Anda di halaman 1dari 19

PENGENALAN CLMHN dan CMHN

Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Pratikum Keperawatan
Kesehatan Jiwa

Disusun oleh:

1. Velia Atika Areny 1711313016

2. Minda Putri Suyafri 1711313018

Dosen Pengampu :

Ns. Randy Refnandes, M.Kep

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ” Pengenalan CLMHN Dan CMHN”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritikan dari Ibu/Bapak Dosen dan saudara pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat
maupun inspirasi tehadap pembaca

Padang, 25 Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI…. ............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep CLMHN .................................................................................. 2
2.2 Pelatihan CLMHN ............................................................................... 3
2.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 3
2.4 Prinsip-prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa ...................................... 6
2.5 Role Play ............................................................................................. 7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan........................................................................................... 14
3.2 Saran ............................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... . 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 70-an, pelayanan keperawatan kesehatan jiwa meluas dari yang
tadinya “psychiatric and mental health nursing” ditambah dengan “psychosocial
nursing”, dengan menerapkan asuhan keperawatan psikososial pada klien sakit fisik
di rumah sakit umum. Di Indonesia pada era tersebut ada banyak rumah sakit umum
yang mempunyai unit pelayanan psikiatri, namun belum tampak pelayanan
psikososial bagi klien sakit fisik. Pelayanan Consultation Liaison Mental Health
Nursing (CLMHN) belum berkembang dengan baik dan memerlukan upaya agar
klien sakit fisik mendapatkan pelayanan yang holistik khususnya perawatan
psikososial
Kegiatan program CMHN merupakan serangkaian kegiatan yang dimulai dari
proses rekruitmen perawat CMHN yang akan mengikuti pelatihan, pertemuan
persiapan yang melibatkan beberapa sector yang terkait seperti Dinas Kesehatan
dan pemerintah daerah setempat dalam rangka memperoleh dukungan pelaksanan
CMHN, kegiatan Pelatihan Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat (Basic
Course of Community Mental Health Nursing (BC-CMHN) berupa pemberian
pengetahuan dan keterampilan bagi perawat Puskesmas, sehingga memiliki
kompetensi melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan jiwa,
selanjutnya implementasinya di masyarakat dan kegiatan supervisi.
WHO memandang pelaksanaan program CMHN tersebut sangat positif karena
dapat memenuhi sasaran dalam upaya penanganan masalah pasien gangguan jiwa
di masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Itu prinsip-prinsip keperawatan kesehatan jiwa?
2. Apa Itu konsep CLMHN?
3. Apa itu penertian CLMHN?
4. Apa itu kebutuhan CLMHN?
5. Apa itu alasan utama diperlukan CLMHN?
6. Apa itu fungsi CLMHN?

1
7. Bagaimana praktik pengolahan ruangan rawat CLMHN?
8. Bagaimana pelatihan CLMHN?

2.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip keperawatan kesehatan jiwa?
2. Untuk mengetahui konsep CLMHN?
3. Untuk mengetahui penertian CLMHN?
4. Untuk mengetahui kebutuhan CLMHN?
5. Untuk mengetahui alasan utama diperlukan CLMHN?
6. Untuk mengetahui fungsi CLMHN?
7. Untuk mengetahui praktik pengolahan ruangan rawat CLMHN?
8. Untuk mengetahui pelatihan CLMHN?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep CLMHN


Pada tahun 70-an, pelayanan keperawatan kesehatan jiwa meluas dari yang
tadinya “psychiatric and mental health nursing” ditambah dengan “psychosocial
nursing”, dengan menerapkan asuhan keperawatan psikososial pada klien sakit fisik
di rumah sakit umum. Di Indonesia pada era tersebut ada banyak rumah sakit umum
yang mempunyai unit pelayanan psikiatri, namun belum tampak pelayanan
psikososial bagi klien sakit fisik. Pelayanan Consultation Liaison Mental Health
Nursing (CLMHN) belum berkembang dengan baik dan memerlukan upaya agar
klien sakit fisik mendapatkan pelayanan yang holistik khususnya perawatan
psikososial.

Pelayanan keperawatan kesehatan jiwa bagi klien sakit fisik telah dimulai
melalui praktik mahasiswa keperawatan sejak 1985, kemudian mulai
dikembangkan melalui pelatihan CLMHN pada beberapa rumah sakit umum sejak
2005.

2
Psychiatric and mental liaison nurse adalah perawat yang memberikan
konsultasi kesehatan jiwa pada klien sakit fisik dengan melakukan asesmen dan
tindakan baik kepada klien maupun kepada keluarga (Frisch & Frisch , 2006).
Seluruh perawat memberikan asuhan keperawatan secara holistik artinya bukan
hanya kepada diagnosis fisik saja tetapi juga diagnosis psikososial atau masalah
kesehatan jiwa klien. Asuhan keperawatan difokuskan kepada masalah biologis,
pikiran, emosi, psikologis, spiritual, sosial dan lingkungan klien. Asuhan
keperawatan yang diberikan dengan pendekatan consultation liaison mental health
nursing berfokus pada diagnosis keperawatan yang berkaitan dengan diagnosis
medis (anxietas dan depresi) yaitu ansietas, gangguan citra tubuh, harga diri rendah
situasional, keputusasaan dan ketidakberdayaan. Generalis dan terapi modalitas
keperawatan jiwa telah dikembangkan untuk menyelesaikan diagnosis keperawatan
yang sering ditemukan pada klien sakit fisik yang dirawat di rumah sakit umum.

Perawat merupakan tenaga kesehatan yang terbanyak, terlama dan yang


pertama melakukan kontak dengan klien sehingga mempunyai kesempatan
memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dialami klien.
Jika seluruh interaksi perawat dengan klien memberi kesan positif maka tenaga
perawat dapat berkontribusi dengan baik dalam meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan khususnya di rumah sakit umum. Pendekatan CLMHN merupakan salah
satu pilihan untuk mewujudkannya.

2.2 Pelatihan CLMHN


Pelatihan CLMHN direncanakan untuk seluruh karyawan rumah sakit umum
dan untuk perawat rumah sakit umum. Kemampuan yang direncanakan bagi seluruh
karyawan (termasuk perawat) adalah sikap caring, pelayanan prima dan komunikasi
yang efektif dan terapeutik sedangkan untuk perawat ditambah pelatihan asuhan
keperawatan psikososial. Pelatihan ini telah dilaksanakan diberbagai rumah sakit
umum di Indonesia namun belum merupakan program wajib bagi rumah sakit
umum.

Pemberdayaan keluarga yang berperan sebagai pelaku rawat diperlukan untuk


mencapai self care pada saat klien pulang, namun keluarga sering mengalami
ansietas khususnya penyakit akut dan atau kronik seperti stroke, untuk itu

3
keluargapun merupakan target asuhan keperawatan agar mempunyai ketahanan dan
kekuatan merawat klien. pada keluarga klien stroke dengan memberikan
psikoedukasi keluarga, maka ditemukan ansietas keluarga menurun secara
bermakna (Nurbani, Keliat, & Nasution.2009).

2.3 Konsep CMHN


Community mental health nursing (CMHN) adalah pelayanan keperawatan yang
komprehensif, holistik, dan paripurna, berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa,
rentang terhadap stres dan dalam tahap pemulihan serta pencegahan kekambuhan.
CMHN merupakan salah satu strategi berupa program peningkatan pengetahuan
dan keterampilan yang diberikan kepada petugas kesehatan melalui pelatihan dalam
rangka upaya membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan jiwa akibat
dampak tsunami, gempa maupun bencana lainnya. Secara lengkap di laksanakan
dengan lebih baik setelah terjadi gempa dan tsunami di Aceh pada tahun 2004, dan
telah dilaksanankan hampir di seluruh puskesmas di Aceh. Replikasi telah
dilakukan di hampir 20 provinsi di tanah air. Pelatihan yang dilakukan terdiri dari
tiga tahapan yaitu Basic, Intermediate dan Advance Nursing Training.

Pelayanan keperawatan holistik adalah pelayanan menyeluruh pada semua aspek


kehidupan manusia yaitu aspek bio-psiko-sosio-cultural dan spiritual.

a. Aspek (bio-fisik)
Dikaitkan dengan masalah kesehatan fisik seperti kehilangan orang tubuh yag
dialami anggota masyarakat akibat bencana yang memerlukan pelayanan dala
rangka adaptasi mereka terhadap kondisi fisiknya. Demikian pula dengan penyakit
fisik lain baik yang akut, kronis maupun terminal yang memberi dampak pada
kesehatan jiwa.
b. Aspek psikologis
Dikaitkan dengan berbagai masalah psikologis yang dialami masyarakat
seperti ketakutan, trauma,kecemasan maupun kondisi yang lebih berat yang
memerlukakan pelayanan agar mereka dapat beradaptasi dengan situasi tersebut.
c. Aspek sosial
Dikaitkan dengan kehilangan suami/istri/anak , keluarga dekat, kehilangan
pekerjaan , tempat tinggal, dan harta benda yang memerlukan pelayanan dari

4
berbagai sektor terkait agar mereka mampu mempertahankan kehidupan sosial yang
memuaskan.
d. Aspek cultural
Dikaitkan dengan tolong menolong dan kekeluargaan yang dapat digunakan
sebagai sistem pendukung sosial dalam mengatasi berbagai permasalahan yang
ditemukan
e. Aspek spiritual
Dikaitkan dengan nilai-nilai keagamaan yang kuat yang dapat diperdayakan
sebagai potensi masyarakat dalam mengatasi berbagai konflik dan masalah
kesehatan yang terjadi.
Perawat kesehatan jiwa masyarakat merupakan tenaga keperawatan dari
puskesmas yang bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan di
wilayah kerja puskesmas.
Peran dan fungsi:
1. Membuat asuhan keperawatan
2. Pendidikan: Memberikan pendidikan kepada individu dan keluarga untuk
mengembangkan keluarga melakukan 5 tugas keluarganya :
a. Mampu mengenal masalah pasien
b. Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
c. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
d. Memodifikasi lingkungan keluarga yang mendukung pemulihan
pasien
e. Memamfaatkan kesehatan jiwa yang ada.
3. Koordinator : yaitu melakukan koordinasi dalam melakukan penemuan
kasus dan rujukan
a. Penemuan kasus : ditemukan langsung dalam keluarga kemudian
ditingkatkan ke dusun,kelurahan,dan kecamatan.
b. Rujukan ke puskesmas : bila pasien belum melihatkan kesehatan dapat
bersifat timbal balik.

Intermediate Course (IC) CMHN


Sasaran : Kader Keswa dan Perawat Keswa (Puskesmas)

5
Kegiatan :
1. Membentuk desa siaga sehat jiwa
2. Merekrut dan melatih kader keswa untuk skreening ggn jiwa di
masyarakat, masalah psikososial dan sehat jiwa.

3. Melatih perawat keswa mengintervensi klien dengan masalah psikososial


dan mengembangkan rehabilitasi pasien gangguan jiwa.

Advance Course (AC) CMHN


Sasaran : individu, keluarga, staf puskesmas, kelompok formal dan
informal serta masyarakat luas
Kegiatan :
1. Manajemen keperawatan kesehatan jiwa
2. Kerjasama Lintas sectoral

Perangkat CMHN :
1. Penanggung jawab dari kabupaten.
2. Menentukan puskesmas yang akan digunakan
3. Memilih daerah / desa (1 kader untuk 1 Rt)
4. Menjalankan kegiatan hasil pelatihan.

8.4 Prinsip-Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa

a. Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang terapeutik antara


perawat dengan klien).

b. Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model keperawatan


jiwa).

c. Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi


dalam keperawatan jiwa).

d. Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan biologis


dalam keperawatan jiwa).

e. Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan


psikologis dalam keperawatan jiwa).

6
f. Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan sosial
budaya dalam keperawatan jiwa).

g. Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan


lingkungan dalam keperawatan jiwa).

h. Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan legal


etika dalam keperawatan jiwa).

i. Implementing the nursing process : standards of care (penatalaksanaan


proses keperawatan: dengan standar- standar perawatan).

j. Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance


Standards (aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-
standar professional).

NASKAH ROLEPLAY : TUGAS KESEHATAN KELUARGA DENGAN


RETARDASI MENTAL

 Pengkajian
Perawat : Assalamualaikum. . . apa benar ini rumah keluarga Tn. X ?
Ny. B : (Berdiri didepan pintu). Waalaikum salam. Iya benar. Ada perlu
apa?
Perawat : Saya perawat X, dari puskesmas Sumberwaras. Dipuskesmas
tempat saya bekerja saya mendapatkan tugas untuk
mengidentifikasi status kesehatan keluarga ibu dan bapak. Saya
akan menanyakan beberapa pertanyaan. Apakah ibu dan bapak
bersedia?
Tn. X : Apa pentingnya untuk keluarga kami? (tampak ketus).
Perawat : Tujuan dari identifikasi ini yaitu agar keluarga bapak dapat
memperoleh kesehatan yang lebih baik. Serta mendeteksi
kemungkinan yang akan terjadi/mengancam kesehatan keluarga
bapak.
Tn. X : Memangnya keluarga saya penyakitan?
Perawat : Bukan begitu bapak.

7
Tn. X : (memotong pembiacaraan perawat). Baiklah. .tapi jangan lama-
lama.
Perawat : Bolehkah saya tahu, usia bapak dan ibu serta berapa orang yang
tinggal dalam rumah ini?
Tn. X : Saya umur 50 tahun (sembari meninggalkan ruangan).
Ny. B : Saya 45 tahun, kami mempunyai seorang anak laki-laki berumur
lima belas tahun bernama An. H.
Perawat : Bolehkah anak ibu dipanggil kemari?
Ny. B : Maaf anak sakit, dia sedang istirahat (Menundukkan kepala).
Perawat : Bagaimana kegiatan An. H disekolah bu? Apa dia sering
mengalami sakit?
Ny. B : An. H putus sekolah kelas lima SD. Keadaan anak saat teman-
teman seumurannya dapat berjalan, dia belum bisa. Saat kelas dua
SD, tetangga selalu memanggil anak saya dengan sebutan idiot.
Perawat : (mendengarkan).
Ny. B : Saya sedih. . tetangga selalu meremehkan anak saya.
Perawat : Apakah ibu pernah memeriksakan penyakit anak ibu kerumah
sakit?
Ny. B : Pernah satu kali. Kata dokter anak saya mengalami cacat mental.
Perawat : Pernahkah ibu menanyakan dan mengetahui penyebab kewadaan
anak ibu seperti itu?
Ny. B : Tidak pernah, cuma sekali waktu periksa saja. Saya cuma curiga
kenapa anak saya mengalami hambatan dalam pertumbuhannya.
Saya takut memang anak saya idiot seperti yang tetangga
bicarakan. Saat saya periksa kata dokter anak saya begitu karena
kurang asupan gizi saat masa kehamilan. Setelah itu saya tidak
pernah memeriksakan kembali karena tidak punya uang. Saya dan
suami hanya lulusan SD dengan pekerjaan menjadi seorang buruh
tani.
Perawat : Adakah kondisi lain yang mungkin dapat menjadi penyebab yang
ibu ketahui?

8
Ny. B : Sebelum saya hamil, saya pernah periksa ,kata dokter saya
mengidap penyakit Rubella. Ntah apa penyakit itu berbahaya atau
tidak saya juga tidak tahu.
Perawat : saat ibu melahirkan bagaimana status penyakit yang ibu derita
menurut dokter?
Ny. B : Saya melahirkan didukun beranak dekat sini sus. Saat itu suami
saya melarang saya melahirkan dibidan atau rumah sakit karena
tidak punya uang. Menurutnya dukun beranak tetangga saya lebih
ahli urusan melahirkan dan biayanya juga murah sus.
Perawat : Kapan ibu menyadari anak ibu mengidap penyakit tersebut?
Ny. B : Ya. . saat anak saya umur 9 tahun. Saat itu saya curiga karena
anak saya tidak dapat merespon seseorang yang berinteraksi
dengannya dengan tindakan yang sesuai. Dia cenderung bertingkah
laia sulit mengucapkan kata-kata. Dia juga tidak dapat berbicar
lantang layaknya anak seusianya. Jika kemauannya tidak diberikan
dia cenderung marah, pasif terhadap kondisi sekelilingnya.
Perawat : Apakah tetangga ibu merespon baik keadaan anak ibu?
Ny. B : Tentu saja tidak, sebagian besar tetangga saya orang Madura.
Wataknya keras, keadaan anak saya menjadi hal yang aneh untuk
mereka. Mereka sering mengucilkan anak saya.
Perawat : Pernahkah ibu mendiskusikan terapi atau usaha penyembuhan
untuk anak ibu dengan suami?
Ny. B : Pernah. Tapi suami saya menolak. Dia enggan mengakui anak
saya. Dia menganggap An. H adalah beban dikeluarga ini.
Semenjak keadaan An. H begitu saya tidak pernah bertemu dengan
keluarga suami saya, karena dilarang.
Perawat : Tapi, apakah Tn. X tetap baik dan mecukupi kebutuhan keluarga
ibu?
Ny. B : Tetap. Tapi dia menolak jika saya membicarakan tentang keadaan
An. H. Saat dia marah dia akan memukuli An. H. Setelah itu dia
akan kembali baik.

9
Perawat : Apakah keluarga ibu sering meluangkan waktu bersama untuk
rekreasi atau liburan?
Ny. B : Ya, mana pernah sus. Paling anak saya cuma nonton TV dirumah
bersama saya dan sesekali dengan suami saya.
Perawat : Em, usaha apa yang ibu telah lakukan untuk penyembuhan anak
ibu?
Ny. B : Ya Cuma ya saya ceritakan tadi itu sus, ditambah lagi saya berdoa
setiap selesai shalat berjemaah.
Perawat : Baik ibu, bolehkah saya melakukan pemeriksaan fisik pada An.
H dan keluarga untuk memastikan lebih jelasnya status kesehatan
keluarga ibu.
Ny. B : Boleh. (menuju kamar An. H).
Perawat : Baik ibu, saya akan melakukan pemeriksaan fisik pada An. H.
Tujuan dari pemeriksaan fisik ini untuk mendapatkan data fisik
untuk menentukan status kesehatan keluarga.
Ny. B : Iya sus.
Perawat : Selamat siang adik, saya perawat X. Hari ini saya akan melakukan
pemeriksaan fisik pada adik. Apakah adik bersedia?
An. A : (senyum)
Perawat : Baik adik, jika adik setuju kita akan mulai untuk pemeriksaan
fisik ya?
Perawat melakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan hasil sebagai
berikut
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik Tn. X Ny. B An. H

Kepala Rambut besih, Rambut besih, tidak ada luka Terjadi kebotakan,
tidak ada luka maupun benjolan rambut tipis, tidak ada
luka maupun benjolan,

Tanda Vital N : 75 N : 78 Tidak terkaji

10
RR : 20 RR : 20

S : 37 S : 37

TD : 130/90 TD : 110/80

BB dan TB BB : 63 Kg BB : 49 Kg Tidak terkaji

TB : 165 cm TB : 155 cm

Mata Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis

Hidung Tidak bersekret Tidak bersekret Tidak bersekret

Mulut Mukosa lembab, Mukosa lembab, menelan Mukosa lembab,


menelan tidak tidak sulit menelan tidak sulit,
sulit berbicara tidak jelas,
kesulitan berbicara.

Leher Tidak ada Tidak ada benjolan, dan Tidak ada benjolan, dan
benjolan, dan kelenjar limfe tidak membesar kelenjar limfe tidak
kelenjar limfe membesar, ada bekas
tidak membesar operasi pengangkatan
kelenjar

Dada Bunyi jantung Bunyi jantung dan paru Bunyi jantung dan paru
dan paru normal normal normal

Abdomen Tidak ada Tidak ada kembung Tidak ada kembung


kembung

Genital Tidak ada Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan


keluhan

Tangan Tidak ada Kulit pada kedua tangan Tidak ada keluhan
keluhan mengelupas akibat alergi
sabun pencuci tangan

Kaki Tidak ada Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan


keluhan

11
Perawat : Baik adik, pemeriksaan fisiknya sudah selesai, adik hembat adik
pintar. Adik dapat bekerja sama dengan baik. Untuk latihan-latihan
atau tindakan selanjutnya kita akan lakukan besok pagi jam
delapan, apakah adik bersedia?
An. H : Hahahah (senyum).
Perawat : Begini buk dari hasil pemeriksaan fisik anak ibu. Dapat ditarik
diagnosa keperawatan yaitu: . . (Munculin gambar diagnosa).
Perawat : Baik ibu dari diagnosa yang didapatkan saya akan membuat
beberapa perencanaan pengobatan untuk An. H, Tindakan
selanjutnya akan dilaksanakan besok jam delapan ya bu, apakah
ibu bersedia?
Ny. B : Baik sus

Keesokan harinya
Perawat : Selamat pagi bu, sesuai dengan kontrak kemarin, hari ini saya
akan memberikan tindakan-tindakan dari rencana asuhan yang
yang kemarin.
Ny. B : Baik sus.
Perawat : Baik bu, kali ini kita akan mendiskusikan tentang retaedasi
mendal. Menurut ibu retardasi mental itu apa?
Ny. B : Ya itu, retardasi mental ya penyakit idiot itu.
Perawat : Retardasi mental adalah penurunan intelegensi sehingga khasnya
anak RM memiliki kemampuan dibawah anak-anak yang normal.
RM ini bisa terjadi sejak lahir atau masa anak-anak.
Ny. B : Oh begitu sus?
Perawat : Menurut ibu apa yang menjadi penyebab dari retardasi mental?
Ny. B : Seperti kata dokter dulu, mungkin karena asupan gizinya kurang
ya?
Perawat : Iya, asupan gizi saat kehamilan merupakan salah satu penyebab,
penyebab lain yaitu genetik. Riwayat penyakit sang ibu saat hamil
dapat mempengaruhi kesehatan janin yang dikandungnya.
Ny. B : Oh, rubella itu mungkin sus.

12
Perawat : Iya, betul ibu. Bagaimana apa kita akan terus meneruskan diskusi
ini atau ada yang ingin ibu tanyakan?
Ny. B : Iya sus, terus apa pencegahan agar retardasi mental ini tidak
terjadi?
Perawat : Deteksi sedini mungkin adanya penyakit retardasi mental, untuk
mengetahui dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Selain itu juga
upaya memperhatikan asupan gizi anak, memastikan asupan gizi
anak cukup baik saat melahirkan maupun saat masa pertumbuhan,
memberikan perlindungan pada anak misalnya imunisasi dini.
Ny. B : Lalu bagaimana dengan anak saya sus, hubungan keluarga saya
menjadi tidak seperti dulu. Saya ingin seperti keluarga lainnya.
Perawat : Anak retardasi metal mempunyai kekurangan dalam hal
intelegensi atau kemampuan, sehingga usaha seperti kursus,
pelatihan, kursus menjadi penunjang yang bermanfaat untuk
mendapatkan perkembangan yang optimal.
Ny. B : Oh begitu, lalu bagaimana dengan suami saya?
Perawat : Ibu harus memotivasi beliau, agar dapat menerima kondisi
sekarang. Sehingga dapat bersama-sama mementau pertumbuhan
An. H.
Ny. B : Adakah usaha lain yang dapat dilakukan?
Perawat : Bapak dan ibu bisa mengikuti konseling. Selanjutnya
perkembangan dan pertumbuhan anak H harus dipantau dan
diperhatikan.
Ny. B : Baik sus, saya akan melakukan hal itu. Saya ingin anak saya
sembuh atau suami saya dapat menerima keadaan anak saya.
Perawat : baik ibu, saya akan terus memantau perkembangan anak ibu,
terimakasih atas kerjasama ibu, ibu adalah ibu yang hebat saya.
Kalau begitu saya permisi ya bu.
Ny. B : iya sus, terimakasih.
Gambar/ bacaan muncul :
Penaganan retardasi mental yaitu dengan :
1. Pelatihan makan tanpa tumpah

13
2. Membantu anak untuk sosialisai
3. Menghindari mengurung anak dikamar
4. Hindari anak dari perasaan diabaikan
5. Menerima kondisi anak, menjauhi rasa malu dan berikan pelatihan
pelatihan

BAB III

PENUTUP

3.1 Penutup

Psychiatric and mental liaison nurse adalah perawat yang memberikan


konsultasi kesehatan jiwa pada klien sakit fisik dengan melakukan asesmen dan
tindakan baik kepada klien maupun kepada keluarga (Frisch & Frisch , 2006).
Seyogyanya seluruh perawat memberikan asuhan keperawatan secara holistik
artinya bukan hanya kepada diagnosis fisik saja tetapi juga diagnosis psikososial
atau masalah kesehatan jiwa klien. Asuhan keperawatan difokuskan kepada
masalah biologis, pikiran, emosi, psikologis, spiritual, sosial dan lingkungan klien
Community mental health nursing (CMHN) adalah pelayanan keperawatan yang
komprehensif, holistik, dan paripurna, berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa,
rentang terhadap stres dan dalam tahap pemulihan serta pencegahan kekambuhan.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca libih mengetahui tntng
CLMHN dan CMHN, dan dapat menerapkannya dalam memberikan asuhan
keperawatan tepat dan benar.

14
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN
Basic. Jakarta: EGC.
APNA (2013). About Psychiatric-Mental Health Nurses (PMHNs). Diunduh dari
http://www.apna.org/i4a/pages/index.cfm?pageid=3292#1, pada tgl 28
Januari 2013.

Makalah Keperawatanku, Community Mental Health Nursing. Post 14 Maret


2012. Diambil pada tanggal 15 April 2013, dari
alamathttp://makalahkeperawatanku.blogspot.com/2012/03/community-mental-
health-nursing.html

Dunia Remaja, Beberapa jenis gangguan jiwa yang banyak terjadi pada
masa remaja. Post 23 Februari 2012. Diambil pada tanggal 15 April 2013, dari
alamathttp://reni77.wordpress.com/2012/02/23/beberapa-jenis-gangguan-jiwa-
yang-banyak-terjadi-pada-masa-remaja/

Kesehatan komposiana, Gangguan Jiwa Pada Anak. Post 12 April 2013. Diambil
pada tanggal 15 April 2013, dari
alamat http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2013/04/12/gangguan-jiwa-
pada-anak
545552.html?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khewp

15
16

Anda mungkin juga menyukai