Anda di halaman 1dari 7

Proses keperawatan dan perawatan mulut

Pengkajian

1. Pengkajian fisik
Perawat memeriksa semua daerah mulut dengan hati-hati tentang warna, hidrasi, tekstur, dan
lukanya. Klien yang tidak mengikuti praktik hygiene mulut yang teratur akan mengalami
penurunan jaringan gusi, gusi yang meradang, gigi yang hitam (khususnya sepanjang margin
gusi), karies gigi, kehilangan gigi, dan halitosis. Rasa sakit yang dilokalisasi adalah gejalah umum
dari penyakit gusi atau gangguan gigi tertentu. Infeksi pada mulut melibatkan organisme seperti
Treponema pallidum, Neisera gonorrhea, dan Hominus virus herpes. Jika klien hendak
memperoleh radiasi atau kemoterapi, sangat penting mengumpulkan data dasar mengenai
keadaan mulut klien. Hal ini berfungsi sebagai dasar untuk perawatan preventif bagi klien saat
mereka melewati pengobatan (Greivzu, Radjeski, Winnick, 1990)

2. Perubahan perkembangan

Sepanjang masa hidup seseorang, perubahan fisiologi mempengaruhi kondisi dan penampilan
struktur dalam rongga mulut. Anak dapat terjadi karies gigi pada gigi susu karena pola makan atau
kurngnya perawatan gigi. Gigi remaja adalah permanen dan memerlukan perhatian teratur untuk diet
dan perawatan gigi dan mencegah masalah pada tahun-tahun berikutnya. Pada saat orang bertambah
tua, praktik hygiene mulut berubah untuk mempengaruhi gigidan mukosa lebih lanjut. Usia yang
berhubungan dengan perubahan di dalam mulut, dikombinasi dengan penyakit kronis, ketidakmampuan
fisik dan medikasi yang diresepkan memiliki efek samping pada mulut, menyebabkan perawatan mulut
yang buruk.

3. Faktor-faktor risiko untuk hygiene mulut

Klien tertentu berisiko utuk masalah mulut karena kurang pengetahuan tentang hygiene oral,
ketidakmampuan melekukan perawatan mulut, atau perubahan integritas gigi dan mukosa akibat
penyakit atau pengobatan.

4. Masalah umum mulut

Dua tipe masalah besar adalah karies gigi (lubang) dan penyakit periodontal (pyorrhea). Karies gigi
merupakan asalah mulut paling umum dari orang muda. Perkembangan lubang merupakan proses
patologi yang melibatkan kerusakan email gigi pada akhirnya melalui kekurangan kalsium. Untuk berusia
lebih dari 35 tahun, masalah, masalah paling umum adalah periodontal. Penyakit periodontal adalah
penyakit jaringan sekitar gigi seperti peradangan membran periodontal atau ligament periodontal
(mosbly, 1994). Halitosis ( bau nafas) merupakan masalah umum rongga mulut. Hal ini akibat hygiene
mulut yang buruk, pemasukan makanan tertentu atau proses infeksi atau penyakit. Hygiene mulut yang
tepat dapat mengeliminasi bau kecuali penyebabnya adalah kondisi sistemik seperti penyakit liver atau
diabetes. Perawat sering menghadapi keilosi pada klien. Gangguan termasuk bibir yang retak, terutama
pada sudut mulut. Defisiensi riboflavin, nafas mulut, dan salivasi yang berlebuhan dapat menyebabkan
keilosi.
5. Masalah mulut lain
Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi
seperti tembakau, defisiensi vitamin infeksi oleh bakteri, virus atau jamur atau
penggunaan obat kemoterapi. Glositis adalah peradangan lidah hasil Karena infeksi atau
cedera. Gingivitis adalah peradangan gusi, biasanya karena hygiene mulut yang buruk
atau terjadi tanda leukemia, defisiensi vitamin, atau dibetes militus.

Diagnosa keperawatan
Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukkan perubahan actual atau potensial dalam
integritas struktur mulut. Diagnosa keperawatan yang berhubungan dapat merefleksikan
masalah atau komplikasi akibat perubahan rongga mulut. Penemuan perawat juga
menunjukkan kebutuhan klien untuk bantuan perawatan mulut karena defisit perawatan diri.
Identifikasi diagnosa yang akurat memerlukan seleksi faktor yang berhubungan yang
menyebabkan masalah klien. Perubahan mukosa mulut akibat pemaparan radiasi akan
memerlukan intervensi berbeda dari pada kerusakan mukosa akibat penempatan selang
endotrakea.

Perencanaan

Menyusun rencana keperwatan untuk klien yang membutuhkan hygiene mulut termasuk
mempertimbangkan pilihan, status emosional, sumber daya ekonomi, dan kemampuan fisik
klien. Perawat harus membina hubungan yang baik dengan klien untuk membantu hygiene
mulut. Beberapa klien sangat sensitive tentang kondisi mulut mereka dan enggan
membiarkan orang lain merawat. Dalam banyak kasus, klien juga tidaksadar mereka berisiko
penyakit gigi dan periodontal dan karenanya memerlukan pendidikan ekstensif. Klien yang
mengalami perubahan mukosa mulut akan memerlukan perawatan jangka panjang. Hasil
tidak dapat terlihat untuk beberapa hari atau minggu. Keluarga dapat memainkan peranan
penting dalam pembelajaran bagaimana unutuk memeriksa rongga mulut klien terhadap
perubahan dan memberikan hygiene. Tujuan klien yang membutuhkan hygiene mulut
meliputi:

1. Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik


2. Klien mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar
3. Klien akan mencapai rasa nyaman
4. Klien akan memahami praktik hygiene mulut

Implementasi
1) Hygiene mulut
Hygine mulut yang baik meliputi keberihan, kenyamanan, dan kelembaban struktur
mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Klien di
rumah sakit atau fasilitas perawatan jangka panjang seringkali tidak menerima
perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perawatan mulut harus diberikan teratur
dan setiap hari. Frekuensi tindakan hygiene bergantung pada kondisi rongga mulut
pasien.
2) Diet
Untuk mencegah kerusakan gigi, klien harus mengubah kebiasaan makanan,
mengurangi asupan karbohidrat, terutama kudapan manis diantara waktu makan.
makanan manis atau yang mengandung tepung akan menempel pada permukan
gigi.memakan buah yang mengandung asam juga mengurangi plak.kualitas
keasaman makanan mengeliminasi bakteri yang mengandung pada gigi.
3.gosok gigi
Gosok gigi dengan teliti sedikitnya 4 kali sehari adalah dasar program hygiene mulut
yang efektif.sikat gigi harus memiliki pegangan yang lurus dan bulunya cukup kecil
untuk menjangkau semua bagian mulut .sikat gigi harus diganti 3 bulan.
4.hygine mulut khusus
Beberapa klien memerlukan metode hygiene mulut yang khusus Karena tingkat
ketergantungan. Mereka pada perawat atau adanya masalah mukosa mulut. Klien
yang tidak sadar. Klien ini lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada
mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu untuk makan dan minum. klien
berisiko stomatis. Kemoterapi, radiasi, dan intubasi selang nasogatrik menyebabkan
garam setengah sampai satu sendok teh atau baking soda sampai satu pt air. Klien
diabetes. Kunjungan ke dokter gigi diperlukan setiap 3 atau 4 bulan. Klien infeksi
mulut. Perawat memberikan tahukan doker bila tanda infeksi seperti ulserasi yang
tertuupi merah, kering, lidah yang bengkak, halitosis, lidah yang berselaput terajadi.

5. Penggunaan fluoride
Orang yang tidak memiliki air fluoride dapat memperoleh fluoride dalam bentuk obat
kumur, pasta gigi atau suplemen. Kebanyakan pasta gigi di took sekarang terdiri dari
fluorida. Fluorida berlebihan dapat menyebabkan perubahan warna pada email gigi.
6. Flossing
Flossing adalah penting untuk mengangkat plak dan tartar dengan efektif diantara gigi.
Untuk mencegah perdarahan klien yang menerima kemoterapi atau radiasi harus
menggunakan serat halus yang tidak berlilin dan menghindari flossing yang kuat dekat
garis gusi.
7. Perawatan gigi palsu
Perawat harus membantu perawatan gigi palsu jika klien cacat, tidak punya kemampuan
atau bingung. Gigi palsu harus dilepas sebelum pergi tidur untuk memberi istirahat pada
gusi dan mencegah bakteri tumbuh dan mukosa meradang.

Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari hygiene mulut tidak terlihat dalam beberapa hari.
Pembersihan yang berulang-ulang seringkali diperlukan untuk mengangkat enkrustasi
tebal pada lidah dan memperbaiki hidrasi mukosa yang normal. Perawat mengevaluasi
keberhasilan intervensi selama evaluasi. Hal ini memerlukan beberapa minggu dari
hygiene yang teliti untuk mengurangi kejadian karies gigi.

Proses keperawatan dan perawatan rambut


Pengkajian
1. Pengkajian fisik
Sebelum melakukan perawatan rambut, perawat mengkaji kondisi rambut dan kulit kepala.
Rambut normal adalah bersih, becahaya dan tidak kusut. Rambut klien berkulit gelap biasanya
lebih tebal, lebih kering dan lebih keriting dari pada rambut klien berkulit terang. Kehilangan
rambut (alopesia) dapat disebabkan praktek perawatan yang tidak tepat atau penggunaan
medikasi kemoterapi.
2. Perubahan perkembangan
Sepanjang hidup, perubahan dalam perkembangan, distribusi, dan kondisi rambut dapat
memengaruhi hygiene yang dibutuhkan seseorang.
3. Kemampuan perawatan diri
Perawat mengkaji kemampuan fisik klien untuk merawat rambut. Kondisi yang menyakitkan
tangan, tegangan tangan yang lemah, kelemahan dan hambatan fisik ( Gips dan balutan)
merupakan beberapa kondisi yang dapat merusak kemampuan klien dalam melakukan
perawatan rambut.
4. Praktik perawatan rambut
Cara untuk mengkaji perawatan rambut seseorang adalah dengan mengobservasi penampilan
rambut. Dengan mengkaji perawatan rambut pilihan klien, perawat dapat mengatur pola
rambut klien yang sama dengan bantuan klien untuk memberi tahu pola rambut klien. Perawat
juga mengkaji tipe produk peawatan. Perawatan rambut klien gunakan dan kapan perawatan
rambut dilakukan.

Diagnose keperawatan
Contoh diagnosa keperawatan NANDA untuk perawatan rambut dan kulit kepala
1. Defisit perawatan diri: berpakaian berias yang berhubungan dengan perubahan tingkat
kesadaran dan imobilisasi fisik atau kelemahan.
2. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan laserasi kulit kepala dan gigitan
serangga.
3. Nyeri yang berhubungan dengan lesi kulit kepala dan akumulasi secret di rambut.
4. Gangguan citra diri yang berhubungan dengan laserasi kulit kepala dan gigitan serangga.

Perencanaan
Praktik perawatan rambut yang baik harus dilakukan rutin untuk memenuhi kebutuhan
hygiene klien. Perwat harus ingat bahwa klien tetap sadar akan penampilan dengan
demikian rencana yang efektif memperbolehkan klien untuk memulai dan berpatisipasi
dalam tindakan apabila memungkinkan. Tujuan klien yang membutuhkan perawatan rambut
dan kulit kepala meliputi:
1. Klien akan memiliki kulit kepala dan rambut yang sehat
2. Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
3. Klien akan berpatisipasi dalam praktik keperawatan

implementasi
1. Penyikatan dan penyisiran
Penyikatan membatu mempertahankan kebersihan rambut dan mendistribusi minyak secara
merata sepanjang helai rambut penyisiran hanya membentuk rambut dan mencegah
pengusutan. Klien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk pemelihara
perawatan rambutnya sehari-hari. Namun untuk klien yang memiliki keterbatasan mobilisasi,
koordinasi yang kurang baik, dan yang bingung memerlukan bantuan perawat. Penyikatan
dan penyisiran yang sering menjaga rambut panjang terihat rapi.

2. Bershampo
Frekuensi bershampo tergantung rutinitas pribadi sehari-hari dan kondisi rambut. Perawat
harus mengingatkan klien yang hospitalisasi yang tinggal di tempat tidur, perspirasi berlebih,
atau pengobatan yang meninggalkan dara atau larutan pada rambut memerlukan kegiatan
bershampo lebih sering.
3. Pencukuran
Pencukuran rambut yang berada di bagian wajah dapat dilakukan setelah mandi atau
bershampo. Klien yang mudah berdarah seperti yang menerima medikasi antikoagulan, dosis
tinggi aspirin, atau anti peradangan nonsteorida, dan gangguan pendarahan di instruksikan
untuk mengguanakan pisau cukur listrik yang sebelumnya diperiksa oleh perawat. Ketika
pisau cukur digunakan kulit harus diperhalus untuk mencegh tarikan goresan atau
pemotongn.
4. Perawatan kumis dan jenggot
Klien pria yang berkumis dan berjenggot memerlukan perawtan sehari-hari. Jika klien tidak
mampu merawat diri sendiri maka perawat harus memotong, menyisir atau mrncuci ketika
fiperlukan oleh klien.

Evaluasi
Evaluasi tindakan asuhan keperawatan untuk perawatan rambut klien berdasarkan hasil yang
diharapkan dan tujuan perawat. Perawat menggunakan ukuran evaluatief seperti meminta
klien mendemostrasikan praktik perawatan rambut atau merawat kembali kondisi rambut
untuk menentukan keberhasilan intervensi keperawan.

Proses keperawatan dan perawatan mata dan hidung


Pengkajian
1. Pengkajian fisik
Secara normal mata terbebas dari infeksi dan iritasi. Sklera terlihat bagian putih dari mata
pada anterior. Konjungtiva jernih, merah muda dan tanpa inflamsi. Margin kelopak mata
kira-kira berdekatan dengan bola mata dan bulu mata disebelah luar. Margin kelopak
tanpa inflamsi, dreinase atau luka. Bulu mata harus simetris. Pengkajin struktur telinga
luar meliputi pemeriksaan aurikel, kanal telinga luar dan membrane timpani. Selama
melakukan tindakan higienis perawat lebih memperhatikan keberadaan akumulasi
serumen atau drainase pada telinga, inflamasi lokal, atau nyeri.
2. Penggunaan alat bantu sensorik
jika klien menggunkan kaca mata lensa kontak, mata buatan atau alat bantu
pendengaran, perawat mengkaji pengetahuan klien. Metode yang digunakan alat bantu
dan keberadaan masalah apapun yang disebabkan alat bantu. Penemuan perawat
mempuanyai implikasi untuk pendidikan klien.
3. Kemampuan perawatan diri
Perawat mengkaji kemampuan fisik klien untuk melakukan perawatan mata, telinga,
hidung seperti halnya merawat alat bantu sensorik. Klien yang tidak mampu
menggenggam benda kecil, memiiki keterbatasan mobilisasi tangan, memiliki penglihatan
yang berkurang, atau kelelahan yang serius memerlukan bantuan perawat atau anggota
keluarga.

Diagnose keperawatan
pengkajian dapat menunjukkan perubahan aktual dalam fungsi organ sensorik, masalah
pada kemampuan klien untuk melakukn higienis pribadi, atau deficit pemahaman klien
tentang higienis.
Contoh diagnose keperawatan NANDA untuk masalah mata,telinga, dan hidung:
1. Defisit perawatan diri mandi/higienis yang berhubungan dengan:
a.Keterbatasan fisik
b.Kerusakan penglihatan
2. defisit pengetahuan higienis pribadi yang berhubungan dengan:
a. kekurangan pemaparan informasi
b. kesalahan menginterpretasi informasi
3. nyeri yang berhubungan dengan:
a. iritasi fisik dari mata
b. iritasi mekanis nares
4. risiko infeksi yang berhubungan dengan:
a. praktik higienis yang buruk
5. perubahan sensorik/perceptual (penglihatan,pendengaran, dan penciuman) yang
berhubungan dengan:
a. obstruksi kanal
b. obstruksi nasal
c. inflamasi mata atau infeksi mata local

Implementasi

1. perawatan dasar mata


pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan dengan
waslap bersih yang dilembabkan dalam air.
Peningkatan pedoman sederhana, berikut untuk kesehatan penglihatan.
a. Klien berusia 40 tahunharus melakukan pemeriksaan mata setiap 3 sampai
5 tahun
b. Gejala umum dari gangguan mata meliputi nyeri,fotofobia, penglihatan
yang kabur, panas, gatal, air mata yang berlebihan dan pengapungan.
c. Klien harus mennghindari obat yang dipakai di rumah untukmasalah mata
dan cidera
d. Klien jangan pernah berusaha mengeluarkan benda asing dari mata tepi
harus mencari penanganan medis segera
e. Klien harus menggunakan pelindung mata untuk perlindungan ketika
terpapar zat kimia atau debu
2. Membersihkn telinga
Perawatan membersihkan telinga klien merupakan bagian rutin dalam kegiatan mandi di tempat
tidur. Ada tiga alat bantu pendengaran yang popular. Alat bantu didalam kanal (ITC) adalah alat
bantu yang terbaru, terkecil,sedikit terlihat dan masuk seluruhnya di dalam kanal telinga. Alat
bantu di dalam telinga (ITE) cocok ke dalam telinga auditori eksternal dan memberikan
penyetelan yang lebih baik. Alat bantu di belakang telinga (BTE) melingkar sekitar dan belakang
telinga yang dihubungkan dengan selang plastic pendek,jernih, pada daun telinga dan dimasukkan
keperawatan baterai, dan teknik insersi yang tepat.
3. Perawatan hidung
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan menggunakan waslap
basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air.jika perawat harus mengganti
plester yang mengikat selang minimal sekali sehari.perawat harus selalu membersihkn lubang
hidung dengan teliti di sekitar selang karena tempat tersebut terdapat secret yang menggumpal.

Evaluasi
Evaluasi perawatan mata,telinga,dan hidung harus individual pada dasar funsi sensori klien dan
hasil yang dikehendaki. Perawatan hygiene sendiri tidak meningkatkan fungsi sensori di luar
tingkat data dasar klien. Evaluasi harus dilakukan, setelah membuat klien mampu
mendemonstrasikan perawatan dan mendapatkan klien mempunyai masalah dalam
memanipulasi peralatan maka perawat memperbaiki rencana dan melibatkan anggota keluarga
secara langsung.

Anda mungkin juga menyukai