Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan hidayahnya lah kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah
Rekayasa Ide ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kalkulus
diferensial yang diampu oleh Ibu Hamidah Nasution M.Si.

Sehubungan dengan tersusunnya Makalah ini dimana kami mendapat bantuan dari
berbagai pihak dan berbagai sumber. Oleh karena itu, kami menyampaikan banyak terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak dan sumber yang
membantu dan membimbing penulisan ini.

Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi kami dan bagi pembaca pada
umumnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kelemahannya, oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan kami terima dengan
senang hati demi penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Medan, 24 November 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….. 1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… 2

BAB I MASALAH……..……….………………………………………………………... 3

BAB II METODE PENELITIAN………..………………………………………………. 8

BAB III IDE BARU…….……………………………………………………………….. 10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 11

2
BAB I
MASALAH
A. LATAR BELAKANG

Kalkulus differensial dan integral dibangun berdasarkan konsep limit fungsi. Konsep
ini sangat sederhana, namun bagi mereka yang baru pertama kali mempelajarinya acapkali
menemui kesulitan. Konsep ini pula dikenal sebagai suatu proses tak hingga. Karena
pentingnya maka mustahil memahami kalkulus dengan baik tanpa mengetahui konsep limit.

Bila suatu fungsi terdefenisi pada selang terbuka dalam ruang R yang memuat suatu
titik maka kekontinuan dan turunan fungsi di titik itu dapat didefenisikan dengan limit fungsi.
Hubungan antara turunan fungsi di suatu titik dengan kekontinuan di titik itu dinyatakan
sebagai berikut : Misalkan fungsi f terdefenisi pada selang buka I yang memuat titik c. Jika
fungsi f mempunyai turunan di titik c maka f kontinu di titik c.

Dalam kasus fungsi dua peubah, limit mempunyai arti yang serupa dengan arti limit
fungsi satu peubah. Perbedaan yang nyata hanya pada masalah pengukuran jarak variabel
bebasnya. Sedangkan kekontinuan fungsi dua peubah berarti bahwa fungsi yang nilai
limitnya sama dengan nilaifungsinya. Perbedaan yang nyata adalah pada fungsi satu peubah
kekontinuan ditandai dengan garis yang tidak putus sedangkan pada fungsi dua peubah
kekontinuan di tandai dengan tidak ada retak (sobek) pada permukaan fungsinya. Selanjutnya
turunan fungsi pada fungsi dua peubah dinamakan dengan turunan parsial.

Hubungan antara kekontinuan dan turunan pada fngsi satu peubah sudah sangat jelas
bahwa suatu fungsi f mempunyai turunan di titik c maka f kontinu di titik c dan sebaliknya
tidak berlaku. Selanjutnya hubungan antara kekontinuan dan turunan parsial pada fungsi dua
peubah tidaj berlaku sebagaimana telah disajikan contoh – contoh penyangkalnya dalam buku
– buku Kalkulus Differensial dan Integral.

B. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara turunan persial
dengan kekontinuan sutu fungsi di suatu titik tertentu melalui contoh – contoh penyanggah.
Serta mengetahui bagaimana cara penyelesaian soal fungsi dua peubah.

3
BAB II
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan di dalam penelelitian ini adalah dengan mengamati
berbagai fungsi dengan dua peubah z = f (x, y) yang mempunyai masalah kritis di suatu titik
tertentu (xo, yo). Selanjutnya dengan menggunakan beberapa defenisi dilakukan pengamatan
terhadap fungsi – fungsi tersebut :
 Apabila ternyata dari pengamatan fungsi x = f (x,y) kontinu maka dilanjutkan
pengamatan apakah fungsi ini mempunyai turunan parsial pertama di titik (xo, yo).
 Jika ternyata fungsi z = f (x, y) tidak kontinu di titik (x o, yo) dilanjutkan dengan
pengamatan apakah fungsi ini mempunyai turunan parsial pertama di titik (xo, yo).
 Selanjutnya masing – masing fungsi yang mempunyai turunan parsial di titik (xo, yo)
diamati pula apakah turunan parsial pertamanya kontinu di titik (xo, yo).
Dengan demikian hubungan antara turunan parsial dan kekontinuan fungsi dengan dua
peubah dapat diketahui yaitu :
1. Apakah ada fungsi dengan dua peubah z = f (x, y) yang kontinu di suatu titik (x o, yo)
tetapi tidak mempunyai turunan di titik tersebut.
2. Apakah ada fungsi yang tidak kontinu z = f (x, y) di suatu titik (x o, yo) tetapi
mempunyai turunann parsial pertama di titik (xo, yo) dan turunan parsialnya tersebut
tidak kontinu di titik (xo, yo).

Kelebihan dan kekurangan pada metode :


Metode yang sudah ada ini sangat bagus dalam memecahkan masalah karena dia tidak
perlu mencari atau menentukan semua permasalahan tetapi dia hanya mencari satu jawaban
lalu menurunkannya untuk permasalahan yang lainnya.

4
PEMBAHASAN

Dalam penelitian akan ditinjau pengamatan sebagai berikut :


1. Apakah ada fungsi dengan dua peubah z = f (x, y) yang kontinu di suatu titik (x o, yo)
tetapi tidak mempunyai turunan di titik tersebut.
Contoh -1
Misalkan f (x, y) = (x2 + y2)1/2 di tinjau pada titik M (0,0).
 Akan ditunjukkan bahwa :
f (x, y) = (x2 + y2)1/2 kontinu di titik M (0,0).
a. lim f (x, y) = lim (x2 + y2)1/2 = 0
(x, y) (0,0) (x, y) (0,0)
b. f(0,0) = (x2 + y2)1/2 = 0
c. 0 = lim (x2 + y2)1/2
(x, y) (0,0)
= f(0,0) = (x2 + y2)1/2 = 0
Jadi, f (x, y) = (x2 + y2)1/2 kontinu di titik M (0,0).
 Akan ditunjukkan bahwa :
f (x, y) = (x2 + y2)1/2 tidak mempunyai turunan parsial di titik M (0,0).
a. Turunan parsial terhadap –x
∂f (x, y) = lim f(x + h,y) – f (x,y)
∂x (x,y) h 0 h
∂f (x, y) = 1/2(x2 + y2)1/2 (2x)
∂x (0,0)
= x = tidak terdefenisi.
(x2 + y2)1/2 (0,0)

b. Turunan parsial terhadap –y


∂f (x, y) = lim f(x + h,y) – f (x,y)
∂x (0,0) h 0 h
∂f (x, y) = 1/2(x2 + y2)1/2 (2y)
∂x (0,0)
= y = tidak terdefenisi.
(x2 + y2)1/2 (0,0)

5
Dengan demikian fungsi f (x, y) = (x2 + y2)1/2 kontinu di titik M(0,0), akan tetapi
fungsi tersebut tidak mempunyai turunan parsial baik terhadap peubah x maupun y. sehingga
dapat dikatakan bahwa dapat ditemukan fungsi dua peubah yang kontinu di titik tertentu (x o,
yo) akan tetapi tidak mempunyai turunan parsial pertama di titik (xo, yo).

2. Apakah ada fungsi dengan dua peubah z = f (x,y) yang tidak kontinu di titik tertentu
(xo, yo) mempunyai turunan parsial pertama di titik itu, tetapi turunan parsialnya
tersebut tidak kontinu di titik (xo, yo).
Contoh -2
𝑥𝑦
𝑗𝑖𝑘𝑎 (𝑥, 𝑦) ≠ (0,0)
Misalkan f(x,y) = {(x2 + y2)
0 𝑗𝑖𝑘𝑎 (𝑥, 𝑦) = (0,0)
Ditinjau di titik M(0,0)
 Akan ditunjukjan bahwa
𝑥𝑦
(x2
𝑗𝑖𝑘𝑎 (𝑥, 𝑦) ≠ (0,0)
f(x,y) = { + y2) kontinu di titik M(0,0)
0 𝑗𝑖𝑘𝑎 (𝑥, 𝑦) = (0,0)
a. lim f (x, y) = lim xy
(x, y) (0,0) (x, y) (0,0) x2 + y2

Karena nilai limit penyebut dan pembilang sama dengan nol, maka untuk
menyelidiki nilai limitnya di reduksi perhitungannya pada garis y = mx dengan m bilangan
sembarang. Pada y = mx aturan fungsi dapat ditulis menjadi :
f (x, y) = xy = x(mx) = m
y = mx x2 + y2 y = mx x2 + (mx)2 1 + m2

untuk titik x ≠ 0 . Dengan demikian


lim f (x, y) = lim m = m
(x, y) (0,0) (x, y) (0,0) 1 + m2 1 + m2

Yang bergantung pada nilai m. Jadi lim f (x, y) = tidak ada


(x, y) (0,0)
b. f(0,0) = 0
Tidak ada = lim xy ≠ f(0,0) = 0
(x, y) (0,0) x2 + y2

𝑥𝑦
(x2
𝑗𝑖𝑘𝑎 (𝑥, 𝑦) ≠ (0,0)
Jadi f(x,y) = { + y2) tidak kontinu di M(0,0)
0 𝑗𝑖𝑘𝑎 (𝑥, 𝑦) = (0,0)
6
 Akan ditunjukkan bahwa :
𝑥𝑦
(x2
𝑗𝑖𝑘𝑎 (𝑥, 𝑦) ≠ (0,0)
f(x,y) = { + y2)
0 𝑗𝑖𝑘𝑎 (𝑥, 𝑦) = (0,0)
tidak mempunyai turunan parsial di titik M(0,0).

a. Turunan parsial terhadap –x


∂f (x, y) = lim f(x + h,y) – f (x,y)
∂x (x,y) h 0 h
∂f (x, y) = lim f(0 + h,y) – f (x,y)
∂x (0,0) h 0 h
= lim f(h,y) – f (x,y)
h 0 h
= lim h(0) - (0) =0
h 0 h2 + (0)2
h
b. Turunan parsial terhadap –y
∂f (x, y) = lim f(x + h,y) – f (x,y)
∂x (x,y) h 0 h
∂f (x, y) = lim f(x,0 + h) – f (x,y)
∂x (0,0) h 0 h
= lim f(x,h) – f (x,y)
h 0 h
= lim (0)h - (0) =0
h 0 (0)2 + h2
h

𝑥𝑦
(x2
𝑗𝑖𝑘𝑎 (𝑥, 𝑦) ≠ (0,0)
Jadi fungsi f(x,y) = { + y2)
0 𝑗𝑖𝑘𝑎 (𝑥, 𝑦) = (0,0)

Mempunyai turunan parsial terhadap x dan terhadap y pada titik M(0,0).

7
BAB III
IDE BARU

Menurut saya metode dan instrument yang digunakan dalam jurnal sesuai dengan tujuan
dari penelitian tersebut dimana dibuktikan dari tujuan jurnal ialah ingin mengetahui apakah
ada hubungan antara turunan parsial dan kekontinuan pada fungsi dua peubah.dalam metode
penelitian saya tidak memiliki ide baru karena pada metode yang sudah ada itu cukup jelas
untuk memecahkan permasalahan ini.
Menurut saya hasil penelitian dengan tujuan penelitian dalam jurnal sesuai dimana
didapatkan dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara turunan parsial
dengan kekontinuan pada fungsi dua peubah. Hal ini membuktikan kesesuaian antara hasil
dan tujuan penelitian.
Kelemahan penelitian menurut saya adalah pada cara penurunan rumus atau cara
menyelesaikan soal. Alangkah bagusnya jika soal tersebut tidak perlu disertai kata-kata yang
tidak perlu sehingga dengan cara menyelesaikan soal tersebut seharusnya tidak perlu serumit
tersebut. Misalnya pada soal 1 dapat diselesaikan dengan cara :

1. Apakah ada fungsi dengan dua peubah z = f(x,y) yang kontinu di suatu titik (xo,yo).
z = f (x, y) = (X2 + Y2 )1/2 ; di titik M (0, 0).
Fungsi z = f (x, y) ini kontinu di titik M (0, 0) karena memenuhi syarat kekontinuan
suatu fungsi, bahkan kontinu di setiap titik pada R2 . Untuk jelasnya dibuktikan
sebagai berikut:
lim f (x, y) = lim (x2 + Y2)1/2= 0
(x,y) → (X{xo,yo) (x,y) → (O,O)
f(x0, y0) = f(0,0) = (02 + 02 )1/2 = 0 dan lim f (X, y) = f (xo, YO) = 0
(x,y)→(x0,y0)
Dengan demikian dapat dilihat fungsi z = f (X, y) = (x2 + Y2 )1/2 adalah suatu fungsi
dengan dua peubah yang kontinu di titik M (0, 0), karena memenuhi syarat-syarat
kekontinuan suatu fungsi.

Pengamatan dilanjutkan dengan apakah fungsi z = f (x, y) = (x2 + y2 )1/2 mempunyai


turunan parsial pertama baik terhadap peubah x maupun terhadap peubah y . Permasalahan
ini dapat diselesaikan dengan cara yang hamper sama hanya setiap persamaan f(x,y) diganti
dengan variabel ∆x maupun ∆y.

8
ARGUMEN

Hasil penelitian ini selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Iryanto (2004), namun
dalam mmecahkan permasalahan tersebut terdapat perbedaan. Namun makna dalam
penyelesaian permasalahan ini hampirlah sama hanya perbedaan terjadi yaitu Iryanto dalam
melakukan analisis pembahasan pada soal no 1 , menggunakan pemisalan pada persamaan
f(x,y) yang diganti menjadi variabel ∆x dan variabel ∆y.

Hasil penelitian ini pula banyak yang selaras dalam menyelesaikan hubungan turunan
parsial dengan kekontinuan pada fungsi dua peubah seperti Martono (1985) dengan kajian
pada bukunya. Banyak terjadinya perbedaan dalam menyelesaikan permasalahan hubungan
turunan parsial dengan kekontinuan pada fungsi dua peubah namun tetap memiliki makna
atau kesimpulan yang sama.

9
BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Dapat ditemukan fungsi dengan dua peubah z = f(x,y) yang kontinu disuatu titik
(x0,y0) tetapi tidak mempunyai turunan parsial di titik (x0,y0).
2. Dapat ditemukan suatu fungsi dengan dua peubah z= f(x,y) yang tidak kontinu di titik
tertentu (x0,y0) dan mempunyai turunan parsial di titik (x0,y0), akan tetapi turunan
parsialnya tidak kontinu di titik (x0,y0).
3. Dapat ditemukan fungsi dengan dua peubah z=f(x,y) yang kontinu ke suatu titik
tertentu (x0,y0) dan mempunyai turunan parsial pertama di titik (x0,y0) akan tetapi
turunan parsialnya tidak kontini di titik (x0,y0).
4. Kekontinuan suatu fungsi dengan dua peubah disuatu titik tertentu tidak ada
hubungannya dengan ada-tidaknya turunan parsial fungsi tersebut di titik itu.
5. Kekontinuan suatu fungsi dengan dua peubah di suatu titik tertentu tidak ada
hubungannya dengan kontinu tidaknya turunan parsialnya di titik tersebut. ©2004
Digitized by USU digital library

10
DAFTAR PUSTAKA

Syaripuddin ., 2011 , Hubungan Antara Turunan Parsial Dan Kekontinuan Pada Fungsi Dua
Peubah , Jurnal Eksponensial , 2(1) : 26 - 31

11

Anda mungkin juga menyukai