibah
5. Perjanjian
6. Sebab-sebab lain yang dibenarkan UU
Perjanjian Lisensi :
- Berlaku di seluruh Indonesia
- wajib dimohonkan pencatatannya kepada Menteri
- Diumumkan dalam Berita Resmi Merek, tidak dicatatkan tidak
berakibat hukum pada pihak ketiga
- Perjanjian Lisensi dilarang memuat ketentuan baik yang langsung
maupun tidak langsung yang menimbulkan akibat yang merugikan
perekonomian Indonesia atau memuat pembatasan yang
menghambat kemampuan bangsa Indonesia dalam menguasai dan
mengembangkan teknologi
Hak kekayaan inetelektual merupakan salah satu properti yang dapat dimilki sebagai
sebuah benda yang tidak berwujud. Seperti benda yang lain, hak ini juga dapat beralih
maupun dialihkan.
a. Hak Cipta
Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau "ciptaan". Ciptaan
tersebut dapat mencakup puisi, drama, serta karya tulis lainnya, film, karya-karya
koreografis (tari, balet, dan sebagainya), komposisi musik, rekaman suara, lukisan,
gambar, patung, foto, perangkat lunak komputer, siaran radio dan televisi, dan (dalam
yurisdiksi tertentu) desain industri.
b. Hak Paten
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil
Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.
c. Hak Merek
Merek merupakan nama, istilah , tanda, symbol. Lambing, desain, warna, gerak atau
kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas
dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Pada dasarnya suatu merek juga merupakan
janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian cirri-ciri , manfaat dan
jasa tertentu kepada para pembeli. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan
tambahan berupa jaminan kualitas.
d. Hak Desain Industri
Adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau
garis dan warna atau gabungan dari padanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua
dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi
atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang,
komoditas industri atau kerajinan tangan. Hak Desain Industri ini merupakan hak
eksklusif yang diberikan kepada pemegang hak desain industri untuk dalam jangka
waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberi izin kepada orang lain untuk
melaksanakannya.
1. Meliala, DS. (2014). Hukum Perdata dalam Perspektif BW. Bandung: Nuansa Aulia.
2. Zaeni Asyhadie. (2017). Hukum Bisnis: Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia.
Jakarta: Rajawali Pers
3. Republik Indonesia. Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 85 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4220.
4. Undang-Undang No. 13 tahun 2016 tentang Paten, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 176 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5922.
5. Undang-Undang No. 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 252 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5953
6. Saliman, AR. (2005). Hukum Bisnis untuk Perusahaan, Teori dan Contoh Kasus. Cet
ke-7. Jakarta: Kencana.
7. Silondae, AA. & Ilyas, WB. (2011). Pokok-Pokok Hukum Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.
8. Subekti, R & Tjitrosudibio. (1992) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta:
Pradnya Paramita.