Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

TRANNING OF TRAINER “MANAJEMEN OSTEOARTITIS”


DI PANTI WERDHA HANNA BOGOR

Disusun Oleh :

Agustina Pratiwi Fatham mubina

Agus Riyadi Fidia Rahma

Ayu Wulandari Hendrawan

Ambar Dwi Iis Rohmanah


Oktaviani

Dadi Kusnaedi Mega Yusnia

Dedi Reynaldi Oktaviani F

Desliandri S Prasetya E P

Dian Rahmawati Raudatul R

Susanti Rizka Dwi P

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

2019
PROPOSAL KEGIATAN
TRAINING OF TRAINER

A. Topik

Manajement Osteoartitis

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Pengasuh dapat mamahami dengan baik dan benar mengenai manajamen


osteoartitis pada lansia di panti werda hanna sehingga mampu memberikan terapi
yang tepat untuk penanganan hipertensi.

2. Tujuan Khusus

a. Pengasuh dapat memahami tentang definisi Osteoartitis

b. Pengasuh dapat memahami tentang penyebab Osteoartitis

c. Pengasuh dapat memahami tanda dan gejala Osteoartitis

d. Pengasuh dapat memahami penatalaksanaan yang dapat diberikan pada pasien


Osteoartitis

e. Pengasuh dapat memahami dan mendemonstrasikan terapi pencegahan


komplikasi Osteoartitis yaitu senam Osteoartitis.

C. Landasan Teori

1. Konsep dasar Osteoartitis

a. Pengertian Osteoartitis

Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau


osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi ) merupakan kelainan sendi yang
paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan
(disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087)
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan
yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya
usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering
dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin
menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).

Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995)


osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang
dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran patologis
yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya
tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk
sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis
dan patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan subkondrial
dan jaringan tulang yang membentuk persendian.( R. Boedhi Darmojo &
Martono Hadi ,1999)

b. Klasifikasi
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :
1. Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang
berhubungan dengan osteoartritis
2. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur (Long, C
Barbara, 1996 hal 336)

c. Penyebab
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:
1. Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya
umur dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya
berbentuk pigmen yang berwarna kuning.
2. Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi
melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena
bahan yang harus dikandungnya.
3. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan,
sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis
mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah
kegemukan.
4. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi
tersebut.
5. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya
ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis,
sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.
6. Akibat radang sedi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi
peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh
membran sinovial dan sel-sel radang.
7. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi
akan membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang
sehingga mempercepat proses degenerasi.
8. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang
berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik
rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus,
glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan menurun.
9. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat
mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal
monosodium urat/pirofosfat dalam rawan sendi
d. Patofisiologi

Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak


meradang, dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan,
rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan
pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi.

Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang


merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh
stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan
dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling
kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling
sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti
panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.

Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya


gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau
diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut.

Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena


peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas
congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan menyebabkan trauma
pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan
fraktur ada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang pada
akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang
menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri,
kaki kripitasi, deformitas, adanya hipertropi atau nodulus. ( Soeparman ,1995)

e. Penatalaksanaan
1. Tindakan preventif
- Penurunan berat badan
- Pencegahan cedera
- Screening sendi paha
- Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja
2. Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul
3. Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian
alat- alat ortotik untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi
4. Irigasi tidal ( pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen
artroscopik,
5. Pembedahan; artroplasti
f. Pemeriksaan Penunjang

1. Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi


sebagai penyempitan rongga sendi
2. Serologi dan cairan sinovial dalam batas normal
Langkah-langkah senam Osteoartitis :

1. Gerakan pertama : berjalan di tempat (lakukan gerakan berjalan di tempat


sambil mengayunkan lengan perlahan-lahan selama 30 detik)
2. Gerakan kedua : meluruskan lutut (duduk pada kursi dan melakukan
tindakan meluruskan lutut pada masing masing lutut kaki secara
bergantian sebanyak 12 kali pada kaki kanan dan kiri)
3. Gerakan ketiga : squat modifikasi duduk berdiri (lakukan gerakan duduk
kemudian berdiri sambil mengangkat kedua lengan lurus ke depan
sebanyak 12 kali)
4. Gerakan keempat : melangkah naik (lakukan gerakan naik tangga dengan
satu kaki secara bergantian pada kaki kanan kiri sebanyak 12 kali.
Lakukan dengan cara berpegangan pada pegangan tangga agar tidak
terjatuh)
5. Gerakan kelima : peregangan otot paha depan (tarik paha ke belakang
menggunakan satu tangan sementara tangan yang lain berpegangan pada
kursi. Lakukan gerakan ini pada kaki kanan kiri selama 30 detik sampai
terasa)
6. Gerakan keenam : peregangan pergelangan kaki (kedua tangan
berpegangan pada kursi. Tarik kedua kaki kanan kebelakang hingga terasa
tarikan pada betis kanan. Lakukan gerakan ini selama 30 detik pada kaki
kanan dan kiri.
D. Klien

1. Sasaran

Pasien di Panti Werdha Hanna

2. Jumlah

15 Orang
E. Pengorganisasian

Penanggung Jawab : Ns. Wesli Daeli., S.Kep, M.KM

Ketua : Agus Riyadi

Sekretaris : Mega Yusnia dan Oktaviani Firdaus

Bendahara : Susanti dan Agustina Pratiwi

Sie Acara : 1. Hendrawan

2. Prasetya Eka P
3. Fatham Mubina
4. Ambar Dwi Oktaviani
5. Iis Rohmanah

Sie Konsumsi : 1. Desliandri

2. Rizka

Sie Perlengkapan : 1. Dedi Reynaldi

2. Dian

3. Raudatul

Sie Humas : Dadi Kusnaedi dan Ayu Wulandari

Sie Dokumentasi : Fidia Rahma dan Ryan Q

F. Metode

1. Presentasi

2. Role Play

G. Waktu

Hari : Jumat

Tanggal : 15 November 2019

Pukul : 13:00 s/d 14:00 WIB


H. Tempat

Acara ini berlangsung di ruang kegiatan Panti Wredha Hanna

I. Alat

1. Laptop

2. LCD

J. Proses Pelaksanaan

1. Fase Orientasi

a. Salam teurapeutik

Memberikan salam dan memperkenalkan seluruh anggota Tranning Of Trainer.

b. Evaluasi validasi

Menanyakan perasaan dan keadaan saat ini kepada peserta TOT

c. Kontrak

1) Topic

Menjelaskan tentang TOT yang akan di lakukanya itu tentang ostreoartitis,


senam ostreoartitis

2) Waktu

Menjelaskan waktu yang dibutukan untuk melakukan TOT yaitu selama 1


jam.

3) Tempat

Menjelaskan tempat pelaksanaan TOT yaitu di ruang aula panti werdha


Hanna.

4) Tujuan
Menjelaskan tujuan pelaksanaan TOT yaitu untuk memberikan pemahaman
kepada pengasuh di Panti Wredha Hanna mengenai ostreoartitis, dan terapi
yang dapat diberikan untuk penderita ostreoartitis.
2. Fase Kerja
a. Menjelaskan teori tentang ostreoartitis

b. Menjelaskan tentang terapi yang dapat diberikan kepada penderita ostreoartitis

c. Melakukan Role Play pelaksanaan TOT tentang senam ostreoartitis l

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subjektif

Menanyakan kepada peserta tentang perasaan setelah dilakukan TOT

b. Evaluasi Objektif

Meminta peserta untuk mengulang kembali cara yang telah diajarkan.

Rundown Acara

No Pukul Kegiatan Pelaksana Waktu

1 13:00 - 13:05 Pembukaan MC : 5


m e n i t
Iis Rohmanah,
S.Kep

2 13:05 - 13: 10 Sambutan ketua Agus Riyadi, S.Kep 5


TOT m e n i t

4 13:10 - 13:15 Sambuatan dari Ns. Wesli Daeli., 5 menit


Akademik S.Kep, M.KM

5 13:15 - 13:20 Sambutan dari pihak Ibu riska 5


panti m e n i t

6 13:20 - 13:30 Penyajian Materi Ambar dwi 1 0


TOT oktaviani S.Kep m e n i t

7 13:30 - 13:50 Role Play Fatham mubina, 2 0


S.Kep m e n i t
Prasetya eka p ,
S,Kep

8 13:50 - 13:55 Pemberian kenang- Ns. Wesly Daeli, 5


kenangan S.Kep, M.KM m e n i t

9 13:55 - 14:00 Penutup MC : 5


m e n i t
Iis Rohmanah

10 14.00 Foto Bersama


Daftar Pustaka

1. Long C Barbara, Perawatan Medikal Bedah (Suatu pendekatan proses


Keperawatan), Yayasan Ikatan alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, Bandung,
1996

2. Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih


Bahasa Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC.

3. Doenges, EM. (2000 ), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa,
dkk. (2001), Jakarta, EGC.

4. Price, S.A. R. Wilson CL (1991), Pathophisiology Clinical Concept of Disease


Process, Alih Bahasa Adji Dharma (1995), Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit, Jakarta, EGC.

5. Depkes, RI (1995), Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan


Sistem Maskuloskeletal, Jakarta, Pusdiknakes.

6. R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi (1999), Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut,
Jakarta, Balai Penerbit FK Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai