Anda di halaman 1dari 22

TINJAUAN ISLAM BERKAITAN

GERONTIK DAN ANAK

KELOMPOK 5:

1. BAYU YUDHA SAMUDRA (21117024)


2. AYU YULIA (21117022)
3. ARIO SUGANDA (21117018)
4. DIANA NOVITA (21117037)
5. ANDI APRIYANTI (21117011)

Dosen Pembimbing: M.Sulaiman., SPd.I., MPd.I

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufik
dan hidayah-Nya sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Penulisan makalah yang
berjudul “TINJAUAN ISLAM BERKAITAN GERONTIK DAN ANAK”. Kami
menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, dikarenakan kemampuan
penulis yang terbatas. Namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya
pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Kami berharap dalam penulisan makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya serta semoga
dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan atau meningkatkan prestasi di
masa yang akan datang.

Palembang 10 Oktober 2019

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................2`

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................4

A. Latar belakang ................................................................................................4


B. Rumusan masalah ..........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................6

A. Pengertian ......................................................................................................6
B. Hak anak dan kewajiban anak dalam islam ...................................................6
C. Ayat dan Hadist berkaitan anak .....................................................................9
D. Konsep parenting dalam islam .......................................................................16
E. Pengertian Gerontik atau lansia .....................................................................17
F. Hak Gerontik ..................................................................................................18
G. Konsep menghadapai lansia yang rewel ........................................................19

BAB III PENUTUP ..................................................................................................20

A. Kesimpulan ....................................................................................................20
B. Saran ..............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................22


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usia lanjut atau lansia merupakan periode akhir dari seluruh rentang kehidupan yang
identik dengan perubahan yang bersifat menurun dan merupakan masa kritis untuk
mengevaluasi kesuksesan dan kegagalan seseorang menghadapi masa kini dan masa
depan. Para ahli psikolog mengkategorikannya berbeda-beda, Barbara Newman dan
Philip Newman membagi masa lansia ke dalam dua periode, yaitu masa dewasa akhir
(later adulthood) yaitu lansia yang berusia 60 sampai 75 tahun dan usia sangat tua
(very old age) yaitu lansia yang berumur 75 tahun sampai meninggal dunia. 1
Sedangkan Hurlock, psikolog perkembangan mengkategorikan lansia menjadi dua,
yaitu usia lanjut awal (early old age) dengan rentang usia 60-70 tahun dan usia lanjut
akhir (advanced old age) dengan rentang waktu 70 tahun sampai meninggal dunia. 2
Masyarakat awam memandang masa lansia sebagai masa dimana seseorang
mengalami penurunan dalam segala aspek, terutama berkaitan dengan aspek
kesehatan dan harapan hidupnya yang semakin pendek, kondisi uzur pada usia lanjut
menyebabkan 1Newman P dan Newman B, Development Thtough Life; Psychosocial
Approach, Bolmont: Thomson Wadsworth Learning. (2001) hal 196 2 Hurlock, E.B.
Psikolog Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan
(Jakarta:Erlangga, 1999) hal 380 2 lansia senantiasa dibayang-bayangi oleh perasaan
tak berdaya dalam menghadapi kematian terlebih lagi jika individu lansia itu kurang
menyadari perjalanan hidupnya kurang mentaati ajaran agamanya. Lansia merupakan
masa kritis untuk mengevaluasi diri dengan meningkatkan ketaatan beribadah melalui
kegiatan keagamaan yakni dengan dakwah. Tujuan, keutamaan, dan tugas dalam
dakwah, pada dasarnya setiap perbuatan pasti didasari dengan adanya sebuah motivasi
atau pun tujuan tertentu. Tanpa adanya tujuan, maka suatu aktivitas yang dikerjakan
menjadi hampa tidak bermakna. Allah memerintahkan kepada umat manusia untuk
menghormati orang tua agar tidak kurang ajar dengan mereka baik secara perorangan
maupun bersama-sama dengan melibatkan banyak orang.
Seperti dalam Q.S Al-Isra‟ ayat 23, ‫ب‬ َ ُ ‫َ اََِ َِلي ا نِ ْ ِ ا َحسااًنْ ِ ي اما بَ ْ ل‬
ِ َ ََ َ‫غ ام ْعنَدَكِ ان ْ ك‬
‫لََََ َ و نَ َْ ُرَُ هَاَْْ َ أ َ ُحد َُُ َهاَ لْ ُق أَ ِلكُ َُ َهاَ ِ وْ و َ ر ضَََ قَ َ ب َأ كَ تَ اَّل عبْ ُ ا دواُ ِ ا اَّل ِ و اَّيُه َ بمَِِ ْ و‬
‫ف رميااِ م لْ تَ َُ ق لَََ َ هُم َ ُ ا و أٍَّف َ ت‬ ْ َ ‫م َ هُم َ اقَ واَّل‬
َ ‫ل‬
Artinya “Dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak”. Jika salah seorang diantara keduanya
atau kedua-duaya berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekalisekali
engkau mengatakan kepada kedua-duanya perkataan “ah” dan janganlah engkau
membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik”.
3 ُ ‫ْ ه ُ ر َ ي ْ ر َ ة ر َ َ ضيِ َ اهلل ُ ع َ ن هْ ُ ق َ ج اَل َ اء َ ر َ ج ُ ل ٌ إ ِ ر لَََ َ س ُ و ْ ا ِل ص هللِ َ اهلل لَّى‬
‫كَ ع َ لَه ْ ه ِ ع نَ ْ أَ َِ َِب‬، ‫ب سِ النَّا ق سُ ْ ص نِ حَ َ اب َ ق ت؟َِِ َ أ ُ اَل م‬
ِ َ ‫هللِ َ ن ْ أَح‬، ‫اَل َ ر ا َ س ُ و ْ ا لَ م‬
َّ ‫كَ َ م‬، ‫ثَُُ اَل َ ن ْ ق ؟ َ أ ُ اَل م ق‬
:‫ َ أَب اَل ُ و ْ كَ و َ س َ لَّم َ ف قَ َ ي‬، ‫ثَُُ اَل َ ن ْ ق‬ َّ ‫كَ َ م‬، ‫َ ن ْ ق ؟ َ أ ُ اَل م ق‬
َّ ‫ق َ م‬
‫ثَُُ اَل‬
Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiyallaahu „anhu, beliau berkata, “seseorang datang
kepada Rosulullah SAW. Dan berkata, wahai Rosulullah kepada siapa aku harus
berbakti pertama kali? Nabi Muhammad menjawab „Ibumu‟ dan orang tersebut
kembali bertanya, „kemudian siapa lagi?‟ Nabi Muhammad menjawab, „Ibumu!‟
orang tersebut kembali bertanya, „kemudian siapa lagi?‟ Beliau menjawab,
„Ibumu‟.Orang tersebut bertanya kembali, „kemudian siapa lagi‟, Nabi Shalallahu
alahi wasalam menjawab, „kemudian ayahmu‟.”(HR. Bukhari No. 5971 dan Muslim
No. 2548).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pandangan gerontik menurut islam
2. Apa arti dari gerontik
3. Apa hak anak dan kewajiban anak dalam islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak
Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuanyang belum dewasa
atau belum mengalami masa pubertas Anak juga merupakan keturunan kedua, di
mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua orang dewasa adalah anak dari
orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.

B. Hak dan kewajiban anak dalam islam


a. Kewajiban Anak Kepada Orang Tua Menurut Islam
Orang tua adalah pihak yang membesarkan dan mengasuh anak sejak lahir hingga
dewasa, bahkan menjadi orang sukses. Ayah dan ibu telah membesarkan seorang
anak hingga dewasa dengan kasih sayang yang mereka curahkan untuk buah-
buahan tersebut. Semua itu adalah bagian dari yang diperlukan untuk orang tua.
Tidak hanya orang tua yang memiliki anak, sebaliknya anak juga memiliki orang
tua yang memiliki anak tanpa pamrih dan dengan orang tua tersebut. Sudah
sewajarnya disetujui sebagai anak juga harus menentang orang tuanya untuk balas
terima kasih yang dilimpahkan. Kewajiban anak bagi orang tua adalah sebagai
berikut:
1) Taat ke orang tua
Anak wajib menaati orang tua karena dalam banyak hal orang tua yang hidup
lebih lama memiliki lebih banyak pula pengalaman hidup yang memperkaya
kearifan dan juga kebijakan mereka. Tentu saja anak wajib menaati orang tua
dalam kebaikan dan bukan dalam keburukan atau dalam perkara yang
mendurhakai Allah, seperti tertera dalam hadits berikut ini:
“Tidak ada ketaatan dalam mendurhakai Allah. Sesungguhnya ketaatan itu
hanya ada di dalam melakukan kebaikan. ” (HR. Bukhari)
2) Segera datang jika dibuka
Panggilan orang tua harus dibuka oleh anak sesegera mungkin. Kesibukan
sehari - hari memutuskan membuat anak lupa untuk meminta perintah orang
tuanya atau meminta persetujuan orang tua. Jika orang tua meminta, tundalah
mengambil apa saja yang sedang dikerjakan dan mulailah beranjak ke arah
mereka dan meminta apa yang perlunya. Memenuhi panggilan orang tua
sesegera mungkin adalah cara menghargai orang tua dengan benar.

3) Menafkahi orang tua jika mampu

Jika ingin mencari cara membahagiakan orang tua , salah satunya adalah
dengan cara membebaskan menafkahi orang tua jika anak sudah mampu
secara ekonomi. Salah satu hadits yang menunjukkan betapa menafkahi orang
tua yaitu:

"Kamu dan hartamu milik ayahmu." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu
Majah) Ada orang tua yang masih mampu ekonomi, tetapi tidak menjadi
penghalang, anak-anak, orang tua, dan orang tua.
4) Merawat orang tua
Merawat orang tua yang harus dikirim lebih dulu atau yang sakit harusnya
anak yang ke orang tua dalam Islam yang harus disetujui. Saat dewasa, orang
tua akan beranjak tua dan mungkin tidak mampu merawat dirinya
sendiri. Disinilah perlunya anak untuk melakukan tugas merawat orang tua
agar tidak menjadi anak durhaka untuk orang tua . Orangutan menerima orang
tua menerima dalam hadits berikut:
”Sungguh merugi, sungguh merugi, sungguh merugi seseorang yang
mendapatkan kedua orang tuanya sudah renta atau salah satu dari semua
yang tidak bisa masuk surga.” (HR. Muslim)
5) Senang dengan lemah lembut
Adab terhadap orang tua yang benar-benar berbicara dengan lemah lembut dan
sopan, hal ini sudah menjadi pembicaraan tentang anak orang tua dalam
Islam. Bahkan Anda bisa sesekali menyelipkan kata mutiara untuk orang
tua agar mereka senang dan senang diterima oleh Anda sebagai anak. Selain
itu, kebiasaan berbicara dengan lemah lembut akan menjadi cara orang
lain dengan cara yang baik dan benar.
6) Menghormati orang tua
Kewajiban anak untuk menghargai orang tua juga harus dilakukan dengan
benar. Misalnya, tidak mengatakan buruk kepada orang tua, membahas cara
meminta perasaan mereka seperti kita tahu cara mengatasi perasaan orang
lain dengan melakukan yang baik dan tidak menyinggung orang tua. Hal itu
termasuk tidak mencela orang tua dan tidak mengizinkan orang lain mencela
orang tua pula.
7) Menjauhkan hal yang tidak memerlukan orang tua
Untuk anak-anak, kita tahu apa yang harus dilakukan orang tua dan apa yang
harus dilakukan oleh mereka untuk kita lakukan. Jika bisa, janganlah anak
melakukan hal yang tidak disukai orang tua atau hal yang tidak boleh
dilakukan orang tua tersebut. Coba cara menjaga kesehatan hati agar selalu
melakukan hal yang diridhai orang tua.
8) Mendoakan orang tua
Setiap orang tua selalu mendoakan anak - kambing, maka anak pun wajib
mendoakan orang tua setiap saat demi kebaikan orang tuanya. Kewajiban
mendoakan orang tua dimasukkan dalam Al Qur'an yaitu:
“Wahai Tuhanku, kasihanilah orang tuaku, mereka mengasihani aku, aku
hanya aku kecil” (QS. Al - Israa: 24)
9) Memenuhi kebutuhan orang tua
Tidak hanya menafkahi orang tua jika mampu, anak juga berkewajiban
memenuhi kebutuhan orang tua, hal ini juga merupakan salah satu kebutuhan
anak terhadap orang tua setelah menikah, terutama membutuhkan pria - pria
setelah menikah kepada orang tuanya.
10) Meminta Izin dan Restu dari Orang Tua
Izin dari orang tua sangat penting bagi anak, karena melalui izin yang
diberikan maka orang tua juga memberikan ridho dan doanya kepada sang
anak untuk melakukan hal tersebut. Pentingnya meminta izin orang tua terlihat
dari hadits yang berbicara kepada laki-laki yang akan berjihad dan meminta
kepada Rasulullah apakah dia bisa ikut berjihad. Lalu Rasulullah bertanya
apakah dia masih memiliki orang tua, dan kompilasi dijawab masih, maka
Rasulullah menyuruhnya berjihad dengan cara berbakti kepada kedua orang
tuanya.
11) Menjaga nama baik
Cara anak untuk mendapatkan nama baik orang tua dapat diperoleh dengan
meminta anak-anak cara untuk menghindari tercela dan sesuai dengan agama,
serta sesuai dengan tujuan hidup dalam Islam untuk beribadah bagi Allah
SWT.
12) Menjaga amanat dari orang tua
Menjaga dengan aman orang tua juga merupakan hal yang sangat penting
dilakukan oleh anak-anak untuk orang tua. Anak yang diberi amanat berarti
sedang mempercayai orang tuanya dan harus berusaha untuk mengemban
amanat tersebut dengan baik. Itulah yang menjadi anak orang tua dalam Islam
yang harus dibawa. Telah banyak kisah anak berbakti kepada orang tua yang
akhirnya membuat kehidupan sang anak menjadi penuh berkah. Keutamaan
berbakti kepada orang tua akan membuat kita sebagai anak yang bisa
membuka pintu surga jika dilakukan dengan ikhlas dan tulus. Orang tua harus
dipenuhinya untuk orang tua, niscaya akan membuat hati ikhlas dalam
berbakti untuk orang tua.
C. Ayat dan hadits berkaitan dengan anak
a. Ayat – ayat Al – Quran Tentang Hak Anak
Seorang anak sejatinya juga memiliki hak dan hal ini sudah tertulis jelas di dalam
Al – Quran. Sejatinya anak adalah perhiasan dunia. Seperti yang tertulis di firman
Allah SWT yang berbunyi: ‫الكهف{ الد ْنيَا ْال َحيَاةِ ِزينَةُ َو ْالبَنُونَ ْال َما ُل‬
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia” (QS. Al Kahfi: 46).
Nah, selain ayat diatas, dimana kita bisa temukan lagi firman Allah SWT
mengenai hak – hak anak? Simak selengkapnya dibawah ini.
1) Hak untuk Hidup
Anak memiliki hak untuk hidup sekalipun lahir dari rahim orang tua yang
melakukan zina. Hal ini sudah tertulis jelas di dalam firman Allah SWT yang
berbunyi: ‫ت ْال َم ْو ُءودَة ُ َو ِإذَا‬ ُ * ِ ‫ب ِبأَي‬
ْ َ‫سئِل‬ ْ َ‫التكوير{قُتِل‬
ٍّ ‫ت ذَ ْن‬
“apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena
dosa apakah dia dibunuh” (QS. At Takwir: 8-9).
Seorang anak sejatinya juga memiliki hak dan hal ini sudah tertulis jelas di
dalam Al – Quran. Sejatinya anak adalah perhiasan dunia. Seperti yang tertulis
di firman Allah SWT yang berbunyi: ‫الكهف{ الد ْنيَا ْال َحيَاةِ ِزي َنةُ َو ْالبَنُونَ ْال َما ُل‬
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia” (QS. Al Kahfi:
46). Nah, selain ayat diatas, dimana kita bisa temukan lagi firman Allah SWT
mengenai hak – hak anak? Simak selengkapnya dibawah ini.
2) Hak untuk mendapatkan Pendidikan
Ayat Allah SWT yang kedua berbicara tentang bagaimana sang anak berhak
mendapat pendidikan baik agama maupun ilmu pengetahuan dan sosial. Hal
ini tertulis jelas di Quran surah Luqman ayat 13: ْ‫ظهُ َوه َُو ِِل ْبنِ ِه لُ ْق َمانُ قَا َل َو ِإذ‬
ُ ‫ي َيا َي ِع‬
َّ َ‫بُن‬
َّ ‫ظ ْل ٌم ال ِش ْركَ ِإ َّن ِب‬
‫اَللِ ت ُ ْش ِر ْك َِل‬ ُ ‫… َع ِظي ٌم َل‬.{‫لقمان‬
“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah)
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang
besar” (QS. Luqman: 13).
3) Janin adalah Bentuk Nikmat Allah SWT
Janin sejatinya adalah anugrah dari Allah SWT dan merupakan bentuk kasih
sayang Allah SWT kepada hambanya. Hal ini tertulis di dalam firman Allah
SWT Surah Asy – Syura ayat 49 – 50 yang berbunyi: ِ‫ت ُم ْلكُ ِ ََّلل‬ ِ ‫س َم َاوا‬ ِ ‫َو ْاْل َ ْر‬
َّ ‫ض ال‬
َ ‫الذ ُك‬4 ‫الشورى{ َو ِإنَاثًا ذ ُ ْك َرانًا يُزَ ِو ُج ُه ْم أ َ ْو‬
‫ور يَشَا ُء ِل َم ْن َويَ َهبُ ِإنَاثًا يَشَا ُء ِل َم ْن يَ َهبُ يَشَا ُء َما يَ ْخلُ ُق‬
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang
Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang
Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia
kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan
(kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa
yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”
(QS. Asy Syura: 49-50) Lalu terdapat pula di surat An – Nahl ayat 58 – 59,
yang berbunyi: ‫ظ َّل ِب ْاْل ُ ْنثَى أ َ َحد ُ ُه ْم بُ ِش َر َو ِإذَا‬ َ ‫وء ِم ْن ْالقَ ْو ِم ِمنَ َيت ََو‬
َ ُ‫ارى ك َِظي ٌم َوه َُو ُمس َْودًّا َوجْ ُهه‬ ِ ‫س‬ُ
‫ُون َعلَى أَيُ ْم ِس ُكهُ بِ ِه بُ ِش َر َما‬
ٍّ ‫ب فِي يَد ُسهُ أ َ ْم ه‬
ِ ‫سا َء أ َ َِل الت َرا‬
َ ‫النحل{ يَحْ ُك ُمونَ َما‬
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak
perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia
menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita
yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan
menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-
hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu” (QS.
An Nahl: 58-59). Terakhir dijelaskan dalam Surah Al – An’am ayat 151 yang
berbunyi: ‫سبحانه وكقوله‬: ‫ق ِم ْن أ َ ْو َِلدَ ُك ْم ت َ ْقتُلُوا َو َِل‬
ٍّ ‫اْلنعام{ َوإِيَّا ُه ْم ن َْر ُزقُ ُك ْم نَحْ نُ إِ ْم ََل‬
“dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut
kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka” (QS.
Al An’am: 151).
4) Hak untuk mendapatkan ASI
Setiap anak berhak mendapat ASI langsung dari Ibu kandungnya. Hal ini jelas
dipaparkan dalam firman Allah SWT di Surah Al – Baqarah ayat 233 yang
berbunyi:
ُ‫ض ْعنَ َو ْال َوا ِلدَات‬
ِ ‫َاملَي ِْن َح ْولَي ِْن أَ ْو َِلدَه َُّن ي ُْر‬
ِ ‫ضا َعةَ يُتِ َّم أ َ ْن أ َ َرادَ ِل َم ْن ك‬
َ ‫الر‬َّ ‫ِر ْزقُ ُه َّن لَهُ ْال َم ْولُو ِد َو َعلَى‬
‫وف َو ِكس َْوتُ ُه َّن‬ ِ ‫ف َِل بِ ْال َم ْع ُر‬ُ َّ‫س ت ُ َكل‬ٌ ‫ار َِل ُو ْسعَ َها إِ َِّل َن ْف‬
َّ ‫ض‬ ِ ‫ْال َو ِار‬
َ ُ ‫ث َو َعلَى بِ َولَ ِد ِه لَهُ َم ْولُود ٌ َو َِل بِ َولَ ِدهَا َوا ِلدَة ٌ ت‬
‫ص ًاِل أ َ َرادَا فَإ ِ ْن ذَلِكَ ِمثْ ُل‬ َ ِ‫اض َع ْن ف‬ ُ ‫ضعُوا أ َ ْن أ َ َردْت ُ ْم َو ِإ ْن َعلَ ْي ِه َما ُجنَا َح فَ ََل َوتَش‬
ٍّ ‫َاو ٍّر ِم ْن ُه َما ت ََر‬ ِ ‫ت َ ْست َْر‬
‫سلَّ ْمت ُ ْم ِإذَا َعلَ ْي ُك ْم ُجنَا َح فَ ََل أَ ْو َِلدَ ُك ْم‬
َ ‫وف آتَ ْيت ُ ْم َما‬ ِ ‫َللاَ َواتَّقُوا ِب ْال َم ْع ُر‬
َّ ‫َللاَ أ َ َّن َوا ْعلَ ُموا‬
َّ ‫ير ت َ ْع َملُونَ ِب َما‬
ٌ ‫ص‬ ِ ‫َب‬
{‫( البقرة‬233)
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf.
Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga
seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila
keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin
anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila
kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kepada
Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”
(QS. Al Baqarah: 233).
1) Hadist tentang anak
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Setiap rumah tangga haruslah memiliki kepentingan untuk mewujudkan
keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Jadi setiap anggota
keluarga harus memiliki peran dan menjalankan amanah tersebut. Sang
suami sebagai kepala rumah tangga haruslah memberikan teladan yang
baik dalam mengemban tanggung jawabnya karena Allah 'Azza wa Jalla
akan mempertanyakannya di hari Akhir Kelak. Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam:
‫راع كلكم‬, ‫رعيته عن مسؤول وكلكم‬, ‫راع واْلمير‬, ‫بيته أهل على راع والرجل‬, ‫راعية والمرأة‬
‫وولده زوجها بيت على‬, ‫راع فكلكم‬, ‫رعيته عن مسؤول وكلكم‬.
“Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung jawab
atas orang yang dipimpinnya. Seorang Amir (raja) adalah pemimpin,
seorang suami pun pemimpin atas keluarga, dan raja juga pemimpin bagi
rumah tangga dan anak-anak. Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu
sekalian akan memenangkan pertanggungjawabannya atas
kepemimpinannya. ”[1] Juga sabda beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam,
َ ‫ضيَّ َع؟ أَ ْم ذَلِكَ أ َ َح ِف‬
َ ‫ظ ا ْست َْر َعاهُ َع َّما َراعٍّ ُك َّل‬
‫سائِ ٌل للاَ إِ َّن‬ َ ‫الر ُج َل يَ ْسأ َ َل َحتَّى‬ َ ‫بَ ْيتِ ِه أَ ْه ِل‬.
َّ ‫ع ْن‬
“Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada setiap pemimpin tentang apa
yang dipimpinnya. Apakah ia pelihara ataukah ia sia-siakan, hingga orang
lain tentang keluarga. ”[2] Seorang suami harus berusaha dengan sungguh-
sungguh untuk menjadi suami yang shalih, dengan mengkaji ilmu agama,
memahaminya serta mengamalkan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah
'Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, serta menjauhkan diri dari setiap yang
diminta oleh Allah' Azza wa Jalla dan Rasul-Nya. Kemudian dia mengajak
dan membimbing sang ayah untuk melakukannya, juga anak-anak akan
meneladani kedua orang tuanya karena tabiat anak memang memerlukan
untuk menghubungkan apa-apa yang ada di sekitarnya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam mendidik anak, di setuju:
a) Mendidik anak-anak dengan cara-cara yang baik dan sabar agar
mereka mengenal dan menghargai Allah, yang menciptakannya dan
seluruh alam semesta, mengenal dan memercayai Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wa sallam, yang pada diri sendiri dibantu oleh suri
tauladan yang mulia, dan juga agar mereka bisa berharap dan
memecahkan Islam untuk diamalkan. Ajarkanlah Tauhid, yaitu
bagaimana mentauhidkan Allah, dan jauhkan serta laranglah anak dari
melakukan syirik. Sebagaimanan nasihat Luqman untuk lolos,
ْ‫ظهُ َوه َُو ِِل ْبنِ ِه لُ ْق َمانُ قَا َل َو ِإذ‬
ُ ‫ي َيا َي ِع‬
َّ َ‫اَللِ ت ُ ْش ِر ْك َِل بُن‬ ُ َْ َُ‫ظ‬
َّ ‫ظ ِإ َّن ۖ ِب‬ َ َْ َْ ‫ال ِش َر‬
“Dan (ingatlah) kompilasi Luqman berkata kepada putranya, kompilasi
ia memberi pelajaran membantah, 'Wahai anakku! Janganlah
membawa memperskutukan Allah, sungguh mempersekutukan (Allah)
benar-benar kezhaliman yang besar. '”[Luqman: 13]
b) Pada usia balita (sekitar 2-5 tahun), kita ajarkan kepada mereka
kalimat-kalimat yang baik serta bacaan Al-Qur-an, dibaca yang
dicontohkan oleh para Shahabat dan generasi Tabi'in dan Tabi'ut
Tabi'in, sehingga banyak dari mereka yang sudah hafal Al-Qur-an pada
usia sangat belia.Allah telah memberikan kelebihan kepada manusia
pada masa kecilnya dengan kemampuan menghafal yang luar
biasa. Oleh karena itu, orang tua harus pandai memanfaatkan
kesempatan untuk membicarakan anak-anak dengan hal-hal yang
bermanfaat pada usia balita. Usaha ini harus terus dijalankan, mungkin
di sekitar tempat tinggal kita tidak ada di sekitar tahfizhul Qur-an. Kita
dapat membicarakannya di rumah kita, dengan kemampuan kita,
karena pada kemampuan Al-Qur-an itu mudah.

c) Perhatian terhadap shalat juga harus menjadi prioritas utama bagi


orang tua. Shalat merupakan tiang agama, jika seseorang
melalaikannya niscaya agama ini tidak bisa berdiri pada dirinya. Shalat
ini pulalah yang pertama kali akan dihisab oleh Allah di akhirat. Untuk
membantu, meminta orang tua dengan tiada bosan senantiasa
memberikan contoh dengan shalat di awal waktu dengan berjama'ah di
masjid, mengajaknya serta meminta kepada apakah dia telah
menunaikan shalatnya ataukah belum. Rasulullah shallallaahu 'alaihi
wa sallam bersabda:

‫سنين سبع أبناء وهم بالصَلة أوِلدكم مروا‬, ‫عليها واضربوهم‬, ‫عشر أبناء وهم‬, ‫بينهم وفرقوا‬
‫المضاجع في‬.

“Suruhlah anak kalian shalat selesai 7 tahun, dan kalau sudah selesai
10 tahun diterima-kan shalat, maka pukullah ia. Dan pisahkanlah
tempat tidurnya (antara anak laki-laki dan anak perempuan). ”[3]

Mengajak isteri dan anak kita untuk melaksanakan shalat di awal


waktu, merupakan salah satu perintah dari Rasulullah shallallaahu
'alaihi wa sallam. Allah 'Azza wa Jalla mengajarkan kita untuk tetap
sabar dalam menunaikan permohonan ini, termasuk menunggu dalam
mempercayai isteri dan anak kita untuk tetap menegakkannya.

‫ص ََلةِ أ َ ْهلَكَ َوأْ ُم ْر‬ ْ ‫َ َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ َ ْ َ َ ۖ ِر ْزقًا نَ ْسأَلُكَ َِل ۖ َعلَ ْي َها َوا‬
َ ‫ص‬
َّ ‫ط ِب ْر ِبال‬

“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam


mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kami-lah yang
memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah
untuk orang yang bertaqwa. "[Thaahaa: 132]

Jika anak-anak kita sudah mulai 10 tahun, maka dia akan meminta
ayah untuk meminta bantuan shalat dengan berjama'ah di awal waktu
di masjid. Ini merupakan pendidikan praktis yang sangat bermanfaat,
karena di dalam benak si anak akan membutuhkan dan memperhatikan
tentang apa yang harus dilakukan yang sangat mulia ini. Ada banyak
sekali hikmah dan manfaat yang terkandung di dalamnya. Bila yang
lalai dalam shalatnya, maka ia akan mengambil hawa nafsunya,
meminta firman Allah:

‫ف‬ ٌ ‫ضاعُوا خ َْل‬


َ َ‫ف بَ ْع ِد ِه ْم ِم ْن فَ َخل‬ َ َ ‫ص ََلة َ أ‬
َّ ‫ت َواتَّبَعُوا ال‬ َّ ‫ف ۖ ال‬
ِ ‫ش َه َوا‬ َ َ‫َي ْلقَن ف‬
َ ‫س ْو‬

“Kemudian datanglah setelah mereka, diambil yang diambil shalat dan


diambil keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat.” [Maryam
(19): 59]

Bentuk menyia-nyiakan shalat saat diminta adalah shalat, menyia-


nyiakan shalat saat tidak melaksanakannya di awal waktu. Yang
dengan sebab itu, mereka akan meminta kesesatan, kerugian dan
keburukan. Wallaahu a'lam bish shawaab. [4]

d) Perhatian orang tua juga untuk hal akhlaknya.


Anak-anak harus memilih yang terbaik, jujur, mengatakan baik dan
benar, baik untuk keluarga, saudara, tetangga, juga menyayangi yang
lebih kecil serta menghargai yang lebih tua, dan yang harus menjadi
yang paling populer adalah orang yang lebih tua.

Bagi orang tua termasuk dosa besar yang paling besar setelah syirik
(menyekutukan Allah). Orang tua haruslah memberikan teladan kepada
cara dia pun berbakti kepada orang tuanya dan berakhlak mulia.
e) Juga perlu dipertimbangkan teman pergaulan, karena sangat bisa jadi
akan melibatkan teman-teman berimbas sesuai dengan kebutuhan dan
akhlakakapan. Menerima yang disampaikan oleh Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wa sallam:

َ َ‫علَى ا‬
‫لر ُج ُل‬ ُ ‫يُخَا ِل ُل َم ْن أ َ َحد ُ ُك ْم فَ ْليَ ْن‬.
َ ‫ َخ ِل ْي ِل ِه ِدي ِْن‬، ‫ظ ْر‬

“Bergantung pada agama partisipasi. Karena itu ia menanti dia melihat


dengan siapa saja ia pergi. ”[5] Selain itu, kita tahu apa yang buruk
akan mudah sekali mempengaruhi hal-hal yang baik, namun tidak
bertentangan, lebih awal dalam pergaulan muda-mudi seperti sekarang
ini yang melampaui batas-batas etika seorang muslim. Mereka saling
berkhalwat, bisikan syaitan mudah sekali menjerumuskan diri ke
jurang kenistaan.

Atau mempengaruhi obat-obat terlarang yang dapat membuatnya


mengandalkan dan menyimpan ketagihan terhadap obat-obat penenang
yang diharamkan oleh Allah. Penyiaran narkotika dan obat-obatan
(NARKOBA) yang dilakukan generasi muda kaum muslimin telah
menjeremuskan mereka untuk kehinaan dan kesengsaraan.

Usaha yang telah kita curahkan beberapa tahun hanya bisa sia-sia
hanya karena anak kita salah memilih teman bermain atau teman di
sekolah. Untuk itu, haruslah diingat akhlak teman anak kita, apakah
peserta harus memiliki agama yang baik, apakah shalatnya baik,
apakah dia senan-tiasa nasihat-menasihati dan tolong-menolong dalam
kebajikan ??

f) Berdo'a kepada Allah 'Azza wa Jalla pada waktu-waktu yang mustajab


Di samping ikhtiar yang dilakukan untuk menjadikan isterinya sebagai
isteri yang shalihah, perlu dinyanyikan para penggemar juga terangkat
do'a kepada Allah' Azza wa Jalla pada waktu-waktu yang mustajab
(waktu terkabulkannya do'a), seperti sepertiga malam yang terakhir,
agar dapat diambil keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah, agar
dia, isterinya, dan anak-orang yang menggunakan orang-orang yang
shalih dan shalihah. Seperti yang dilakukan di dalam Al-Qur-an:

ِ ‫ِل ْل ُمتَّقام َواجْ عَ ْلنَا أ َ ْعي ٍُّن قُ َّرة َ َوذُ ِريَّاتِنَا أ َ ْز َو‬
‫اجنَا ِم ْن لَنَا هَبْ َربَّنَا‬

"... Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan


kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin
bagi orang-orang yang bertaqwa." [Al-Furqaan: 74

D. KONSEP PARENTING DALAM ISLAM


Konsep parenting dalam islam sebenarnya sudah jauh dirumuskan sejak awal sejak
zaman perkembangan islam dari zaman dahulu, hal ini bisa dilihat kepada hadits-
hadits dan ayat-ayat al-qur'an tentang pendidikan terhadap anak Islam sudah
mengajarkan pola pengasuhan anak sejak si anak masih berada didalam kandungan.
Allah berfirman dalam QS. Lukman bahwa kewajiban orang tua dalam mendidik anak
yang artinya :

Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma'ruf dan
cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting. (QS.
Luqman 31:17

Hal ini dapat dilihat dari perintah allah untuk makan dan minum dari hasil yang baik
dan yang halal, karena makanan yang dimakan akan menjadi darah daging dalam diri,
terlebih lagi untuk ibu yang sedang hamil, tentu makanan akan sangat berpengaruh
kepada perkembangan janin yang ada dikandungannya.

Ketika bayi lahir, maka dianjurkan kepada setiap muslim untuk memberikan ucapan
selamat dan turut bergembira kepada saudara muslimnya yang telah mendapatkan
kelahiran anak, karena hal tersebut dapat mengkokohkan tali persaudaraan antara
sesama keluarga muslim. Dan islam telah mengajarkan untuk bersegerah
mengumandangkan adzan dengan suara yang halus ditelingah kanan bayi, dan untuk
iqomat ditelinga kirinyaDan ada juga kesalahan-kesalahan orang tua dalam mendidik
anak Antara lain yaitu
1) Kurang meluangkan waktu untuk anak

Sebagian orang tua juga terlalu sibuk dengan pekerjaannya atau kesibukan lain
tanpa meluangkan waktu untuk anak.

2) Memberikan makanan tidak halal

Jika anak sering diberi makanan yang tidak halal, maka sulit baginya untuk
diarahkan kepada kebaikan

3) Sering memberi komentar negative

Apapun yang dikatakan orang tua akan menjadi sugesti pada jiwa anak. Jika yang
diterima anak-anak adalah kata-kata positif, maka akan menjadi sugesti positif
Namun, jika anak mendapat komentar negative, maka akan membentuk mental
block (penjara mental) yang menjadi faktor penghambat keberhasilan mereka.
Pola asuh terhadap anak bisa berjalan sesuai misi dan target yang diharapkan,
peran keluarga dalam mengasuh anak juga sangat penting karena untuk
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak, baik perkembangan
sosial, budaya, bahasa, dan agamanya.

E. PENGERTIAN GERONTIK
Pengertian Gerontologi, Gerontik, dan Geriatrik
Perawatan pada lansia kini mulai popular di masyarakat. Sebagai perawat
tentunya kita harus mengetahui konsep gerontik dan beebagai istilah yang digunakan
di dalamnya. Berikut ini akan dibahas mengenai pengertian gerontology, gerontologic
nursing, gerontic nursing, dan geriatrik.
Gerontology berasal dari bahasa Yunani Geron, yang berarti orang berusia tua,
gerontology adalah studi ilmiah dari proses penuaan dan masalah pada orang tua, juga
mencakup aspek biologis, sosiologis, psikologis, dan ekonomi.
Gerontologic nursing merupakan penilaian status kesehatan dan fungsional lansia,
perencanaan dan implementasi perawatan kesehatan dan layanan untuk memenuhi
kebutuhan, dan evaluasi aktivitas. Ini merupakan istilah yang paling sering
digunakan oleh perawat yang mengkhususkan diri dalam bidang gerontologik.
Gerontic nursing merupakan istilah yang dipopulerkan Gunter dan Estes pada
tahun 1979 dan lebih inklusif daripada keperawatan geriatrik atau gerontologik karena
tidak terbatas pada penyakit. Gerontic nursing berorientasi pada lansia, meliputi seni,
merawat, dan menghibur. Istilah ini belum diterima secara luas, tetapi beberapa orang
memandang hal ini lebih spesifik.
Geriatrik berasal dari bahasa Yunani geras, yang berarti usia tua, geriatrik adalah
cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan penyakit dan masalah usia
tua. Jika dilihat dari artinya, perawat memiliki aplikasi terbatas untuk merawat
karena orientasinya medis dan penyakit, geriatrik umumnya bukan istilah yang
digunakan untuk menjelaskan perawatan pada lansia.

F. HAK GERONTIK
Undan-undang republic Indonesia nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia. Bab III HAK DAN KEWAJIBAN
1) Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2) Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk
meningkatkan kesejahteraan social yang meliputi:
a) Pelayanan keagamaan dan mental spiritual:
b) Pelayanan kesehatan
c) Pelayanan kesempatan kerja
d) Pelayanan pendidikan dan pelatihan
e) Kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum.
f) Kemudahan dalam layanan dan bantuan hokum
g) Perlindungan social
h) Bantuan social
3) Bagi lanjut usia tidak potensial mendapatkan kemudahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) kecuali huruf “c”, huruf “d”, dan huruf “h”.
4) Bagi lanjut usia potensial mendapatkan kemudahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kecuali huruf “g”.
G. KONSEP MENGHADAPI LANSIA REWEL
Berikut ini tips saat berhadapan dengan lansia yang rewel:
1) Jangan dibantah, dengarkan saja
2) Bicaralah dengan mereka dengan tutur kata yang santun
3) Jawablah setiap pertanyaan mereka, sementara berulang ulang
4) Jangan biarkan orang tua melamun, berilah aktifitas
5) Masaklah makanan yang mudah mereka makan
6) Pastikan lantai kering dan tidak licin
7) Hubungi makanan dan minuman mereka
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian Anak
Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuanyang belum
dewasa atau belum mengalami masa pubertas Anak juga
merupakan keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang
tua orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah
dewasa.

Hak dan kewajiban anak dalam islam


a. Kewajiban Anak Kepada Orang Tua Menurut Islam
Orang tua adalah pihak yang membesarkan dan mengasuh anak sejak lahir
hingga dewasa, bahkan menjadi orang sukses. Ayah dan ibu telah
membesarkan seorang anak hingga dewasa dengan kasih sayang yang mereka
curahkan untuk buah-buahan tersebut. Semua itu adalah bagian dari yang
diperlukan untuk orang tua. Tidak hanya orang tua yang memiliki anak,
sebaliknya anak juga memiliki orang tua yang memiliki anak tanpa pamrih
dan dengan orang tua tersebut. Sudah sewajarnya disetujui sebagai anak juga
harus menentang orang tuanya untuk balas terima kasih yang
dilimpahkan. Kewajiban anak bagi orang tua adalah sebagai berikut:
1) Taat ke orang tua
Anak wajib menaati orang tua karena dalam banyak hal orang tua yang
hidup lebih lama memiliki lebih banyak pula pengalaman hidup yang
memperkaya kearifan dan juga kebijakan mereka. Tentu saja anak wajib
menaati orang tua dalam kebaikan dan bukan dalam keburukan atau dalam
perkara yang mendurhakai Allah, seperti tertera dalam hadits berikut ini:
“Tidak ada ketaatan dalam mendurhakai Allah. Sesungguhnya ketaatan
itu hanya ada di dalam melakukan kebaikan. ” (HR. Bukhari)
2) Segera datang jika dibuka
Panggilan orang tua harus dibuka oleh anak sesegera mungkin. Kesibukan
sehari - hari memutuskan membuat anak lupa untuk meminta perintah
orang tuanya atau meminta persetujuan orang tua. Jika orang tua meminta,
tundalah mengambil apa saja yang sedang dikerjakan dan mulailah
beranjak ke arah mereka dan meminta apa yang perlunya. Memenuhi
panggilan orang tua sesegera mungkin adalah cara menghargai orang
tua dengan benar.

3) Menafkahi orang tua jika mampu

Jika ingin mencari cara membahagiakan orang tua, salah satunya adalah
dengan cara membebaskan menafkahi orang tua jika anak sudah mampu
secara ekonomi. Salah satu hadits yang menunjukkan betapa menafkahi
orang tua yaitu:

"Kamu dan hartamu milik ayahmu." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu
Majah) Ada orang tua yang masih mampu ekonomi, tetapi tidak menjadi
penghalang, anak-anak, orang tua, dan orang tua.

B. Saran
BagiLansia hendaknya meningkatkan pengetahuan, dan meningkatkan ketaqwaan
kepada Allah SWT, membiasakan untuk hidup sehat, bersyukur atas apa yang
telah diberikan semasa hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Husain Abdullah, Al-Iqtishad al Islami; ushusun wa muba’un wa akhdaf,


(Ekonomi Islam; Prinsip, Dasar, dan Tujuan) terj. M Irfa Syofwani, Yogyakarta:
Magistra Insani Press, 2004.
Al-Kamali, Abdullah. Maqashid al-Syari’ah Fi Dau’ Fiqh alMuuwazanat.cet.
I, Beirut-Libanon: Dar al-Fikr, 2000.
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Tafsir al-Maraghi, Juz IV, Beirut: Musthafa
Bab al-Halabi, t.th, Amalia, Euis, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik
Hingga Kontemporer, Jakarta: Pstaka Asatrus, 2005.
An Nabhani, Taqyuddin, An – Nidlam Al Iqtishadi Fil Islam, terj. oleh
Maghfur Wachid, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif, Surabaya: Risalah Gusti
2002.

Anda mungkin juga menyukai