Anda di halaman 1dari 2

Sintesis hidrotermal dan karakterisasi bahan semikonduktor Cu 2 ZnTiS 4

Pencarian sumber-sumber baru pembangkit energi bersih dan mandiri menjadi sangat
penting terutama terkait dengan penggunaan energi matahari. Penggunaan dan pemanfaatan energi
matahari melalui penggunaan panel surya pada dasarnya menggunakan efek fotolistrik sebagai
mekanisme pembangkitan listrik melalui bahan yang bersifat semikonduktor. Pembuatan sel surya
menggunakan unsur-unsur yang melimpah  di  bumi telah  dipelajari  untuk menjamin produksi sel
surya lapisan tipis secara berkelanjutan. Diantara material tersebut adalah Cu2Zn SnS4  atau kesterit
yang dikenal sebagai bahan yang paling menjanjikan karena sifat struktural, optik dan listriknya
yang baik. Jenis Kesterit berdasarkan sistem kuaterner tipe Cu2ZnSnS4 (disingkat CZTS) telah
memungkinkan tingkat konversi yang baik dan pengurangan biaya produksi yang signifikan.
Penelitian ini mengusulkan sintesis dan karakterisasi bahan (CZTiS) melalui rute sintesis
hidrotermal yang memungkinkan diperoleh kondisi eksperimental yang lebih baik untuk
memperoleh fasa murni dan akan tercermin dalam peningkatan konduktivitas dan kondisi reaksi
dengan memperhitungkan variabel waktu dan suhu.

CZTS (Cu2ZnTiS4) terdiri dari bahan semikonduktor dimana timah tradisional telah diganti
dengan titanium dalam proporsi stoikiometri yang sama CZTiS (Cu2ZnTiS4) menjadi bahan yang
sangat menjanjikan untuk pengembangan perangkat fotovoltaik baru karena mengurangi nilai celah
pita dari CZTS tradisional hingga 5% sekitar 1,5eV. Sintesis dan karakterisasi kuartener
semikonduktor Cu2ZnTiS4 (CZTS) menggunakan teknik hidrotermal. Metode hidrotermal
merupakan metode yang digunakan untuk mereaksikan dua atau lebih senyawa didalam autoklaf dengan
bantuan uap air bertekanan lebih dari 1 atm dan suhu diatas 100 C. Keuntungan utama dari sintesis
hidrotermal bila dibandingkan proses lain adalah kemampuannya untuk membentuk kristalinitas senyawa
yang baik, sehingga tidak diperlukan lagi proses perlakuan panas pada suhu yang lebih tinggi. Selain itu,
reaksi berlangsung cukup cepat dengan pengontrolan kristalinitas, ukuran kristal, kemurnian, dan proses
pembuatan yang mudah karena hanya memainkan suhu dan waktu sintesis. Sintesis bahan fotovoltaik
Cu2ZnTiS4 melalui rute hidrotermal dimulai dari prekursor material yang sesuai dalam jumlah
stoikiometri dalam bentuk Tembaga nitrat (Cu(NO3)2), Seng asetat (Zn(CH₃CO₂)₂, Titanium
butoksida (C16H36HA4Ti), dan Tiourea (CH4N2S). Prekursor diukur secara stoikiometri dalam
media berair untuk mendapatkan 1,0 g material. Campuran komponen dibuat dalam bejana teflon
dan dibawa ke autoklaf baja dimana kondisi temperatur diatur dalam setiap kasus (24, 48, 72 jam).
Sistem dipertahankan di bawah kondisi reaksi tertentu, secara bersamaan memvariasikan waktu dan
suhu sintesis dan memperoleh total sembilan sampel. Setelah proses sintesis, setiap padatan dicuci
berulang kali dengan etanol absolut untuk menghilangkan kontaminasi yang dihasilkan dalam
proses sintesis. Terakhir padatan dikeringkan dalam oven pada suhu 110 ° C selama 2 jam.
Hasilnya mengkonfirmasi bahwa faktor waktu (24, 48 dan 72 jam) dan suhu (250, 275, dan
300°C) yang digunakan dalam proses sintesis mengatur berbagai tingkat konduktivitas listrik dalam
bahan-bahan. Hasil analisis spektroskopi ultraviolet (UV), mengkonfirmasi produksi padatan
semikonduktor dengan nilai band-gap sekitar 1.4eV, koheren dengan daya serap yang kuat di
daerah ultraviolet. Analisis X-Ray Diffraction (XRD), mengkonfirmasi bahwa ada hubungan yang
berlawanan dan proporsional antara ukuran kristal, waktu reaksi dan suhu sintesis. Dalam semua
kasus, ukuran partikel adalah 50-100 nm. Hasil yang diperoleh dari Scanning Electron Microscopy
(SEM), mengkonfirmasi perolehan material yang homogen dengan sifat morfologi yang optimal
sesuai dengan metode sintesis. Demikian pula dengan nilai komposisi yang diperoleh dari analisis
Energy-Dispersion X-ray Spectroscopy (EDS), menunjukkan bahwa komposisi yang diperoleh
sudah sesuai dengan nilai yang diharapkan.

Kesimpulan 1
Metodologi sintesis hidrotermal yang digunakan dalam produksi bahan fotovoltaik CZTS
telah berhasil karena memungkinkan diperolehnya bahan dengan sifat yang relevan dalam hal
komposisi, struktur dan kinerja listrik sebagai hasil dari sampel yang diperoleh pada waktu dan
suhu sintesis yang lebih tinggi. Hasil spektroskopi infra merah dan ultraviolet mengkonfirmasi
pencapaian bahan semikonduktor dengan celah pita sekitar 1.5eV. Hasil struktural yang dievaluasi
dengan difraksi sinar-X mengkonfirmasi adanya fase kristal yang konsisten dengan bahan CZTS
dengan bukti adanya fase sekunder yang terkait dengan sulfida, yang dapat dikoreksi dengan
pengembangan tahapan termal selanjutnya sesuai dengan pekerjaan awal. Hasil X-ray Photoelectron
Spectroscopy (XPS) dan karakterisasi listrik dapat disimpulkan bahwa terdapat respon
semikonduktor bahan terutama yang diperoleh dalam kondisi reaksi yang paling ekstrim didasarkan
pada komposisi kimia yang diharapkan untuk padatan ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil
komposisi terbaik diperoleh dengan menggunakan suhu tertinggi dan waktu reaksi tertinggi karena
konsolidasi fasa jenis kesterit yang lebih baik.

Daftar Pustaka

Bustos HGP, Mesa MP, Cuaspud JAG, Triana YP, Lopez EP. 2017. Hydrothermal synthesis and
characterization of the semiconductor material CuZnTiS4. Journal of Physics: Conference Series.
935(1): 1-6.

Anda mungkin juga menyukai