Dosen pengampu :
Dr. Ir. Amir M R, MT
Disusun oleh :
Fendy Prasetya / 04.2018.1.03271
Bisma Samara Putra / 04.2018.1.03196
M. Rizky Miftahul F / 04.2018.1.03280
Sukma Ayu Wardatul F / 04.2018.1.03255
Keevin William S. Dj / 04.2018.1.03227
Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perancanaan, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, 2019
RINGKASAN
Pada sejarah batu bata, Batu bata merupakan material bangunan yang ditemukan di Yerickho, tepi
barat sungai yordan ± 800 tahun yang lalu. Di Nusantara sendiri, pada masa kerajaan Sriwijaya
terdapat beberapa peninggalan candi yang terbuat dari batu bata, diantaranya Candi Muara Takus,
Candi Bahal. Pada masa kerajaan Majapahit menjadi fase perkembangan dari sejarah candi, dimulai
dari candi di dataran tinggi Dieng yang menggunakan material batu bata andesit, berlanjut hingga
zaman Mataram kuno. Pada daerah Trowulan, Mojokerto ada puluhan candi yang bisa ditemui
diantaranya Candi Brahu, Candi Wringin Lawang dan Candi Bajang Ratu. Pada daerah Sidoarjo
terdapat Candi Pari dan Candi Sumur. Pada pemasangannya batu bata hanya digosok antara
permukaan bata yang menimnbulkan butir-butir halus yang berfungsi sebagai perekat atau yang
disebut dengan teknik kosod bata. Pada abad ke-19, Belanda memperkenalkan batu bata sebagai
alar konstruksi. Pada tahun 1970 pemerintah Indonesia memperkenalkan mesin peres bata CNI-VA
dari Koloumbia. Pada tahun 1980 muncul wacana regionalism yaitu penyelesaian dinding batu bata
ekspos. Arsitek Paul Andrea memakai batu bata dalam rancangan Bendara Soekarno Hatta di
Tanggerang pada tahun 1985. Dimasa kini arsitek Indonesia mulai mengulik material batu bata
karena karakter yang kuat dan khas.
Pada jenis batu bata tergolong menjadi 3, yaitu batu bata biasa yang memiliki permukaan dan warna
yang tidak menentu, bata ekspos yang memiliki permukaan yang lebih rapih dan mempunyai warna
dan corak yang seragam, dan batu bata campuran pasir dan kapur yang memiliki tekstur sangat kuat
dan tidak mudah keropos. Syarat bata yang harus dipenuhi untuk unsur bangunan, salah satunya
semua bidang sisi harus datar, mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan menyiku, tidak menunjukkan
gejala retak-retak dan perubahan bentuk yang berlebihan, warna pada penampang patahan merata,
dan masih banyak lagi.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada batu bata. Kelebihannya antara lain dari segi struktur
mempunyai kekuatan yang tahan lama dibanding dengan batako, mudah didapatkan di mana saja,
tahan terhadap api, dan lain-lain. Untuk kekurannya antara lain bentuknya yang tidak seragam
menimbulkan kesulitan dalam membangun dinding yang rapi, boros dalam penggunaan bahan
perekat sebab memiliki siar yang besar, waktu pengeringanmya cenderung lebih lama ketimbang
material-material yang lain, dan lain-lain.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
RINGKASAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG 1
1.2. RUMUSAN MASALAH 1
1.3. TUJUAN MASALAH 1
1.4. MANFAAT PENELITIAN 1
BAB II. DASAR TEORI / LANDASAN TEORI
2.1. SEJARAH BATU BATA DI INDONESIA 2
2.2. JENIS BATU BATA 3
2.3. SYARAT DAN CARA PEMASANGAN BATU BATA 4
2.4. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BATU BATA 7
2.5. UNSUR ESTETIKA BANGUNAN 8
BAB III. PEMBAHASAN
3.1. PERAN ARSITEK DALAM PERANGCANGAN FASAD BANGUNAN 8
3.2. IMPLEMENTASI BATU BATA PADA FASAD BANGUNAN OLEH PARA PRAKTISI 9
BAB IV. PENUTUP
4.1. KESIMPULAN 11
DAFTAR PUSTAKA 12
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Fasad berasal dari bahasa Prancis “Facade” yang berarti tampilan luar sebuah bangunan. Fasad
merupakan elemen penting dari sebuah bangunan. Pengolahan sebuah fasad sangatlah
krusial/penting. Di Indonesia sendiri kebanyakan bangunan bangunannya tidak memperhatikan
elemen fasad. Banyak bangunan yang pada fasadnya menggunakan material yang tidak ramah
lingkungan, contohnya penggunaan material kaca yang berlebihan pada fasad sebuah bangunan, hal
itu menyebabkan efek rumah kaca.
Oleh karena itu diperlukan peran seorang arsitek sebagai seorang perancang. Arsitek harus
mempertimbangkan material yang harus digunakan sebagai fasad. Salah satu material yang ramah
lingkungan adalah batu bata. Selama ini oleh para praktisi, batu bata hanya digunakan sebagai
dinding bangunan, padahal jika diamati lebih jauh, batu bata memiliki unsur estetika, warna natural
yang dimiliki batu bata juga menimbulkan kesan alami, salah satu kelebihan dari batu bata juga
bersifat dinamis, batu bata dapat dibentuk sedemikian rupa dari bentuk pemasangan maupun arah
hadapnya yang bisa memberi estetika lebih pada fasad bangunan. Sehingga menjadi menarik untuk
dielaborasikan tentang eksplorasi batu bata pada fasad bangunan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Apakah batu bata bisa dieksplorasi sebagai fasad bangunan dengan nilai estetika yang tinggi
Bagaimana cara mengeksplorasi batu bata menjadi fasad bangunan yang memiliki nilai
estetika tinggi
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Mengubah paradigma calon arsitek bahwa batu bata bisa dieksplorasi menjadi material
utama fasad bangunan
1.4. MANFAAT PENELITIAN
Memperluas pemikiran dan ilmu para pembaca khusunya calon arsitek tentang batu bata
Mengerti akan fungsi lain batu bata sebagai elemen utama fasad bangunan
1
BAB II. DASAR TEORI / LANDASAN TEORI
2.1. SEJARAH BATU BATA DI INDONESIA
Batu bata merupakan material bangunan yang mempunyai sejarah yang panjang. Dari peninggalan
yang ditemukan di Yerickho, tepi barat sungai yordan ± 800 tahun yang lalu. Di Nusantara sendiri,
pada masa kerajaan Sriwijaya terdapat beberapa peninggalan candi yang terbuat dari batu bata,
diantaranya Candi Muara Takus, Candi Bahal.
Pada masa kerajaan Majapahit menjadi fase perkembangan dari sejarah candi, dimulai dari candi di
dataran tinggi Dieng yang menggunakan material batu bata andesit, berlanjut hingga zaman
Mataram kuno. Sedangkan di Jawa Timur terutama daerah Trowulan ada puluhan candi yang bisa
ditemui diantaranya Candi Brahu, Candi Wringin Lawang dan Candi Bajang Ratu. Pada daerah
Sidoarjo terdapat Candi Pari dan Candi Sumur. Pada pemasangannya batu bata hanya digosok
antara permukaan bata yang menimnbulkan butir-butir halus yang berfungsi sebagai perekat atau
yang disebut dengan teknik kosod bata.1
Diabad ke-17, Belanda masih mengimpor batu bata dari eropa untuk membangun benteng dan
fasilitas lain. Pada abad ke-19, Belanda memperkenalkan batu bata sebagai alar konstruksi. Pada
tahun 1970 pemerintah Indonesia memperkenalkan mesin peres bata CNI-VA dari Koloumbia. Pada
tahun 1980 muncul wacana regionalism yaitu penyelesaian dinding batu bata ekspos. Arsitek Paul
Andrea memakai batu bata dalam rancangan Bendara Soekarno Hatta di Tanggerang pada tahun
1985. Dimasa kini arsitek Indonesia mulai mengulik material batu bata karena karakter yang kuat
dan khas.2
1 https://www.klopmart.com/article-92-batu-bata-merah-sebuah-sejarah-peradaban.html
2 https://hystoryana.blogspot.com/2016/08/sejarah-bata-merah.html?m=1
2.2. JENIS BATU BATA
o Batu bata tanah liat
Batu bata tanah liat dibagi lagi menjadi 2 kategori, yaitu:
Bata biasa. Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu. Bata ini
juga biasanya digunakan untuk dinding dengan menggunakan mortar (campuran
semen) sebagai perekat. Bata jenis ini sering disebut sebagai bata merah.
Bata muka atau ekspos. Bata ini memiliki permukaan yang lebih rapih dan
mempunyai warna dan corak yang seragam sehingga harganya juga lebih mahal
dibandingkan dengan bata biasa. Selain digunakan sebagai dinding, bata ekspos juga
digunakan sebagai penutup dinding dan dekorasi.
3 https://www.arsitag.com/article/kenali-jenis-dan-fungsi-batu-bata
Gambar 2.5 : Batu Bata campuran
4
https://arsitekturseru.blogspot.com/2018/01/penjelasan-lengkap-bata-merah-dan-macam.html
Pemasangan lanjutan. Setelah memasang batu nol, kita dapat melanjutkan
pemasangan dinding bata lain di atasnya. Pemasangan lanjutan ini juga harus tetap
dikontrol dengan benang acuan.
Berikan jarak pada setiap pertemuan antara batu bata dan besi kolom. Besi dan
batu bata sebaiknya memiliki jarak minimal 2.5 cm – 3 cm, agar proses pengecoran
kolom nantinya dapat dilakukan dengan baik dan padat.
Lakukan pengecoran kolom pada ketinggian tertentu. Lakukan pengecoran pada
kolom saat ketinggian batu bata kira-kira sudah mencapai 1,2 m – 1,5 m. Hal ini
dilakukan untuk mencegah batu bata agar tidak ambruk atau rubuh, sebelum
dilanjutkan dengan memasang batu bata lain di atasnya. Pengecoran juga
sebaiknya dilakukan pada saat batu bata telah mengering.
5
Pertemuan kombinasi sudut siku 2 tembok ½ x 1 bata
Tembok 1 bata
5 https://arsitekturseru.blogspot.com/2018/01/penjelasan-lengkap-bata-merah-dan-macam.html
Pada pekerjaan yang sempit, lebih cocok menggunakan material ini
Mudah didapatkan di mana saja
Lebih nyaman dari segi suhu ruangan karena bisa menyesuaikan dengan suhu luar
Tahan terhadap api
Jarang terjadi retak-retak pada dinding
Tidak membutuhkan perekat yang khusus.
o Kekurangan batu bata merah
Bentuknya yang tidak seragam menimbulkan kesulitan dalam membangun dinding
yang rapi
Boros dalam penggunaan bahan perekat sebab memiliki siar yang besar
Gampang menyerap suhu sehingga terasa panas saat musim kemarau dan dingin
ketika musim penghujan
Tingkat kualitas tidak bisa diketahui dengan pasti karena dibuat secara tradisional
Pemasangan yang tidak rapi mengharuskan penerapan bahan plesteran yang tebal
Memiliki bobot yang lebih berat daripada bata ringan sehingga harus ditopang
struktur yang rumit
Waktu pengeringanmya cenderung lebih lama ketimbang material-material yang lain6
2.5. UNSUR ESTETIKA BANGUNAN
o Unsur Titik
o Unsur Bidang
o Unsur Bentuk
o Unsur Volume
o Unsur Warna
o Unsur Tekstur
6 https://www.arsitag.com/article/kenali-jenis-dan-fungsi-batu-bata
7 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Arsitek
Seorang arsitek haruslah memiliki pengetahuan yang luas akan aspek-aspek arsitektur, seperti
permasalahan teknis,pemilihan material, manajemen proyek, dan masih banyak lainnya yang
berhubungan dengan arsitektur. Arsitek juga berperan penting dalam mengubah paradigma
masyarakat tentang arsitektur yang baik. Di Indonesia sendiri yang memiliki iklim tropis, bangunan
yang akan dibangun hendaknya sesuai dengan kondisi alam yang ada. Disini peran arsitek
diperlukan, Arsitek harus bisa meyakinkan pemilik/klien dalam menentukan konsep bangunan yang
diinginkan, pemilihan material yang ramah lingkungan, dll. Agar dapat menciptakan sebuah desain
yang ramah lingkungan.
Selain permasalahan lingkungan, seorang arsitek juga dituntut untuk
menghasilkan/menghadirkan/menciptakan sebuah tampilan luar bangunan (fasad) yang menarik. Hal
itu guna membedakan antara bangunan yang menggunakan jasa arsitek atau yang tidak
menggunakan. Sebuah bangunan yang menggunakan jasa arsitek, harusnya mempunyai nilai yang
lebih dibandingkan bangunan biasa. Ditinjau dari beberapa aspek antara lain seperti pemilihan warna
dan material, bentukan yang unik.8
3.2. IMPLEMENTASI BATU BATA PADA FASAD BANGUNAN OLEH PARA PRAKTISI
o Omah Boto
Pada mushola yang terinspirasi dari “Garbhagrha” yang artinya area tersuci di dalam
candi. Pada bagian dinding dan langit-langit terbuat dari bata.
8
http://membacaruang.com/arsitek-dalam-profesi-peran-posisi-dan-potensi/
Pada bagian langit-langit batanya tidak dibuat berundak, tetapi datar saja dan
berjarak pada setiap bata tersebut.
Pada bagian dinding membentuk pola transformasi dari Batil Parang, yang
merupakan motif dasar batik paling tua dan sacral dari Pulau Jawa.
Pada fasad bangunan yang terinspirasi dari “Gedheg” yang merupakan anyaman yang
terbuat dari bilah-bilah bambu, biasanya digunakan sebagai dinding pada rumah-rumah
di desa. Celah-celah tersebut memberi ruang untuk udara dan cahaya alami masuk ke
dalam rumah. Maka dari itu, pada fasad bangunan ini membentuk modifikasi terhadap
pola dan fungsi dari “Gedheg” dan bahan yang terbuat dari batu bata.
Pada dinding di area ruang keluarga ini terispirasi dari transformasi Batik Parang, motif ini
sama dengan dinding yang berada di mushola.
10
Gambar 2.21 : Motif dinding ruang tamu di Omah Boto
Pada dinding kamar tidur terinspirasi dari transformasi Batik Pucung Rebung yang lebih
cenderung dinamis sehinga menjadi tektonika bata untuk backdrop tempat tidur utama9
11
9
Buku Natabata “Kecerdikan Tukang Dan Kecerdasan Nusantara” Anas Hidayat & Andy Rahman tahun 2019
DAFTAR PUSTAKA
https://www.klopmart.com/article-92-batu-bata-merah-sebuah-sejarah-peradaban.html
https://hystoryana.blogspot.com/2016/08/sejarah-bata-merah.html?m=1
https://www.arsitag.com/article/kenali-jenis-dan-fungsi-batu-bata
https://arsitekturseru.blogspot.com/2018/01/penjelasan-lengkap-bata-merah-dan-macam.html
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Arsitek
http://membacaruang.com/arsitek-dalam-profesi-peran-posisi-dan-potensi/
Buku Natabata “Kecerdikan Tukang Dan Kecerdasan Nusantara” Anas Hidayat & Andy Rahman
tahun 2019
12