remaja khususnya. Dampak negatif yang paling sering terjadi adalah cyberbullying.
Pada zaman teknologi seperti sekarang ini komputer dapat menghasilkan internet yang
multifungsi. Segala perilaku kebaikan maupun kejahatan dapat dilakukan di media
sosial. Sebelum berkembangnya internet, pelaku cyberbullying melakukan kejahatannya
di dunia nyata. Pelaku dapat menyakiti dan membuat individu menjadi tidak nyaman
dalam hidupnya. Kejahatan itu dinamakan bullying. Sekarang, bullying tersebut dapat
dilakukan melalui media apapun secara tidak langsung seperti media sosial yang disebut
cyberbullying. Menurut peneliti Cyber-Bullying Hinduja dan Patchin, kehajatan tersebut
digambarkan sebagai tindakan yang sengaja dengan mengirimkan teks elektronik (e-
mail), ataupun rekaman gambar yang biasanya di upload ke situs pertemanan (youtube)
yang bernada mengejek, melecehkan, mengancam, mengganggu, ataupun menghina.
Tidak hanya di Indonesia, pada tahun 2002 dilakukan survey di Inggris yang dimana
satu dari empat anak muda yang berusia 11-19 tahun diancam melalui computer
maupun hanphone mereka, termasuk ancaman kematian, NCH-National Children’s
Home (UK). Di Jepang, survei yang dilakukan oleh Dewan Pendidikan di wilayah
Hyogo, menunjukkan hasil survei bahwa 10% siswa sekolah menengah di Jepang
mengaku pernah menerima ancaman melalui email, situs atau blog. Seorang siswa 18
tahun di Kobe, Jepang, melakukan bunuh diri setelah teman sekelasnya memajang foto
tidak senonohnya di situs dan mengirim email pemerasan.
Berdasarkan kejadian tersebut menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Oleh karena itu
makalah ini akan membahas beberapa kejadian yang berkaitan dengan cyberbullying.
Report this ad
BAB II
Landasan Teori
1. Pengertian Cyberbullying
Menurut Chadwick, 2014. Cyberbullying adalah bentuk baru dari perilaku bullying
dengan karakteristik dan akibat yang sama. Pelaku cyberbullying sebagian besar juga
melakukan perilaku bullying, dan korban cyberbullying juga biasanya di bully di
sekolah. Perilaku bullying dapat berakhir saat jam sekolah selesai, namun perilaku
cyberbullying masih terus dapat berlanjut dimana saja.
Menurut Huang & Chou,2010. Cyberbullying adalah bentuk baru dari bullying yang
terjadi di dunia maya.
lainnya.
Cyberbullying juga diartikan sebagai bentuk intimidasi yang pelaku lakukan untuk
melecehkan korbannya melalui perangkat teknologi. Pelaku ingin melihat seseorang
terluka, ada banyak cara yang mereka untuk menyerang korban dengan pesan
kejam dan gambar yang mengganggu dan disebarkan untuk mempermalukan
korban bagi orang lain yang melihatnya.
1. Macam-macam Cyberbullying
Report this ad
BAB III
Contoh Kasus
1. Megan Meier
Report this ad
health.detik.com Megan Meier (13) bunuh diri pada tahun 2006 lalu. Megan
meninggal akibat bunuh diri dengan cara menggantung dirinya sendiri di kamar
tidurnya. Penyelidikan polisi menemukan ada tindakan cyberbullying yang dilakukan
oleh teman dan ibu temannya tersebut.
Jarang bergaul, Megan lebih sering mengobrol secara online melalui situs myspace dan
AOL messenger. Sarah Drew, seorang teman sekaligus tetangganya membuat akun
palsu dan mulai mengobrol dengan Megan. Akun tersebut bernama Josh Evan dan
sangat ramah pada Megan. Karena percaya, dari obrolan tersebut diketahui bahwa
Megan pernah dirawat di psikiater pada umur 10 tahun akibat depresi tentang berat
badannya yang sering diejek teman-temannya.
Sarah yang ternyata mendapat bantuan dari ibunya akhirnya mulai menjelek-jelekkan
Megan dan mengolok-oloknya sebagai anak gila. Pesan terakhir yang dikirim melalui
AOL kepada Megan berbunyi, “Semua orang membencimu. Hiduplah dalam
kesengsaraan. Dunia ini akan menjadi lebih baik tanpamu”. Megan Meier ditemukan
meninggal 20 menit setelah ia membaca pesan tersebut
2. Amanda Todd
health.detik.com Amanda Todd, remaja asal Kanada yang bunuh diri pada 10 Oktober
2010. Ia melakukan tindakan nekat di usianya yang baru 15 tahun karena tidak tahan
menjadi olok-olok di internet.
Semua bermula dari pengalaman chatting dengan webcam bersama teman-temannya
saat masih duduk di kelas 7. Semula semua orang memuji kecantikannya, dan lama-
lama memintanya berpose vulgar di depan kamera. Merasa tersanjung, ia pun iseng
melakukannya. Tidak terjadi apapun saat itu. Hingga setahun kemudian, hidupnya
berubah. Foto-foto saat ia berpose vulgar beredar di internet, dan seseorang berusaha
memerasnya. Orang itu tahu betul informasi detail tentang Amanda, bahkan
menggunakan foto payudaranya sebagai profile picture di jejaring sosial.
Amanda menjadi bahan olok-olok di internet, dilecehkan di sekolah maupun kehidupan
sehari-hari, hingga akhirnya tak tahan lalu bunuh diri. Sebelum mengakhiri hidupnya, ia
menceritakan kisahnya lewat flash-card yang ia rekam lalu disebarkannya di Youtube.
3. Jamey Rodemeyer
health.detik.com Jamey Rodemeyer adalah seorang aktivis anti homophobia dan
seorang gay. Ia adalah sosok yang cukup dikenal karena sering memperjuangkan
kesadaran anti homophobia melalui YouTube dan Form springnya.
Meski secara terbuka mengakui dirinya gay dan kerap membuat video untuk
menggalang gerakan anti homophobia, upayanya tersebut sering mendapat respon tidak
baik dari para bully. Mereka kerap memposting “kata-kata gay tidak diterima di bumi,
mati sajalah, atau dunia tidak membutuhkan makhluk sepertimu.”
Tidak kuat menahan bullying, Jamey menggantung diri di kamarnya pada 18 September
2011. Jamey yang kala itu meninggal di usia 14 tahun meninggalkan pesan terakhirnya
kepada Lady Gaga, musisi idolanya, di Twitter yang berbunyi, “bye bye mother
monster, thank you for all you have done, paws up forever.”
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari fenomena yang telah diterangkan di atas tersebut, cyberbullying adalah
semacam bentuk aksi bully melalui internet atau pada dunia maya. Siapa saja bagi
pengguna internet khususnya dunia maya rata-rata pernah mengalami cyberbullying,
entah mereka yang masih anak-anak atau yang sudah dewasa. Mereka membully dan
mengintimidasikan orang lain dengan cara melecehkan, mengejek atau menghina orang
lain secara berulang kali bahkan dengan sengaja mereka melakukan aksi tersebut
menggunakan ponsel atau alat elektronik yang mensupport internet. Ada juga mereka
melakukannya dengan cara mengancam orang lain dengan mengirimkan sebuah pesan
untuk menakuti orang lain yang akan dibullynya itu. Aksi ini telah terjadi di berbagai
negara, karena semakin hari semakin banyak orang yang menggunakan internet pada
dunia mayanya.
Seperti yang kita lihat dari contoh di atas, seseorang yang jarang bergaul dan hanya
sering menggunakan situs online sebagai alat komunikasinya dengan orang lain.
Dulunya ia pernah memiliki masalah psikis karena depresi dengan berat badannya dan
akhirnya ia menceritakan hal itu kepada orang lain yang tidak dikenalnya dengan mudah
orang itu menjelek-jelekan dirinya hingga akhirnya ia meninggal bunuh diri karena
obrolannya dengan orang yang tidak bertanggung jawab di dunia maya.
Sama juga dengan kasus lainnya, banyak pengguna internet atau dunia maya yang
meninggal bunuh diri hanya dikarenakan dirinya diolok-olok oleh teman atau orang
yang mereka tidak kenal sama sekali.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas dapat kita simpulkan memang sudah banyak tindak
kejahatan yang dilakukan oleh para pelaku cyberbullying yang membuat korbannya
menjadi depresi bahkan meninggal dunia. Belum ada hukum yang jelas dalam
menghadapi kasus bullying yang sudah banyak memakan korban tersebut. Pelaku
bullying pun tidak akan mau untuk mempertanggungjawabkan perbuatan bully yang
sudah dia lakukan secara sadar ataupun tidak sadar.
Kasus cyberbullying terjadi karena zaman sekarang banyak anak-anak maupun remaja
yang menggunakan internet. Mereka masih belum bisa atau tidak dapat menyaring
kalimat yang dikeluarkannya pada media sosial. Mereka juga sering memandang
sebelah mata berita yang ada. Belum mencari kebenaran, mereka sudah menilai.
Sehingga secara tidak langsung, disengaja ataupun tidak disengaja, mereka sudah masuk
kedalam pelaku cyberbullying.
Maka dari itu, masih sangat diperlukan pengawasan orang tua terhadap anaknya yang
sudah menggunakan internet namun belum bisa menyaring kalimat yang akan ditulisnya
di media sosial. Sekaligus untuk mengurangi perilaku cyberbullying terhadap individu,
sebaiknya kita menggunakan kalimat yang baik. Memberi masukan atau mengkritik
individu, bukan membully.
Perundungan atau bullying memang bukan kasus yang baru-baru ini saja terjadi.
Sebelum ada internet, perundungan sudah sering terjadi di lingkungan sosial, entah
sekolah, rumah, atau tempat bermain. Sekarang semenjak internet banyak digunakan,
bullying jadi merambah juga ke media sosial. Malah bisa dibilang lebih liar. Soalnya di
medsos, orang bisa dengan mudah menyembunyikan identitasnya dan merundung orang
lain sesuka hati.
Coba deh kamu buka kolom komentar seleb-seleb terkenal, terlebih yang hidupnya
penuh dengan sensasi. Pasti ada aja orang yang berkomentar kasar, mulai dari ngatain
fisik, meremehkan talenta, sampai yang paling parah bawa-bawa nama anak dan
orangtuanya, serta sumpah serapah. Di Indonesia contohnya banyak banget; Ayu Ting
Ting, Audy, Mulan Jameela, dan yang terbaru atlet bulutangkis, Jonathan Christie yang
meraih emas di Asian Games 2018 ini karena kepercayaan yang dipeluknya