Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS JURNAL

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

“ PENGARUH PELATIHAN TIMBANG TERIMA PASIEN TERHADAP


PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN OLEH PERAWAT
PELAKSANA DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI”

OLEH:

ITA RIANI (21219027)

Dosen Pembimbing: Apriyani, S. Kep., Ns., M. Kep.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi terhadap berbagai informasi mengenai perkembangan pasien
antar profesi kesehatan di rumah sakit merupakan komponen yang fundamental dalam
perawatan pasien (Riesenberg, 2010). Alvarado, et al. (2006) mengungkapkan bahwa
ketidakakuratan informasi dapat menimbulkan dampak yang serius pada pasien,
hampir 70% kejadian sentinel yaitu kejadian yang mengakibatkan kematian atau
cedera yang serius di rumah sakit disebabkan karena buruknya komunikasi.
Pernyataan peneliti di atas sejalan dengan pernyataan Angood (2007) yang
mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil kajian data terhadap adanya adverse event,
near miss dan sentinel event di rumah sakit, masalah yang menjadi penyebab utama
adalah komunikasi. Timbang terima pasien adalah salah satu bentuk komunikasi
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Timbang terima
pasien dirancang sebagai salah satu metode untuk memberikan informasi yang
relevan pada tim perawat setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik
memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana
perawatan serta menentukan prioritas pelayanan (Rushton, 2010).
Alvarado, et al (2006) menginformasikan bahwa komunikasi berbagai
informasi yang diberikan oleh perawat dalam pertukaran shift, yang lebih dikenal
dengan timbang terima (handover) sangat membantu dalam perawatan pasien.
Timbang terima yang dilaksanakan dengan baik dapat membantu mengidentifikasi
kesalahan serta memfasilitasi kesinambungan perawatan pasien. Smith, et al. (2008)
mengungkapkan bahwa rumah sakit merupakan organisasi padat profesi dengan
berbagai karakteristik, komunikasi pada timbang terima (handover) memiliki
hubungan yang sangat penting dalam menjamin kesinambungan, kualitas dan
keselamatan dalam pelayanan kesehatan pada pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KASUS
Perawat “X” adalah seorang head nurse di ruang rawat inap bedah Ibnu
rusyd Rumah Sakit Y. Dia menggantikan head nurse sebelumnya yang
dianggap belum berhasil dalam mengelola sumber-sumber keperawatan yang
ada diruangnya dan tidak mampu menerapkan konsep manajemen
keperawatan secara optimal dalam memberikan asuhan dan pelayanan
keperawatan kepada pasien. Perawat “X”sebelumnya adalah ketua Tim A
pada MPKP dengan MetodeModifikasi Tim-Primer di ruangannya. Dalam
melaksanakan tugasnya, dia dinilai mampu menerapkan proses manajemen
asuhan dan pelayanan keperawatan sesuai dengan konsep dan prinsip
manajemen keperawatan. Selain itu, melalui proses Credentialing  dan
penilaian kinerja yang dilakukan oleh kepala bidang keperawatan yang
kemudian diverifikasi oleh komite keperawatan maka dia juga dinilai layak
menjadi seorang head nurse. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, direktur
rumah sakit kemudian mengangkat dan menetapkan perawat “X” sebagai
head nurse diruang rawat inap bedah ibnu Rusyd. Pada sistem manajemen
pelayanan keperawatan,head nurse termasuk dalam kategori low manager
keperawatan.Keberhasilan  pelayanan  keperawatan  sangat  dipengaruhi
oleh kemampuan seorang manajer keperawatan dalam melaksanakan peran
dan fungsinya pada sistem manajemen keperawatan. Sebagai head nurse,
perawat “X” selalu melaksanakan peran dan fungsinya dengan berorientasi
pada tujuan dari pelayanan keperawatan di ruangnnya dan tujuan dari
fungsinya dengan kesehatan rumah sakit. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka perawat “X” selalu berupaya mengkoordinasikan dan menintegrasikan
semua sumber-sumber keperawatan yang ada di ruangnnya dengan
menerapkan proses manajemen keperawatan yaitu mulai dari proses
planning, organizing, staffing, actuating, sampai dengan proses controlling.
B. KASUS / SKENARIO KLINIS
Apakah dengan pelatihan timbang terima terdapat pengaruh terhadap
penerapkan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana ?

C. RUMUSAN MASALAH (PICO)


P : timbang terima (handover)
I : pelatihan timbang terima
C:-
O : penerapan keselamatan pasien

D. SEARCHING LITERATUR
Kata Kunci Jumlah yang Jumlah yang didapat Jumlah
didapat Google scholar
Pubmed
P Timbang terima 62 86 148
(handover)
I Pelatihan 33 103 136
timbng terima
C - - - -

O Penerapan 52 43 95
keselamatan
pasien

Setelah dilakukan searching literatur pada situs kumpulan jurnal/  penelitian yaitu
google scholar dan pubmed. Ristekdikti, maka didapatkan  hasil 148 peneliti
terkait dengan kata kunci “handover/timbang terima” Kemudian didapatkan
hasil 136 dengan kata kunci “pelatihan timbang terima” dan 95 dengan kata kunci
“penerapan keselamatan pasien”. Dari temuan beberapa penelitian maka saya
memlilih penelitian yang berjudul “Pengaruh pelatihan timbang terima pasien
terhadap penerapan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana di rsud raden
mattaher jambi” dengan beberapa alasan yaitu : penelitian ini merupakan
penelitian ilmu yang terbaru dalam pelatihan timbang terima terhadap
keselamatan pasien, jurnal ini di terbitkan pada tahun 2012 yang lalu, serta
mudah untuk diterapkan dalam proses manajemen keperawatan . Dari penelitian
ini dapat di ajarkan pada perawat pelaksana bagaimana pelatihan timbang terima
untuk peneraapan keselamatan pasien.

KRITERIA SEBUTKAN CRITICAL THINKING


Timbang terima Timbang terima pasien adalah salah
(handover) satu bentuk komunikasi perawat dalam
P (PROBLEM)
melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien.
Pelatihan Pelatihan timbang terima adalah upaya
timbng terima untuk mengintegrasikan keselamatan
pasien sehingga perawat dapat
mengidentifikasi dan mengemukakan
issue penting terkait keselamatan
pasien, termasuk informasi yang fokus
I (INTERVENSI) pada keselamatan pasien (safety
concern) dalam bentuk pemeriksaan
keselamatan (safety scan) Menghindari
kesalahan yang dapat terjadi, serta
mengurangi kerugian yang dialami
pasien akibat adanya ketidakpuasan dari
pelayanan yang diberikan.
C -
(COMPARITION)
Penerapan Penerapan keselamatan pasien yang
keselamatan dilakukan oleh rumah sakit
pasien diharapkan dapat memberikan
manfaat dalam upaya pencitraan yang
positif dalam pengembangan rumah
sakit yaitu meningkat dan
berkembangnya budaya keselamatan
O (OUTCOME) (safety culture), komunikasi dengan
pasien berkembang, menurunnya
kejadian tidak diharapkan dengan peta
KTD selalu ada dan terkini, resiko
klinis menurun, keluhan dan litigasi
berkurang, mutu pelayanan meningkat
dan citra rumah sakit serta
kepercayaan masyarakat meningkat

E. CRITICAL APRAISAL CHECK LIST


Judul : Pengaruh pelatihan timbang terima pasien terhadap penerapan
keselamatan pasien oleh perawat pelaksana di rsud raden
mattaher jambi
Penulis : Mursidah Dewi
Critical Point critical
Ya Tidak Keterangan
Appraisal appraisal
Judul Apakah judul √ Judul penelitian tersebut
memenuhi kaidah telah memenuhi kaidah
penulisan judul penulisan yakni
menggambarkan
variabel yang akan di
teliti, menggambarkan
topik penelitian

Apakah penulisan √ Penulisan judul dalam


judul menggunakan bentuk frasa dan tidak
tanda tanya (?) menggunakan tanda
Apakah penulisan √ tanya (?) ataupun seru
judul menggunakan (!)
tanda seru (!)
Penulis Apakah nama √ Mursidah Dewi
penulis
dicantumkan?

Apakah asal institusi √ Tidak


penulis
dicantumkan?
Apakah asal institusi √ ya
penulis sesuai
dengan topik
penelitian?
Bidang Ilmu Apakah bidang ilmu √ Bidang ilmu yang terkait
dicantumkan dalam adalah ilmu kesehatan
judul penelitian
Apakah latar √ Latar belakang institusi
belakang penulis penulis sesuai topik
(institusi tempat penelitian
bekerja) sesuai
dengan bidang ilmu
topik penulisan ?
Metodelogi Apakah tujuan Tujuan dari penelitian ini
penelitian penelitian √ adalah untuk
mengidentifikasi pengaruh
disebutkan? pelatihan pada pasien serah
terima dengan pendekatan
komunikasi yang efektif
terintegrasi dengan
pelaksanaan keselamatan
pasien dengan pelaksanaan
serah terima dan
keselamatan pasien oleh
praktisi perawat di RSUD
Raden Mattaher Jambi.
desain penelitian
praeksperimen
(pre experimental
designs), dengan bentuk
one group pretest-
posttest design
Apakah desain √ Rancangan ini tidak
penelitian memiliki kelompok
disebutkan? pembanding.
ya sesuai

Apakah desain √ Level of evidence desain


penelitian sesuai level I b
dengan tujuan
penelitian?
Teknik pengambilan
√ sampel dengan purposive
Bagaimana level of
sampling Sampel adalah
evidense dalam 43 praktisi perawat.
penelitian ? Hasil penelitian
disajikan dalam
Bagaimana √ deskripsi/penjelasan
pemilihan sampel Uji statistic yang
dalam penelitian digunakan adalah
tersebut! dengan Uji statistik
dengan menggunakan uji
Dalam bentuk apa √ paired T- test yang telah
hasil penelitian dilakukan terdapat nilai
disajikan? (p value : 0.000, α :
√ 0.05).
Apakah uji statistik
yang digunakan?
Hasil penelitian Apakah hasil √ Hasil penelitian tersebut
penelitian dapat dapat diimplentasikan
diimplementasikan di dalam asuhan
keperawatan? keperawatan yaitu
peningkatan yang
bermakna terhadap
penerapan keselamatan
pasien sesudah diberikan
pelatihan timbang terima
dengan pendekatan
komunikasi efektif
Apakah ada √ Rekomendasi terkait
rekomendasi terkait hasil penelitian tersebut
hasil penelitian? adalah Sebagai
intervensi keperawatan
non-farmakologi, ini
mudah untuk
digunakan , tidak
berbahaya, tidak
memerlukan lebih
banyak pelatihan.
Intervensi ini dapat
digunakan oleh praktisi
kesehatan (staf medis
dan keperawatan, siswa
perawat) sebagai bagian
dari rutinitas mereka
sebelum memberikan
pelayanan terhadap
pasien
Daftar pustaka Apakah daftar √ Daftar pustaka yang
pustaka yang digunakan dari tahun
digunakan up to 2005 – 2010
date?
Apakah daftar √ Daftar pustaka sesuai
pustaka yang dengan penelitian yang
digunakan sesuai? dilakukan dibidang
kesehatan
Apakah daftar √ Refrensi dari buku dan
pustaka yang jurnal lainya yang
digunakan dari hasilnya dapat dipercaya
sumber yang
dipercaya?

F. HASIL PENELUSURAN BUKTI/TELAAH JURNAL


- VALIDITY : desain : desain penelitian praeksperimen (pre experimental
designs), dengan bentuk one group pretest-posttest design Rancangan ini tidak
memiliki kelompok pembanding. sampel : teknik purposive sampling dengan
sampel 43 praktisi perawat. kreteria inklusi dan eksklusi : perawat pelaksana
yang pernah mengikuti pelatihan timbang terima dan bekerja di RSUD Raden
Mattaher. randomisasi : 43 praktisi perawat RSUD Raden Mattaher.
- IMPORTANCE DALAM HASIL : karakteristik subjek : timbang terima
pasien, arahan dan evaluasi terhadap kelangsungan asuhan dan penerapan
keselamatan pasien. asuhan keperawatan beda proporsi : - beda mean : - nilai p
value : (p value: 0,000).
- APPLICABILLITY : Jurnal ini dapat dijadikan referensi untuk diterapkan dalam
bidang manajemen keperawatan untuk mengetahui setiap pengaruh pelatihan
timbang terima pada penerapan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana .
Secara statistika bahwa adanya peningkatan yang signifikan dalam pelaksanaan
serah terima pasien dan keselamatan pasien setelah mendapatkan pelatihan dan
panduan tentang serah terima pasien Kesimpulannya, ada pengaruh pelatihan
tentang serah terima pasien dengan pelaksanaan serah terima dan keselamatan
pasien. Rumah sakit harus mengimplementasikan serah terima pasien secara
efektif dalam bentuk kebijakan, arahan dan evaluasi terhadap kelangsungan
asuhan keperawatan yang berdampak pada peningkatan penerapan keselamatan
pasien.

G. DISKUSI
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
penerapan keselamatan pasien sebesar 9.77 (8.14%)
sesudah perawat pelaksana mendapatkan pelatihan timbang
terima pasien menjadi 108.21 (90.17%). Hasil penelitian ini
sesuai dengan Alvarado, et al (2006), adanya standar
komunikasi efektif yang terintegrasi dengan keselamatan
pasien dalam timbang terima pasien dan disosialisasikan
secara menyeluruh pada perawat pelaksana akan
meningkatkan efektifitas dan koordinasi dalam
mengkomunikasikan informasi penting sehingga
meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam mendukung
keselamatan pasien. Pelatihan timbang terima dilakukan
sebagai upaya untuk mengintegrasikan keselamatan pasien
sehingga perawat dapat mengidentifikasi dan
mengemukakan issue penting terkait keselamatan pasien,
termasuk informasi yang fokus pada keselamatan pasien
(safety concern) dalam bentuk pemeriksaan keselamatan
(safety scan). Menghindari kesalahan yang dapat terjadi,
serta mengurangi kerugian yang dialami pasien akibat
adanya ketidakpuasan dari pelayanan yang diberikan. Hasil
penelitian ini menjawab seluruh tujuan dalam penelitian.
Hasil penelitian meliputi pelaksanaan timbang terima pasien
dan penerapan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana
sebelum dan sesudah diberikan pelatihan timbang terima.
Mengetahui hubungan karakteristik perawat pelaksana
terhadap pelaksanaan timbang terima dan penerapan
keselamatan pasien. penelitian di rumah sakit umum raden
Mattaher juga menunjukkan peningkatan yang bermakna
terhadap penerapan keselamatan pasien sesudah diberikan
pelatihan timbang terima dengan pendekatan komunikasi
efektif.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan Peneltian:
Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan yang bermakna pelaksanaan
timbang terima dan penerapan keselamatan pasien sebelum dan sesudah
perawat pelaksana diberikan pelatihan timbang terima dengan pendekatan
komunikasi efektif yang diintegrasikan dengan penerapan keselamatan
pasien. Umur dan lama kerja perawat pelaksana tidak memiliki hubungan
yang bermakna dengan pelaksanaan timbang terima dan penerapan
keselamatan pasien. Penelitian ini menyarankan pentingnya komitmen untuk
meningkatkan pelaksanaan timbang terima dan penerapan keselamatan pasien
melalui kebijakan dalam bentuk standar dan prosedur timbang terima,
pengarahan dan evaluasi pelaksanaan timbang terima, untuk kesinambungan
asuhan keperawatan yang berdampak pada peningkatan penerapan
keselamatan pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Alvarado, K., Lee, R., Christoffersen, E., Fram, N., Boblin, S., Poole, N., et al.
(2006). Transfer of acountability : Transforming shift handover to enhance
patient safety. Health Care Quarterly. Special Issue (9), 75 – 79.
Angood. (2007). Why the joint comission cares about handoffs strategy. Forum :
Reducing Risk During Handoffs, 25 (1), 5 – 7.
Athwal, P., Fields, W., & Wagnell, E. (2009). Standardization of change of shift
report. Journal Nursing Care Quality, 24(2), 143 – 147.
Cahyono. (2008). Membangun budaya keselamatan pasien dalam praktek
kedokteran. Yogyakarta: Kanisius.
Calalang, V. H., & Javier. (2010). Standards of effective communication. Dari
http://www.rmf.harvard.edu/files/documents/Forum_V25N1. Diperoleh 4
Februari 2011.
Chaboyer, W., McMurray, A., Wallis, M., & Chang, H. Y. (2008). Standard
operating protocol for implementing bedside handover in nursing. Journal
of Nursing Management, 7, 29-36.
Clancy. M.C., & Collins, B. A. (2005). Focus on patient safety : Patient safety in
nursing practice. Journal of Nursing Care Quality. 20 (3), 193 – 197.
Clark, E., Squire, S., Heyme, A., Mickle, M. E., Petrie, E. (2009). The PACT
project : Improving communication at handover.
Currie, L., & Watterson, L. (2008). Improving the safe transfer of care : A quality
improvement initiative final report.
Friesen, A.M., White, V. S., & Byers, F.J. (2008). Handoffs : Implications For
Nurses. Dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK2649/. Diperoleh 5
Januari 2011.
Gallagher & Blegen (2009). Competent and Certification of Registered Nurses
and Safety of Patients in Intensive Care Units. American Journal of
Critical Care. Vol 18 N 2 : 106 – 113.
Howarth, T., & Hyde, G. (2008). Developing and implementing new clinical
communication practices : changing the nursing handover.
Hughes, G. R., & Clancy, M. C. (2005). Working condition that support patient
safety. Journal Nursing Care Quality, 20(4), 289 – 292. Dewi : Pengaruh
Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan Keselamatan
Kemenkes RI. (2010). Modul peningkatan kemampuan teknis perawat dalam
sistem pemberian pelayanan keperawatan professional di rumah sakit.
Jakarta.
Patterson, S.E., & Wears, L.R. (2010). Patient handoffs : Standardized and
reliable measurement tools remain elusive. The Joint Commission Journal
on Quality and Patient Safety, 36 (2), 52 – 61.
Reese, D.C. (2009). Occupation health and safety management : A practical
approach. USA: CRC Press by Taylor and Francis group.
Riesenberg, A, L., Leitzsch, J., & Cunningham, M. (2010). Nursing handoffs : A
systemic review of the literature : surprisingly little is known about what
constitutes best practice. American Journal of Nursing, 110(4), 24-34.
Rushton. H. C. (2010). Ethics of Nursing Shift Report. AACN : Advanced Critical
Care : Ethics in Critical Care, 21(4) : 380 – 384.
WHO. (2007). Communications during patient hand-overs. Dari
http://www.ccforpatientsafety.org/common/pdfs/fpdf/presskit/PS-
Solution3.pdf. Diperoleh 8 Februari 2011.
Wilkie, M. A., & Greenberg, C. C. (2007). Communications Jurnal Health &
Sport, Volume 5, Nomor 3, Agustus 2012
Wood, L. G., & Haber, J. (2010). Nursing research : Methods and critical
appraisal for evidance based practice. 7th edition. St Louis Missouri :
Mosby Inc.
Yudianto, K. (2005). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan
operan pasien perawat pelaksana di Perjan RS Hasan Sadikin Bandung.
Tesis mahasiswa pasca sarjana FIK UI. Tidak dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai