Anda di halaman 1dari 32

LECTURE NOTES

Legal Aspect in Economic

Minggu 5
Sesi 6

Intellectual Property Rights


(IPR)

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


LEARNING OUTCOMES

LO2 : Explain the basic principles of legal aspects in economic.

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):


1. Introduction to IPR
2. Copy Rights
3. Patent
4. Trademark and Protected Geographical Indication (GPI)

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


Hak Kekayaan Intelektual (HaKI)

I. KONSEP HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM HUKUM BENDA

Dalam konsep harta kekayaan setiap barang selalu ada pemiliknya yang
disebut pemilik barang dan setiap pemilikan barang mempunyai hak atas barang
miliknya yang lazim disebut hak milik. Dari pengertian ini, istilah milik lebih
menunjukkan kepada hak seseorang atas suatu benda secara konkrit dan bukan
menunjuk pada suatu harta kekayaan yang sangat luas. Hak kekayaan intelektual
lebih tepat dikualifikasikan sebagai hak milik, karena hak milik itu sendiri merupakan
hak paling utama jika dibandingkan dengan hak-hak kebendaan lainnya.

HAKI masuk dalam pengertian sebagai benda bergerak (bertubuh dan tidak
bertubuh) yaitu sebagai hak. Hak kekayaan intelektual adalah hak kebendaan, hak atas
sesuatu benda yang bersumber dari hasil kerja otak, hasil kerja rasio. Hasil kerjanya
itu berupa benda immateril. Seperti dengan benda yang lainnya, hak-hak di dalam
lingkup HAKI juga dapat dialihkan melalui:
• Pewarisan
• Wasiat
• Wakaf
• Hibah
• Perjanjian
• Sebab lain yang diatur dalam Undang-Undang

Intellectual Property Rights (IPR) adalah hak yang timbul dari hasil olah pikir
yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk kehidupan manusia.
Hak kekayaan intelektual diberikan bagi mereka yang mewujukan hasil pemikirannya
ke dalam suatu bentuk yang nyata dan berguna bagi umat manusia. Oleh karenanya
HAKI ini memberikan hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu
kreativitas intelektual. Karena kemampuan seseorang untuk dapat memperoleh
keuntungan ekonomi dari karya ciptanya harus dilindungi.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


Dengan kata lain HAKI adalah sekumpulan hak yang diberikan oleh
hukum untuk melindungi investasi ekonomi dari usaha kreatif .
1.1 Esensi HaKI
Segala aturan yang mengatur tentang Hak Kekayaan Intelektual di
Indonesia merupakan suatu konsekuensi dari keikutsertaan Indonesia sebagai
anggota dari Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organizatioan
(WTO). Sebagai anggota WTO, Indonesia juga turut menandatangani
perjanjian yang mengatur tentang hak kekayaan inteletual yaitu Trade Related
Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs) dan juga konvensi-konvensi
internasional lain di bidang Hak Kekayaan Intellectual. Oleh karenanya,
Indonesia juga segera menyelaraskan peraturan-peraturan di bidang hak
kekayaan intelektual sesuai dengan apa yang telah diatur dalam perjanjian-
perjanjian internasional tersebut.
Intellectual Property merupakan “produk” intangible dari hasil
aktivitas intelektual manusia (Berasal dari Ide, Kreasi, dan Invensi). Beberapa
aspek yang terkait dengan perlindungan hak kekayaan intelektual antara lain :
1. Aspek Moral
Berhubungan dengan nilai etika baik dan buruk, Nilai etika baik
dan buruk, Norma hak dan kewajiban, Sikap pengakuan dan
penghormatan. Artinya bahwa setiap orang harus memberikan
penghormatan kepada pencipta, penemu atau mereka yang menuangkan
hasil intelektualitas ke dalam sebuah karya nyata yang berguna bagi umat
manusia lainnya dengan menyebutkan namanya, tidak mengambil dan
mempergunakan karyanya dengan tanpa hak.
2. Aspek Ekonomi
Berkaitan dengan hak milki intelektual sebagai bagian dari
kekayaan dan asset bagi si pemilik maupun pemegang hak, dimana produk
yang dihasilkan dari karya intelektualitas seseorang merupakan sebuah
komoditi yang dapat memiliki nilai ekonomis cukup tinggi.
3. Aspek Hukum
Demi melindungi hak si pencipta juga penemu harus dilindungi
haknya agar tidak dilanggar oleh pihak lain. Selain itu perlindungan
hukum terhadap hak ekonomi yang diperoleh oleh pemilik hak maupun

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


pemegang hak, akan dapat mendorong pihak lain untuk berkeasi dan
melahirkan ciptaan dan temuan-temuan yang lainnya.
Objek Hak Kekayaan Intelektual adalah Objek yang diatur dalam
HAKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan
intelektual manusia, yang pada gilirannya menimbulkan hak untuk dapat
menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreatifitas intelektual

1.2 Bidang-Bidang Hak Kekayaan Intelektual


Bidang-bidang hak kekayaan intelektual dibagi ke dalam dua bagian besar
yaitu :
1. Hak Cipta
2. Hak Kekayaan Perindustrian, yang terdiri dari :
a. Paten
b. Merek dan Indikasi Geografis
c. Desain Industri
d. Rahasia Dagang
e. Tata Letak Sirkuit Terpadu
f. Varietas Tanaman
Khusus dalam mata kuliah ini, maka pembahasan tentang hak kekayaan
intelektual akan dibatasi pada tiga bidang perlindungan hak kekayaan
intelektual yaitu: Hak Cipta, Paten, dan Merek dan Indikasi Geografis.

II. HAK CIPTA (COPY RIGHTS)


Ketentuan mengenai hak cipta di Indonesia yang paling baru diatur dalam
Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, selanjutnya disebut UUHC.
Undang-undang ini menggantikan undang-undang tentang Hak Cipta sebelumnya
yaitu Undang-Undang No. 19 Tahun 2002.
Hal-hal yang melatar belakangi diundangkannya undang-undang tersebut antara lain
adalah :
 Hak cipta merupakan kekayaan intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan
sastra yang mempunyai peranan strategis dalam mendukung bangsa dan
memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


 Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan sastra, sudah demikian
pesat sehingga memerlukan peningkatan pelindungan dan jaminan kepastian
hokum bagi lencipta, pemegang Hak Cipta, dan pemilik Hak Terkait;
 Indonesia terlibat dalam pergaulan masyarakat dunia dan menjadi salah satu
anggota dalam Agreement Establishing the WTO, yang mencakup pula
Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs)

Beberapa hal baru yang diatur dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 (Tobing,
2014) antara lain yaitu :
1. Perlindungan hak cipta dilakukan dengan waktu yang lebih panjang (dari 50
tahun menjadi 70 tahun);
2. Perlindungan yang lebih baik terhadap hak ekonomi para pencipta dan/atau
pemilik hak terkait, termasuk membatasi pengalihan hak ekonomi dalam bentuk
jual putus (sold flat);
3. Penyelesaian sengketa secara efektif melelui proses mediasi, arbitrase, atau
pegadilan, serta penerapan delik aduan untuk tuntutan pidana;
4. Pengelola tempat perdagangan bertanggung jawab atas tempat penjualan dan/atau
pelanggaran hak cipta dan/atau hak terkait di pusat tempat perbelanjaan yang
dikelolanya;
5. Hak cipta sebagai benda bergerak tidak berwujud yang dapat dijadikan objek
jaminan fidusia;
6. Menteri diberi kewenangan untuk menghapus ciptaan yang sudah dicatatkan,
apabila ciptaan tersebut melanggar norma agama, norma susila, ketertiban umum,
pertahanan dan keamanan negara, serta ketentuan peraturan perundang-udangan;
7. Pencipta, pemegang hak cipta, pemilik hak terkait menjadi anggota Lembaga
Manajemen Kolektif agar dapat menarik imbalan atau royalti;
8. Pencipta, pemegang hak cipta, pemilik hak terkait mendapat imbalan royalti
untuk ciptaan, atau produk hak terkait yang dibuat dalam hubungan dnas dan
digunakan secara komersial;

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


9. Lembaga manajemen kolektif yang berfungsi menghimpun dan mengelola hak
ekonomi pencipta dan pemilik hak terkait wajib mengajukan permohonan izin
operasional kepada Menteri;
10. Penggunaan hak cipta dan hak terkait dalam sarana multimedia untuk merespon
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

2.1 Konsep Perlindungan Hak Cipta


Doktrin dasar perlindungan hukum terhadap hak cipta adalah bahwa hak cipta
hanya melindungi “ekspresi” dan tidak melindungi suatu “ide”. Artinya adalah
bahwa perlindungan hak cipta hanya diberikan kepada ciptaan yang telah
diekspresikan. Perlindungan Hak Cipta tidak diberikan kepada ide atau gagasan
karena karya cipta harus memiliki bentuk yang khas, bersifat pribadi dan
menunjukkan keaslian sebagai Ciptaan yang lahir berdasarkan kemampuan,
kreativitas, atau keahlian sehingga Ciptaan itu dapat dilihat, dibaca, atau didengar.

UU Hak Cipta mengatur tentang :


1. Hak Cipta :
Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Hak Cipta merupakan benda bergerak tidak berwujud
yang dapat dijadikan objek jaminan fidusia.
2. Hak Terkait:
Hak Terkait adalah hak yang berkaitan dengan Hak Cipta yang merupakan hak
eksklusif bagi pelaku pertunjukan, produser fonogram, atau lembaga penyiaran.

2.2 Hak Cipta


Undang-Undang Hak Cipta berlaku untuk :
1. Semua Ciptaan dan produk Hak Terkait warga negara, penduduk, dan badan
hukum Indonesia;

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


2. Semua Ciptaan dan produk Hak Terkait bukan warga negara Indonesia, bukan
penduduk Indonesia, dan bukan badan hukum Indonesia yang untuk pertama
kali dilakukan Pengumuman di Indonesia;
3. Semua Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dan pengguna Ciptaan dan/atau
produk Hak Terkait bukan warga negara Indonesia, bukan penduduk Indonesia,
dan bukan badan hukum Indonesia dengan ketentuan:
a. Negaranya mempunyai perjanjian bilateral dengan negara Republik
Indonesia mengenai pelindungan Hak Cipta dan Hak Terkait;
b. Negaranya dan negara Republik Indonesia merupakan pihak atau peserta
dalam perjanjian multilateral yang sama mengenai pelindungan Hak Cipta
dan Hak Terkait.

Hak Cipta terdiri atas Hak Moral dan hak Ekonomi, yaitu :
1. Hak Moral (Moral Rights) yaitu : merupakan hak yang melekat secara abadi
pada diri Pencipta untuk:.
a. tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya pada salinan
sehubungan dengan pemakaian Ciptaannya untuk umum;
b. menggunakan nama aliasnya atau samarannya;
c. mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat;
d. mengubah judul dan anak judul Ciptaan;
e. mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan, mutilasi Ciptaan,
modifikasi Ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau
reputasinya.
Hak moral tidak dapat dialihkan selama Pencipta masih hidup, tetapi
pelaksanaan hak tersebut dapat dialihkan dengan wasiat atau sebab lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan setelah Pencipta meninggal
dunia.

2. Hak Ekonomi (Economic Rights) yaitu: hak eksklusif pencipta atau Pemegang
Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan. Hak ekonomi
tersebut untuk melakukan :
a. Penerbitan ciptaan;
b. Penggandaan ciptaan dalam segala bentuknya

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


c. Penerjemahan ciptaan
d. Adaptasi, aransemen, atau transformasi ciptaan
e. Pendistribusian ciptaan atau salinannya
f. Pertunjukan ciptaan
g. Pengumuman ciptaan
h. Komunikasi ciptaan
i. Penyewaan ciptaan

Setiap Orang yang melaksanakan hak ekonomi wajib mendapatkan izin


Pencipta atau Pemegang Hak Cipta. Pengelola tempat perdagangan dilarang
membiarkan penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran Hak
Cipta dan/atau Hak Terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya.
Ciptaan buku, dan/atau semua hasil karya tulis lainnya, lagu dan/atau musik
dengan atau tanpa teks yang dialihkan dalam perjanjian jual putus dan/atau
pengalihan tanpa batas waktu, Hak Ciptanya beralih kembali kepada Pencipta
pada saat perjanjian tersebut mencapai jangka waktu 25 (dua puluh lima) tahun.

2.3 Hak Terkait (Neighboring Right)


 Hak Terkait adalah : hak yang berkaitan dengan Hak Cipta yang merupakan hak
eksklusif bagi pelaku pertunjukan, produser fonogram, atau lembaga penyiaran.
Sesuai dengan pengertia tersebut, maka Hak Terkait merupakan hak eksklusif
yang meliputi:
a. Hak moral Pelaku Pertunjukan;
b. Hak ekonomi Pelaku Pertunjukan;
c. Hak ekonomi Produser Fonogram; dan
d. Hak ekonomi Lembaga Penyiaran.
 Hak Moral Pelaku Pertunjukan
Hak moral Pelaku Pertunjukan merupakan hak yang melekat pada Pelaku
Pertunjukan yang tidak dapat dihilangkan atau tidak dapat dihapus dengan
alasan apapun walaupun hak ekonominya telah dialihkan.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


 Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan
Hak Ekonomi ini meliputi hak melaksanakan sendiri, memberikan izin, atau
melarang pihak lain untuk melakukan antara lain :
a. Penyiaran atau Komunikasi atas pertunjukan PelakuPertunjukan;
b. Fiksasi dari pertunjukannya yang belum dihksasi;
c. Penggandaan atas Fiksasi pertunjukannya dengan cara atau bentuk apapun;
d. Pendistribusian atas Fiksasi pertunjukan atau salinannya;
e. Penyewaan atas Fiksasi pertunjukan atau salinannya kepada publik; dan
f. Penyediaan atas Fiksasi pertunjukan yang dapat diakses publik.
 Hak ekonomi Produser Fonogram
Hak ini meliputi hak melaksanakan sendiri, memberikan izin, atau melarang
pihak lain untuk melakukan antara lain :
a. Penggandaan atas Fonogram dengan cara atau bentuk apapun;
b. Pendistribusian atas Ponogram asli atau salinannya;
c. Penyewaan kepada publik atas salinan Fonogram;
d. Penyediaan atas Fonogram dengan atau tanpa kabel yang dapat diakses
publik.
 Hak Eonomi Lembaga Penyiaran
Hak ini meliputi hak melaksanakan sendiri, memberikan izin, atau melarang
pihak lain untuk melakukan antara lain :
a. Penyiaran ulang siaran;
b. Komunikasi siaran;
c. Fiksasi siaran; dan/atau
d. Penggandaan Fiksasi siaran.

2.4 PENCIPTA
Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi. Kecuali
terbukti sebaliknya, yang dianggap sebagai pencipta, yaitu orang yang namanya :
a. disebut dalam Ciptaan;
b. dinyatakan sebagai Pencipta pada suatu Ciptaan;
c. disebutkan dalam surat pencatatan Ciptaan; dan/atau

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


d. tercantum dalam daftar umum Ciptaan sebagai pencipta.

Selain itu juga yang termasuk sebagai Pencipta antara lain adalah :
- Ciptaan yang terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang diciptakan oleh
2 (dua) Orang atau lebih, yang dianggap sebagai Pencipta yaitu Orang
yang memimpin dan mengawasi penyelesaian seluruh Ciptaan;
- Ciptaan yang dirancang oleh seseorang dan diwujudkan serta dikerjakan
oleh Orang lain di bawah pimpinan dan pengawasan Orang yang
merancang, yang dianggap Pencipta yaitu Orang yang merancang
Ciptaan;
- Kecuali diperjanjikan lain, Pemegang Hak Cipta atas Ciptaan yang dibuat
oleh Pencipta dalam hubungan dinas, yang dianggap sebagai Pencipta
yaitu instansi pemerintah;
- Kecuali diperjanjikan lain, Pencipta dan Pemegang Hak Cipta atas
Ciptaan yang dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan pesanan
yaitu pihak yang membuat Ciptaan.
- Kecuali terbukti sebaliknya, dalam hal badan hukum melakukan
Pengumuman, Pendistribusian, atau Komunikasi atas Ciptaan yang
berasal dari badan hukum tersebut, dengan tanpa menyebut seseorang
sebagai Pencipta, yang dianggap sebagai Pencipta yaitu badan hukum
- Hak Cipta atas ekspresi budaya tradisional dipegang oleh Negara.
- Dalam ha1 Ciptaan tidak diketahui Penciptanya dan Ciptaan tersebut
belum dilakukan Pengumuman, Hak Cipta atas Ciptaan tersebut
dipegang oleh Negara untuk kepentingan Pencipta.

2.5 Objek dan Perlindungan Hak Cipta


A. Objek Perlindungan Hak Cipta
Ciptaan yang menjadi objek perlindungan dalam UUHC antara lain adalah :
Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang meliputi karya :
a. Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil
karya tulis lainnya:
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya;

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
d. Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;
e. Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
f. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,
kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase;
g. Karya seni terapan;
h. Karya arsitektur;
i. Peta;
j. Karya seni batik atau seni motif lain;
k. Karya fotografi;
l. Potret;
m. Karya sinematografi
n. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen,
modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;
o. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifkasi ekspresi
budaya tradisional;
p. Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan
program komputer maupun media lainnya;
q. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut
merupakan karya yang asli;
r. Permainan video;
s. Program komputer.

Hasil karya yang tidak dilindungi :


a. Hasil karya yang belum diwujudkan dalam bentuk nyata;
b. Setiap ide, prosedur, sistem, metode, konsep, prinsip, temuan atau data
walaupun telah diungkapkan, dinyatakan, digambarkan, dijelaskan, atau
digabungkan dalam sebuah ciptaan;
c. Alat, benda, atau produk yang diciptakan hanya untuk menyelesaikan
masalah teknis atau yang bentuknya hanya ditujukan untuk kebutuhan
fungsional.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


B. Masa Berlaku Hak Cipta
i. Masa Berlaku Hak Moral
o Hak moral Pencipta berlaku tanpa batas waktu; yaitu bagi pencipta
yang :
a. tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya pada
salinan sehubungan dengan pemakaian Ciptaannya untuk umum
b. menggunakan nama aliasnya atau samarannya;
c. mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan,
mutilasi Ciptaan, modifikasi Ciptaan, atau hal yang bersifat
merugikan kehormatan diri atau reputasinya
o Hak moral Pencipta berlaku selama berlangsungnya jangka waktu
Hak Cipta atas Ciptaan yang bersangkutan, yaitu bagi pencipta yang :
a. mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat;
b. mengubah judul dan anak judul Ciptaan.

ii. Masa Berlaku Hak Ekonomi


Terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
1. Perlindungan Atas Ciptaan:
a. Buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya:
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya;
c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
d. Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;
e. Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan
pantomim;
f. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar,
ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase;
g. Karya arsitektur;
h. Peta;
i. Karya seni batik atau seni motif lain;

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


Berlaku selama hidup Pencipta dan terus berlangsung selama 70
(tujuh puluh) tahun setelah Pencipta meninggal dunia, terhitung mulai
tanggal 1 Januari tahun berikutnya.

2. Perlindungan Hak Cipta Atas Ciptaan:


a. Karya fotografi;
b. Potret;
c. Karya sinematografi;
d. Permainan video;
e. Program komputer;
f. Perwajahan karya tulis;
g. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi,
aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;
h. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi atau modifikasi
ekspresi budaya tradisional;
i. Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca
dengan program komputer atau media lainnya; dan
j. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut
merupakan karya yang asli.
Berlaku selama 50 (1ima puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan
Pengumuman.

3. Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan berupa karya seni terapan berlaku
selama 25 (dua puluh lima) tahun sejak pertama kali dilakukan
Pengumuman.
4. Hak Cipta atas ekspresi budaya tradisional yang dipegang oleh
negara berlaku tanpa batas waktu.
5. Hak Cipta atas Ciptaan yang Penciptanya tidak diketahui yang
dipegang oleh negara berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak
Ciptaan tersebut pertama kali dilakukan Pengumuman.
6. Masa berlaku pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan yang dilakukan
Pengumuman bagian per bagian dihitung sejak tanggal Pengumuman
bagian yang terakhir.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


2.6 Lisensi dan Lisensi Wajib
Lisensi adalah izin tertulis yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta
atau Pemilik Hak Terkait kepada pihak lain untuk melaksanakan hak ekonomi
atas Ciptaannya atau produk Hak Terkait dengan syarat tertentu. Pemegang
Hak Cipta atau pemilik Hak Terkait berhak memberikan Lisensi kepada pihak
lain berdasarkan perjanjian tertulis. Perjanjian Lisensi berlaku selama jangka
waktu tertentu dan tidak melebihi masa berlaku Hak Cipta dan Hak Terkait.
Royalti adalah imbalan atas pemanfaatan Hak Ekonomi suatu Ciptaan
atau Produk Hak Terkait yang diterima oleh pencipta atau pemilik hak terkait.
Lisensi wajib merupakan Lisensi untuk melaksanakan penerjemahan dan/
atau Penggandaan Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan sastra yang
diberikan berdasarkan keputusan Menteri atas dasar permohonan untuk
kepentingan pendidikan dan/atau ilmu pengetahuan serta kegiatan penelitian
dan pengembangan.

2.7 Lembaga Manajemen Kolektif


Lembaga Manajemen Kolektif adalah institusi yang berbentuk badan
hukum nirlaba yang diberi kuasa oleh Pencipta, Pemegang Hak Cipta,
dan/atau pemilik Hak Terkait guna mengelola hak ekonominya dalam bentuk
menghimpun dan mendistribusikan royalti.
Untuk mendapatkan hak ekonomi setiap Pencipta, Pemegang Hak
Cipta, pemilik Hak Terkait menjadi anggota Lembaga Manajemen Kolektif
agar dapat menarik imbalan yang wajar dari pengguna yang memanfaatkan
Hak Cipta dan Hak Terkait dalam bentuk Iayanan publik yang bersifat
komersial

2.8 Penyelesaian Sengketa


Penyelesaian sengketa Hak Cipta dapat dilakukan melalui alternatif
penyelesaian sengketa, arbitrase, atau pengadilan. Pengadilan yang
berwenang adalah Pengadilan Niaga.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


2.9 Tindak Pidana Hak Cipta
Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini merupakan
delik aduan.

III. PATEN
Ketentuan mengenai perlindungan paten, di Indonesia diatur dalam Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten (selanjutnya disebut UUP). Latar belakang
pemberlakuan undang-undang tersebut antara lain adalah :
1. Paten merupakan kekayaan intelektual yang diberikan oleh negara kepada
inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi yang mempunyai peranan
strategic dalam mendukung pembangunan bangsa dan memajukan
kesejahteraan umum.
2. Perkembangan teknologi dalam berbagai bidang telah sedemikian pesat
sehingga diperlukan peningkatan pelindungan bagi inventor dan pemegang
paten.
3. Peningkatan pelindungan paten sangat penting bagi inventor dan pemegang
paten karena dapat memotivasi inventor untuk meningkatkan hasil karya, baik
secara kuantitas maupun kualitas untuk mendorong kesejahteraan bangsa dan
negara serta menciptakan iklim usaha yang sehat.

3.1 Pengertian-Pengertian dalam UUP:


Untuk memahami hal-hal yang masuk dalam perlindungan paten dan
juga batasan-batasan yang diatur dalam perlindungan paten, maka perlu
diketahui beberapa definisi terkait yang diatur dalam UUP, al yaitu:
1. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor
atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensi tersebut atau memberikan persetujuan
kepada pihak lain untuk melaksanakannya
2. Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi berupa produk atau
proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau Proses

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


3. Inventor adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama
melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan
Invensi
4. Pemegang Paten adalah Inventor sebagai pemilik Paten, pihak yang
menerima hak atas Paten tersebut dari pemilik Paten, atau pihak lain yang
menerima lebih lanjut hak atas Paten tersebut yang terdaftar dalam daftar
umum Paten
5. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Paten, baik yang
bersifat eksklusif maupun noneksklusif, kepada penerima lisensi
berdasarkan perjanjian tertulis untuk menggunakan Paten yang masih
dilindungi dalam jangka waktu dan syarat tertentu
6. Hak Prioritas adalah hak Pemohon untuk mengajukan Permohonan yang
berasal dari negara yang tergabung dalam Konvensi Paris tentang
Pelindungan Kekayaan Industri (Paris Convention for the Protection of
Industrial Property) atau Persetujuan Pembentukan Organisasi
Perdagangan Dunia (Agreement Establishing the World Trade
Organization) untuk memperoleh pengakuan bahwa Tanggal Penerimaan
di negara asal merupakan tanggal prioritas di negara tujuan yang juga
anggota salah satu dari kedua perjanjian itu selama pengajuan tersebut
dilakukan dalam kurun waktu yang telah ditentukan berdasarkan perjanjian
internasional dimaksud.
7. Royalti adalah imbalan yang diberikan untuk penggunaan hak atas Paten.

3.2 Ruang Lingkup Paten yang dilindungi


Menurut UUP, terdapat dua kategori paten yang dilindungi yaitu: 1)
Paten dan; 2) Paten sederhana. Secara ringkas perbedaan keduanya dapat
disajikan dalam tabel berikut:

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


PATEN PATEN SEDERHANA

diberikan untuk Invensi yang baru, diberikan untuk setiap Invensi baru,
mengandung langkah inventif, dan dapat pengembangan dari produk atau proses yang
diterapkan dalam industri telah ada, dan dapat diterapkan dalam industri

jangka waktu perlindungan 20 (dua puluh) jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung
tahun terhitung sejak Tanggal Penerimaan dan sejak Tanggal Penerimaan dan tidak dapat
tidak dapat diperpanjang diperpanjang

Diberikan pada Invensi dianggap baru, jika diberikan hanya untuk satu Invensi
pada tanggal penerimaan belum ada invensi
yang sama

Sesuai dengan materi yang dipelajari dalam hukum benda (property


law) yang telah disampaikan dalam sesi sebelumnya, maka hak masuk dalam
kategori benda menurut undang-undang, termasuk paten. Seseorang yang
mendaftarkan invensinya untuk mendapatkan hak paten, maka setelah diterima
pendaftarannya ia akan menerima sertifikat paten.
 Sertifikat Paten merupakan bukti hak atas Paten
 Hak atas Paten merupakan benda bergerak tidak berwujud
 Pelindungan Paten dibuktikan dengan dikeluarkannya sertifikat Paten yang
berlaku surut sejak Tanggal Penerimaan

3.3 Hak dan Kewajiban Pemegang Paten


Sebelum membahas bagaimana hak dan kewajiban pemegang hak
paten, maka perlu diketahui terlebih dahulu siapa saja yang dapat menjadi
pemegang hak paten (subyek paten), yaitu:
 Pihak yang berhak memperoleh Paten adalah Inventor atau Orang yang
menerima lebih lanjut hak Inventor yang bersangkutan
 bersama-sama oleh para Inventor (Jika Invensi dihasilkan oleh beberapa
orang secara bersama-sama)

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


Pemegang Paten adalah Inventor sebagai pemilik Paten, pihak yang
menerima hak atas Paten tersebut dari pemilik Paten, atau pihak lain yang
menerima lebih lanjut hak atas Paten tersebut yang terdaftar dalam daftar
umum Paten. Oleh karena invensi yang dilakukan, maka seseorang atau
bersama-sama dapat menjadi pemegang hak paten. Beberapa hak yang muncul
dari hak paten antara lain adalah:

Pemegang paten memilik hak ekskusif untuk melaksanakan paten yang


dimilikinya, dan melarang orang lain yang tanpa persetujuannya.
 Dalam hal paten produk; membuat, menjual, mengimpor, menyewa,
menyerahkan memakai, menyediakan untuk dijual atau disewakan atau
diserahkan produk yang diberi paten
 Dalam hal paten proses; menggunakan proses produksi yang diberi paten
utnuk membuat barang dan tindakan lainnya sebgaimana yang dimaksud
diatas

Selain itu, pemegang hak paten dapat memberikan lisensi patennya


kepada pihak lain dengan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
Selain hak, maka pemegang hak paten memiliki kewajiban antara lain:
1) Pemegang Paten wajib membuat produk atau menggunakan proses di
Indonesia
2) Membuat produk atau menggunakan proses tersebut harus menunjang
transfer teknologi, penyerapan investasi dan/ atau penyediaan lapangan
kerja

3.4 Hal-hal yang tidak dapat diberikan perlindungan paten


Tidak semua penemuan (invensi) dapat diberikan hak paten. Beberapa
invensi yang tidak mendapatkan perlindungan paten diantaranya adalah:
• Proses atau produk yang pengumuman, penggunaan, atau pelaksanaannya
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, agama, ketertiban
umum, atau kesusilaan;

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


• Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/ atau pembedahan yang
diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan;
• Teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika;
• Makhluk hidup, kecuali jasad renik;
• Proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan,
kecuali proses nonbiologis atau proses mikrobiologis

Selain beberapa invensi yang tidak masuk dalam kategori yang


dilindungi oleh UUP, maka terdapat hasil-hasil kegiatan yang tidak masuk
dalam kategori invensi, yaitu al:
• Kreasi estetika;
• Skema;
• Aturan dan metode untuk melakukan kegiatan (yang melibatkan kegiatan
mental, permainan & bisnis)
• Aturan dan metode yang hanya berisi program komputer;
• Presentasi mengenai suatu informasi;
• Temuan (discovery) berupa):
• Penggunaan baru untuk produk yang sudah ada dan/atau dikenal
• Bentuk baru dari senyawa yang sudah ada yang tidak menghasilkan
peningkatan khasiat bermakna dan terdapat perbedaan struktur kimia
terkait yang sudah diketahui dari senyawa
3.5 Invensi yang dapat diberikan Paten
Sebuah invensi baru akan dapat diberikan perlindungan paten jika
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Kebaruan (Novelty)
Invensi dianggap baru, jika pada Tanggal Penerimaan, jika Invensi
tersebut tidak sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya
2. Teknologi yang diungkapkan sebelumnya merupakan teknologi yang
telah diumumkan di Indonesia atau di luar Indonesia dalam suatu tulisan,
uraian lisan atau melalui peragaan, penggunaan, atau dengan cara lain
yang memungkinkan seorang ahli untuk melaksanakan Invensi tersebut
sebelum:
 Tanggal Penerimaan

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


 Tanggal prioritas dalam hal Permohonan diajukan dengan Hak
Prioritas
3. Teknologi yang diungkapkan sebelumnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mencakup dokumen Permohonan lain yang diajukan di Indonesia
yang dipublikasikan pada atau setelah Tanggal Penerimaan yang
pemeriksaan substantifnya sedang dilakukan, tetapi Tanggal Penerimaan
tersebut lebih awal daripada Tanggal Penerimaan atau tanggal prioritas
Permohonan.

3.6 Lisensi
- Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Paten, baik yang
bersifat eksklusif maupun noneksklusif, kepada penerima lisensi
berdasarkan perjanjian tertulis untuk menggunakan Paten yang masih
dilindungi dalam jangka waktu dan syarat tertentu
- Pemegang paten berhak memberikan lisensi kepada orang lain
berdasarkan surat perjanjian lisensi
- Perjanjian Lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat merugikan
kepentingan nasional Indonesia atau memuat pembatasan yang
menghambat kemampuan bangsa Indonesia dalam melakukan pengalihan,
penguasaan, dan pengembangan teknologi
- Perjanjian Lisensi harus dicatat dan diumumkan oleh Menteri dengan
dikenai biaya, jika tidak maka tidak akan mengikat pihak ketiga

IV. MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS


Ketentuan mengenai perlindungan merek di Indonesia diatur dalam Undang-
Undang No. 20 Tahun 2016 Tentang MEREK dan INDIKASI GEOGRAFIS
(Trademark and Geographical Indication (GPI). Latar belakang diundangkannya
undang-undang tersebut antara lain adalah:
1. Dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi internasional yang
telah diratifikasi Indonesia, peranan Merek dan Indikasi Geografis menjadi
sangat penting terutama dalam menjaga persaingan usaha yang sehat,

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


berkeadilan, pelindungan konsumen, serta pelindungan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah dan industri dalam negeri;
2. Untuk meningkatkan pelayanan dan memberikan kepastian hukum bagi dunia
industri, perdagangan, dan investasi dalam menghadapi perkembangan
perekonomian lokal, nasional, regional, dan internasional serta perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi, perlu didukung oleh suatu peraturan
perundang-undangan di bidang Merek dan Indikasi Geografis yang lebih
memadai;

4.1 Definisi
Untuk mengetahui batasan dan ruang lingkup perlindungan merek dan
indikasi geografis, maka diperlukan pengetahuan tentang hal-hal yang
menjadi batasan aturan dalam Undang-Undang Merek (UUM) antara lain
yaitu:
1. Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar,
logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua)
dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2
(dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa
yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan
perdagangan barang dan/atau jasa.
 Merek terdiri dari :
a. Merek dagang yaitu : Merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara
bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
barang sejenis lainnya
b. Merek jasa : Merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara
bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa
sejenis lainnya
c. Merek Kolektif: Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa
dengan karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri umum, dan
mutu barang atau jasa serta pengawasannya yang akan

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara
bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa
sejenis lainnya.
2. Indikasi Geografis: suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu
barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk
faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut
memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang
dan/atau produk yang dihasilkan
3. Lisensi: izin yang diberikan oleh pemilik Merek terdaftar kepada pihak
lain berdasarkan perjanjian secara tertulis sesuai peraturan perundang-
undangan untuk menggunakan Merek terdaftar.

4.2 Hak Prioritas


Hak Prioritas : Hak pemohon untuk mengajukan permohonan yang
berasal dari negara yang tergabung dalam Paris Convention for the
Protection of Industrial Property atau Agreement Establishing the WTO
untuk memperoleh pengakuan bahwa tanggal penerimaan di negara asal
merupakan tanggal prioritas di negara tujuan yang juga anggota salah satu
dari kedua perjanjian itu selama pengajuan tersebut dilakukan dalam kurun
waktu yang telah ditentukan berdasarkan Paris Convention for the Protection
of Industrial Property
Permohonan dengan menggunakan Hak Prioritas harus diajukan dalam
waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak Tanggal Penerimaan
permohonan pendaftaran Merek yang pertama kali diterima di negara lain
yang merupakan anggota Konvensi Paris tentang Pelindungan Kekayaan
Industri (Paris Convention for the Protection of Industrial Property) atau
anggota Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia
(Agreement Establishing the World Trade Organization).

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


4.3 Merek
1. Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada
pemilik Merek yang terdaftar untuk jangka waktu tertentu dengan
menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak
lain untuk menggunakannya.
Hak atas Merek diperoleh setelah Merek tersebut terdaftar
2. Sistem Hukum Merek.
 Constitutive system yaitu : UUM pada dasarnya menganut sistem
wajib daftar, dimana hak atas merek diberikan atas dasar
permohonan.
 First to file system yaitu Prinsip pendaftar pertama, dimana
perlindungan hukum terhadap hak atas merek diberikan kepada
pendaftar pertama, bukan kepada pemakai pertama. Kecuali jika
terbukti sebaliknya.
Subyek Hukum Merek
1) Orang
2) Beberapa orang atau badan hukum
3) Badan hukum
3. Merek yang tidak dapat didaftar
Beberapa kriteria yang menyebabkan sebuah merek tidak dapat
didaftar atau dapat menjadi sebab dilakukan gugatan oleh pihak lain,
yaitu:
1. Bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-undangan,
moralitas, agama, kesusilaan, atau ketertiban umum;
2. Sama dengan, berkaitan dengan, atau hanya menyebut barang
dan/atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya;
3. memuat unsur yang dapat menyesatkan masyarakat tentang asal,
kualitas, jenis, ukuran, macam, tujuan penggunaan barang dan/atau
jasa yang dimohonkan pendaftarannya atau merupakan nama
varietastanaman yang dilindungi untuk barang dan/atau jasa yang
sejenis;

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


4. memuat keterangan yang tidak sesuai dengan kualitas, manfaat, atau
khasiat dari barang dan/atau jasa yang diproduksi;
5. tidak memiliki daya pembeda; dan/atau
6. merupakan nama umum dan/atau lambang milik umum.

4. Merek dan Indikasi Geografis yang ditolak


A. Permohonan ditolak jika Merek atau Indikasi Geografis tersebut
mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya, dengan:
 Merek terdaftar milik pihak lain atau dimohonkan lebih dahulu
oleh pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis;
 Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa
sejenis;
 Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa tidak
sejenis yang memenuhi persyaratan tertentu; atau
 Indikasi Geografis terdaftar

B. Permohonan ditolak jika Merek tersebut :


 Merupakan atau menyerupai nama atau singkatan nama orang
terkenal, foto, atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain,
kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak;
 Merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama,
bendera, lambang atau simbol atau emblem suatu negara, atau
lembaga nasional maupun internasional, kecuali atas persetujuan
tertulis dari pihak yang berwenang; atau
 Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel
resmi yang digunakan oleh negara atau lembaga pemerintah,
kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


C. Permohonan ditolak jika diajukan oleh Pemohon yang beriktikad
tidak baik.
D. Terhadap Merek terdaftar yang kemudian menjadi nama generik,
setiap Orang dapat mengajukan Permohonan Merek dengan
menggunakan nama generik dimaksud dengan tambahan kata lain
sepanjang ada unsur pembeda.
5. Jangka Waktu Perlindungan
- Merek terdaftar mendapat pelindungan hukum untuk jangka waktu
10 (sepuluh) tahun sejak Tanggal Penerimaan dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu yang sama
- Permohonan perpanjangan disetujui jika Pemohon melampirkan
surat pernyataan tentang:
a. Merek yang bersangkutan masih digunakan pada barang atau jasa
sebagaimana dicantumkan dalam sertifikat Merek tersebut; dan
b. Barang atau jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a masih
diproduksi dan/atau diperdagangkan

6. Sertifikat Merek
Setelah pendaftaran diterima, maka pendaftar akan mendapatkan sertifikat
merek.
 Sertifikat Merek diterbitkan oleh Menteri sejak Merek tersebut
terdaftar
 Sertifikat Merek memuat
- Nama dan alamat lengkap pemilik Merek yang didaftar
- Nama dan alamat lengkap Kuasa, dalam hal Permohonan melalui
Kuasa
- Tanggal Penerimaan
- Nama negara dan Tanggal Penerimaan permohonan yang pertama
kali dalam hal Permohonan diajukan dengan menggunakan Hak
Prioritas;
- Label Merek yang didaftarkan
- Nomor dan tanggal pendaftaran
- Kelas dan jenis barang dan/atau jasa yang Mereknya didaftar

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


- Jangka waktu berlakunya pendaftaran Merek

7. Lisensi
Beberapa hal yang dapat menyebabkan sebuah Merek terdaftar dapat
beralih atau dialihkan dengan cara :
1. Pewarisan
2. Wasiat
3. Wakaf
4. Hibah
5. Perjanjian
6. Sebab-sebab lain yang dibenarkan UU

Salah satu perjanjian yang dapat menyebabkan beralihnya hak merek


adalah perjanjian lisensi. Pemilik Merek terdaftar dapat memberikan
Lisensi kepada pihak lain untuk menggunakan Merek tersebut baik
sebagian maupun seluruh jenis barang dan/atau jasa. Lisensi merupakan
izin yang diberikan oleh pemilik Merek terdaftar kepada pihak lain
berdasarkan perjanjian secara tertulis sesuai peraturan perundang-
undangan untuk menggunakan Merek terdaftar.

Perjanjian Lisensi :
- Berlaku di seluruh Indonesia
- wajib dimohonkan pencatatannya kepada Menteri
- Diumumkan dalam Berita Resmi Merek, tidak dicatatkan tidak
berakibat hukum pada pihak ketiga
- Perjanjian Lisensi dilarang memuat ketentuan baik yang langsung
maupun tidak langsung yang menimbulkan akibat yang merugikan
perekonomian Indonesia atau memuat pembatasan yang
menghambat kemampuan bangsa Indonesia dalam menguasai dan
mengembangkan teknologi

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


4.4 Indikasi Geografis
Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal
suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis
termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor
tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang
dan/atau produk yang dihasilkan
Hak Indikasi Geografis adalah Hak eksklusif yang diberikan oleh
negara kepada pemegang hak Indikasi Geografis yang terdaftar, selama
reputasi, kualitas, dan karakteristik yang menjadi dasar diberikannya
pelindungan atas Indikasi Geografis tersebut masih ada.
Pemakai Indikasi Geografis adalah pihak yang mendapat izin dari
pemegang Hak atas Indi-kasi Geografis yang terdaftar untuk mengolah
dan/atau memasarkan barang dan/atau produk Indikasi Geografis
A. Pendaftaran Indikasi Geografis
• Indikasi Geografis dilindungi setelah didaftar oleh Menteri dengan
mengajukan Permohonan kepada Menteri
• Yang dapat menjadi Pemohon adalah:

1. Lembaga yang mewakili masyarakat di kawasan geografis tertentu


yang mengusahakan suatu barang dan/atau produk berupa:
a. sumberdaya alam
b. barang kerajinan tangan
c. Hasil industri
2. Pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota
B. Indikasi Geografis yang Tidak Dapat Didaftar
• Bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-undangan,
moralitas, agama, kesusilaan, dan ketertiban umum;
• Menyesatkan atau memperdaya masyarakat mengenai reputasi,
kualitas, karakteristik, asal sumber, proses pembuatan barang,
dan/atau kegunaannya;
• Merupakan nama yang telah digunakan sebagai varietas tanaman dan
digunakan bagi varietas tanaman yang sejenis, kecuali ada

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


penambahan padanan kata yang menunjukkan faktor indikasi
geografis yang sejenis
C. Indikasi Geografis yang ditolak
• Dokumen Deskripsi Indikasi Geografis tidak dapat dibuktikan
kebenarannya;
• memiliki persamaan pada keseluruhannya dengan Indikasi Geografis
yang sudah terdaftar

D. Jangka Waktu Perlindungan Indikasi Geografis


• Indikasi Geografis dilindungi selama terjaganya reputasi, kualitas, dan
karakteristik yang menjadi dasar diberikannya pelindungan Indikasi
Geografis pada suatu barang
• Indikasi Geografis dapat dihapus jika:
a. Tidak lagi terjaganya reputasi, kualitas, dan karakteristik yang
menjadi dasar diberikannya pelindungan Indikasi Geografis pada
suatu barang.
b. Bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-
undangan, moralitas, agama, kesusilaan, dan ketertiban umum;

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


SIMPULAN

Hak kekayaan inetelektual merupakan salah satu properti yang dapat dimilki sebagai
sebuah benda yang tidak berwujud. Seperti benda yang lain, hak ini juga dapat beralih
maupun dialihkan.
a. Hak Cipta
Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau "ciptaan". Ciptaan
tersebut dapat mencakup puisi, drama, serta karya tulis lainnya, film, karya-karya
koreografis (tari, balet, dan sebagainya), komposisi musik, rekaman suara, lukisan,
gambar, patung, foto, perangkat lunak komputer, siaran radio dan televisi, dan (dalam
yurisdiksi tertentu) desain industri.
b. Hak Paten
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil
Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.
c. Hak Merek
Merek merupakan nama, istilah , tanda, symbol. Lambing, desain, warna, gerak atau
kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas
dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Pada dasarnya suatu merek juga merupakan
janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian cirri-ciri , manfaat dan
jasa tertentu kepada para pembeli. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan
tambahan berupa jaminan kualitas.
d. Hak Desain Industri
Adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau
garis dan warna atau gabungan dari padanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua
dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi
atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang,
komoditas industri atau kerajinan tangan. Hak Desain Industri ini merupakan hak
eksklusif yang diberikan kepada pemegang hak desain industri untuk dalam jangka
waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberi izin kepada orang lain untuk
melaksanakannya.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


e. Tata Letak Sirkuit Terpadu
Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di
dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut
adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara
terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan
fungsi elektronik Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga
dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah
elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu Sirkuit Terpadu dan
peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan Sirkuit Terpadu.
f. Rahasia Dagang
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi
dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan
dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
g. Varietas Tanaman
Varietas tanaman yang selanjutnya disebut dengan varietas adalah sekelompok tanaman
dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman , pertumbuhan tanaman,
daun, bunga, buah , biji, dan ekspresi karakteristik genotipe yang dapat membedakan dari
jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan
apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


DAFTAR PUSTAKA

1. Meliala, DS. (2014). Hukum Perdata dalam Perspektif BW. Bandung: Nuansa Aulia.
2. Zaeni Asyhadie. (2017). Hukum Bisnis: Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia.
Jakarta: Rajawali Pers
3. Republik Indonesia. Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 85 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4220.
4. Undang-Undang No. 13 tahun 2016 tentang Paten, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 176 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5922.
5. Undang-Undang No. 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 252 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5953
6. Saliman, AR. (2005). Hukum Bisnis untuk Perusahaan, Teori dan Contoh Kasus. Cet
ke-7. Jakarta: Kencana.
7. Silondae, AA. & Ilyas, WB. (2011). Pokok-Pokok Hukum Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.
8. Subekti, R & Tjitrosudibio. (1992) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta:
Pradnya Paramita.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic

Anda mungkin juga menyukai