Anda di halaman 1dari 3

A.

Biografi alfred adler


B. Konsep Dasar Konseling Adler
C. Tujuan Konseling Adler
D. Peranan Konselor
E. Teknik Konseling Adler
F. Kelebihan dan Keterbatasan
G. Contoh Peranan Konseling Adler

A.
Nama Pendekatan dan Tokoh Alfred Adler lahir di pinggiran Wina pada tanggal 7
Februari 1870 sebagai anak ketiga dari seorang pengusaha Yahudi. Sewaktu kecil, Adler sering
sakit-sakitan sehingga baru bisa berjalan pada usia 4 tahun. Bahkan, Adler sempat akan tewas
pada usia 5 tahun karena pneumonia. Ketika sekolah, Adler adalah seorang anak dengan
kemampuan rata-rata dan menyenangi permainan di luar ruangan ketimbang diam dalam ruang
kelas. Dia sering keluar rumah, dikenal luas oleh teman-temannya dan aktif. Salah satu alasan dia
terkenal di antara teman-temannya, adalah karena dia ingin menyaingi kakaknya, Sigmund.
Biografi Alfred Adler
Pada awal masa kanak-kanak Adler tidak bahagia. Hal itu ditandai dengan sakit, dan
kesadaran terhadap kematian, ketidakbahagiaan, dan kecemburuan dari kakak tertuanya. Dia
menderita rakhitis, yang membuatnya tidak dapat berlari dan bermain dengan anak lain. Pada
umur 3 tahun, dia menyaksikan kematian adik bungsunya, pada umur 4 tahun, Adler sendiri sudah
sangat dekat dengan kematian karena pneumonia. Adler pada awalnya dimanjakan oleh ibunya,
hal itu hanya agar ia dapat menerima kehadiran adik laki-lakinya. Hubungan masa kana-kanaknya
dengan orang tuanya menjadi sangat berbeda dengan Freud. Adler lebih dekat dengan ayahnya
daripada ibunya. Dan dapat dimengerti jika kemudian ia menolak kompleks Oedipus milik Freud
karena hal itu sangat asing bagi pengalaman masa kecilnya.
Teori Pendekatan Individual Alfred Adler dikenal dengan nama Teori “Adlerian”

B. Konsep Dasar Konseling Adler Konstruk utama psikologi individual adalah bahwa
perilakumanusia dipandang sebagai suatu kompensasi terhadap perasaan inferioritas. Hal inilah
yang menjadi perbedaan yang mendasar teori psikologi individual dengan psikoanalisis. Tujuan
hidup dipandang untuk mengatasi felling of inferiority (FOI) menuju felling of superiority (FOS).
Perasaan tidak mampu atau rasa rendah diri, berasal dari tiga sumber, yaitu kekurangan dalam
organ fisik, anak yang dimanja, anak yang mendapat penolakan. Kadang-kadang rasa rendah diri
ini dapat menimbulkan kompensasi yang berlebihan sehingga menyebabkan berbagai hambatan
bagi individu itu sendiri. Konsep utama dari teori psikologi individual yang benar-benar berbicara
tentang diri atau self, yang mana hal itu yang menjadi pembeda setiap individu yang terlihat dari
gaya hidup masing-masing individu, menyebabkan arah konseling mengacu pada pengembangan
diri individu. Masalah yang paling sering dialami adalah masalah kepercayaan diri (konsep diri).
Pembentukan konsep diri ini dimulai sejak usia empat dan lima tahun pertama.
1. Persepsi Subyektif tentang Realitas Penganut Adler berusaha melihat dunia dari kerangka
subyektif klien, suatu orientasi yang dinyatakan sebagai fenomenologis. Fenomenologis diberikan
karena orientasi ini menaruh perhatian pada cara individu dimana seseorang melihat dunianya.
“Realitas Subyektif” ini mencakup persepsi keyakinan dan kesimpulan individual.
2. Kesatuan Serta Pola Kepribadian Manusia Premis dasar dari pendekatan Adler disebut juga
Psikologi Individual. Psikologi Adler berasumsi : manusia adalah suatu makhluk sosial, kreatif, dan
pengambil keputusan yang memiliki maksud terpadu. Pribadi manusia menjadi terpadu lewat
tujuan hidup. Implikasi (holistik) dari kepribadian ini adalah bahwa seorang klien adalah suatu
bagian integral dari sistem sosial.
3. Interes Sosial Istilah ini berarti kesadaran individu akan kedudukannya sebagai bagian dari
masyarakat manusia dan akan sikap seseorang dalam menangani dunia sosialnya. Didalamnya
mencakup perjuangan untuk masa depan yang lebih baik. Adler menyamakan interes sosial
dengan rasa identifikasi dan empati dengan orang lain. Menurut Adler pada saat interes sosial
berkembang maka rasa rendah diri serta keterasingan akan hilang. Interes sosial bisa
berkembang bila diajarkan, dipelajari dan digunakan. Mereka yang hidup tanpa interes sosial
menjadi tidak bersemangat dan berakhir dengan keberadaannya di sisi kehidupan yang tak
berguna. Manusia itu memiliki kebutuhan dasar, yakni perasaan aman, diterima, dan berguna.
Faktor internal Factor-faktor yang menyebabkan timbulnya perilaku bermasalah meliputi:
1. Penetapan tujuan akhir yang terlalu tinggi.
2. Hidup di dunia mereka sendiri.
3. Memiliki gaya hidup yang kaku dan dogmatis. Hal tersebut merupakan konsekuensi dari
kurangnya kepedulian terhadap kehidupan social.
Manusia gagal dalam hidupnya karena mereka terlalu sibuk dengan dirinya sendiri dan
kurang memperhatikan orang lain. Faktor eksternal Menurut Adler, ada tiga hal yang membuat
individu memiliki perilaku yang bermasalah, antara lain:
1. Kelemahan fisik yang dibesar-besarkan.
2. Gaya hidup yang manja
3. Gaya hidup yang tertolak.
C. Tujuan Teori Adler 1. Membina hubungan konselor klien 2. Membantu klien memahami
keyakinan- keyakinan perasaan, motivasi dan tujuan yang menentukan gaya hidupnya. 3.
Membantu klien mengembangkan wawasan pemahaman (insight) mengenai gaya hidup dan 4.
menyadarkan mereka 5. Reducation 6. Mengembangkan sosial interest individu dengan interest
sosial
D. Peranan Konselor Konselor menggunakan kenangan-kenangan pada masa dini sebagai
alat diagnosis. Kenangan-kenangan ini adalah yang berupa peristiwa tunggal dimasa kanak-kanak
yang bisa kita awali kembali. Kenangan-kenangan itu merupakan pantulan dari apa yang terjadi di
masa kini dan kita evaluasi serta pantulan dari sikap dan prasangka kita (Griffit & Powers, 1984).
Kenangan-kenangan ini memberikan gambaran singkat tentang bagaimana kita melihat pada diri
kita sendiri dan orang lain dan apa yang kita antisipatikan dimasa depan. Setelah kenangan-
kenangan masa dini ini dirangkum dan diinterpretasikan maka terapispun mengidentifikasi
beberapa dari suskes dan kekeliruan dalam hidup si klien. Tujuannnya adalah untuk menyediakan
titik tolak dalam usaha-usaha terapeutik.
Dengan cara perangkuman, dalam hal pembuatan diagnostik, maka terapis melakukan
hal-hal sebagai berikut: mereka mengambil sari pati pola utama yang nampak dalam kuisioner
tentang konstelasi keluarga dan darinya diambil kesimpulan gambaran tentang kepribadian dasar
si klien. Setelah itu dengan jalan menginterpretasi kenangan-kenangan dini merekapun
memperoleh artu tentang pandangan hidup si klien sekarang. Aspek-aspek yang keliru dalam
tinjauan hidup klien ini diidentifikasikan dengan membandingkan apa yang diyakini sekarang
dengan kerangka konsep interest sosial. Setelah proses itu selesai konselor dan lainnya memiliki
sasaran dan terapi (Guskurs, 1971).
E. Deskripsi Proses Konseling Adler Konselor adrelian memiliki peran yang sangat
kompleks dan perlu memiliki banyak ketrampilan, berperan sebagai pendidik,
memperkembangkan minat social, dan mengajar klien dengan memodifikasi gaya hidup, perilaku
dan tujuannya serta sebagai seorang analis yang harus memeriksa kesalahan asumsi dan logika
konseli.
Proses konseling diarahkan oleh konselor untuk mendapatkan informasi-informasi
berkaitan dengan masa sekarang dan masa lalu sejak klien berusia kanak-kanak. Mulai dari
mengingat komponen-komponen dalam keluarga, keanehan-keanehan prilaku yang terjadi
didalam keluarga, sampai hal yang spesifik. Hal ini sangat membantu konselor dalam
menghimpun informasi serta menggali FOI klien. Konseling aliran Adler dibangun mengitari empat
tujuan sentral, yang sesuai dengan empat fase proses terapeutik (Dreikurs, 1967).
Fase-fase ini tidak linier dan tidak bergerak maju dengan langkah-langkah yang baku,
melainkan fase-fase itu akan bisa dipahami sangat baik sebagai suatu jalinan benang yang
nantinya akan membentuk selembar kain. Maka tahap-tahapnya adalah:
1. Menciptakan hubungan terapeutik yang tepat
2. Menggali dinamika psikologi yang ada dalam diri klien
3. Memberi semangat untuk pemahaman
4. Menolong agar bisa berorientasi ulang
F. Teknik Konseling Adler Ketrampilan interpersonal yang meliputi kesanggupan untuk
memeberikan perawatan yang tulus, keterlibatan, empati dan teknik-teknik komunikasi verbal
maupun non verbal untuk mengembangkan hubungan konseling. Dorongan. Untuk mendorong
konseli konselor perlu memusatkan perhatian pada :
a. Apa yang dilakukan konseli bukan mengavaluasi perilakunya.
b. Perilaku sekarang bukan perilaku lampau
c. Perilaku dan bukan pribadi konseli
d. Upaya dan bukan hasil
e. Motivasi instrintik dan bukan ekstrintik
f. Yang dipelajari dan bukan yang tidak dipelajari
g. Apa yang postif dan bukan apa yang negative
Adapun Teknik-teknik Konseling Adler, sebagai berikut :
1. Teknik komparatif
2. Teknik analisis mimpi Guna membuat kedua teknik tersebut berjalan dengan lancar,
maka dorongan ditambah interpretasi dan konfrontasi atau tantangan supaya membantu
konseli memperoleh kesadaran tentang gaya hidupnya, mengakui alasan-alasan
tersembunyi yang ada dibalik perilakunya, mengapresiasi konsekuensi negative dari
perilaku tersebut, dan bekerja untuk mencapai perubahan positif.
Konselor terus memainkan peran aktif untuk mendorong konseli menggunakan pemahamannya
guna merumuskan tindakan-tindakan nyata yang mengarah pada perubahan perilaku atau
pemecahan masalah. Adler juga merekomondasikan konselor untuk bertindak inovatif dan kreatif
dalam memilih menggunakan teknik.
G. Kelebihan dan Keterbatasan Kelebihan :
1. Keyakinan yang optimistis bahwa setiap orang dapat berubah untuk mencapai sesuatu ke arah
evolus manusia bersifat positif.
2. Penekanan hubungan konseling sebagai suatu media untuk mengubah klien.
3. Menekan bahwa masyarakat tidak sakit atau salah akan tetapi manusianya yang sakit atau
salah.
4. Menekan bahwa kekuatan sebagai pusat pendorong prilaku
5. Gagasan ini banyak mempengaruhi pendekatan-pendekatan lain
6. Berorientasi humanistic
7. Tingkah lakunya berarah tujuan
8. Lebih menekankan pada asepek-aspek psikologis sosial
9. Dasarnya dirancang dalam latar belakang kelompok.
10. Konsep-konsep dasar dan prosedur serta terapnya mudah diikuti.
11. Modelnya dibangun dengan lebih memperdulikan kesesuaiannya untuk menangani orang-
orang normal yang bermasalah dari pada terhadap orang-orang yang menderita psikosa.
Keterbatasan
1. Terlalu banyak menekankan pada tilikan intelektual dalam upaya perubaha.
2. Penekanan yang berlebihan pada pengalaman nilai, minat subjektif sebagai penentu
prilaku.
3. Meminimalkan factor biologis dan riwayat masa lalu.
4. Terlalu banyak menekan kan tanggung jawab pada ketrampilan diagnostik konselor.
5. Dari segi presesi kemungkinan untuk di tes dan validitas empiriknya pada pendekatan
ini lemah (kurang teliti).
6. Ada kecenderungan untuk menyederhanakan secara berlebihan terhadap beberapa
masalah manusia yang kompleks
H. Contoh Peranan Konseling Adler Kasus ini di contohkan oleh Adler ketika beliau
menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan yakni menggali masa lalu ( Early
recollections) : Bagaimana ketika seorang laki-laki yang sangat sukses mencurigai wanita, orang
ini melaporkan ingatan masa kecilnya “ saya pergi ke pasar bersama Ibu dan Adik laki-laik saya,
tiba tiba turun hujan dan Ibu menggendong saya, kemudian dia ingat saya yang lebih besar, dia
menurunkan saya dan menggendong adik saya “ Adler mengamati ingatan ini berhubungan
langsung dengan kecurigaan laki-laki itu kepada wanita. Mula-mula dia menerima posisi disenangi
Ibunya, namun dia kehilangan posisi itu di rebut adiknya. Walaupun banyak orang mungkin
mengatakan mencintainya mereka cepat menarik cinta itu.
Dari kasus di atas, Adler tidak menganggap pengalaman anak-anak menjadi sebab laki-
laki itu sekarang menjadi mudah curiga kepada perempuan, tetapi justu sebaliknya gaya hidup
mencurigai perempuan sekarang itulah yang membentuk dan mewarnai ingatan masa lalu.

Anda mungkin juga menyukai