Pandemi Covid-19 yang menjadi bencana kesehatan dan kemanusiaan pada abad ini
berimbas pada semua lini kehidupan manusia. Berawal dari persoalan kesehatan, pandemi tersebut
turut berimbas pada persoalan social, ekonomi, dan keuangan. Penyebaran COVID-19 yang mudah
dan cepat ditambah keterbatasan alat dan tenaga medis serta belum ditemukannya vaksin adalah
beberapa factor yang menyebabkan krisis kesehatan di Indonesia. Pada aspek social, dimana
langkah untul flatterning the curve berkonsekuensi pada berhentinya aktivitas ekonomi yang
menyerap tenaga kerja di berbagai sector. Kinerja ekonomi yang menurun dikarenakan konsumsi
terganggu, investasi terhambat, dan ekspor-impor terkontraksi menyebabkan pertumbuhan ekonomi
terhambat. Sektor keuangan terdampak karena penurunan kinerja sector riil, NPL, dan profitabilitas
solvabilitas perusahaan mengalami tekanan serta munculnya volatilitas keuangan seiring turunnya
investor confidence dan terjadi flight to quality. Terhambatnya pertumbuhan ekonomi selain factor
kinerja ekonomi yang menurun, terdapat beberapa factor lain diantaranya penurunan public
investment (fiscal constraints dan naiknya utang publik), penurunan human capital (produktivitas
dan inovasi), penurunan private investment (global uncertainity dan naiknya utang private) serta
penurunan productivity (terganggunya sector riil, penutupan usaha, terganggunya hubungan kerja
antara pengusaha-pekerja) sehingga perlu reformasi structural di beberapa bidang kesehatan,
pendidikan, sector riil/produksi dan Soverign Wealth Fund (SWF).