Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Dasar Teori

I.1.1 Kekar

Kekar atau joint adalah rekahan-rekahan pada batuan yang berbentuk lurus, planar
dan tidak terjadi pergeseran. Ada dua faktor dalam pembentukan struktur kekar pada
batuan, yaitu faktor dari gaya endogen dan faktor dari gaya eksogen. Pada gaya
endogen ini terjadi karena adanya tektonik, gaya tektonik ini dibedakan menjadi dua
yaitu gaya tekan atau kompresi, pada gaya tekan ini akan membentuk jenis kekar
gerus atau shear joint, yang kedua yaitu gaya tarik atau tension pada gaya ini akan
membentuk kekar tarik atau disebut tension joint. Pada faktor gaya eksogen biasanya
terjadi karena adanya gaya pengerutan yang timbul dari pendinginan batuan beku atau
pengeringan pada batuan sedimen sehingga terbentuk jenis kekar pengerutan atau
disebut shringkage joint, selain itu juga bisa terjadi karena adanya penghilangan
beban batuan yang tererosi hal ini membentuk jenis kekar lembaran atau disebut sheet
join. Klasifikasi kekar atau joint terdiri dari beberapa klasifikasi yaitu :

1. Berdasrkan Cara Terbentuknya:


a. Srinkage Joint (Kekar Pengkerutan)
Srinkage Joint adalah kekar yang disebabkan karena gaya pengerutan yang
timbul akibat pendinginan (kalau pada batuan beku terlihat dalam bentuk kekar
tiang/kolom) atau akibat pengeringan (seperti pada batuan sedimen). Kekar ini
biasanya berbentuk polygonal yang memanjang.

b. Kekar Lembar (Sheet Joint)

Yaitu sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan permukaan tanah. Kekar
seperti ini terjadi terutama pada batuan beku. Sheet joint terbentuk akibat
penghilangan beban batuan yang tererosi.

Penghilangan beban pada sheet joint terjadi akibat :

1) Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh

2) Proses erosi yang dipecepat pada bagian atas batuan beku

3) Adanya peristiwa intrusi konkordan (sill) dangkal

2. Berdasarkan Bentuknya

a. Kekar Sistematik: yaitu keakar dalam bentuk berpasangan arahnya sejajar


satu dengan yang lainnya .
b. Kekar Non Sistematik: yaitu kekar yang tidak teratur biasanya
melengkung dapat saling bertemu atau bersilangan di antara kekar lainnya
atau tidak memotong kekar lainnya dan berakhir pada bidang perlapisan

3. Kekar Berdasarkan Ganesanya

a. Kekar Kolom

Kekar Kolom umumnya terdapat pada batuan basalt, tetapi kadang juga
terdapat pada batuan beku jenis lainnya. Kolom-kolom ini berkembang
tegak lurus pada permukaan pendinginan, sehingga pada sill atau aliran
tersebut akan berdiri vertikal sedangkan pada dike kurang lebih akan
horizontal, dengan mengukur sumbu kekar kolom kita dapat
merekonstruksi bentuk dari bidang pendinginan dan struktur batuan beku.

b. Kekar Gerus
Kekar Gerus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat stress yang
cenderung mengelincirkan bidang satu sama lainnya yang berdekatan.

Ciri-ciri di lapangan :

1)Biasanya bidangnya licin.

2)Memotong seluruh batuan.

3)Memotong komponen batuan.

4)Biasanya ada gores garis.

5)Adanya joint set berpola belah ketupat.

c. Kekar Lembar

Kekar lembar (sheet joint ) adalah sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar
dengan permukaan tanah, terutama pada batuan beku. Terbentuknya kekar
ini akibat penghilangan beban batuan yang tererosi. Penghilangan beban
pada kekar ini terjadi akibat:
1) Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh

2) Tiba-tiba diatasnya terjadi erosi yang dipercepat

3) Sering terjadi pada sebuah intrusi konkordan (sill) dangkal


d. Kekar Tarik (Esktension Joint dan Release Joint)

Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk dengan arah
tegak lurus dari gaya yang cenderung untuk memindahkan batuan (gaya
tension). Hal ini terjadi akibat dari stress yang cenderung untuk
membelah dengan cara menekannya pada arah yang berlawanan, dan
akhirnya kedua dindingnya akan saling menjauhi.

Ciri-ciri dilapangan :

1)Bidang kekar tidak rata.

2)Selalu terbuka.

3)Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola


kotak-kotak.

4)Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yangkemudian disebut vein.

4. Berdasarkan Genesa & Keaktifan Gaya yang membentuknya

1. Kekar Orde Pertama


Kekar orde pertama adalah kekar yang dihasilkan langsung dari gaya
pembentuk kekar .Umumnya mempunyai bentuk dan pola yang teratur
dan ukurannya relative besar .

2. Kekar Orde Kedua

Kekar orde kedua adalah kekar sebagai hasil pengaturan kembali atau
pengaruh gaya balik atau lanjutan untuk mencapai kesetimbangan massa
batuan .

1.1.2 Sesar

Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang memperlihatkan
peregeseran. Karena gesekan dan kekakuan batuan, batuan tidak bisa meluncur atau
saling melewati satu sama lain dengan mudah. Kadang-kadang ketika semua gerakan
berhenti, tetap akan terjadi penumpukan "stress" di bebatuan dan saat mencapai
tingkat yang melebihi ambang ketegangan, akumulasi energi potensial akan di
"dispersikan" oleh pelepasan tegangan. Pelepasan tegangan difokuskan ke sepanjang
bidang dimana gerakan relatif tersebut ditampung. Tegangan terjadi secara
akumulatif atau instan, tergantung pada kekuatan batuan. Kerak bawah dan mantel
yang "ductile" mengakumulasi deformasi secara bertahap melalui gaya geser,
sedangkan kerak atas yang "brittle" bereaksi dengan fraktur menghasilkan lepasan
tegangan menyebabkan gerakan sepanjang patahan. Sebuah patahan dalam batuan
ductile juga dapat lepas seketika apabila laju regangan terlalu besar. Energi yang
dilepaskan oleh lepasan tegangan inilah yang biasa menyebabkan gempabumi.
Gempabumi merupakan fenomena umum di sepanjang batas patahan transform.
Klasifikasi Anderson (1951) membagi jenis sesar berdasarkan atas principle stress.
Principal stress adalah stress yang bekerja tegak lurus bidang sehingga harga
komponen shear stress pada bidang tersebut adalah nol. Bidang tersebut dikenal
sebagai bidang utama atau principal surface. Terdapat tiga principal stress yaitu s1,
s2, dan s3, dimana σ1 (S1) > (S2) > σ3 (S3). Dari 3 sumbu tersebut dapat pisahkan
menjadi 2 sumbu berdasarkan orientrasi sumbu, yaitu sumbu horizontal (Sh) dan
sumbu vertikal (Sv), dimana Sh terdiri dari 2 sumbu yaitu sumbu horizontal dengan
nilai maksimum (SHmax) dan sumbu horizontal dengan nilai minimum (Shmin),
sedangkan Sv hanya mempunyai satu sumbu saja. Sumbu ini lah yang mengontrol
terbentuknya klasifikasi sesar, yaitu sesar normal, sesar naik dan sesar mendatar.

Gambar 1. Klasifikasi Sesar dan Principal Stress Pembentuknya (Anderson, 1951


dalam Zoback 2007)

Tabel 1. Hubungan sumbu dengan jenis sesar berdasarkan Klasifikasi Anderson


(1951)

Rezim/Stress S1 S2 S3
Sesar normal (Normal) Sv Shmax Shmin
Sesar mendatara (Strike-slip) Shmax Sv Smin
Sesar naik (Reverse/Thrust) Shmax Shmin Sv

1. Sesar normal (normal fault) terbentuk apabila SV merupakan principal stress


maksimum (S1), SHmax adalah principal stress menengah (S2), dan Smin
merupakan principal stress minimum (S3).
2. Sesar naik (reverse fault) terbentuk apabila SHmax merupakan principal stress
maksimum (S1), Shmin adalah principal stress menengah (S2), dan SV merupakan
principal stress minimum (S3).
3. Sesar mendatar (strike-slip fault) terbentuk apabila SHmax merupakan principal
stress maksimum (S1), SV adalah principal stress menengah (S2), dan Shmin
merupakan principal stress minimum (S3).

1.1.3 Pengamatan Kekar dan Sesar Pada Peta

Garis kontur dibuat dengan cara memetakan informasi ketinggian suatu obyek yang
didapat dari survei dunia nyata dan menginterpretasikannya dengan menggunakan
garis.
Ilustrasi Pembuatan Garis Kontur

Dapat dilihat pada garis diatas bahwa pada awalnya, garis kontur berasal dari
informasi ketinggian suatu obyek. Informasi tersebut kemudian dipetakan menjadi
titik-titik yang nantinya akan dihubungkan dengan garis.Garis-garis yang ada
menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama. Garis inilah yang disebut
sebagai garis kontur.

1.2 Maksud Dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan persebaran kekar pada peta topografi
2. Menentukan persebaran sesar pada peta topografi
3. Menginterpretasikan kekar dan sesar pada peta topografi

Anda mungkin juga menyukai