Tugas RMK Auditing, Kelas G, (Ahrun Naza, Ummul Azhari)
Tugas RMK Auditing, Kelas G, (Ahrun Naza, Ummul Azhari)
Saya/kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa RMK/ makalah/ tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya/ kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/ kami
gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk makalah/ tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/ kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/ kami
menggunakannya.
Saya/ kami memahami bahwa tugas yang saya/ kami kumpulkan ini dapat di komunikasikan
untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Visi IFAC adalah profesi akuntan global diakui kepemimpinannya dalam nilai-nilai
luhur dalam mengembangkan organisasi, pasar uang, pasar modal dan perekonomian yang kuat
dan berkesinambungan.
Semua badan pembuat standar yang independen mempunyai Consultive Advisory Group yang
memberikan sudut pandang kepentingan umum, dan terdiri atas masyarakat luas.
2. Audits and Review of Historical Financial Information (Audit dan review atas informasi keuangan
historis)
IFAC telah membentuk sejumlah dewan dan komite untuk mengembangkan standar dan
pedoman internasional dan untuk fokus pada sektor-sektor tertentu dari profesi :
Dewan / Komite, berikut beberapa komite yang telah dibentuk IFAC :
2. Pada Mei 1987, telah didirikan International Public Sector Accounting Standards Board
(sebelumnya Komite Sektor Publik )
3. Mei 2000, Transnasional Komite Auditor
4. November 2003, Compliance Advisory Panel
5. November 2005, Akuntansi Komite Pengembangan Organisasi Profesional (sebelumnya
Mengembangkan Komite Nations) dan Komite Praktek Kecil dan Menengah atau UKM.
Toleransi ini bisa berupa jumlah/kuantitatif (seperti berapa write-offs yang diperkenankan) atau
faktor kualitatif (ciri klien seperti apa yang tidak bisa diterima KAP). sekali ditetapkan, toleransi
ini menjadi acuan untuk partner dan staf dalam membuat keputusan (seperti write-offs, client
acceptance, dan lain-lain).
b. Identifikasi kesalahan apa yang bisa terjadi
Apa event atau risk factors atau expors yang membuat KAP tidak mencapai tujuan dan sasaran
yang ditetapkannya? Langkah ini menyiratkan bahwa KAP sudah menetapkan dengan tujuan dan
sasaran, serta komitmen untuk melaksanakan pekerjaan bermutu.
c. Prioritas risiko
Menggunakan risk tolerances yang ditetapkan di atas, prioritaskan events yang diidentifikasi
berdasarkan penilaian atas peluang terjadinya dan dampak moneter dari risiko tersebut.
d. Tanggapan apa yang diperlukan
Kembangkan tanggapan yang tepat terhadap asessed riks untuk mengurangi dampaknya dalam
batas acceptable tolerences KAP. dengan prioritas tertinggi akan mendapat perhatian pertama.
e. Tetapkan tanggung jawab
Untuk semua risiko yang memerlukan tindakan atau pantauan, tugaskan dengan tanggung jawab
mengambil tindakan yang tepat dan mengelola risiko dari hari ke hari.
f. Pantauan kemajuan
Minta laporan berkala yang sederhana dari setiap orang ditugaskan mengelola risiko atas nama
KAP (ini bisa berurusan dengan penanganan kepatuhan terhadap prosedur pengendalian,
kewajiban pelatihan, penilaian staf dan masalah independensi).
Banyak KAP mempunyai sistem informasi yang baik untuk memantau klien,
waktu dan pembebanan. Namun sistem informasi yang memantau mutu pekerjaan dan kepatuhan
terhadap kendali mutu, kurang berkembang atau bahkan tidak ada sama sekali.
Aspek-aspek QC yang perlu didokumentasikan, diantaranya:
1. Risiko yang dihadapi KAP dan komitmen terhadap mutu
2. Etika dan independensi
3. Personalis
4. Pengelolaan penugasan
Tetapkan tujuan dan proses QC yang diperlukan agar KAP dapat memberikan output yang
diharapkan atau memenuhi syarat.
2. Do (melakukan)
Implementasi proses baru sedapat mungkin dalam skala kecil dulu.
3. Check (periksa)
Ukur proses baru. Bandingkan hasilnya dengan yang diharapkan (ekspetasi) untuk memastikan
ada atau tidaknya perbedaan.
4. Act (bertindak)
Analisis perbedaan dan jelaskan perbedaannya. Tentukan di mana perubahan harus diterapkan
agar tercapai perbaikan.
Contoh proses PDCA: Demi keamanan, KAP merencanakan (Plan) tidak merilis laporan audit
sampai semua pertanyaan dan outsanding items sudah di-clearkan. Implementasi kebijakan ini
(lakukan) dapat dikendalikan melalui proses perilisan laporan final di mana seseorang
memverifikasi apakah semua persetujuan sudah diperoleh dan didokumentasikan. Efektif atau
tidaknya kebijakan ini bisa diperiksa (check) melalui inspeksi berkala atas formulir yang berisi
persetujuan untuk merilis laporan. Jika ditemukan penyimpangan alasan penyimpangan akan
diinvetigasi dan tindakan yang tepat akan diambil (seperti sanksi atau disiplin, ikut pelatihan atau
penyempurnaan prosedur).
Kegiatan pengendalian dapat dipertimbangkan untuk:
Semua kebijakan dan prosedur yang didokumentasikan dalam QC manual.
Kebijakan arus kerja kantor.
Semua kebijakan dan prosedur operasional.
Kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan urusan personalita lainnya.
Lingkup kegiatan pengendalian menangani semua kewajiban QC, etika, dan independensi serta
kepatuhan KAP terhadap ISAs yang relevan dengan audit. Kegiatan pengendalian KAP
dilakukan pada dua jenjang, yakni jenjang KAP dan jenjang Penugasan.
Sumber :
Rizki,Riki,2016”IFAC dan
Pronouncementsnya”,http://makalahauditberbasisisa.blogspot.co.id/2016/02/ifac-dan-
pronouncements-nya.html,Diakses pada 25 Februari 2018.
Rosdiana,Evi,2017” http://evirosdiana25.blogspot.co.id/2017/04/etika-isas-dan-pengendalian-
mutu.html,Diakses pada 25 Februari 2018.
Cintya,Ayu,2014” http://ayucintyavirayasti.blogspot.co.id/2014/03/ifac-international-federation-
of.html,Diakses pada 25 Februari 2018