Anda di halaman 1dari 24

Lampiran :

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN LATIHAN RENTANG GERAK


PADA KLIEN S DENGAN KATARAK DAN RESIKO JATUH
DI WISMA FLAMBOYAN UPT PSTW BONDOWOSO
KABUPATEN BONDOWOSO

TUGAS

disusun untuk memenuhi laporan akhir PSP2N stase Keperawatan Gerontik

Oleh:
Ayunda Hardiyanti, S.Kep
NIM 182311101004

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi


Usia Lanjut atau lansia merupakan suatu tahap perkembangan akhir bagi
tahap kehidupan manusia (Dewi, 2014). Aging process atau proses penuaan
merupakan suatu proses alami atau proses biologis yang akan dialami oleh setiap
orang dan merupakan suatu proses yang tidak dapat dihindari. Dimasa lanjut usia
tubuh akan kehilangan kemampuan jaringan yang berfungsi untuk memperbaiki
diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan
sehingga tidak dapat bartahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
terjadi (Sunaryo dkk, 2015).
Data WHO pada tahun 2009 menunjukkan lansia berjumlah 7,49% dari
total populasi, tahun 2011 menjadi 7,69% dan pada tahun 2015 didapatkan
proporsi lansia sebesar 8,1 % dari total populasi (Badan Pusat Statistik, 2015).
Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66 juta
jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Diprediksi jumlah penduduk lansia
tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan
tahun 2035 (48,19 juta) (Kemenkes RI, 2017).
Gangguan pengelihatan merupakan masalah penting yang menyerang
lansia). Katarak merupakan suatu masalah gangguan penglihatan yang serius
karena katarak dapat mengakibatkan kebutaan. Katarak merupakan penyebab
kebutaan yang paling umum pada orang dewasa dan katarak merupakan salah satu
dari tiga penyebab utama kebutaan di seluruh dunia (Olver& Lorraine 2011).
Menurut WHO pada tahun 2002 katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan
yang paling utama di dunia sebesar 48% dari seluruh kebutaan di dunia.
Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa PSP2N Fakultas Keperawatan
Universitas Jember pada tanggal 19 September 2018 terhadap Klien S di Wisma
Flamboyan UPT PSTW Bondowoso diketahui bahwa Klien S mengeluhkan
kesulitan dalam berjalan karena kesulitan dalam melihat. Klien berjalan
menggunakan tongkat. Berdasarkan pengkajian tersebut, mahasiswa Profesi Ners
akan memberikan intervensi latihan rentang gerak untuk melatih otot dan sendi
yang dirasakan oleh Klien S.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
kegiatan yang akan dilakukan ini adalah bagaimana cara melakukan latihan
rentang gerak lansia untuk melatih otot dan sendi oleh Klien S yang tinggal di
UPT PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur?
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan melakukan latihan rentang gerak lansia ini bertujuan untuk untuk
melatih otot dan sendi oleh Klien S yang tinggal di UPT PSTW Bondowoso
Kabupaten Bondowoso.
2.1.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan latihan rentang gerak lansia diharapkan klien
mampu:
1. Klien mampu mengerti tentang latihan rentang gerak
2. Klien mampu mengetahui tujuan dan manfaat latihan rentang gerak
3. Klien mampu mempraktikkan latihan rentang gerak

3.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan latihan rentang gerak. antara
lain:
1. Menambah pengetahuan klien tentang latihan rentang gerak
2. Menambah pengetahuan klien tentang tujuan dan manfaat latihan rentang
gerak
3. Menambah ketrampilan klien dalam melakukan latihan rentang gerak

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Perubahan anatomi dan fisiologi pada lansia dapat terjadi di berbagai sistem
dan organ tubuh salah satunya adalah pada mata. Salah satu gangguan sensori
yang paling sering terjadi pada lanjut usia adalah katarak. Katarak merupakan
gangguan yang sebagian besar dialami oleh lanjut usia dan disebabkan oleh
adanya kerusakan oksidatif pada protein lensa dan penumpukan lemak (lipofusin)
di lensa okular (Ebersole, 2005). Lansia dengan katarak mengalami adanya
penurunan kemampuan mobilisasi, penurunan kemandirian, dan lingkungan
menjadi lebih berbahaya (Busacco, 2011). Hal tersebut meningkatkan risiko jatuh
pada lanjut usia yang mengalami katarak. Terapi latihan rentang gerak untuk
pencegahan jatuh pada lansia mempunyai banyak manfaat dalam memperbaiki
dan mempertahankan mobilitas sendi (Ambardini, 2014).
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Kerangka penyelesaian masalah pada Klien S adalah melalui latihan
rentang gerak lansia. Latihan ini membantu klien untuk mencegah resiko jatuh
pada lansia

Pemateri menjelaskan secara singkat pengertian tentang terapi


rentang gerak

Pemateri mengajarkan dan mendemostrasikan terapi rentang gerak

Klien mampu memahami maksut dari pemateri

Klien dapat mendemontrasikan terapi rentang gerak

Klien dapat mendemontrasikan terapi rentang gerak


Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Latihan rentang gerak lansia merupakan upaya yang dilakukan untuk
mencegah resiko jatuh pada lansia yang terjadi pada Klien S di Wisma Flamboyan
UPT PSTW Bondowoso.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah Klien.S yang berada di Wisma
Flamboyan UPT PSTW Bondowoso.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : ceramah dan praktik
2. Landasan teori : demonstrasi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Menjelaskan manfaat latihan rentang gerak lansia
c. Memberikan kesempatan pada lansia ntuk bertanya
d. Mendemonstrasikan manfaat latihan rentang gerak lansia
e. Mengevaluasi hasil latihan

: Sasaran

: Pemateri

BAB V. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil-Hasilnya


Analisa evaluasi dan hasil dari latihan rentang gerak yang telah di lakukan adalah
sebagai berikut:
a. Evaluasi Struktur
a. Materi yang akan diusajikan terkait dengan demonstrasi latihan rentang
gerak
b. Tempat yang akan digunakan untuk demonstrasi latihan rentang gerak
telah siap digunakan;
c. Persiapan mahasiswa telah dilakukan;
d. Persiapan klien telah dilakukan
b. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dan demonstrasi latihan rentang gerak telah dimulai
dengan lancar dari awal hingga akhir asuhan sesuai dengan yang
diharapkan;
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

b. Klien kooperatif selama dilakukan demonstrasi tindakan;


c. Tujuan umum dan tujuan khusus akan tercapai setelah demonstrasi
latihan rentang gerak dilaksanakan
c. Evaluasi Hasil
a. Menjelaskan tentang pentingnya pencegahan resiko jatuh
b. Mengatahui cara melakukan redemonstrasi latihan rentang gerak
c. Mampu mempraktikan langkah-langkah untuk melakukan latihan rentang
gerak

5.2 Faktor Pendorong


Faktor yang mendorong keberhasilan dalam latihan rentang gerak adalah
diantaranya:
a. Klien yang sangat kooperatif
b. Lingkungan tempat kegiatan mendukung

5.3 Faktor Penghambat


Faktor yang menghambat keberhasilan dalam latihan rentang gerak adalah
diantaranya:
a. Terhambatnya daya pengelihatan klien

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Latihan rentang gerak merupakan salah satu bentuk latihan atau olahraga
ringan non farmakologi yang dapat memperbaiki kondisi otot, tulang, dan
persendian klien dan dapat juga mencegah masalah terkait dengan kardiovaskuler,
pernafasan dan metabolic.
Lansia dengan katarak mengalami adanya penurunan kemampuan mobilisasi,
penurunan kemandirian, dan lingkungan menjadi lebih berbahaya. Hal tersebut
meningkatkan terjadinya resiko jatuh pada lansia penderita katarak. Terapi latihan
rentang gerak berguna untuk memperbaiki kondisi otot dan persendian sehingga
meminimalisr terjadinya resiko jatuh pada lansia dengan penyakit katarak.

6.2 Saran
Diharapkan dengan telah dilakukannya latihan dan demonstrasi rentang
gerak, klien dapat mengerti bagaimana meminimalisir resiko jatuh yang
kemungkinana terjadi dengan memperbaiki kondisi otot dan sendi dalam
melakukan latihan rentang gerak.

6.1.1 Bagi masyarakat:


Demonstrasi layttihan rentang gerak dilakukan untuk lebih meningkatkan
pengetahuan masayarakat mengenai cara memeperbaiki sendi dan otot dan
mencegah masalah terkait dengan kardiovaskuler, pernafasan dan metabolic bagi
masyarakat untuk membagikan informasi terhadap lingkungan sekitarnya untuk
ikut membantu meningkatkan kualitas kesehatan dalam lingkungan masyarakat.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

6.1.2 Bagi Tenaga Kesehatan:


Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan diharapkan memiliki keterampilan,
kemampuan dan pengetahuan untuk mengimbangi masalah kesehatan yang ada
dimasyarakat, salah satunya latihan rentang gerak untuk pasien dengan gangguan
pengelihatan (katarak).
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

DAFTAR PUSTAKA

Ambardini, R. L. 2014. Peran Latihan Fisik dalam Manajemen Terpadu


Osteoartritis. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Dewi, S. R. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Deepublish.

Hamijoyo L. 2007. Pengapuran sendi atau osteoartritis. Perhimpunan


Reumatologi Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. 2017. Analisis Lansia di Indonesia.

Sunaryo. W, R. Kuhu, MM. Sumedi, T. Widayanti, ED. Sukrilla, UA. Riyadi, S.


dan Kuswati A. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: ANDI.

Tamsuri, A. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.

Olver, Jane & Lorraine, C 2011,At a Glace Oftalmologi, Alih bahasa oleh :
Huriawati H, Erlangga, Jakarta.
Ebersole, Priscillia, et al. (2005). Gerontological nursing and health aging: 2nd
ed. USA: Elsevier Mosby.
Busacco, Debra. (2011). Rehabilitation strategies for older adults with dual
sensoryloss. 20 Juni 2013. http://www.allaboutseniors.org/blog/active-
adult-livingarticles/rehabilitation-strategies-for-older-adults-with-dual-
sensory-loss/

Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Berita acara


Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Satuan Operasional Prosedur (SOP)
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media Leaflet

Pemateri,

Ayunda Hardiyanti, S.Kep


NIM 182311101004
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

BERITA ACARA
Pada hari ini, minggu tanggal 23 September 2018 jam 13.00 s/d 14.00 WIB
bertempat di UPT PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso Propinsi Jawa
Timur telah dilaksanakan Kegiatan Latihan Rentang Gerak Lansia oleh
Mahasiswa PSP2N Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti
oleh 2 orang.

Bondowoso, 23 September 2018

Mengetahui
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Gerontik
FKep Universitas Jember

Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

DAFTAR HADIR

Pada hari ini, Minggu tanggal 23 September 2018 jam 13.00 s/d 14.00WIB
bertempat di UPT PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso Propinsi Jawa
Timur telah dilaksanakan Kegiatan Latihan Rentang Gerak Lansia oleh
Mahasiswa PSP2N Fakultas Keperawatan Universitas Jember

NO NAMA ALAMAT TANDA


TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.

Bondowoso, 23 September 2018

Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Gerontik
FKep Universitas Jember

Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Lampiran 3: SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/materi : Latihan Rentang Gerak Lansia


Sasaran : Klien S
Waktu : 13.00 s/d 14.00
Hari/ Tanggal : Minggu, 23 September 2018
Tempat : Wisma Flamboyan UPT PSTW Bondowoso

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan kegiatan ini, sasaran akan dapat mengerti, memahami,
dan dapat mempraktikkan Latihan Rentang Gerak Pada Lansia
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 45 menit
sasaran akan mampu:
a. Menjelaskan tentang pengertian latihan rentang gerak lansia
b. Menjelaskan tentang tujuan dan manfaat latihan rentang gerak lansia
c. Mempraktikan gerakan latihan rentang gerak lansia
d. Pokok Bahasan
Latihan Rentang Gerak Pada Lansia
e. Subpokok Bahasan
a. Pengertian latihan rentang gerak lansia
b. Tujuan dan manfaat latihan rentang gerak lansia
c. Gerakan latihan rentang gerak lansia
d. Waktu
1 x 30 menit
e. Bahan/ Alat yang digunakan
Leaflet
f. Model Pembelajaran
1. Jenis model pembelajaran : ceramah dan praktik
2. Landasan teori : demonstrasi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Menjelaskan manfaat latihan rentang gerak lansia
c. Memberikan kesempatan pada lansia ntuk bertanya
d. Mendemonstrasikan manfaat latihan rentang gerak lansia
e. Mengevaluasi hasil latihan

g. Persiapan
Menyiapkan tempat dan SOP latihan rentang gerak lansia
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

h. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahulu 1. Salam pembuka Memperhatikan 5 menit
an 2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi tentang: Memperhatikan, 20 menit
a. Pengertian latihan rentang gerak lansia menanggapi dengan
b. Tujuan dan manfaat latihan rentang gerak lansia pertanyaan
c. Gerakan latihan rentang gerak lansia
2. Memberikan kesempatan kepada lansia untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
4. Memberikan kesempatan kepada lansia untuk
menjelaskan kembali dan mempraktikkan materi yang
sudah disampaikan
Penutup 1. Menyimpulkan materi yang telah diberikan Memperhatikan dan 5 menit
2. Mengevaluasi hasil pendidikan kesehatan. menanggapi
3. Memberikan leaflet tentang latihan rentang gerak
lansia
4. Salam penutup

i. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Apa pengertian Latihan Rentang Gerak Pada Lansia?
b. Apa tujuan dan manfaat Latihan Rentang Gerak Pada Lansia?
c. Bagaimana gerakan Latihan Rentang Gerak Pada Lansia?
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Lampiran 4: SOP

LATIHAN RENTANG GERAK LANSIA


FKep
UNIVERSITAS
JEMBER

PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN: NO HALAMAN:


REVISI:

PROSEDUR TETAP TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:

PENGERTIAN Latihan rentang gerak terkait dengan koordinasi otot, tulang, sendi, dan
persyarafannya untuk mempertahankan rentang yang normal

TUJUAN a. Memperbaiki kondisi otot, tulang, dan persendian


b. Mencegah masalah terkait dengan kardiovaskuler, pernafasan dan metabolik
INDIKASI Semua lansia untuk mencegah gangguan kelenturan sendi akibat kurang aktivitas

KONTRAINDIKASI -

PERSIAPAN PASIEN a. Klien diberitahu tindakan yang akan dilakukan


b. Posisi klien disesuaikan dengan gerakan yang akan dilakukan
c. Ruangan yang tenang, bersih, cukup ventilasi, pencahayaan dan suhu yang
nyaman (tidak panas)
PERSIAPAN ALAT Tidak ada alat yang diperlukan pada latihan ini. Alat yang digunakan dalam
ndikator keberhasilan adalah geniometer dan penggaris atau midline

CARA KERJA a. Kaji kemungkinan adanya nyeri pada sendi tertentu


b. Susun jadwal program latihan: setiap hari dan setiap latihan diulang lima kali
selama periode latihan
c. Anjurkan klien atau care giver dalam keluarga melakukan latihan secara
perlahan
d. Pada titik yang mengalami tahanan, lakukan dengan hati-hati dan berhenti jika
klien mengekspresikan nyeri
e. Mulai latihan dari bagian atas hingga bagian bawah, dengan rangkaian gerakan
sebagai berikut:
1. Bagian leher: fleksi, ekstensi, hiperekstensi, dan fleksi lateral
2. Bagian bahu: fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abduksi, rotasi internal, rotasi
eksternal, dan sirkumduksi.
3. Bagian siku: fleksi dan ekstensi
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

4. Bagian lengan bawah: supinasi dan pronasi


5. Bagian pergelangan tangan: fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abduksi, dan
adduksi
6. Bagian jari-jari: fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abduksi, dan adduksi
7. Bagian ibu jari: fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, dan oposisi
8. Bagian pinggul: fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abduksi, rotasi internal,
rotasi eksternal, dan sirkumduksi.
9. Bagian lutut: fleksi dan ekstensi
10. Bagian pergelangan kaki: fleksi dorsal dan fleksi plantar
11. Bagian kaki: inverse, eversi, fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi
Fleksi Tundukan kepala sehingga
dagu menempel ke dada
(45o)

Ekstensi Kembalikan posisi kepala


menjadi tegak

Hiperekstensi Dongakkan kepala sejauh


mungkin kearah belakang
(10 o)

Fleksi lateral Dongakkan kepala kearah


samping sejauh mungkin
hingga menyentuh bahu
(40-45 o)

Fleksi Angkat tangan dari posisi


samping mengarah keatas
kepala (180 o)

Ekstensi Kembalikan tangan ke


posisi disamping tubuh

Hiperekstensi Gerakan tangan


dibelakang tubuh, jaga
agar siku tetap lurus (45-
60o)
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Abduksi Angkat tangan kearah


samping dan melewati
tubuh sejauh mungkin
(320o)

Rotasi internal Dengan siku fleksi, putar


bahu dengan
menggerakkan tangan
sampai ibu jari berbalik
kedalam dan keluar
belakang (90o)

Rotasi eksternal Dengan siku fleksi,


gerakan tangan sampai
kearah luar dan lateral
terhadap kepala

Sirkumduksi Gerakan tangan dalam


gerakan melingkar penuh

Fleksi Bengkokkan siku sehingga


lengan bawah bergerak
kearah persendian bahu
dan sejajar dengan bahu
(150o)
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Ekstensi Luruskan siku dengan


menurunkan tangan

Supinasi Putar lengan bawah


sehingga telapak tangan
menghadap keatas (70-90o)

Pronasi Putarv lengan bawah


sehingga telapak tangan
menghadap kebawah (70-
90o)

Fleksi Gerakan telapak tanagn


kearah aspek dalam lengan
bawah (80-90o)

Ekstensi Gerakan jari-jari tangan


dan lengan bawah berada
dalam bidang yang sama

Hiperekstensi Gerakan permukaan dorsal


dari punggung tangan
sejauh mungkin
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Abduksi Bengkokan pergelangan


tangan secara medikal
kearah ibu jari (sampai
30o)

Adduksi Bengkokan pergelangn


tangan secara lateral
kearah jari kelima (30-50o)

Fleksi Gerakan ibu jari melintang


pada permukaan telapak
tangan (90o)

Ekstensi Gerakan ibu jari lurus


menjauhi tangan (90o)

Abduksi Luruskan ibu jari secara


lateral (30o)

Adduksi Gerakan ibu jari ke


belakang ke arah tangan
30o

Oposisi Sentuhkan ibu jari ke


masing-masing jari tangan

Fleksi Buat genggaman tangan


(90°)

Ekstensi Luruskan jari-jari (90°)


Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Hiperekstensi Bengkokkan jari-jari


sejauh mungkin (30-60°)

Abduksi Regangkan jari-jari (30°)

Abduksi Kuncupkan jari-jari (30°)

Fleksi Gerakan tungkai ke arah


depan dan ke atas (90-
120°)

Ekstensi Gerakan tungkai ke


belakang di ssamping
tungkai yang lain (90-
120°)

Hiperekstensi Gerakan tungkai ke


belakang tubuh (30-50°)

Abduksi Gerakan tungkai secara


lateral menjauhi tubuh
(30-50°)
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Abduksi Gerakan tungkai ke posisi


medial dan melebihi jika
mungkin (30-50°)

Rotasi internal Balikan kaki dan tungkai


menjauhi tubuh tungkai
yang lain ke arah dalam
(90°)

Rotasi eksternal Balikan kaki dan tungkai


menjauhi tubuh tungkai
yang lain ke arah luar
(90°)

Sirkumduksi Gerakan tungkai dalam


gerakan melingkar (360°)

Fleksi Angkat tumit ke arah


belakang paha (120-130°)

Ekstensi Kembalikan tungkai ke


lantai (120-130°)
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Fleksi dorsal Gerakan kaki sehingga


jari-jari kaki menunjukkan
ke atas (20-30°)

Fleksi plantar Gerakan kaki sehingga


jari-jari kaki menunjukkan
kearah bawah (45-50°)

Inversi Balikan telapak kaki


secara medial (10°)

Eversi Balikan telapak kaki


secara lateral (10°)

Fleksi Lipat jari-jari kaki ke arah


bawah (30-60°)

Ekstensi Luruskan jari-jari kaki


(30-60°)

Abduksi Renggangkan jari-jari kaki


(15°)

Adduksi Kuncupkan jari-jari kaki


(15°)
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Hasil a. Klien merasa badan terasa fit dan sendi-sendi tidak kaku
b. Klien tidak mengalami nyeri saat melakukan gerakan latihan
c. Klien tidak mengalami gangguan kelenturan sendi,tonus, dan kekuatan otot
baik
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Perhatikan nyeri dan ketidaknyamanan yang dialami klien
2. Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama, dan sesudah latihan
3. Ukur rentang gerak sendi dan kekuatan otot klien
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Lampiran 5 : Materi
LATIHAN RENTANG GERAK
a. Definisi
Latihan rentang gerak terkait dengan koordinasi otot, tulang, sendi, dan
persyarafannya untuk mempertahankan rentang yang normal. Latihan rentang
gerak merupakan salah satu bentuk latihan atau olahraga ringan non farmakologi
yang dapat memperbaiki kondisi otot, tulang, dan persendian klien dan dapat juga
mencegah masalah terkait dengan kardiovaskuler, pernafasan dan metabolic.
Terapi latihan rentang gerak berguna untuk memperbaiki kondisi otot dan
persendian sehingga meminimalisr terjadinya resiko jatuh pada lansia dengan
penyakit katarak.

b. Tujuan
a. Memperbaiki kondisi otot, tulang, dan persendian
b. Mencegah masalah terkait dengan kardiovaskuler, pernafasan dan
metabolic

c. Tahap
latihan rentang gerak terdiri dari beberapa sesi yaitu:
a. Sesi 1 (Memperkenalkan Diri)
1) Mahasiswa memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan dan manfaat
2) Mahasiswa memberikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum
terapi di mulai
b. Sesi 2
1) Klien menyebutkan identitas diri : nama lengkap, nama panggilan, asal,
dan hobi.
2) mahasiswa menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi
3) memulai terapi
c. Sesi 3 (Evaluasi Kemampuan Sosialisasi)
Klien dapat menyampaikan tentang manfaat terapi yang telah dilakukan.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Lampiran 5 : Leaflet

Definisi Cara menangani


pencegahan jatuh
Terapi rentang
Katarak adalah kekekruhan atau
gerak dalam berkabutnya lensa mata yang bisa
Pencegahan Jatuh mengaburkan pandangan
pada Latihan Rentang
Penderita Katarak Gerak
Tanda dan gejala
a. Pandangan kabur seperti berkabut
b. Warna di sekitar terlihat memudar Latihan rentang gerak terkait dengan
c. Rasa silau saat Anda melihat koordinasi otot, tulang, sendi, dan
lampu mobil, matahari atau lampu. persyarafannya untuk mempertahankan
Anda juga dapat melihat lingkaran
di sekeliling cahaya rentang yang normal
d. Pandangan ganda
e. Penurunan penglihatan di malam Tujuan
Oleh : ayunda hardiyanti hari
f. Sering mengganti ukuran kacamata a. Memperbaiki kondisi otot, tulang,
182311101004 dan persendian
b. Mencegah masalah terkait dengan
kardiovaskuler, pernafasan dan
metabolik
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Gambar 1. Foto Kegiatan Pembelajaran latihan rentang gerak pada klien S


dengan katarak : resiko jatuh di PSLU Bondowoso Kabupaten Bondowoso pada
Tanggal 23 September 2018

Gambar 2. Foto Kegiatan Pembelajaran latihan rentang gerak pada klien S


dengan katarak : resiko jatuh di PSLU Bondowoso Kabupaten Bondowoso pada
Tanggal 23 September 2018

Anda mungkin juga menyukai