PENDAHULUAN
Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia
prasekolah ini sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku
yang dulunya tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia
yang rentan berbagai penyakit yang akan mudah menyerang anak usia ini dan
kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh para praktisi kesehatan yang juga
Berkaitan dengan uraian diatas maka dalam makalah ini penulis menguraikan
beberapa masalah kesehatan yang banyak dijumpai pada anak usia ini serta usaha
keperawatan .
1
1.2 Rumusan Masalah
BAB II
TINJAUAN TEORI
Dewasa ini seiring dengan semakin tingginya tuntutan hidup, banyak kita jumpai
orang tua, baik ayah maupun ibu, yang bekerja untuk membiayai keluarga. Apalagi
dengan makin derasnya arus pengaruh feminisme yang menuntut emansipasi wanita,
makin banyak kita temui wanita karier yang notabene sudah berkeluarga. Kesibukan para
orang tua bekerja di luar rumah membuat mereka tidak bisa mengasuh dan mengawasi
Alternatif yang diambil pun bervariasi, mulai menggaji pembantu, baby sitter
(pengasuh anak), sampai dengan yang saat ini menjadi tren yaitu memasukkan putra-putri
mereka ke tempat-tempat penitipan anak, baik yang sifatnya hanya penitipan maupun
yang bersifat lembaga pendidikan atau lazim disebut dengan preschool. Alasan para
orang tua memasukkan putra-putri mereka ke preschool ternyata tidak hanya kesibukan
mereka bekerja di luar rumah. Lebih dari itu, sekarang ini makin banyak orang tua yang
mensyaratkan dalam penerimaan siswa baru untuk menyertakan rapor Taman Kanak-
kanak (TK). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pendidikan prasekolah termasuk hal
sebuah penelitian dikemukakan bahwa anak-anak calon siswa kelas I SD yang berasal
dari TK dibandingkan dengan yang belum pernah mengikuti TK akan jelas perbedaannya
maupun kesiapan mental anak dalam mengikuti pelajaran di SD. Selain itu adanya
batasan usia 7 tahun untuk masuk jenjang pendidikan dasar, membuat orang tua mencari
harapan dapat menyiapkan anak untuk lebih matang ketika dia harus mulai memasuki
prasekolah.
(tatanan masa kanak-kanak awal), yaitu layanan untuk anak-anak sejak lahir sampai
dengan usia 8 tahun di suatu pusat penyelenggaraan, rumah, atau institusi, seperti
Taman Kanak-kanak (TK), baik yang sifatnya full-day school (sekolah sehari penuh)
kanak awal) yang terdiri dari pelayanan yang diberikan dalam tatanan masa kanak-
kanak awal.
Dari sini muncullah konsep nursery school dan preschool. Nursery school
adalah program untuk pendidikan anak usia 2, 3 dan 4 tahun. Adapun preschool,
school age.
Artinya: “Kata sifat yang dimaksudkan untuk seorang anak yang berada pada
Untuk di Indonesia, preschool dalam arti yang kedualah yang dipakai sebagai istilah
lain untuk Taman Kanak-kanak (TK), sedangkan nursery school lebih dikenal dengan
play group atau kelompok bermain. Kesemuanya itu termasuk dalam Pendidikan
Nasional. Dalam pasal 1 ayat (14) disebutkan bahwa: “Pendidikan Anak Usia Dini
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.” Untuk memberikan batasan yang jelas,
dalam pembahasan selanjutnya akan lebih difokuskan pada preschool yang identik
pendekatan yang digunakan pun bukan dengan model detail, melainkan sesederhana
mungkin sesuai dengan karakteristik anak usia prasekolah. Dunia prasekolah adalah
dunia bermain, sehingga satu hal yang salah kaprah adalah ketika preschool
belajar dimulai dari jenjang SD. Sebagai langkah awal penyiapan anak untuk
memasuki jenjang pendidikan dasar, pendidikan prasekolah hendaknya
a Perlu diciptakan situasi dan kondisi yang memberikan rasa aman dan
menyenangkan. Sebagai salah satu bentuk awal pendidikan formal, maka dalam
rasa aman dan menyenangkan bagi anak. Hal ini penting mengingat bahwa ini adalah
pengalaman pertama bagi anak untuk mengikuti sesuatu yang baru, yang notabene
tidak bersama orang tua atau anggota keluarga yang lain, melainkan bersama orang
lain yang sama sekali asing baginya. Dengan situasi dan kondisi yang menyenangkan
akan membuat anak merasa nyaman di sekolah, tanpa khawatir terpisah dari orang
tuanya.
sesuai dengan kebutuhan anak usia prasekolah Dasar individualitas ini adalah bahwa
meskipun pola perkembangannya sama bagi semua anak, setiap anak mengikuti pola
perkembangan yang berbeda walaupun hanya dalam hal kecil. Selain itu setiap anak
yang diciptakan harus fleksibel untuk memenuhi kebutuhan setiap anak. Marian
Edelman Borden mengklasifikasikan proses perkembangan anak usia 3-5 tahun, yang
berguna untuk memilih materi atau topik agar bisa diartikulasi oleh anak-anak untuk
warna dan bentuk, kemudian dilanjutkan pada dunia sekitarnya, seperti binatang atau
tanaman. Mereka belajar tentang diri mereka sendiri, keluarga mereka, berinteraksi
Pada usia 4 tahun, imajinasi anak bekerja dan penuh dengan pertanyaan
“mengapa”. Pada aspek intelektual mereka mulai belajar mengurutkan, memilah dan
mengelompokkan.
Pada klasifikasi terakhir, yaitu pada usia 5 tahun, anak lebih terfokus dan
terarah. Mereka kaya akan imajinasi, bahasa mereka lebih ekspresif dan terperinci.
Pada aspek intelektual, mereka belajar tentang perbandingan ukuran dan jumlah,
belajar untuk bertanggung jawab, mengenali dan menyatakan emosi dan perasaan,
kematangan dan proses belajar bagaikan dua sisi mata uang dalam perkembangan.
pembiasaan dalam kegiatan sehari-hari Prinsip ini berlaku mengingat pada masa
kanak-kanak awal, yaitu usia 2-6 tahun, anak belajar melakukan hubungan social
menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam kegiatan bermain. Karena dalam sebuah
studi dijelaskan bahwa sikap dan perilaku sosial yang terbentuk pada usia dini
masa kehidupan anak. Anak-anak mulai bermain dengan imajinasi dan khayalannya
dengan tidak takut melakukan apa saja sesuai dengan khayalannya itu. Hal ini perlu
dijaga agar berjalan sebagaimana adanya agar menemukan tempat yang nyaman dan
aman untuk berkembang. Dengan bermain anak bebas bereksplorasi , dan dengan
bermain pula bisa menjadi media olah raga bagi anak, di mana anak bermain secara
yang dilihat, didengar dan dialami oleh seorang anak akan terekam jelas dalam
benaknya. Satu contoh yang mudah, seorang anak yang normal, pada usia 4 atau 5
tahun sudah mampu mengingat dan mempraktekkan hampir 90 % kosa kata orang
adalah penyiapan anak secara jasmani dan rohani untuk memasuki sekolah dasar.
tahun 1957, pasal 7 ayat (1), yaitu: Pendidikan dan pengajaran Taman Kanak-kanak
pendidikan pada umumnya, namun dalam arti yang luas. Yaitu bahwa kurikulum
adalah usaha atau kegiatan sekolah untuk merangsang anak supaya belajar, baik di
dalam sekolah maupun di luar sekolah, dalam rangka pengembangan aspek fisik,
satu hal yang perlu ditekankan yaitu bahwa preschool adalah tempat bermain
sekaligus belajar.
Kurikulum untuk pendidikan prasekolah, yang disebut dengan Program
10
b. Menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan alam sekitar
kepentingan anak menurut prinsip the best interest of the child (keinginan dan minat
optimal.
dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya. Anak sudah mulai mandiri dalam
merawat diri sendiri seperti mandi, makan, minum, mengosok gigi, BAB dan
BAK,dll
11
1. Usia 3 Tahun:
12
2. Usia 4 Tahun:
3. Usia 5 Tahun
13
2.6 Aspek pertumbuhan dan perkembangan anak (pre-school)
Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah
anak-anak yang berusia berkisar 3-5 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu
Aspek fisik
Dalam pengkajian yang dilakukan pada anak usia pra sekolah digunakan
parameter penilaian pertumbuhan dan perkembangan :
Parameter penilaian pertumbuhan fisik
a. Berat badan
Untuk memperkirakan berat badan anak dapat menggunakan rumus yang
dikutip dari Behrman (1992). Karena anak usia pra sekolah termasuk termasuk ke
dalam usia 1 – 6 tahun, maka untuk memperkirakan berat badannya digunakan
rumus : umur (tahun) x 2 + 8
Bila terdapat kenaikan tiap bulan : normal, bila tidak terdapat kenaikan : resiko
tinggi terjadinya gangguan pertumbuhan.
b. Tinggi badan
Masih menurut Behrman (1992), perkiraan tinggi badan anak usia pra sekolah
dapat menggunakan rumus : umur (tahun) x 6 + 77.
Rata-rata kenaikan tinggi badan anak pra sekolah antara 6 – 8 cm.
c. Lingkar kepala
Lingkar kepala mencerminkan volume intra kranial. Digunakan untuk
menaksir pertumbuhan otak. Kenaikan berat otak anak pra sekolah (3-6 tahun) seperti
yang dikutip dari Lazuardi (1984) adalah 0,15 gram/24 jam.
14
d. Gigi
Saat akan mencapai usia 2,5 tahun, anak sudah memiliki 20 gigi susu. Waktu
erupsi gigi tetap adalah sebagai berikut :
1). Molar pertama : 6-7 tahun
2). Insisor : 7-9 tahun
3). Pre molar : 9-11 tahun
4). Kaninus : 10-12 tahun
5). Molar ke-2 : 12-16 tahun
6). Molar ke-3 : 17-25 tahun.
e. Jaringan lemak
Pertumbuhan jaringan lemak pada anak melambatsampai anak berumur 6
tahun. Pada anak usia pra sekolahtubuhnya akan tampak kurus/langsing karena terjadi
proses pertumbuhan jaringan lemak yang melambat.
f. Lingkar Lengan atas (LLA)
mencerminkan pertumbuhan dan perkembangan jarinagn lemak.dan otot yang
tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat
badan. LLA dapat digunakan untuk menilai keadaan gizi atau pertumbuhan dan
perkembangan pada kelompok anak pra sekolah.
2. Aspek motorik
Dimulai pada aspek motorik, anak usia pra sekolah telah dapat
berjalan naik tangga dengan kaki secara berganti-ganti tetapi turun dengan 2
kaki pada satu anak tangga, seringkali meompat pada anak tangga terakhir.
Selain itu, anak usia ini mampu mengendarai sepeda roda tiga dan dapat
berjalan sambil berjingkat. Anak ini dapat membangun sebuah menara kecil
15
Ketika menginjak usia 3-4 tahun, anak mulai mampu naik dan turun
menggunakan satu kaki per anak tangga. Ia mampu melompat dengan satu
kaki untuk waktu yang pendek. Kemudian anak ini juga dapat
pada usia 6 tahun, anak mulai dapat menggunakan gunting dan pensil dengan
Dengan aspek bahasa, anak umur 3 tahun mampu untuk berbicara dengan
normal bahkan bisa dikatakan terlalu banyak bicara, tetapi kadang-kadang terdapat
substitusi fonetik yang infantil. Kosakata yang telah dikuasai kira-kira 900 kata. Anak
dapat menggunakan bentuk jamak dan kata ganti, secara spesifik kalimat tersebut
terdiri dari 6 kata. Anak dapat pula melakukan percakapan dengan berbagai derajat
16
pencapaian bahasa telah mencapai suatu tingkat yang tinggi. Anak dapat
baru terjadi. Anak juga mampu untuk bermain dengan kata-kata, mengetahui artinya
Berbeda ketika anak berusia 5 tahun, pembicaraannya sudah mulai lancar dan
perbendaharaan katanya sangat luas. Anak seringkali menanyakan arti dari suatu kata
4. Aspek kognitif
Perkembangan kognitif anak usia pra sekolah mulai tampak dengan
egosentrik dan berpikiran representatif. Permainan yang digemari oleh anak seusia ini
berkaitan dengan fantasi atau khayalan. Konsep waktu mulai dimengerti oleh anak
secara bertahap.
dengan angka-angka yang dihitung, sikap egosentrik berangsur menurun dan mampu
17
Pada usia 5 tahun, anak mulai bisa memahami kata-kata yang keluar dari
kenyataan yang ada dengan lingkungan sekitarnya dan mampu menyebutkan nama
hari.
5. Aspek sosialisasi
Di usia 3 tahun, perilaku anak usia pra sekalah mengarah pada negativisme,
Saat usia beranjak 4 tahun, anak mampu makan sendiri (tidak disuapi), bisa
halnya orang dewasa, ada ketakutan tersendiri terhadap gelap dan binatang. Sikap
yang seringkali diperlihatkan pada anak seusia ini adalah suka mengadu, merasa
18
kanak (Pre-school)
yang khusus pula, bilamana kita sebagai seorang perawat mendapati pasien anak
dengan berbagai tingkat usia, dalam hal ini secara khusus akan dibahas proses
pendekatan terhadap anak kelompok usia pra sekolah (3-5 tahun) yang sedang sakit.
Pertama-tama kita harus tahu betul faktor-faktor yang sangat berpengaruh dan patut
dipertimbangkan saat berkomunikasi dengan anak-anak. Adapun faktor-faktor
A. Lingkungan
dekat dengan orang tua serta adanya kemudahan dalam aktivitas makan, minum,
bermain dan istirahat.Keamanan juga harus dijaga dengan cara, pegangan pintu
dibuat dalam posisi yang tinggi, baik jendela maupun perlengkapan lain harus
19
4. Gunakan bahasa yang positif, misalnya “ayo ikut ibu, dan kita akan.....”
bukannya “apakah kamu ingin....” Anak kecil jangan dibiarkan dalam
posisi memilih, karena ia akan menjawab “tidak”.
Untuk proses pengkajian tidak boleh dilupakan bahwa anak-anak pra sekolah
seharusnya diarahkan terutama pada anak sehingga mereka dapat berusaha untuk
menjawabnya.
20
Perlu juga diingat, bahwa anak-anak tidak menyukai hal-hal yangt “diambil”
dari mereka, jadi lebih baik mengatakan “saya ini akan melihat seberapa panas kamu”
Penjelasan akan segala macam tindakan yang akan dilakukan pada anak-anak
harus sesuai dengan tahap perkembangan dan pengertian mereka. Pada anak-anak
usia pra sekolah, jauh sebelum dilakukan tindakan dapat dipersiapkan terlebih
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam periode prasekolah, anak dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan
berbagai tatanan, yaitu keluarga, sekolah danteman sebaya. Memasuki dunia prasekolah,
seorang anak mulai bergaul dalam lingkungan yang lebih luas dari lingkungan
B. Saran
Bagi mahasiswa, sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu ini atau
baik dan benar dalam perkembangan dan pertumbuhan Kelompok Usia Taman Kanak-
kanak (Pre-school) .
23
DAFTAR PUSTAKA
Majalah Ayah Bunda : Dari A sampai Z tentang Perkembangan Anak. Jakarta : Gaya
Favorit Press, 2002.
Ali Aksun Widjaya, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Semarang: CV Duta Nusindo, 2003.