ASP Kelompok 1
ASP Kelompok 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2. Pemerintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien
dalam melakukan upaya mencapai tujuan nasional. Orientasi kedua ini
tergantung pada sejauh mana pemerintah mempunyai kompetensi dan sejauh
mana struktur serta mekanisme politik serta administratif berfungsi secara efektif
dan efisien. (Sedarmayanti, 2003:6)
Menurut UNDP karakteristik pelaksanaan good governance meliputi
(Mardiasmo,2004:18) :
Dari kesembilan karakteristik tersebut, paling tidak terdapat tiga hal yang dapat
diperankan oleh akuntansi sektor publik yaitu penciptaan transparansi, akuntabilitas publik dan
value for money (economy, efficiency dan effectiveness).
Manajemen strategi terdiri atas dua suku kata yang dapat dipilah
menjadi kata manajemen dan strategi.
1. Perencanaan (Planning)
Suatu organisasi dapat terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja
sama dengan cara yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Perencanaan
sebagai salah satu fungsi manajemen mempunyai beberapa pengertian sebagai
berikut:
Sedangkan kata yang kedua adalah strategi yang berasal dari bahasa Yunani
strategos atau strategeus dengan kata jamak strategi. Strategos berarti jenderal, namun
dalam Yunani kuno sering berarti perwira negara (state officer) dengan fungsi yang
luas (Salusu 2003 :85 ). Pendapat yang lain mendefinisikan strategi sebagai kerangka
kerja (frame work), teknik dan rencana yang bersifat spesifik atau khusus (Rabin et.al,
2000 : xv) . Hamel dan Prahalad dalam Umar (2002) menyebutkan kompetensi inti
sebagai suatu hal yang penting. Mereka mendefinisikan strategi menjadi :
Dari kedua definisi tersebut dapat simpulkan bahwa manajemen strtegi adalah
proses manejerial yang berisi serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang
ditetapkan oleh manjemen puncak yang berisikan visi, misi, sasaran ,dan target
organisasi dan yang dilaksankan oleh seluruh jajaran oraganisasi dalam rangka
mencapai tujuan organisasi tersebut.
1. implementasi rencana
2. indikator kinerja
3. reformasi kesejahteraan
4. kesepakatan kinerja
5. pemeriksaan(audit)
Perumusan Strategi
Walaupun analisis SWOT, dianggap sebagai suatu hal yang penting namun
kadang kala manejer menghadapi masalah dalam menerapkan analisis ini.
Masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut:
the missing link problem, masalah ini timbul karena hilangnya unsur
keterkaitan,yaitu gagalnya menghubungkan evaluasi terhadap factor internal
dan evaluasi terhadap factor eksternal.kegagalan tersebut akan berimbas pada
lahirnya suatu keputusan yang salah dan mungkin saja untuk menghasilkannyya
sudah memakan biaya.
The blue sky problem, masalah ini menyebabkan mengambil keputusan
terkadang terlalu cepat dalam menetapkan suatu keputusan tanpa
membpertimbangkan ketidak cocokan antara factor internal dan eksternal
sehingga meremehkan kelemahan organisasi yang ada dan membesar-besarkan
kekuatan yang ada didalam organisasi.
The silver lining problem, hal ini timbul karena pengambil keputusan
mengharapkan sesuatu dalam kondisi yang tidak menguntungkan.masalah akan
timbul apabila meremehkan pengaruh dari ancaman lingkungan tersebut.
The All Thing To All People Problem pengambilan keputusan cenderung
memusatkan perhatian pada kelemahan organisasinya sehingga banyak waktu
yang dihabiskan hanya untuk meriset kelemahan tan melihat kekuaatan yang
ada di organisasi .
Perencanaan strategis
struktur pendukung
Penganggaran
Penilaian kinerja
Pengendalian dilakukan mulai dari tingkat atas hingga bawah, yang meliputi :
komunikasi, motivasi, dan evaluasi.
1. Perumusan strategi
2. Perencanaan strategis
3. Pembuatan program
4. Penganggaran
5. Implementasi
6. Pelaporan kinerja
7. Evaluasi kinerja
8. Umpan balik
Secara garis besar pusat pertanggung jawaban pada organisasi sektor publik
dibedakan menjadi 4:
1. Pusat biaya
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya dinilai berdasarkan baiya yang telah dikeluarkan bukan nilai output
yang dihasilkan. Pusat biaya banyak dijumpai di organisasi sektor publik karena
output yang dihasilkan sering kali ada tetapi tidak dapat diukur atau hanya dapat
diukur secara fisik tidak dalam nilai rupiahnya
2. Pusat pendapatan
Disini prestasi manajernya dinilai berdasarkan pendapatan yang
dihasilkan sebagaimana pada organisasi perusahan manajer pada pusat
pendapatan hanya bertanggungjawab terhadap penjualan ( Hansen dan
Mowen, 2007. Hilton, 2008 ).
3. Pusat Laba
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang menandingkan input
( expense) dengan output (revenue) dalam sartuan moneter. Kinerja manajer
dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan. Contohnya adalah BUMN dan
BUND, objek pariwisata milik PEMDA, bandara, dan pelabuhan.
4. Pusat Investasi
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang presasi
majernya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dengan investasi yang
ditanamkan pada pusat pertangguungjawaban yang dipimpinnya.
1. Pusat Biaya
Hampir sebagian besar unit organisasi dalam organisasi pemerintahan
merupakan pusat biaya, karena memang tujuan utama organisasi sector public
adalah pelayanan public. Ukuran kinerja yang digunakan untuk menilai unit
organisasi sebagai pusat biaya adalah seberapa besar input yang digunakan oleh
unit organisasi tersebut untuk mencapai atau menghasilkan output tertentu pula
baik berupa fisik maupun nonfisik, tanpa memperhitungkan tingkat
pengembalian secara finansialnya.
Pada pusat biaya efisiensi dapat ditetukan dengan membandingkan
antara input yang digunakan dengan output yang dihasilakan atau dengan
standar biaya yang telah di tetapkan. Sedangkan efektifitas unit organisasi dapat
di tentukan dengan misalnya, mengukur tingkat keterjangkauan, kualitas dan
kapuasan public dari output yang telah dihasilkan tersebut dengan metode
survei.
2. Pusat Pendapatan
Pada organisasi sector public, unit organisasi yang berfungsi sebagai
pusat pendapatan adalah unit organisasi nyang tujuan utamanya adalah
memungut dan menghasilkan pendapatan. Meskipun demikian, bukan berarti
tidak ada imput yang digunakan (biaya), namun semua sumber daya yang
digunakan ( misalnya adalah angggaran) digunakan dalam rangka untuk
melaksanakan pemungutan, ekstensifikasi dan intensifikasi pendapatan. Pada
organisasi pemerintah pusat, unit organisasi yang berfungsi sebagai pusat
pendapatan adalah kementrian keuangan, terutama untuk dirjen pajak,dan
dirjen Bea dan Cukai.
3. Pusat Laba
Yaitu organisasi yang berfungsi menghasilkan laba untuk
membantumeningkatkan pendapatan daerah untuk menjalankan pelayanan
public. kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan. Biasanya unit
organisasi ini adalah unit bisnis milik pemerintah atau sebagian usahanya
dimiliki pemerintah atau sebagian sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Pada
unit orgnaisasi ini, proses pembiayaaanya tunduk pada aturan perundang-
undangan yang mengatur pengelolaan keuangan Negara atau daerah, sedangkan
operasionalnya organisasi bisnis.
4. Pusat investasi
Yaitu pusat pertangggungjawaban yang presentasi manajernya dinilai
berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan
pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Menurut Hartono (2009)
investasi adalah pengorbanan konsumsi pada masa saat ini untuk mmemperoleh
manfaat di masa mendatang. Dilihat dari segi manfaat yang akan diperoleh,
investasi yang dilakukan oleh organisasi sector public tidak harus langsung
menghasilkan imbalan keuangan (return), tetapi dapat juga bersifat tidak
langsung yaitu apabila keputusan investasinya ddapat meningkatkan kualitas
dan kuantitas pelayanan public dan kesejahteraan masyarakat sekitar sehingga
nantinya akan meningkatkan kapasitas anggaran pemda.
Berdasarkan tujuan dan manfaat di atas, pengukuran kinerja sektor publik dilakukan
untuk memenuhi tiga maksud, adalah (Mardiasmo, 2009:121)
1. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja
pemerintah,
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan,
3. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan akuntabilitas publik dan
memperbaiki komunikasi kelembagaan.
Dari pengukuran kinerja diatas bahwa kinerja pada organisasi sektor publik
memiliki ruang lingkup yang luas dan multidimensional. Akibatnya, tidak ada
indikator tunggal yang dapat menggambarkan kinerja organisasi sektor publik secara
komprehensif. Untuk itu pengukuran kinerja keuangan saja tidak cukup untuk
mengukur kinerja sektor publik, sehingga diperlukan pengukuran kinerja non
keuangan.
Berdasarkan jurnal yang diambil dari Dewi Fitriyani yang berjudul balance
scorecard alternatif pengukuran kinerja organisasi sektor publik. Tujuan organisasi
sektor public berbeda dengan organisasi swasta, tujuan organisasi sektor publik adalah
memenuhi kebutuhan masyarakat buka mencari keuntungan. Balance scorecard
menilai dari 4 aspek perspektif yaitu perspektif finansial, pelanggan, proses bisnis
internal dan pembelajaran dan pertumbuhan.
Aspek finansial
Organisasi sektor public dapat mengukur rasio keuangan, perbandingan
anggaran dan realisasi, peningkatan pendapatan asli daerah, dan perolehan
realisasi pajak.
Aspek pelanggan
Pada sektor public masyarakat merupakan pelanggan. Memuaskan kebutuhan
masyarakat berarti memuaskan kebutuhan pelanggan
Aspek proses bisnis internal
Dapat dilihat dari proses administrasi yang andal dan tepat, jumlah keluhan
yang masuk, dan ketepatan dan kecepatan menghadapi keluhan
Aspek pembelajaran dan pertumbuhan
Aspek yang dinilai seperti kepuasan kerja, retensi kerja dan produktivitas kerja
Perumusan Strategi
Rencana Strategis:
Perencanaan Strategi -sasaran strategis
-Indikator kinerja
-target
Penyusunan Program
a. Indikator Input
Input adalah semua jenis sumber daya masukan yang digunakan dalam suatu
proses tertentu untuk menghasilkan output. Pengukuran input adalah pengukuran
sumber daya yang dikonsumsi oleh suatu proses dalam rangka menghasilkan output.
Proses tersebut dapat berbentuk program atau kegiatan. Ukuran input mengindikasikan
jumlah sumber daya yang dikonsumsi oleh suatu program, aktivitas, dan organisasi.
b. Indikator Ouput
Output adalah hasil langsung dari suatu proses. Pengukuran ouput adalah
pengukuran keluaran yang dihasilkan dari proses. Ukuran output menunjukkan hasil
implementasi program atau akivitas. Sudrajat (2007: 197) menyatakan bahwa
pengukuran output harus memiliki karakteritik sebagai berikut:
2. Tepat sasaran
3. Tepat waktu
4. Objektif
Konsep best value merupakan perluasan dari konsep VFM (Mahmudi, 2007).
Dalam konteks pemerintahan, konsep best value merupakan suatu konsep yang
mewajibkan unit kerja pemerintah memberi pelayanan publik untuk memberikan
pelayanan terbaik (best value). Unit kerja harus fokus memberikan perbaikan
pelayanan secara terus-menerus dengan cara mengombinasikan prinsip ekonomi,
efiesien, dan efektif dalam pelayanan, serta harus tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Dari kedua definisi tersebut dapat simpulkan bahwa manajemen strtegi
adalah proses manejerial yang berisi serangkaian keputusan dan tindakan
mendasar yang ditetapkan oleh manjemen puncak yang berisikan
visi,misi,sasaran ,dan target organisasi dan yang dilaksankan oleh seluruh
jajajran oraganisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut.
2. Konsep manajemen strategi dibagi atas 4 tahap:
1. Perumusan strategi
2. Perencanaan strategis
3. Penganggaran
4. Penilaian kinerja
3. Implementasi konsep manajemen stategi pada sektor publik
1. Penyusuna rencana
2. Penetapan rencana
3. Pelaksanaan rencana
4. Evaluasi pelaksanaan rencana
4. proses pengendalian manajemen dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
1. Perumusan strategi
2. Perencanaan strategis
3. Pembuatan program
4. Penganggaran
5. Implementasi
6. Pelaporan kinerja
7. Evaluasi kinerja
8. Umpan balik
5. Struktur pengendalian manajemen ada yang bersifat internal dan eksternal.
Namun kita akan membahas factor internal saja yaitu pusat
pertanggungjawaban, dimana seorang pemimpin mampu mengarahkan,
memotivasi dan memengaruhi para bawahannya agar tujuan dapat tercapai.
6. Dalam organisasi sektor public ada 4 pusat pertanggungjawaban:
1. Pusat biaya
2. Pusat pendapatan
3. Pusat laba
4. Pusat investasi
7. Implementasi puat pertanggungjawaban sektor publik:
1. Pusat biaya, contohnya seperti kemendikbud, kemenkes, di daerah ada
disdik, diskes, dinas PU dan sebagainya
2. Pusat pendapatan, contohnya dirjen pajak, bea cukai, di daerah ada
dinas pendapatan, DPPKAD, KPPT
3. Pusat laba, contohnya BUMN, BUMD, objek pariwisata milik pemda,
bandara dan pelabuhan
4. Pusat investasi, contohnya investasi langsung seperti pembagunan
pasar dan kios oleh pemda untuk disewakan, untuk investasi tidak
langsung adalah pembangunan jalan untuk desa terpencil.
8. Pengendalian dalam akuntansi manajemen terkait dengan pengendalian
biaya dan pengendalian anggaran yang dikendalikan melalui pusat
pertanggungjawaban akuntansi. Pengendalian dapat dilakukan melalui
pengendalian aktivitas dimana konsep dan filosofi pengendalian aktivitas
tidak hanya relevan diterapkan untuk organisasi bisnis, akan tetapi juga
dapat diadopsi pada organisasi sektor publik.
Selain itu untuk pengukuran non keuangan kita dapat menggunakan
pengukuran balance scorecard yang mengukur dari 4 perspektif yaitu,
finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan
9.
10. Konsep value for money merupakan konsep untuk mengukur ekonomi,
efektivitas, dan efisiensi kinerja program, kegiatan dan organisasi.
konsep best value merupakan suatu konsep yang mewajibkan unit kerja
pemerintah memberi pelayanan publik untuk memberikan pelayanan
terbaik (best value). Unit kerja harus fokus memberikan perbaikan
pelayanan secara terus-menerus dengan cara mengombinasikan prinsip
ekonomi, efiesien, dan efektif dalam pelayanan, serta harus tanggap
terhadap kebutuhan masyarakat.
pengukuran kinerja VFM (value for money) dibangun atas tiga
komponen utama, yaitu:
1. Komponen visi, misi, sasaran, dan target;
2. Komponen input, proses, output, dan outcome;
3. Komponen pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektivitas