Landasan Ilmu Nutrisi 4 Energi
Landasan Ilmu Nutrisi 4 Energi
Energi
Gambar 4.1.
Matahari sebagai
sumber energi
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber energi untuk ternak
adalah zat makanan karbohidrat, lemak dan protein. Karbohidrat terdiri atas
2(dua) fraksi, yaitu serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN/pati).
Terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara ternak non-ruminansia dan
ruminansia dalam menggunakan zat makanan sebagai sumber energi. Sumber
energi utama untuk ternak non-ruminansia (seperti unggas, babi) adalah BETN,
sedangkan sumber energi utama untuk ternak ruminansia adalah serat kasar.
4.4. Karbohidrat
Karbohidrat melingkupi senyawa-senyawa yang secara kimia berupa
hidroksi aldehida dan hidroksi keton. Karbohidrat adalah komponen utama di
dalam jaringan tanaman: lebih dari 70 % terdapat pada hijauan, dan lebih dari
85 % terdapat pada biji-bijian/ serealia. Melalui proses fotosintesis, tanaman
dapat mensintesa karbohidrat. Pada ternak, karbohidrat terdapat dalam bentuk
glukosa dan glikogen yang meliputi kurang dari 1 % dari bobot ternak.
Klasifikasi karbohidrat
Kabohidrat diklasifikan dalam 5 jenis, yaitu: monosakarida, disakarida,
trisakarida, polisakarida dan mixed polisakarida. Pada literatur lain,
monosakarida dan oligosakarida (disakarida, trisakarida dan tetrasakarida)
biasanya disebut kelompok sugar, sedangkan polisakarida yang terdiri dari
homoglukan (arabinan, xilan, glukan, fruktan, galaktan, mannan dan glukosamin)
dan heteroglukan (pektin, hemiselulosa, gum, musilago asam, asam hialuronik
dan kondroitin) disebut kelompok ’non sugar’. Pada Tabel 4.1. diperlihatkan
klasifikasi secara lengkap klasifikasi karbohidrat.
Monosakarida, yang terpenting adalah glukosa. Glukosa dan fruktosa
terdapat melimpah sebagai monosakarida bebas. Glukosa adalah sumber
energi vital terpenting berupa cairan tubuh ternak, berperan dalam sistem
syaraf, jaringan dan janin.
Laktosa merupakan gula air susu. Laktosa yang mengalami proses
fermentasi oleh sejumlah mikroorganisme termasuk Streptococcus lactis
akan dikonversi menjadi asam laktat, misalnya dalam memproduksi yakult
melalui peran Laktobacillus casei sirota atau memproduksi yogurt
melalui peran Steptococcus thermophilus dan Lactobactillus bulgaricus.
Selobiosa: tidak terdapat bebas di alam, mempunyai ikatan β-(1,4). Ikatan
tersebut tidak dapat dipecah oleh enzim yang dihasilkan oleh mamalia
kecuali oleh enzim yang disintesis oleh mikroorganisme retikulorumen.
DISACCHARIDES (C12H22O11)
Sucrose glucose-fructose sugar cane, sugar beet
Maltose glucose-glucose
(glucose-4-α-glucoside) starchy plants and roots
Lactose glucose-galactose milk
Cellobiose glucose-glucose
(glucose-4-β-glucoside) fibrous portion of plants
TRISACCHARIDES (C18H32O16)
Raffinose glucose-fructose-
galactose certain varieties of eucalyptus,
POLYSACCHARIDES cotton seed, sugar beets)
Pentosans (C5H8O4)n
Araban arabinose pectins
Xylan xylose corn cobs, wood
Hexosans (C6H10O5)n
Starch (a polyglucose glucose grains, seeds, tubers
glucides)
Dextrin glucose partial hydrolytic product of starch
Cellulose glucose cell wall of plants
Glycogen glucose liver and muscle of animals
Inulin (a polyfructose fructose potatoes, tubers, artichokes
fructoside)
MIXED POLYSACCHARIDES
Hemicellulose mixtures of pentoses and fibrous plants
hexoses
Pectins pentoses and hexoses citrus fruits, apples
mixed with salts of
complect acids
Gums (partly oxidized to pentoses and hexoses acacia trees and certain plants
acids)
Oligosakarida, terdiri dari disakarida, trisakarida, mengandung 2 atau 3
unit monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosida (, β).
Polisakarida, diklasifikasikan sebagai: heteropolisakarida dan
homopolisakarida. Terdapat sebagai struktur dasar dari sel, hampir
diseluruh jaringan, di mukus, beberapa hormon, enzim-enzim, bahan-
bahan grup darah, dan zat-zat kekebalan. Homopolisakarida: glikogen,
tersedia di jaringan ternak yang menyerupai pati tanaman dan merupakan
simpanan energi jangka pendek. Hanya hati dan ginjal yang dapat
melepaskan glukosa untuk masuk ke darah. Glikogen hati adalah glukosa
terpenting. Proses pembentukan glikogen disebut glycogenesis (glycogen
synthetase). Proses pemecahan glikogen disebut glycogenolysis
(glycogen phosphorylase).
Tahap 2:
2 Piruvat + 2H2O 2 Asam Asetat + 2 CO2 + 2 H2 + 2 ATP
2 Piruvat + 8 (H) 2 Asam Propionat + 2 H2O + 2 ATP
2 Piruvat + 4 (H) Asam butirat + 2 H2 + 2 CO2 + 2 ATP
Energi yang dihasilkan tersebut akan digunakan untuk hidup pokok dan
sintesis protein mikroba. Dengan cara demikian, mikroba akan memperbanyak
diri, sehingga pada gilirannya mikroba-mikroba tersebut dapat dimanfaatkan oleh
induk semang sebagai sumber protein yang bernilai hayati tinggi.
1. Produksi Asetat
Oksidasi asam piruvat menjadi asam asetat terjadi via Asetil CoA atau Asetil
fosfat (sebagai tahap antara).
2. Produksi Propionat
Ada 2 jalur (pathway) yaitu :
a. Fiksasi CO2 dari fosfoenol piruvat untuk membentuk Oksaloasetat seperti
propionat.
b. Reduksi (Akrilat) penting pada ternak yang mengkonsumsi ransum
tinggi biji-bijian (laktat tinggi).
3. Produksi Butirat
Ada 2 jalur yaitu :
a. melibatkan Asetat (kebalikan β-oksidasi)
b. melibatkan Malonil-CoA (seperti sintesis asam lemak rantai panjang)
Produksi Methan
Metan merupakan produk sampingan dalam proses fermentasi
karbohidrat/ gula secara anaerob. Metan merupakan energi yang terbuang.
Bakteri metanogen akan menggunakan H2 yang terbentuk dari konversi asam
piruvat menjadi asam asetat untuk membentuk metan dan juga dari dekomposisi
format, atau metanol. Dalam pembentukan metan oleh mikroorganisme, terlibat
pula peran Asam Folat dan Vitamin B12.
Untuk mengurangi pembentukan metan disarankan :
1. Menambahkan asam lemak tidak jenuh ke dalam ransum.
2. Menggunakan feed additive seperti choloform, chloral hidrat dan garam
tembaga.
Produksi gas (CH4, CO2 dan H2) berlebihan akan menimbulkan bloat.
konversi
Butirat β-hidroksibutirat: dihasilkan 2 mol ATP
4.5. Lipid
Lipid adalah senyawa organik yang terdapat pada jaringan tanaman dan
hewan, mempunyai sifat larut dalam pelarut organik seperti benzene, ether atau
chloroform dan hanya sebagian kecil larut di dalam air.
Lipid terbagi dua kelompok yaitu yang membentuk sabun (saponifiable)
dan yang tidak membentuk sabun (non saponifiable). Yang membentuk sabun
dalam bentuk sederhana adalah trigliserida, ketika dihidrolisis dengan alkali
menghasilkan gliserol dan sabun. Trigliserida akan berbentuk cairan pada suhu
Metabolisme Lipid
Pada monogastrik, trigliserida dikonversi menjadi monogliserida lalu
menjadi asam lemak bebas dan gliserol, membentuk misel dan masuk ke
pembuluh darah. Menjadi kilomikron dalam bentuk trigliserida lalu ke limpa, atau
asam lemak rantai pendek dan menengah langsung ke portal darah.
Pada ruminansia, lesitin dikonversi menjadi lisolesitin, bercampur dengan
partikel digesta dan garam-garam empedu membentuk misel lalu kepembuluh
darah, membentuk kilomikron baik trigliserida, lesitin dan lipoprotein masuk ke
limpa. Tidak ada asam lemak rantai pendek atau menengah yang langsung ke
portal darah.
Pakan hijauan dan biji-bijian umumnya berbentuk lemak tidak jenuh.
Hidrolisis lipid yang teresterifikasi oleh lipase asal mikroba akan membebaskan
asam-asam lemak bebas, sehingga galaktosa dan gliserol akan difermentasi
menjadi VFA. Asam lemak tak jenuh (linoleat dan linolenat) akan dipisahkan dari
kombinasi ester, dihidrogenasi oleh bakteria menghasilkan asam monoenoat
(pertama) dan asam stearat (terakhir).
Sebagian besar asam lemak esensial akan rusak oleh karena proses
biohidrogenasi, namun ternak tidak mengalami defisiensi. Sebagian kecil asam
lemak esensial yang lolos dari proses di dalam rumen tersebut, sudah dapat
memenuhi kebutuhan ternak.
Mikroba rumen juga mampu mensintesis beberapa asam lemak rantai
panjang dari propionat dan asam lemak rantai cabang dari kerangka karbon
asam-asam amino valin, leusin dan isoleusin. Asam-asam lemak tersebut akan
diinkorporasikan ke dalam lemak susu dan lemak tubuh ruminansia.
Kebanyakan lipid di ruminan masuk ke duodenum sebagai asam lemak
bebas dengan kandungan asam lemak jenuh yang tinggi. Monogliserida yang
dominan pada monogastrik, pada ruminan akan mengalami hidrolisis di dalam
rumen, sehingga sangat sedikit terdapat pada ruminan.
Ternak ruminansia yang masih muda mempunyai kemampuan untuk
mengkonversi glukosa menjadi asam-asam lemak, namun ketika rumen
berfungsi, kemampuan itu hilang dan asetat menjadi sumber karbon utama yang
digunakan untuk mensintesis asam-asam lemak. Asetat akan didifusi masuk ke
dalam darah dari rumen dan dikonversi di jaringan menjadi asetil-CoA, dengan
energi berasal dari hidrolisis ATP menjadi AMP. Jalur ini terjadi di tempat
penyimpanan lemak tubuh yaitu jaringan adiposa (di bawah kulit, jantung dan
ginjal). Konversi asetil-CoA menjadi asam-asam lemak rantai panjang sama
terjadinya antara ruminan dan monogastrik.
Nilai energi metabolis, selain diperoleh dengan feeding trial, dapat juga
diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
1. EM untuk hijauan yang diberikan pada ternak ruminansia;
EM (MJ/Kg BK) = 0,016 BOT
BOT = bahan organik tercerna (g/kg BK)
2. EM untuk bahan pakan pada ternak unggas;
a. Jagung: EM (kkal/kg BK) = 36,21 PK + 85,44 LK + 37,26 BETN
b. Dedak padi: EM (kkal/kg BK) = 46,7 BK – 46,7 ABU – 69,54 PK + 42,94
LK – 81,95 SK
PK = Protein Kasar
LK = Lemak Kasar
BETN= Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen/pati
BK= Bahan Kering (Dry Matter)
SK= Serat Kasar
3. EM untuk bahan pakan pada babi;
EDD (MJ/Kg BK) = 17,47 + 0,0079 PK + 0,0158 LK –
0,0331 ABU – 0,0140 NDF
NDF = Neutral Ddetergent Fiber
Sistem USA
Sistem energi yang digunakan adalah TDN (Total Digestible Nutrient) dan
satuan energinya adalah Mega kalori (Mkal) atau Kilokalori (kkal).
TDN = DCP + DNFE + DCF + 2,25 DEE
DCP = Digestible Crude Protein (protein kasar dapat dicerna)
DNFE = Digestible Nitrogen Free Extract (karbohidrat dapat dicerna)
DCF = Digestible Crude Fiber (serat kasar dapat dicerna)
DEE = Digestible Ether Extract (kemak kasar dapat dicerna)
Unggas
Sistem energi pada unggas yang digunakan di seluruh dunia adalah
sistem energi metabolis (EM). Sistem ini paling praktis, karena feses + urin
dikeluarkan bersama-sama dalam saluran yang sama, yaitu kloaka. Satuan
energi yang digunakan adalah MJ/Kg (Eropa) dan Kkal/kg (USA).
Daftar Pustaka
Lesson, S and JD Summers. 2001. Nutrition of the Chicken. 4 th Ed. University
Books. Guelph, Ontario, Canada.
McDonald, P., RA Edwards, Greenhalgh J.F.D, and CA Morgan. 2002. Animal
Nutrition. 6th Ed. Prentice Hall. London.
NRC. 1994. Nutrient Requirement of Poultry. 9th Rev Ed. National Academy
Press. Washington, DC.
Perry, TW, AE Cullison, and RS Lowrey. 2003. Feed and Feeding. Prentice
Hall. New Jersey.