Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh Mie Instan dan nasi terhadap tekanan darah

Meningkatnya produksi makanan jadi dan berkembangnya restoran cepat saji


menyebabkan terjadinya transformasi pola makan. Saat ini ketersediaan makanan semakin
meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan supermarket yang menjual makanan
olahan. Pembelian makanan jadi oleh masyarakat yang umumnya mengandung pengawet
seperti garam dan gula sudah tinggi sehingga konsumsi makanan yang tinggi natrium juga
tinggi (Hendriyani H et al 2016). Mie Instan umumnya diproduksi oleh industri pengolahan
pangan dengan teknologi dan memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan
memberikan cita rasa bagi produk tersebut (Savitri 2009). Bagi kalangan mahasiswa, produk
ini merupakan makanan cepat saji yang biasa dikonsumsi karena harganya yang terjangkau,
mudah didapatkan, praktis dalam pengolahannya dan sifatnya yang tahan lama.

Fungsi pemenuhan kebutuhan gizi mie instan hanya dapat diperoleh jika ada
penambahan sayuran dan sumber protein. Jenis sayuran yang dapat ditambahkan adalah
wortel, sawi, tomat, kol, dan tauge, sedangkan sumber proteinnya dapat berupa telur, daging,
ikan, tempe dan tahu (Damayanti 2006). Selain belum memenuhi kebutuhan gizi mie, terlalu
sering mengkonsumsi mie instan tentu juga dapat memicu timbulnya beberapa penyakit
seperti maag dan hipertensi (Astawan 2003). Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi
sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen
dan nutrisi, yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya. Seseorang dapat dikatakan sebagai hipertensi apabila tekanan darah secara
terus-menerus lebih dari 140/90 (Marrelli 2008). Definisi hipertensi lainnya adalah
berdasarkan Depkes (2014), yaitu peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang.

Satu takaran saji mie instan yang berjumlah 91 gr mampu menyumbangkan energi
sebesar 420 kkal, yaitu 20 persen dari total kebutuhan energi harian 2000 kkal. Energi yang
disumbangkan dari minyak berjumlah sekitar 144 kkal. Selain itu, dalam sebungkus mie
instan terdapat kandungan bahan tambahan pangan seperti MSG, sodium tripolyphosphat
sebagai bahan pengenyal dan bahan pengawet seperti natrium benzoate serta 3 bahan
pewarna yang member warna kuning pada mie instan. Asupan tinggi natrium merupakan
salah satu faktor tesiko terjasinya hipertensi. Bagi penderita maag, kandungan natruim yang
tinggi menetralkan lambung, sehingga lambung akan mensekresi asam yang lebih banyak
untuk mencerna makanan. Keadaan asam lambung tinggi akan berakibat pada pengikisan
dinding lambung yang menyebabkan rasa perih. Sedangkan bagi penderita hipertensi, natriun
akan makin meningkatkan tekanan darah karena ketidak seimbangan antara natrioun dan
kaliun (Na-K) di dalam darah dan jaringan (Astawan 2003).
Savitri R. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi
Makanan Jajanan yang Mengandung Pewarna Sintetis [Skripsi]. Lampung (ID):
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Hendriyani H, Sulistyowati E, Noviardhi A. 2016. Konsumsi makanan tinggi


natrium, kesukaan rasa asin, berat badan, dan tekanan darah pada anak sekolah.
Jurnal Gizi Klinik Indonesia.12(3) : 89-98.

Damayanti D. 2010. Makanan Anak Usia Sekolah. Jakarta (ID): Gramedia


Pustaka Utama.

Astawan M. 2003. Membuat Mie dan Bihun. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka
Utama.

Marrrelli TM. 2008. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan. Edisi ke-3. Jakarta
(ID) : EGC.

[Depkes] Departemen Kesehatan. 2008. Laporan Nasional Riset Kesehatan


Dasar Tahun 2008. Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai