Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK “ MENGGAMBAR DAN

MEWARNAI GAMBAR ”

DI BANGSAL ANAK RUANG ARAFAH RS PKU AISIYAH SINGKIL


BOYOLALI

Oleh :

Nadifa Salsabila (J210170043)

Tiyas Priyanti (J210170043)

Shinta Suryaningrum (J210170045)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019
PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK “ MENGGAMBAR DAN
MEWARNAI GAMBAR ”

A. Latar Belakang
Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih sayang,
makanan, perawatan, dan lain-lainnya, karena dapat memberi kesenangan dan
pengalaman hidup yang nyata. Bermain juga merupakan unsur penting untuk
perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, sosial, kreativitas serta
intelektual. Oleh karena itu bermain merupakan stimulasi untuk tumbuh
kembang anak (Hidayat, 2008).
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk
membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan
dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain
pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang merupakan bagian
penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa kanak-kanak.
Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain
(Elizabeth B Hurlock, 2000). Dalam bermain di rumah sakit mempunyai
fungsi penting yaitu menghilangkan kecemasan, dimana lingkungan rumah
sakit membangkitkan ketakutan yang tidak dapat dihindarkan (Sacharin,
2003).
Hospitalisasi biasanya memberikan pengalaman yang menakutkan bagi
anak. Semakin muda usia anak, semakin kurang kemampuannya beradaptasi,
sehingga timbul hal yang menakutkan. Semakin muda usia anak dan semakin
lama anak mengalami hospitalisasi maka dampak psikologis yang terjadi
salah satunya adalah peningkatan kecemasan yanng berhubungan erat dengan
perpisahan dengan saudara atau teman-temannya dan akibat pemindahan dari
lingkungan yang sudah akrab dan sesuai dengannya (Whaley and Wong,
2001).
Anak-anak dapat merasakan tekanan (stress) pada saat sebelum
hospitalisasi, selama hospitalisasi, bahkan setelah hospitalisasi, karena tidak
dapat melakukan kebiasaannya bermain bersama teman-temannnya,
lingkungan dan orang-orang yang asing baginya serta perawatan dengan
berbagai prosedur yang harus dijalaninya terutama bagi anak yang baru
pertama kali di rawat menjadi sumber utama stress dan kecemasan /
ketakutan. Hospitalisasi merupakan masalah yang dapat menyebabkan
terjadinya kecemasan bagi anak. Dengan demikian berarti menambah
permasalahan baru yang bila tidak ditanggulangi akan menghambat
pelaksanaan terapi di rumah sakit. Aktivitas bermain merupakan salah satu
stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal (Carson, dkk, 2002).
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini
tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat
dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat
tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan
tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu,
dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress
yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi
melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuanbermain di rumah sakit
pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fasepertumbuhan dan
perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat
beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental,
emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan
kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di
rumah sakit (Wong, 2009).
Menurut penelitian yang di lakukan oleh Suryanti dan kawan kawan di
RSUD Dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga tahun 2011 di peroleh
Hasil uji statistik diperoleh nilai p =0,0001 < α = 0,05, sehingga Ha diterima
(Ho ditolak) yang berarti ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan
sesudah dilakukan terapi bermain (mewarnai dan origami). Terapi bermain
(mewarnai dan origami) dapat menurunkan tingkat kecemasan anak usia
prasekolah, dari tingkat kecemasan sedang menjadi tingkat kecemasan ringan
(Suryanti,dkk, 2011).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 40 menit, diharapkan
kreativitas anak-anak berkembang baik anak merasa tenang dan senang
selama berada di instalasi keperawatan anak ruang Arafah RS PKU
Aisiyah Singkil dapat bersosialisasi dengan teman sebaya sesuai tumbuh
kembang anak dan dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan atau
ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisasi
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain diharapkan :
a. Bisa merasa tenang dan senang selama berada di instalasi
keperawatan anak
b. Anak dapat bersosialisasi dengan teman sebaya
c. Anak tidak cemas dan takut akibat hospitalisasi
d. Anak menjadi lebih percaya dan tidak takut dengan perawat

C. Jenis Terapi Bermain


1. Deskripsi Bermain
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan
salah satu alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena
hospitalisasi menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena
situasi tersebut sering disertai stress berlebihan, maka anak-anak perlu
bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami
sebagai alat koping dalam menghadapi stress. Bermain sangat penting
bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan
perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak
sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak
bermain dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon
atau pensil warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya
secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat
pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk
mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan
terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar
2. Tujuan Permainan
a. Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang mormal pada saat sakit.
Pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya
b. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta ide-idenya.
Permainan adalah media yang sangat efektif untuk mengekspresikan
berbagai perasaan yang tidak menyenangkan.
c. Mengembangkan kreativitas dan permainan akan menstimulasi daya
pikir, imajinasi dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti
yang ada dalam pikirannya.
d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di
rawat di rs
e. Mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh
anak-anak akibat hospitalisasi
3. Jenis Permainan
Menggambar dan mewarnai menurut klasifikasi bermain merupakan
permainan keterampilan (skill play). Permainan ini akan menimbulkan
keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan halus. Misalnya, anak
akan terampil akan memegang benda-benda kecil, memindahkan benda
dari satu tempat ke tempat lain dan anak akan terampil dalam
menyocokan gambar sesuai dengan imajinasinya. Jadi keterampilan
tersebut diperoleh melalui pengulangan kegiatan permainan yang
dilakukan. Pada permainan ini anak diajarkan mewarnai gambar.
D. SASARAN
Anak-anak yang berada di instalasi keperawatan anak RS PKU Aisiyah
Singkil usia sekolah. Peserta yang mengikuti terapi bermain ini adalah anak
usia pra sekolah (3-5 tahun) yang sedang menjalani perawatan di bangsal
anak dengan kesadaran compos mentis, dan keadaan umum baik.

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu dan Tempat :
Hari/Tanggal : Jum’at ,22 November 2019
Tempat : Ruang anak Arafah RS PKU Aisiyah Singkil
Boyolali
Sasaran : Anak usia pra sekolah dan sekolah di Ruang anak
Arafah RS PKU Aisiyah Singkil Boyolali
Tema : Mnggambar dan mewarnai gambar
Jumlah anak : 5 orang

2. Tim Pelaksana
a. Pembimbing Pendidikan :
b. Pembimbing Lapangan :
c. Leader : Nadifa Salsabilla
Tugas :
− Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi bermain
sebelum kegiatan dimulai.
− Menjelaskan Kegiatan ,mampu memotivasi anggota untuk aktif
dalam proses kegiatan bermain. Mampu memimpin Terapi bermain
dengan baik dan tertib, serta menetralisir bila ada masalah yang
timbul dalam kelompok.
b. Co. Leader : Tiyas Priyanti
Tugas :
− Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
anak dan mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.
c. Fasilitator : Nadia Agnes, Nadia Kamseno, Rini Setyowati
Tugas :
− Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung, memotivasi
anak yang kurang aktif, membantu leader memfasilitasi peserta
untuk berperan aktif dan memfasilitasi peserta.
d. Observer : Shinta suryaningrum
Tugas :
− Mengobservasi jalannya proses kegiatan, mencatat perilaku verbal
dan non verbal anak selama kegiatan berlangsung

3. Media (Alat dan Bahan)


Alat bermain
− Kertas bergambar − Pensil
− Pensil warna/crayon − Penghapus
− Karpet
F. PROSES PELAKSANAAN
NO WAKTU KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi
bermain 3. Memperhatikan
4. Kontrak waktu anak dan orang tua 4. Memperhatikan
2. 30 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan 1. Memperhatikan
terapi bermain mewarnai kepada anak
2. Memberikan kesempatan kepada 2. Bertanya
anak untuk bertanya jika belum jelas
3. Antusias saat
3. Membagikan kertas bergambar dan
menerima peralatan
crayon
4. Memulai untuk
4. Fasilitator mendampingi anak dan
mewarnai gambar
memberikan motivasi kepada anak
5. Menjawab
5. Menanyakan kepada anak apakah
pertanyaan
telah selesai mewarnai gambar
6. Mendengarkan
6. Memberitahu anak bahwa waktu
yang diberikan telah selesai
7. Memperhatikan
7. Memberikan pujian terhadap anak
yang mampu mewarnai gambar
sampai selesai
Evaluasi :

1. Memotivasi anak untuk menyebutkan
 Menceritakan dan
apa yang diwarnai
Gembira
2. Mengumumkan nama anak yang

dapat mewarnai dengan contoh
3. Membagikan reward kepada seluruh
peserta
3. 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian 1. Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada 2. Gembira
anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup 3. Menjawab salam
G. EVALUASI
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 3 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang Arafah bangsal
anak
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sesuai dengan
tugas masing-masing
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan menggambar dan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk menggambar dan
mewarnai gambar
3. Evaluasi Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan akibat dampak hospitalisasi anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

Setting Tempat

= Fasilitator = Pembimbing
= Co Leader dan Leader = Pasien
= Orang tua
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1998. Perkembangan Anak jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Suryanti,Sodikun, Mustiah. 2011 Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Dan rigami
Terhadap Tingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra
Sekolah Di Rsud Dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga.
Wong, Donna L. 2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai