Anda di halaman 1dari 8

PATOLOGI KLINIK

“KLASIFIKASI IKTERUS”

NAMA KELOMPOK 1:

Arfianggita Yolanda 1702101010021

Aulia Malik Fajar 1602101010010

Raja Ahmad Kadafi 1702101010006

Nanda Rizki 1702101010012

Ilham Saputra 1702101010013

M. Kevin Mirajndo 1702101010030

Vivi Gusnita Sari 1702101010036

Aldi Mahendra 1702101010038

Aulia Nuddi Yanti Putri 1702101010045

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, karena telah melimpahkan rahmat-
Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.Terima
kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-
idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.

Banda Aceh, 19 September 2019

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Ikterus adalah suatu sindroma yang dikarakteristikan oleh adanya hiperbilirubunemia dan deposit
pigmen empedu pada jaringan termasuk kulit dan membran mukosa.
Kisaran normal pigmen empedu pada anjing dewasa 0.1 – 0.6 mg/dl; kucing 0.12 – 0.3mg/dl.
Ikterus biasanya dapat dideteksi pada sclera, kulit, atau urin yang menjadi gelap bilabilirubin serum
mencapai 2–3 mg/dl. Bilirubin serum normal adalah 0.3– 1.0 mg/dl. Jaringan permukaan yang kaya
elastin, seperti sclera dan permukaan bawah lidah, biasanya menjadi kuning pertama kali.
Sekitar 80– 85 % bilirubin terbentuk dari pemecahan eritrosit tua dalam systemmonosit-
makrofag. Masa hidup rata-rata eritrosit adalah 120 hari. Setiap hari dihancurkan sekitar 50 ml darah,
dan menghasilkan 250 sampai 350 mg bilirubin. Kini diketahui bahwa sekitar 15–20 % pigmen
empedu total tidak bergantung pada mekanisme ini, tetapi berasaldari dekstruksi sel eritrosit matur
dalam sumsum tulang (hematopoiesis tak efektif) dan dari hemoprotein lain, terutama dari hati.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian ikterus?
b. Bagaimana ikterus terjadi?
c. Apa saja klasifikasi ikterus?
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Ikterus


Ikterus adalah warna kuning yang dapat terlihat pada sklera, selaput lendir, kulit atau organ lain
akibat penumpukan bilirubin(Surasmi dkk., 2003). Kejadian ikterus sering dikait-kaitkan dengan
fungsi dari organ hati dan adanya kelainan dalam metabolisme darah terutama peningkatan kadar
bilirubin dalam sirkulasi darah. Bilirubin dibentuk oleh pemecahan gugus heme pada metabolisme
darah.
Pada katabolisme hemoglobin (terutama terjadi dalam limpa), globin mula-mulai dipisahkan dari
heme, setelah itu heme diubah menjadi biliverdin. Bilirubin unconjugated(disebut dengan bilirubin
bebas, bilirubun pre hepatic atau bilirubin reaksi tidak langsung) kemudian dibentuk dari biliverdin.
Biliverdin adalah pigmen kehijauan yang dibentuk melalui oksidasi bilirubin. Bilirubin unconjugated
larut dalam lemak, tidak larut dalam air, dan tidak dapat dieksresikan dalam empedu atau urine.
Bilirubin unconjugated berikatan dengan albumindalam suatu kompleks larut air, kemudian diangkut
oleh darah ke sel-sel hati.
Metabolisme bilirubin didalam hati berlangsung dalam tiga langkah : ambilan, konjugasi, dan
eksresi. Ambilan oleh sel hati memerlukan dua protein hati, yaitu yang di beri symbol sebagai Y dan
Z . Konjugasi bilirubin dengan asam glukoronat dikatalisasi oleh enzim glukoronil transferase dalam
reticulum endoplasma. Bilirubin conjugated tidak larut dalam lemak, tetapi larut dalam air dan dapat
dieksresikan dalam empedu dan urine.
Langkah terakhir dalam metabolisme bilirubin hati adalah transpor bilirubin unconjugated
melalui membran sel kedalam empedu melalui suatu proses aktif. Bilirubin unconjugated tidak
dieksresikan kedalam empedu, kecuali setelah proses foto-oksidasi atau fotoisomerasi Adanya
peningkatan level bilirubin dalam plasma (hiperbilirubinemia) dapat terjadi akibat 6 gangguan utama
yaitu :

1. Produksi bilirubin unconjugated yang berlebihan karena haemoglobin.

2. Gangguan up-take bilirubin unconjugated oleh sel hati yang tidak sempurna.

3. Konjugasi dari bilirubin unconjugated yang tidak sempurna oleh sel hati.

4. Eksresi bilirubin conjugated oleh sel hati yang tidak sempurna

5. Obstruksi aliran empedu dalam hati sering karena peradangan yang menyebabkan pembengkakan
sel.
6. Obstruksi aliran empedu diluar hati karena adanya sumbatan atau tekanan pada
duktusempeduIkterus/jaundice pada dasarnya diklasifikasikan sebagai hemolitik, hepatoseluler
atauobstruksi (cholestasis), walaupun kadang terjadi tumpang tindih terutama antara tipe hepatoseluler
dan obstuksi.

Test yang sering digunakan untuk mengukur level bilirubin adalahreaksi Van Den Berg yang
menggunakan suatu larutan beralkohol pada test bilirubin total(conjugated, unconjugated) dan yang
menggunakan larutan berair hanya untuk mengukur bilirubin conjugated. Selisih antara keduanya
merupakan level bilirubin unconjugated.

2.2. Klasifikasi Ikterus

A.Ikterus hemolitik/prehepatik

Ikterus ini terjadi bila zat warna empedu yang dibentuk berlebihan tidak dapat dipergunakan
secara sempurna. Hal ini ditemukan pada pertambahan peruntuhan sel-sel darah merah. Kita lihat
bahwa sel-sel R.E.S. di dalam dan di luar hati bekerja sangat giat (super fungsi sel-sel hati). Sekresi
empedu bertambah, empedu menjadi tebal dan berwarna hijau hitam (empedu pleiokhrom).Yang
menyebabkannya ialah racun-racun darah (nama lain: ikterus toksik) atau penyakit menular (ikterus
septic), parasit-parasit darah (piroplasmosis, leptospirosis).Ikterus neonatorum pada manusia termasuk
dalam golongan ini. Ikterus ini disebabkan oleh peruntuhan sejumlah besar eritrosit-eritrosit (dalam
keadaan fisiologik) juga kadang-kadang dijumpai pada anak sapi, anak kuda, anak domba dan anak kambing..

B. Ikterus intrahepatik/retensi

Ikterus ini terjadi pada kerusakan sel-sel hati. sel-sel ini tidak dapat lagi membentuk dan
menyalurkan empedu sebagaimana mestinya. Zat warna empedu secara langsung tiba di dalam darah
dan jalan limfe. Ikterus ini dijumpai pada perlemakan hati, pada peruntuhan hati karena toksin, pada
atropi kuning dan akut hati dan ia dapat bersama terjadi dengan ikterus resorbsi.

Pada ikterus retensi ada dua hal yang utama. Pertama ada degenerasi dan nekrosa sel-sel hati dan
kedua kholebilirubin keluara dari kapiler-kapiler empedu dan tiba di dalam sinusoid-sinusoid. Yang
kedua langsung bersangkut paut dengan yang pertama; degenerasi dan nekrosa sel-sel hati
menimbulkan rupture kapiler-kapiler empedu. Di samping empedu itu sel-sel hati yang rusak tidak
berfungsi secara sempurna dan hal ini menyebabkan retensi hemobilirubin.
C. Ikterus posthepatik/obstruktif

Ikterus ini terjadi bila aliran empedu dari hati ke usus terhambat. Yang dapat menyebabkannya
ialah batu-batu empedu, karena tekanan-tekanan oleh tumor,ekinokok, kelenjar portal yang membesar
tetapi juga pembendungan kapiler-kapiler empedu yang terhalus bila aliran empedu di dalamnya
terhindar misalnya ada sirosis hati. empedu pada ikterus ini tiba di dalam jalan-jalan limfe. Oleh
karena pembendungan maka kapiler-kapiler empedu meluas, meyobek dan empedu tiba didalam
ruangan limfe perivaskuler.

Asam-asam empedu yang kini tercampur dengan cairan-cairan jaringan merusakkan sel-sel dan
kapiler-kapiler, menambah permeabilitas kapiler-kapiler dan mempermudah warna masuk kedalam
jaringan. Yang sering terjadi pada babi ialah ikterus obstruksi oleh karena cacing-cacing ascaris
menyumbat duktus choledochus.Sebaliknya kadang-kadang banyak cacing-cacing ascaris dijumpai di
dalam saluran ini tanpa menimbulkan ikterus. Hal ini berarti cacing-cacing itu tiba di dalam duktus
choledochus sewaktu hewan dalam agoni. Ikterus obstruksi ini berbahaya karena menyebabkan
hemolisis eritrosit-eritrosit (oleh garam-garam empedu).
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

a. Ikterus adalah warna kuning yang dapat terlihat pada sklera, selaput lendir, kulit atau organ lain
akibat penumpukan bilirubin(Surasmi dkk., 2003).

b. Bilirubin dibentuk oleh pemecahan gugus heme pada metabolisme darah.

c. Klasifikasi ikterus terbagi 3 yaitu: ikterus hemolitik/prehepatik, ikterus intrahepatik/retensi, ikterus


posthepatik/obstruktif.
DAFTAR PUSTAKA

Arlen, H. (2018). Klasifikasi Ikterus. Http://www.academia.edu/8821077/klasifikasi_ikterus.


19 September 2019.

Surasmi, A., S. Handayani dan H. N. Kusuma.( 2003). Perawatan Bayi Risiko Tinggi. EGC,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai