Infeksi Pada Kehamilan RAYSE
Infeksi Pada Kehamilan RAYSE
Definisi
sama berbahaya bagi janin bila infeksi diderita oleh ibu hamil.
Prinsip dari pemeriksaan ini adalah deteksi adanya zat anti (antibodi) yang
spesifik taerhadap kuman penyebab infeksi tersebut sebagai respon tubuh terhadap
keluhan yang bisa menyerang siapa saja, mulai anak-anak sampai orang dewasa,
baik pria maupun wanita.Bagi ibu yang terinfeksi saat hamil dapat menyebabkan
kelainan pertumbuhan pada bayinya, yaitu cacat fisik dan mental yang beraneka
ragam.
a. Toxoplasma
gundi di Afrika Utara (Tunisia) oleh Nicolle dan Manceaux tahun 1908.
Tahun 1928 Toxoplasma gondii ditemukan pada manusia pertama kali
oleh Castellan
b. Rubella
Togaviridae dan genus Rubivirus, infeksi virus ini terjadi karena adanya
kontak dengan sekret orang yang terinfeksi; pada wanita hamil penularan
pada 90% bayi yang dilahirkan oleh wanita yang terinfeksi rubella selama
kira 10-20% pada minggu ke 16 dan lebih jarang terjadi bila ibu terkena
susu ibu, cairan vagina, dan lainlain). Masa inkubasi penyakit ini antara 3-
gejalanya pada minggu ke tiga hingga ke dua belas; jika didapat pada masa
sebagian besar wanita telah terinfeksi virus ini selama masa anak-anak dan
tidak mengakibatkan gejala yang berarti. Tetapi bila seorang wanita baru
d. Herpes Simplek
tipe HSV yaitu tipe 1 dan 2.Tipe 1 biasanya mempunyai gejala ringan dan
hanya terjadi pada bayi karena adanya kontak dengan lesi genital yang
Penyakit infeksi virus yang ditandai dengan lesi primer terlokalisir, laten dan
adanya kecenderungan untuk kambuh kembali. Ada 2 jenis virus yaitu virus
herpes simpleks (HSV) tipe 1 dan 2 pada umumnya menimbulkan gejala klinis
yang berbeda, tergantung pada jalan masuknya. Dapat menyerang alat-alat genital
Diagnosis
suatu penyakit. Tetapi diagnosa berdasarkan pengamatan gejala klinis sering sukar
bahkan bisa jadi sama sekali tidak merasakan sakit. Secara umum keluhan yang
Untuk kasus kehamilan: sulit hamil, keguguran, organ tubuh bayi tidak
lengkap, cacat fisik maupun mental, autis, keterlambatan tumbuh kembang anak,
Penatalaksanaan
negatif.
Jika IgG positif dan IgMnya negatif,artinya infeksi terjadi dimasa lampau
dan tubuh sudah membentuk antibodi. Pada keadaan ini tidak perlu
diobati.Namun, jika IgG negatif dan Ig M positif, artinya infeksi baru terjadi dan
Jika IgG positif dan IgM juga positif,maka perlu pemeriksaan lanjutan yaitu IgG
Aviditas. Jika hasilnya tinggi,maka tidak perlu pengobatan, namun jika hasilnya
rendah maka perlu pengobatan seperti di atas dan tunda kehamilan. Pada infeksi
pengobatannya membutuhkan biaya yang sangat mahal dan waktu yang cukup
lama. Selain itu, terdapat pula cara pengobatan alternatif yang mampu
%.
untuk menunjang kehamilan), menurut medis apabila IgG nya saja yang positif
sementara IgM negative, maka tidak perlu diobati.Sebaliknya apabila IgM nya
positif (IgG bisa positif atau negative), maka pasien baru perlu mendapatkan
pengobatan.
Abortus
Definisi
500 gram atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau janin belum mampu
Epidemiologi
Rata-rata terjadi 114 kasus aborsi per jam. Sebagian besar studi
menyatakan kejadian abortus antara 15-20% dari semua kehamilan. Kalau dikaji
lebih jauh abortus sebenarnya bisa mendekati 50%. Hal ini dikarenakan tingginya
angka chemical pregnancy loss yang tidak bisa diketahui pada 2-4 minggu setelah
konsepsi.
terdapat 20 juta kejadian abortus. Sekitar 13% jumlah dari total kematian ibu di
meninggal karena komplikasi abortus dan sekurangnya 95% (19 dari setiap 20
pada tahun 2007 sebesar 23,7%, pada tahun 2008 meningkat menjadi 30,7%. Di
Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung, prevalensi abortus tercatat sebesar 8-
12%.
Etiologi
Septum uterus
Uterus bikornis
Mioma uteri
Sindroma Asherman
3. Autoimun
Aloimun
6. Hematologik
7. Lingkungan
Klasifikasi Abortus
a. Abortus spontan yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja
sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu
yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan
Patofisiologi
peradangan akut, dan akhirnya perdarahan per vaginam. Buah kehamilan terlepas
seluruhnya atau sebagian yang diinterpretasikan sebagai benda asing dalam
rongga rahim. Hal ini menyebabkan kontraksi uterus dimulai, dan segera setelah
itu terjadi pendorongan benda asing itu keluar rongga rahim (ekspulsi). Perlu
ditekankan bahwa pada abortus spontan, kematian embrio biasanya terjadi paling
lama dua minggu sebelum perdarahan. Oleh karena itu, pengobatan untuk
mempertahankan janin tidak layak dilakukan jika telah terjadi perdarahan banyak
lengkap. Hal ini disebabkan sebelum minggu ke-10 vili korialis belum
menanamkan diri dengan erat ke dalam desidua hingga telur mudah terlepas
dengan cepat dan hubungan vili korialis dengan desidua makin erat hingga mulai
saat tersebut sering sisa-sisa korion (plasenta) tertinggal kalau terjadi abortus.
sisa desidua.
dan desidua.
janin ke luar, tetapi mempertahankan sisa amnion dan korion (hanya janin
yang dikeluarkan).
d. Seluruh janin dan desidua yang melekat didorong keluar secara utuh.
abortion).
Vagina bercak atau perdarahan yang lebih berat umumnya terjadi selama
kehamilan awal dan dapat berlangsung selama beberapa hari atau minggu serta
dapa mempengaruhi satu dari empat atau lima wanita hamil. Secara keseluruhan,
sekitar setengah dari kehamilan ini akan berakhir dengan abortus . Abortus
mengeluarkan darah sedikit pada vagina. Perdarahan dapat berlanjut beberapa hari
atau dapat berulang, dapat pula disertai sedikit nyeri perut bawah atau nyeri
punggung bawah seperti saat menstruasi. Polip serviks, ulserasi vagina, karsinoma
serviks, kehamilan ektopik, dan kelainan trofoblast harus dibedakan dari abortus
karena kontraksi rahim kuat dan ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga jari
kontraindikasi.
lahir atau teraba pada vagina, tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan
ibu. Sering serviks tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang
dianggap sebagai benda asing (corpus alienum). Oleh karena itu, uterus akan
Jika hasil konsepsi lahir dengan lengkap, maka disebut abortus komplet.
Pada keadaan ini kuretasi tidak perlu dilakukan. Pada abortus kompletus,
lambatnya dalam 10 hari perdarahan berhenti sama sekali karena dalam masa ini
luka rahim telah sembuh dan epitelisasi telah selesai. Serviks juga dengan segera
menutup kembali. Kalau 10 hari setelah abortus masih ada perdarahan juga,
dapat terlihat sebagai kantong yang kempis. Apabila kantong kehamilan tidak bias
Abortus tertunda adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap
berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Pada abortus
malahan tambah rendah. Pada pemeriksaan dalam, serviks tertutup dan ada
darahsedikit.
Abortus habitualis merupakan abortus yang terjadi tiga kali berturut-turut atau
lebih. Etiologi abortus ini adalah kelainan dari ovum atau spermatozoa, dimana
kesalahan korpus luteum dan kesalahan plasenta yaitu tidak sanggupnya plasenta
kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum. Hal ini sering
Penatalaksanaan
sehingga fetus dandesidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil, dilatasi dan
kuretase dilakukan.
pada abortus habitualislebih besar hasilnya jika dilakukan sebelum ada konsepsi
Komplikasi
1. Perdarahan akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan tertinggal,
diatesa hemoragik dan lain-lain. Perdarahan dapat timbul segera pasca tindakan,
dengan teliti.
3. Emboli udara dapat terjadi pada teknik penyemprotan cairan ke dalam uterus.
Hal ini terjadi karena pada waktu penyemprotan, selain cairan juga gelembung
udara masuk ke dalam uterus, sedangkan pada saat yang sama sistem vena di
endometrium dalam keadaan terbuka. Udara dalam jumlah kecil biasanya tidak
4. Inhibisi vagus, hampir selalu terjadi pada tindakan abortus yang dilakukan
tanpa anestesi pada ibu dalam keadaan stress, gelisah, dan panik. Hal ini dapat
terjadi akibat alat yang digunakan atau suntikan secara mendadak dengan cairan
6. Infeksi dan sepsis. Komplikasi ini tidak segera timbul pasca tindakan tetapi
memerlukan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta:
EGC, 2005
and threshold levels for serum β-hCG in early pregnancy. Obstet Gynecol
121(1):65.
Silver RM, Branch DW, Goldenberg R, et al. 2011 :Nomenclature for pregnancy
Virk, Jasveer. 2007. Medical Abortion and the Risk of Subsequent Adverse
Bina Pustaka
Ramsey PS, Owen J. 2000. Midtrimester cervical ripening and labor induction.
Gynecol 107:439.
Prawirohardjo S, 2011. Ilmu Bedah Kebidanan. PT Bina Pustaka, Jakarta; 474-
487.
Barash JH, Buchanan EM, Hillson C, 2014. Diagnosis and Mnagement of Ectopic
www.medscape.com/article/2041923-overview
Hiperemesis gravidarum
Definisi
Hiperemesis Gravidarum adalah bentuk yang paling parah dari mual dan
muntah yang terjadi selama masa kehamilan, dan ditandai dengan muntah dan
2.2. Epidemiologi
Mual dan muntah pada saat hamil adalah pengalaman yang umum
dirasakan oleh 50%-90% wanita hamil. Mual dan muntah umumnya hanya terjadi
dalam trimester pertama, tetapi 20% wanita mengalami gejala tersebut hingga
sepanjang masa kehamilan. Derajat mual dan muntah beragam dari ringan hingga
wanita hamil. Walaupun kejadian ini tergolong jarang, tetapi pengaruhnya dalam
2.5. Patofisiologi
faktor sosiokultural.
Struktur hcG mirip dengan thyroid stimulating hormone (TSH) dan mungkin
Estrogen
Terdapat asosiasi positif antara mual dan muntah dengan kadar estradiol.
Hormon tiroid
Diagnosis
Beberapa tanda dan gejala yang dapat ditemukan untuk menegakkan diagnosis
antara lain:
Fungsi vital: nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun
Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada
kehamilan molahidatidosa.
Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu dipikirkan untuk
konsultasi psikologi
Penatalaksanaan
Balans cairan ketat hingga tidak dijumpai lagi ketosis dan defisit elektrolit’
Nutrisi per oral diberikan bertahap dan jenis yang diberikan sesuai apa
Infus dilepas bila kondisi pasien benar-benar telah segar dan dapat makan
dengan porsi wajar dan obat peroral telah diberikan beberapa saat sebelum
infus dilepaskan
Komplikasi
Baik komplikasi yang relatif ringan maupun berat bisa disebabkan karena
epistaxis pada minggu ke-15 kehamilan karena intake vitamin K yang tidak
koagulasi kembali normal dan penyakit sembuh. Vasospasme arteri cerebral yang
terkait dengan hiperemesis gravidarum juga ada dilaporkan pada beberapa pasien.
(MRI).21 Tetapi bila semua bentuk pengobatan gagal dan kondisi ibu menjadi
neonatal dari penderita hiperemesis gravidarum yang diteliti pada dua penelitian
berbeda yang melibatkan 193 dan 138 pasien. Dari 193 pasien, 24%
Berat lahir, usia kandungan, kelahiran preterm, skor Apgar, mortalitas perinatal
dan kejadian kelainan bawaan janin tidak berbeda antara pasien hiperemesis dan
populasi umum. Dalam studi lainnya, tidak ada terdeteksi peningkatan risiko
memuaskan. Namun pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam
Daftar Pustaka
Lee NM, Saha S. Nausea and Vomiting of Pregnancy. 2011. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3676933/
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4130712/
Wegryniak LJ, Repke JT, Ural SH. Treatment of Hyperemesis Gravidarum. 2012.
http://www.wisconsinmedicalsociety.org/_WMS/publications/wmj/pdf/102/3/
46.pdf
1992;21(4):835-849.
Van de Ven C. Nasogastric enteral feeding in hyperemesis gravidarum. Lancet.
1997;349(9050):445-446.
1996;174(6):1801-1805.
Jakarta 2006.
Med. 1996;41(11):871-874.
2(4):658-73.
Mola hidatidosa
Definisi
Mola berasal dari Bahasa Latin yaitu “mola” yang berarti konsepsi palsu
sedangkan hidatidosa berasal dari Bahasa Yunani yaitu “hydatis” yang berarti
setetes air atau kista yang berisi air.1 Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan
yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh
anggur yang mengisi dan meregangkan rahim, biasanya dengan tidak adanya janin
utuh.
Epidemiologi
insidensi kehamilan mola di dunia sekitar 1-3 kasus untuk 1000 kelahiran hidup.
Taiwan melaporkan insidensi mola hidatidosa adalah 1 dari 125 kelahiran hidup.
Insidensi kehamilan mola di Eropa 1 dari 1000 kelahiran dan 1 dari 1500
2 dari 1000 kehamilan.5 Kehamilan mola paling banyak dijumpai pada negara
oriental seperti Filipina, Cina, Indonesia, Jepang, India, Amerika sentral dan latin
Patologi
dan zat-zat yang ditransfer dari darah maternal/ibu terakumulasi di stroma vili
yang tanpa pembuluh darah. Hal ini menyebabkan distensi vili untuk membentuk
vesikel kecil. Distensi ini dapat terjadi akibat edema dan pencairan stroma.
cairan asites atau edema, tapi kaya akan hCG. Naked eye appearance merupakan
massa yang mengisi Rahim yang terbuat dari beberapa rantai dan kelompok kista
dari berbagai ukuran. Tidak dijumpai adanya embrio atau kantung amnion. Jika
jaringan stroma akibat degenerasi hidropik, tidak adanya pembuluh darah di vili
dan pola vili yang jelas dipertahankan.Perubahan ovarium seperti kista lutein
bilateral dijumpai pada sekitar 50% kasus. Hal ini dikarenakan produksi korionik
gonadotropin yang berlebihan dan dapat juga dijumpai pada kehamilan ganda.
Biasanya akan mengecil secara spontan dalam waktu 2 bulan setelah ekspulsi dari
mola. Cairan kista ini kaya akan korionik gonadotropin, esterogen dan
Pada kehamilan mola parsial, terdapat dua populasi vili. Salah satunya
memiliki ukuran dan konfigurasi normal serta mengandung pembuluh darah janin,
sedangkan yang lainnya menunjukkan perubahan khas mola yaitu seperti anggur.
Pada kehamilan mola komplit, terjadi edema vili dan dinamakan setandan
buah anggur. Tidak dijumpai embrio. Secara mikroskopis, vili sangat besar dan
Ukuran
Gejala dan Tanda Klinis
1. Gejala Klinis
a) Perdarahan pervaginam merupakan gejala yang sering dijumpai yaitu pada 90%
gejala ini sebelum 3 bulan kehamilan dan hanya sepertiganya yang mengalami
perdarahan dengan jelas. Darah bercampur dengan cairan gelatin yang berasal dari
rupture kista memberikan tampilan cairan “white currant in red currant juice”.
b) Nyeri perut bagian bawah dengan berbagai derajat yang diakibatkan oleh
c) Gejala konstitusional, seperti: pasien tampak sakit tanpa alasan yang jelas,
pada sekitar 14-32% dan sekitar 10% mengalami muntah berat sehingga
memerlukan perawatan di rumah sakit. Sesak nafas akibat embolisasi dari sel
Sekitar 50% kasus mola tidak diduga sampai ekspulsi sebagian atau seluruhnya.
2. Tanda Klinis
dijumpai pada sekitar 50% kasus. Kejang dapat terjadi, namun jarang
dijumpai.
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan abdomen
a. Ukuran uterus lebih besar dari yang diperkirakan, hal ini dikarenakan
amnion.
c. Bagian janin tidak teraba dan tidak ada pergerakan janin. Balotement
Tanda abdominal yang negatif ini dinilai ketika tanda ini seharusnya ada
2. Pemeriksaan pervaginam
b. Pembesaran unilateral atau bilateral (kista teka lutein) dari ovarium dapat
teraba pada 25-50% kasus. Pembesaran ovarium dapat tidak teraba akibat
pembesaran dari uterus. Pasien dengan kista teka lutein memiliki risiko
hidatidosa.
d. Jika ostium serviks terbuka, bekuan darah atau vesikel dapat dirasakan.
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
fibrinogen diperiksa jika secara klinis diindikasikan.23 Kadar hCG yang tinggi (>
100.000 IU/L) biasanya dijumpai pada pasien dengan kehamilan mola komplit.
Penilaian kadar hCG > 100.000 IU/L disertai dengan perdarahan pervaginam dan
kadar hCG, biasanya < 100.000 IU/L. berdasarkan subunit hCG, kehamilan mola
komplit memiliki kadar subunit beta hCG yang lebih tinggi dibandingkan
mempunyai kadar alfa hCG yang lebih tinggi dibandingkan kehamilan mola
komplit (0,85:0,17). Rata-rata persentasi rasio beta hCG terhadap alf hCG pada
2. Foto polos
Foto polos abdomen dapat dilakukan jika usia kehamilan lebih dari 16
minggu. Pada kehamilan mola dapat dijumpai bayangan janin yang negatif.
Pemeriksaan foto polos dada juga dilakukan untuk mengetahui adanya embolisasi
paru.
3. USG
trofoblastik. USG merupakan teknik yang akurat dan sensitif untuk mendiagnosiss
vesikuler akibat pembengkakan pada seluruh korionik vili. Korionik vili pada
trimester satu tampak kecil dan sedikit kavitasi. Namun, secara umum pada
rongga kistik anekoik tetapi tanpa janin atau kantung amnion, tampilan ini sering
disebut sebagai badai salju (snow storm) atau gambaran seperti sarang lebah
(honey comb). Tampilan USG pada kehamilan mola parsial berupa penebalan dan
4. CT dan MRI
konsepsi.
Penatalaksanaan
a) Vakum kuretase
seberapa besar ukuran uterus. Dilatasi serviks pada preoperasi dengan agen
dapat terjadi selama operasi pada kasus kehamilan mola dibandingkan kehamilan
nonmolar. Sehingga pada mola yang besar, anestesia yang adekuat, akses
intravena yang cukup, dan persiapan transfusi darah diperlukan. Serviks dilatasi
dilakukan kuret secara menyeluruh dan hati-hati dengan alat kuret sharp large-
loop Sims. Jika perdarahan terus berlangsung walaupun evakuasi uterus dan infus
oksitosin, agen uterogenik dapat diberikan. Pada beberapa kasus embolisasi arteri
1 kali saja, asal bersih. Kuretase kedua hanya dilakukan bila ada indikasi.
b) Histerektomi
karena umur tua dan paritas tinggi merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya
keganasan, batasan yang dipakai adalah umur 35 tahun dengan anak hidup tiga.
Pada wanita usia 40 tahun atau lebih, sekitar sepertiganya berkembang menjadi
PTG dan histerektomi dapat menurunkan angka kejadian PTG ini. Tidak jarang
Komplikasi
1. Komplikasi segera
ikatannya pada desidua, perdarahan ini dapat tersembunyi atau tidak tersembunyi;
perdarahan intraperitoneal yang masif akibat dari perforasi mola; dan perdarahan
b) Sepsis
rahim; adanya degenerasi vesikel, pengelupasan desidua dan darah yang lama
selama operasi.
c) Perforasi uterus
dengan atau tanpa stroma vili. Gejala biasanya dimulai dalam waktu 4-6 jam
setelah evakuasi.
2. Komplikasi lanjut
10%. Faktor risikonya antara lain pasien berusia ≥ 40 tahun dan < 20 tahun,
paritas ≥ 3, serum hCG > 100.000 mIU/mL, ukuran uterus > 20 minggu, riwayat
kehamilan mola sebelumnya dan kista teka lutein yang besar (diameter > 6 cm)
Preeklampsia
Definisi
berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai
dengan hipertensi dan proteinuria pada umur kehamilan diatas 20 minggu, paling
banyak terlihat pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga timbul kapan
saja pada pertengahan kehamilan. Saat ini edema pada wanita hamil dianggap hal
Patofisiologi
patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh
pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan defisit saraf lokal dan kejang.
1. Perubahan kardiovaskuler
kehamilan atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh larutan onkotik atau
diketahui penyebabnya. Jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak pada
penderita preeklampsia dan eklampsia daripada pada wanita hamil biasa atau
mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini disebabkan
nyata pada preeklampsia. Konsentrasi kalium, natrium, dan klorida dalam serum
3. Mata
atau beberapa arteri, jarang terjadi perdarahan atau eksudat. Spasmus arteri retina
yang nyata dapat menunjukkan adanya preeklampsia yang berat, tetapi bukan
berarti spasmus yang ringan adalah preeklampsia yang ringan. Skotoma, diplopia
akan terjadinya eklampsia. Keadaan ini disebabkan oleh perubahan aliran darah
4. Otak
5. Paru
eklampsia dan merupakan penyebab utama kematian. Edema paru biasanya terjadi
pada pasien preeklampsia berat yang mengalami kelainan pulmonal maupun non-
pulmonal setelah proses persalinan. Hal ini terjadi karena peningkatan cairan yang
6. Hati
disebabkan oleh fosfatase alkali tahan panas yang berasal dari plasenta. Nekrosis
hematom subkapsular6.
7. Ginjal
penurunan perfusi dan laju filtrasi ginjal. Konsentrasi asam urat plasma biasanya
meningkat terutama pada preeklampsia berat. Pada sebagian besar wanita hamil
plasma hampir dua kali lipat dibandingkan dengan kadar normal selama hamil
(sekitar 0,5 ml/dl). Namun pada beberapa kasus preeklampsia berat, kreatinin
plasma meningkat beberapa kali lipat dari nilai normal ibu tidak hamil atau
berkisar hingga 2-3 mg/dl. Hal ini disebabkan perubahan intrinsik ginjal akibat
dan air. Retensi garam dan air terjadi karena penurunan laju filtrasi natrium di
dengan ibu hamil dengan tekanan darah normal. Jika ditemukan level fibrinogen
preeklampsia berat dapat terjadi HELLP syndrome yang ditandai dengan adanya
anemia hemolitik, peningkatan enzim hati dan jumlah platelet rendah. ditemukan
plasenta. Pada hipertensi yang lama pertumbuhan janin akan tergangggu, pada
hipertensi yang lebih pendek bisa terjadi gawat janin bahkan kematian karena
prematurus.
Diagnosis
darah yang meningkat disertai proteinuria dan atau edema. Namun kemudian
tanda tanda perburukan seperti proteinuria > 300 mg/ 24 jam atau dipstik >1,
serum kreatini > 1,1 mg/dl, edema paru, peningkatan fungsi hati lebih dari dua
kali, trobosit < 100.000/mm3, adanya nyeri kepala, gangguan penglihatan, dan
nyeri epigastrium.
adanya hipertensi dengan onset baru pada kehamilan pertengahan trimester kedua.
Meskipun sering disertai dengan proteinuria onset baru, preeklampsi juga dapat
disertai dengan banyak gejala dan symptom, termasuk gangguan penglihata, nyeri
kepala, nyeri epigastrik, dan edema yang berkembang dengan cepat1. Hipertensi
mungkin terdapat proteinuria onset baru, tetapi jika proteinuria tidak ditemukan
atau melewati ambang batas normalnya, maka beberapa hal berikut yang dapat
serebral.
Preeklampsia dengan tidak ditemukannya tanda-tanda perburukan sering
Penatalaksanaan
4. Melahirkan bayi pada saat yang optimal buat ibu maupun bayi.
Wanita dengan preeklamsia dan kehamilan prematur dapat diamati secara
rawat jalan, dengan penilaian sering ibu dan janin kesejahteraan. Wanita yang
patuh, yang tidak memiliki akses siap untuk perawatan medis, atau yang memiliki
aliran darah ke plasenta dan aliran darah ke ginjal meningkat, tekanan vena pada
istirahat di tempat tidur mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar dan
kejang eklampsia pada wanita dengan preeklamsia berat dan untuk pengobatan
wanita dengan eklampsia seizures. Dosis obat yang digunakan adalah 4-gr loading
dosis magnesium sulfat diikuti dengan infus kontinu pada tingkat 1 gr per jam.
Magnesium sulfat telah terbukti lebih unggul dibanding dengan fenitoin (Dilantin)
darah sistolik dari 160 ke 180 mm Hg atau lebih dan tekanan darah diastolik dari
tekanan sistolik 140 ke 155 mm Hg dan tekanan diastolik 90 untuk 105 mm Hg.
antihipertensi yang paling umum digunakan pada wanita dengan pre eklampsia.
alternatif. Terapi labetalol tidak boleh digunakan pada wanita dengan asma atau
wanita hamil.
kehamilan seterusnya.
Komplikasi
a. Jantung
akibat hipovolemia.
b. Mata
atau beberapa arteri, jarang terjadi perdarahan atau eksudat. Spasmus arteri retina
yang nyata dapat menunjukkan adanya preeklampsia yang berat, tetapi bukan
gejala yang menunjukan akan terjadinya eklampsia. Keadaan ini disebabkan oleh
perubahan aliran darah pada pusat penglihatan di korteks serebri maupun didalam
retina.
c. Paru
Hal ini terjadi karena peningkatan cairan yang sangat banyak, penurunan tekanan
pengganti darah yang hilang, dan penurunan albumin yang diproduksi oleh hati.
d. Hati
Bila terjadi perdarahan pada sel periportal lobus perifer, akan terjadi nekrosis sel
hepar dan peningkatan enzim hepar. Perdarahan ini dapat meluas hingga di bawah
e. Ginjal
penurunan perfusi dan laju filtrasi ginjal. Konsentrasi asam urat plasma biasanya
meningkat terutama pada preeklampsia berat. Pada sebagian besar wanita hamil
plasma hampir dua kali lipat dibandingkan dengan kadar normal selama hamil
(sekitar 0,5 ml/dl). Namun pada beberapa kasus preeklampsia berat, kreatinin
plasma meningkat beberapa kali lipat dari nilai normal ibu tidak hamil atau
berkisar hingga 2-3 mg/dl. Hal ini disebabkan perubahan intrinsik ginjal akibat
dan air. Retensi garam dan air terjadi karena penurunan laju filtrasi natrium di
tubulus.
f. Darah
dengan ibu hamil dengan tekanan darah normal. Jika ditemukan level fibrinogen
preeklampsia dapat terjadi HELLP syndrome yang ditandai dengan adanya anemia
aldosteron didalam darah. Pada ibu hamil dengan preeklampsia kadar peptida
natriuretik atrium juga meningkat. Hal ini terjadi akibat ekspansi volume yang
dan penurunan volume plasma. Hal ini mengakibatkan aliran darah ke jaringan
bayi lahir rendah, dan solusio plasenta. Studi jangka panjang telah menunjukkan
bahwa bayi yang IUGR lebih rentang untuk menderita hipertensi, penyakit arteri
Daftar Pustaka
Hypertension 2007; 49(5): 1056-62, J Clin Endocrinol Metab 2006; 91(4): 1233-8
Tersedia di http://www.acog.org/Resources-And-Publications/Task-Force-
and-Work-Group-Reports/Hypertension-in-Pregnancy
Yusmardi, 2010. Perbandingan Kadar Asam Folat Serum Maternal Preeklampsia
Berat dengan Kehamilan Normal. Tesis Bagian Obgyn FK USU RSUP Haji
Adam Malik
Sarwono Prawirohardjo.
Dr.Pringadi Medan.
Tersedia di http://www.aafp.org/afp/2004/1215/p2317.html
Plasenta previa
Definisi
yang abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh dari ostium uteri internum (pembukaan jalan lahir). Pada keadaan normal
plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut
bermigrasi. Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam
persalinan kala satu bisa mengubah luas pembukaan serviks yang tertutup oleh
plasenta. Fenomena ini berpengaruh pada derajat atau klasifikasi dari plasenta
previa ketika pemeriksaan dilakukan baik dalam masa antenatal maupun dalam
karena itu, pemeriksaan ultrasonografi perlu diulang secara berkala dalam asuhan
Patofisiologi
terjadi pada trimester ketiga kehamilan. Karena pada saat itu segmen bawah
kehamilan.
kehamilan berusia 20 minggu. Pada usia kehamilan ini segmen bawah uterus telah
secara pasti. Ada teori menyebutkan bahwa vaskularisasi desidua yang tidak
memadai yang mungkin diakibatkan oleh proses radang atau atrofi dapat
terlalu besar dapat tumbuh melebar ke segmen bawah rahim dan menutupi ostium
uteri internum misalnya pada kehamilan ganda, eritroblastosis dan ibu yang
merokok. Pada saat segmen bawah rahim terbentuk sekitar trisemester III atau
lebih awal tapak plasenta akan mengalami pelepasan dan menyebabkan plasenta
yang berimplantasi pada segmen bawah rahim akan mengalami laserasi. Selain
itu, laserasi plasenta juga disebabkan oleh serviks yang mendatar dan membuka.
dipermudah dan diperbanyak oleh segmen bawah rahim dan serviks yang tidak
previa. Pada plasenta previa totalis perdarahan terjadi lebih awal dalam kehamilan
bila dibandingkan dengan plasenta previa parsialis ataupun plasenta letak rendah
karena pembentukan segmen bawah rahim dimulai dari ostium uteri internum.
Segmen bawah rahim mempunyai dinding yang tipis sehingga mudah diinvasi
dan inkreta. Selain itu segmen bawah rahim dan serviks mempunyai elemen otot
yang sedikit dan rapuh sehingga dapat menyebabkan perdarahan postpartum pada
plasenta previa.
Diagnosis
1. Anamnesis
b. Tampak anemis
3. Palpasi abdomen
d. Pemeriksaan USG
Tatalaksana
Prinsip dasar yang harus segera dilakukan pada semua kasus perdarahan
antepartum adalah menilai kondisi ibu dan janin, dan melakukan resusitasi secara
tepat apabila diperlukan. Apabila terdapat fetal distress dan bayi sudah cukup
dan memberikan Imunoglobulin anti D pada semua ibu dengan rhesus negatif.
terdiagnosis maka ibu disarankan untuk rawat inap di rumah sakit, menyediakan
tindakan bedah sesar darurat, rencana persalinan pada minggu ke-38 kehamilan
namun apabila terdapat indikasi sebelum waktu yang telah ditentukan maka dapat
Cara pesalinan ditentukan oleh jarak antara tepi plasenta dan ostium uteri
Apabila jarak antara tepi plasenta dengan ostium uteri internum 0-20 mm maka
Komplikasi
2. Prolaps plasenta
8. Anemia1
Daftar Pustaka
2002 ; 451-60.
Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD.
Vasa previa
Definisi
melintasi atau berada di dekat ostium uteri internum (cervical os) . Pembuluh
darah tersebut berada didalam selaput ketuban ( tidak terlindung dengan talipusat
atau jaringan plasenta) sehingga akan pecah bila selaput ketuban pecah.
Etiologi /Patofisiologi
Vasa previa terjadi bila pembuluh darah janin melintasi selaput ketuban
yang berada di depan ostium uteri internum. Pembuluh darah tersebut dapat
berasal dari insersio velamentosa dari tali pusat atau bagian dari lobus
suksenteriata (lobus aksesorius). Bila pembuluh darah tersebut pecah maka akan
janin.
Diagnosis
campuran akan tetap berwarna merah. Jika darah tersebut berasal dari ibu,
eritrosit akan segera pecah dan campuran berubah warna menjadi coklat.
plasenta
Seringkali janin sudah meninggal saat diagnosa ditegakkan mengingat
bahwa sedikit perdarahan yang terjadi sudah berdampak fatal bagi janin
Terapi
Seksio sesar
Diabetes Gestasional
Definisi
dengan sekresi insulin yang adekuat. Insulin disekresi oleh sel pankreas, ibu
dengan diabetes gestasional memiliki defek pada fungsi sel pankreas ini. Ibu
insulin kronis karena disfungsi sel pankreas sejak sebelum masa kehamilan.
Disfungsi sel pankreas dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah
satunya adalah destruksi sel pankreas oleh reaksi autoimun yang ditemukan
Selain reaksi autoimun, defek fungsi sel pankreas juga dapat disebabkan
oleh mutasi autosomal yang menyebabkan maturity onset diabetes of the young
(MODY). MODY terdiri atas beberapa subtipe, mutasi dapat terjadi pada gen
dan insulin promoter factor 1 (MODY 4). Selain karena adanya defek fungsi sel
transport glukosa yang dimediasi insulin pada otot skelet dan adiposity.
Patogenesis dan Patofisiologi
trimester kedua kehamilan dan keadaan ini terus berlangsung selama sisa
faktor yang berperan penting dalam keadaan resistensi insulin saat kehamilan.
insulin secara langsung maupun tidak langsung. Kadar hPL semakin meningkat
seiring bertambahnya usia kehamilan, hormon ini bekerja seperti growth hormone
lemak bebas yang beredar dalam darah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan
glukosa plasma ibu, yang kemudian akan berdifusi ke dalam aliran darah janin
melalui plasenta. Ibu yang menderita diabetes gestasional tingkat resistensi insulin
yang lebih tinggi daripada kehamilan normal dan tidak dikompensasi dengan
pada awal kehamilan. Pada trimester kedua dan ketiga, adanya faktor dari feto-
plasenta membuat penurunan sensitivitas insulin dari ibu. Karena Janin sangat
janin membutuhkan suplai dari ibu. Oleh sebab itu, dalam tubuh ibu terjadi
Hormon Plasenta
merupakan produk dari gen hPL-A dan hPL-B yang disekresikan ke sirkulasi
maternal dan janin. hPL ini akan terpengaruh oleh kadar glukosa, dimana tinggi
bila hipoglikemia, dan sebaliknya. Pada trimester kedua kehamilan, kadar hPL ini
sirkulasi, ditujukan untuk membentuk glukosa yang dibutuhkan oleh janin. Asam
lemak ini berfungsi antagonis dengan fungsi insulin, sehingga terjadi hambatan
Necrosis Factor- alpha, IL-6, resistin, visfatin dan apelin ini diproduksi
intrauterine.d
Adiponektin
glukosa normal.
TNF-alpha
tergambarkan bahwa TNF-alpha ini ditemukan rendah pada awal kehamilan, dan
tinggi pada akhir kehamilan. Hal ini sejalan dengan sensitivitas insulin yang terus
Diagnosis
gestasional. Ada banyak pihak yang menyusun pendekatan dalam diagnosis hal
(IADPSG). Pendekatan yang dipublikasi ini tidak disetujui oleh The American
step dalam melakukan skrining dan diagnosis diabetes gestasional. Namun, kedua
telah disetujui oleh WHO, ADA dan The American College of Obstetricians and
setelah 8 jam puasa dan setelah 3 hari tidak diet berpantang dan berolahraga.
Makrosomia
gestasional
Bayi yang lahir dari ibu diabetes gestasional disebut makrosomia. Hal ini
terlihat bahwa pada ibu dengan diabetes gestasional, pertumbuhan janin terganggu
dari besar lingkar kedua hal tersebut. Hal ini dapat berdampak pada metode
lemak pada bahu dan batang tubuh, sehingga merupakan predisposisi terjadinya
distosia bahu.
Hipoglikemia
mendadak glukosa. Glukosa darah < 45 mg/dL merupakan hal yang dapat ditemui
pada neonatus dari ibu yang mempunyai kondisi glukosa yang tidak stabil.
akan memiliki komplikasi yang buruk, tidak hanya saat melahirkan, namun juga
lainnya saat lahir. Untuk sang ibu, dapat terjadi gangguan retinopati, hipertensi,
diperlukan tatalaksana yang tepat dan teknik screening yang tepat. Namun
demikian, tidak terdapat bukti yang cukup kuat untuk melakukan screening dalam
praktek sudah melakukan screening, dan sudah terbukti memberikan hasil yang
lebih baik.
Amerika Serikat adalah dengan glucose challenge test yang dilakukan pada saat
resiko diabetes gestasional yang tinggi dilakukan 50-g glucose challenge test
dengan batas 130 mg/dL (sensitivitas 90%) atau 140 mg/dL (sesnitivitas 80%).
Apabila pada pemeriksaan ini didapatkan hasil positif, maka dilakukan 100-g
three hour oral glucose challenge test untuk mendiagnosis diabetes gestasional.
dimana pemeriksaan meliputi, glukosa puasa, 1 jam glukosa, 2 jam glukosa, dan 3
jam glukosa, dengan batas sesuai pada tabel 1. Pada rekomendasi WHO,
tolerance test
tolerance test
target nilai glukosa normal pada wanita hamil. Setelah dilakukan studi
Terapi lini utama untuk wanita dengan diabetes gestasional adalah dengan
modifikasi diet, atau dikenal juga dengan terapi nutrisi. Teknik ini dilakukan
dibutuhkan, serta rekomendasi makanan spesifik. Selain hanya melalui diet, juga
Keuntungan dari terapi ini adalah aman, praktis, dan intervensi yang dilakukan
nutrisi tidak adekuat. Kontrol glukosa yang tidak adekuat, tidak tercapainya berat
badan yang diharapkan, dan apabila pasien terus menerus merasa lapar. Obat-
Kecuali pada dosis yang sangat tinggi, dipastikan tidak melewati plasenta.
Tidak ditemukan efek samping maternal maupun fetal sampai saat ini.
syndrome (PCOS).
Selain itu, penggunaan obat antihiperglikemik oral seperti sulfonylurea
glyburide. Namun tidak seperti kedua obat sebelumnya, penggunaan obat ini
melalui plasenta.2
hingga 36 minggu.
DAFTAR PUSTAKA
Tracy L, Setji M, Brown AJ, Feinglos MN. Gestational Diabetes Mellitus. Clin
Diabetes. 2005;23(1):17–24.
: The Past, the Present and the Future.In: Radenkovic M, editor. Gestational
NICE 2008.
Definisi
lebih dari 42 minggu (294 hari) yang terhitung sejak hari pertama siklus haid
terakhir (HPHT) menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari.
berlangsung lebih dari 42 minggu (294 hari) yang terhitung sejak hari pertama
karena ibu tidak ingat kapan tanggal HPHT yang pasti, selain itu penentuan saat
ovulasi yang pasti juga tidak mudah, terdapat pula faktor-faktor yang
mempengaruhi perhitungan: variasi siklus haid, kesalahn perhitungan oleh ibu dan
sebagainya. Dengan adanya pemeriksaan USG terutama pada trisemester I, usia
kehamilan dapat ditentukan lebih tepat , dengan penyimpanagn hanya lebih atau kurang
satu minggu.
Epidemiologi
rata-rata sebesar 10%. Hal ini sangat tergantung kepada kriteria yang digunakan
untuk mendiagnosis.
Gambar di bawah ini menyatakan bahwa 8% dari 4 juta bayi yang dilahirkan
Usia Gestasi
2000000 1.793.421
1800000 (46%)
1600000
1400000
1200000
851.729
1000000 (22%)
800000 458.145
600000 436.600 302.541
(12%)
(11%) (8%)
400000
200000
0
≤ 36 37-39 40 41 ≥ 42
– 7 %.
kelahiran pre-term tinggi, bila angka induksi persalinan dan seksio sesaria
elektif tinggi, dan bila USG dipakai lebih sering untuk menentukan usia
kehamilan.
distosia akibat makrosomia. Sekitar 10-25% janin yang lahir lewat waktu
memiliki berat badan lebih dari 4000 gram dan 1,5% janin dengan berat badan
sekitar 4500 gram. Insidens distosia bahu pada kehamilan lewat waktu adalah
sebesar 2%. Resiko mengalami distosia akibat makrosomia adalah 3 kali lipat dan
peningkatan insiden distosia bahu sebesar 2 kali lipat pada kehamilan lewat waktu
Penyebab pasti dan poses terjadinya kehamilan postterm sampai saat ini masih
hamil pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu fakor penyebab
anensefalus atau hipoplasia adrenal, tidak adanya kelenjar hipofisis janin akan
terjadi pada keadaan tidak terdapatnya tekanan pada ganglion servikalis dari
keadaan kelainan letak, tali pusat pendek, dan masih tingginya bagian terbawah
janin.
kehamilan postterm akan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kehamilan
Pada kehamilan postterm terjadi berbagai perubahan baik pada cairan amnion,
peningkatan kejadian gawat janin dengan risiko 2-4 kali lebih tinggi. Penurunan
fungsi plasenta dapat dibuktikan dengan penurunan kadar estriol dan plasenta
spasme arteri spiralis dan infark villi. Selapot vaskulosinsial menjadi tambah tebal
glukosa, asam amino, lemak dan gamma globulin mengalami gangguan sehingga
2. Oligohidramnion
amnion. Jumlah cairan amnion mencapai puncak pada usia kehamilan 38 minggu,
yaitu sekitar 1000 ml dan menurun menjadi sekitar 800 ml pada usia kehamilan
480 ml, 250 ml, hingga 160 ml pada usia kehamilan 42, 43, dan 44 minggu.
hambatan aliran darah (resistance index/RI) arteri renalis janin sehingga dapat
oligohidramnion. Oleh sebab itu, evaluasi volume cairan amnion pada kasus
tali pusat. Pada persalinan postterm, keadaan ini dapat menyebabkan keadaan
sehingga menjadi lebih kental dan keruh. Hal ini terjadi karena lepasnya vernik
kaseosa dan komposisi fosfolipid. Pelepasan sejumlah badan lamellar dari paru-
menjadi 4:1 atau lebih besar. Selain itu, adanya pengeluaran mekonium akan
mengakibatkan cairan amnion menjadi hijau atau kuning dan meningkatkan risiko
Estimasi jumlah cairan amnion dapat diukur dengan pemeriksan USG. Salah
satu metode yang cukup populer adalah pengukuran diameter vertikal dari
kantung amnion terbesar pada setiap kuadran dari 4 kuadran uterus. Hasil
anmion (Amnionic Fluid Index/AFI). Bila nilai AFI telah turun hingga 5 cm atau
Berat janin. Bila terjadi perubahan anatomik yang besar pada plasenta, maka
terjadi penurunan berat janin. Namun, seringkali pula plasenta masih dapat
berfungsi dengan baik sehingga berat janin bertmbah terus sesuai bertambahnya
umur kehamilan. Risiko persalinan bayi dengan berat lebih dari 4000 gram pada
Selain risiko pertambahan berat badan yang berlebihan, janin pada kehamilan
postterm juga mengalami berbagai perubahan fisik khas disertai dengan gangguan
kulit menjadi keriput, dan hilangnya vernik kaseosa dan lanugo. Keadaan ini
lainnya yaitu; rambut panjang, kuku panjang, serta warna kulit kehijauan atau
kekeliruan dalam menentukan usia kehamilan. Oleh sebab itu, pada penegakkan
menjadi sangat penting. Hal ini disebabkan karena semakin lama janin berada di
dalam uterus maka semakin besar pula risiko bagi janin dan neonatus untuk
1. Riwayat haid
berdasarkan HPHT dapat ditegakkan sesuai dengan definisi yang dirumuskan oleh
yang berlangsung lebih dari 42 minggu (294 hari) yang terhitung sejak hari
Riwayat haid dapat dipercaya jika telah memenuhi beberapa kriteria, yaitu: (a) ibu
harus yakin betul dengan HPHT-nya; (b) siklus 28 hari dan teratur, (c) tidak
asumsi bahwa kehamilan akan berlangsung selama 280 hari (40 minggu) dari hari
kesalahan karena sangat bergantung kepada keakuratan tanggal HPHT dan asumsi
bahwa ovulasi terjadi pada hari ke-14 siklus menstruasi. Padahal, ovulasi tidak
selalu terjadi pada hari ke-14 siklus karena adanya variasi durasi fase folikular,
yang bisa berlangsung selama 7-21 hari. Oleh sebab itu, pada ibu yang memiliki
siklus 28 hari, masih ada kemungkinan ovulasi terjadi setelah hari ke-14 siklus.
minggu.
Gerak janin. Gerak janin pada umumnya dirasakan ibu pada umur kehamilan
ialah gerakan janin yang jarang, yaitu secara subyektif kurang dari 7 kali/20
menit, atau secara obyektif dengan CTG kurang dari 10 kali/20 menit.
Denyut Jantung Janin (DJJ). Dengan stetoskop Laennec DJJ dapat didengar
mulai umur kehamilan 18-20 minggu, sedangakn dengan Doppler dapat terdengar
kehamilan postterm bila didapat 3 atau lebih dari 4 kriteria hasil pemeriksaan
sebagai berikut:
stetoskop Laennec.
length) adalah ± 4 hari dari taksiran persalinan. Pada usia kehamilan antara 16-26
hasil penelitian Cohn, et al (2010) memiliki tingkat keakuratan yang lebih rendah
dibanding metode HPHT maupun USG trimester I dan II. Pemeriksaan sesaat
setelah trisemester III dapat dipakai untuk menentukan berat janin, keadaan air
pada trimester III memiliki tingkat variabilitas yang tinggi sehingga tingkat
kesalahan estimasi usia kehamilan pada trimester ini juga menjadi tinggi. Tingkat
usia kehamilan pada trimester III saat ini sebenarnya dapat ditingkatkan dengan
5. Pemeriksaan laboratorium
a. Sitologi cairan amnion. Pengecatan nile blue sulphate dapat melihat sel
lemak dalam cairan amnion. Apabila jumlah sel yang mengandung lemak
melebihi 10%, maka kehamilan diperkirakan sudah berusia 36 minggu dan apabila
jumlahnya mencapai 50% atau lebih, maka usia kehamilan 39 minggu atau lebih.
kehamilan 41-42 minggu, ACTA berkisar antara 45-65 detik sedangkan pada usia
kehamilan >42 minggu, didapatkan ACTA <45 detik. Bila didapatkan ACTA
pada usia kehamilan sekitar 22-28 minggu adalah sama (1:1). Pada usia kehamilan
±32 minggu, perbandingannya menjadi 1,2:1 dan pada kehamilan genap bulan
menjadi 2:1. Pemeriksaan ini tidak dapat dipakai untuk menentukan kehamilan
mempunyai sensitivitas 755. Perlu diingat bahwa kematangan serviks tidak dapat
Sampai saat ini pengelolaanya masih belum memuaskan dan masih banyak
postterm antara lain karena pada beberapa penderita, usia kehamilan tidak selalu
dapat ditentukan dengan tepat sehingga janin bisa saja belum matur sebagaimana
yang diperkirakan. Selain itu, saat usia kehamilan mencapai 42 minggu, pada
Bishop rendah sehingga tingkat keberhasilan induksi menjadi rendah. Oleh karena
biofisik untuk menilai kesejahteraan janin dan menyatakan bahwa kombinasi ini
memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan pemakaian salah satu variabel
saja. Secara umum, tes ini membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit. Variabel
yang digunakan dalam penilaian profil biofisik adalah; (a) tes tanpa beban (non-
stress test/NST), (b) gerak nafas janin, (c) gerakan janin, (d) tonus janin, dan (e)
volume cairan amnion. Setiap variabel diberikan skor 2 bila normal dan skor 0
bila abnormal. Oleh sebab itu, seorang janin sehat akan memiliki skor 10 pada
dari batang otak. Menurut hipotesis, denyut jantung janin yang tidak berada dalam
keadaan asidosis akibat hipoksia ataupun depresi saraf akan mengalami akselerasi
akselerasi denyut jantung akibat gerakan janin akan meningkat seiring dengan
Penggunaan NST memiliki tujuan yang berbeda dengan tes beban kontraksi
tes untuk mengetahui kondisi janin sedangkan OST digunakan untuk menilai
fungsi uteroplasenta. Sampai saat ini, NST adalah tes utama yang paling sering
Salah satu fenomena menarik dari gerakan pernafasan janin adalah gerakan
dinding dada yang paradoks (paradoxical chest wall movement). Pada janin,
dinding perut mengembung. Hal ini berkebalikan dengan proses inspirasi yang
terjadi pada neonatus dan orang dewasa. Gerakan ini dihubungkan dengan
keterkaitan antara gerakan nafas janin melalui pemeriksaan USG dengan proses
evaluasi kesejahteraan janin. Oleh karena gerakan nafas janin terjadi secara
episodik, maka interpretasi hasil tes pada saat tidak ditemukan gerakan nafas
menjadi tidak dapat dipercaya. Patrick dkk (1980) melakukan penelitian observasi
Hasilnya menunjukkan bahwa pada janin normal pun bisa saja tidak ditemukan
gerakan nafas bahkan sampai 122 menit lamanya. Penelitian ini mengindikasikan
membutuhkan waktu observasi yang panjang. Oleh sebab itu, untuk menilai
Aktivitas pasif janin tanpa rangsangan sebenarnya sudah mulai ada sejak
minggu ke-7 dan akan menjadi lebih kompleks serta terkoordinasi pada akhir
kehamilan. Bahkan setelah minggu ke-8 usia kehamilan, gerakan janin tidak
pernah berhenti dengan waktu lebih dari 13 menit. Namun demikian, ibu hamil
baru bisa merasakan pergerakan janin pertama kali sekitar usia kehamilan 18-20
Antara minggu ke-20 sampai ke-30, gerakan tubuh umum menjadi lebih
ketiga, pematangan gerakan janin terus berlanjut sampai sekitar 36 minggu, saat
sikap tubuh normal telah terbentuk pada 80% janin. Pergerakan rata-rata harian
janin rata-rata adalah sekitar 200 gerakan per 12 jam. Pergerakan janin mencapai
nilai maksimal sekitar minggu ke-32 kehamilan, yaitu ± 500 gerakan per 12 jam.
Setelah itu, pergerakan menjadi kurang dirasakan setelah minggu ke-36 karena
janin tumbuh dan volume cairan amnion berkurang. Hasil penelitian menunjukkan
oleh pertambahan waktu tidur janin seiring dengan makin maturnya janin.
Keadaan ini merupakan hal yang terjadi secara fisiologis pada trimester ke- tiga.
ekstremitas atau tubuh janin, yang dilanjutkan dengan gerakan kembali ke posisi
fleksi. Tonus janin dapat juga dinilai dengan melihat gerakan jari-jari tangan yang
30 menit pemeriksaan.
antepartum pada kehamilan yang memiliki risiko kematian janin. Pelaksanaan tes
menurunkan aliran darah ginjal janin, menurunkan produksi urin janin, dan pada
dengan cara menilai indeks cairan amnion (amniotic fluid index/AFI). Penilaian
dengan indeks ini dilakukan dengan cara menambahkan ukuran kedalaman dari
setiap kantung vertikal terbesar pada tiap kuadran uterus. Bila nilai AFI telah
oligohidramnion.
Metode lain adalah dengan cara mengukur salah satu kantung cairan amnion
vertikal yang terbesar (single deepest pocket). Menurut pemeriksaan ini, volume
didapatkanlah skor profil biofisik dari janin yang dinilai kesejahteraanya. Skor
profil biofisik yang didapatkan berkisar antara nilai minimal 0 dan maksimal 10.
pemantauan secara berkala. Apabila timbul suatu masalah seperti kegawatan janin
cukup baik atau optimal. Induksi persalinan menjadi salah satu prosedur medis
yang paling sering dilakukan di Amerika Serikat dengan proporsi yang meningkat
Induksi persalinan adalah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum
kontraksi uterus. Pematangan serviks adalah tindakan farmakologik atau cara lain
adalah untuk keselamatan ibu dan anak, tetapi walaupun dilakukan dengan
terencana dan hati-hati, kemungkinan untuk menimbulkan risiko terhadap ibu dan
menggunakan skor Bishop. Skor ini dinilai berdasarkan lima faktor yang
keberhasilan induksi persalainan. Lima faktor yang diperiksa adalah (1) dilatasi
Bishop) karena akan mempengaruhi tindakan induksi. Apabila skor bishop > 5
maka di induksi dengan infus oksitosin,tetapi bila skor bishop ≤ 5 maka diberikan
sudah >5 maka dilanjutkan infus oksitosin, namun apabila setelah 6 jam masih
sama atau ≤ 5 maka dilanjutkan misoprostol dengan cara pemberian yang sama.
Bila dalam 6 jam kemudian belum inpartu maka dilanjutkan infus oksitosin.
Oksitosin adalah zat yang paling sering digunakan untuk induksi persalinan
(Heimstad, 2007)
dalam bidang obstetri. Oksitosin mempunyai efek yang poten
terhadap otot polos uterus dan kelenjar mammae. Kepekaan terhadap oksitosin
diberikan melalui infus secara titrasi ternyata efektif dan banyak dipakai. Titrasi
ini biasanya dilakukan dengan cara memberikan 10-20 unit oksitosin (10.000-
20.000 mU) yang dilarutkan dalam 1000 cc larutan Ringer laktat. Rejimen ini
(Cunningham, et al., 2010)
akan menghasilkan kadar oksitosin 10-20 mU/mL. Terdapat
berbagai macam metode induksi dengan menggunakan drip oksitosin, baik yang
tidak didapatkan his yang adakuat, maka indusi tak perlu lagi dilanjutkan.
Pemberian dengan dosis yang lebih besar akan menyebabkan ikatan oksitosin
atau hipertonik. Selain itu, dapat juga muncul efek antidiuretik sehingga
didapatkan kontraksi uterus yang adekuat, yaitu his sekitar 3 kali dalam 10 menit
pada situasi klinik pasien yang bersangkutan. Pada tahap awal, harus dilakukan
penelitian memiliki hasil yang berbeda-beda. Chauhan dkk (1999) yang dikutip
dari (Cunningham, et al., 2010), melakukan penelitian terhadap lebih dari 10.500
ibu hamil yang memiliki nilai AFI intrapartum <5 cm dibandingkan dengan
kontrol yang memiliki nilai AFI >5 cm. Menurut hasil penelitian didapatkan
bahwa risiko seksio sesarea atas indikasi gawat janin pada kelompok
oligohidramnion lebih tinggi 2 kali lipat. Selain itu, risiko janin dengan skor
APGAR 5 menit dibawah 7 pada kelompok ini lebih tinggi 5 kali lipat. Hasil
penelitian Divon dkk (1995) yang dikutip dari Cunningham et al, (2010) juga
menyatakan bahwa hanya ibu paturien postterm yang memiliki nilai AFI ≤5 cm
Sebaliknya, Zhang dkk (2004) yang dikutip dari Cunningham et al., (2010)
berhubungan dengan kondisi perinatal yang buruk. Begitu juga dengan Magann
Perlu kita sadari bahwa persalinan adalah saat paling berbahaya bagi janin
kegawatan janin
mekonium.
Williams Obstetrics. Edisi 21. Mc Graw Hill. New York: 729 – 742. 1095-
1108.
Wiknjosastro. H., Ilmu Kebidanan, edisi III, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Pengurus besar POGI, Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi, bagian
Rosa C. 2001. Postdate Pregnancy in: Obstetrics and Gyecology Principles for
America:321-322
Spellacy W.N., 1999.Postdate Pregnancy in:Danforth’s Obstetrics and
291.
Puder K.S., Sokol R.J., 1995. Clinical use of Antepartum Fetal monitoring
in: www.aafp.org/afp
india.com/articles/issue_sep_oct2001/o_papers_89.asp