Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah Kabupaten jember yang terletak di zona geografis dengan batasan


Gunung dan , pantai, ternyata memiliki potensi kekayaan alam yang sangat
menjajikan bagi masa depan dan pendapatan asli daerah. Berbagai macam bahan
yang dapat ditemukan di Kabupaten Jember ini terdapat bahan tambang logam
maupun non logam. Salah satu potensi bahan galian yang terdapat pada
Kabupaten Jember lebih tepatnya berada di desa Andongrej, kecamatan tempurejo
yaitu Koalin. Koalin merupakan mineral yang cukup banyak dipakai dalam
berbagai industri baik sebagai bahan baku utama maupun bahan baku pembantu.
Hal ini karena adanya sifat-sifat seperti kehalusan, kekuatan warna, daya hantar
listrik dan panas rendah, serta sifat-sifat lainnya. Untuk melakukan kegiatan
pertambangan diperlukan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu UU no. 4 tahun
2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dijelaskan bahwa sebelum
melakukan kegiatan operasi produksi diharuskan melalui tahap eksplorasi. Tahap
Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi,bentuk,dimensi,sebaran,kulitas
dan sumberdaya terukur dari bahan galian,serta informasi mengenai lingkungan
sosial dan lingkungan hidup ( PP No.22 Tahun 2010).

1.1.1 Perizinan
Pertambangan merupakan salah satu jenis usaha yang harus banyak mendapatkan
perizinan atas dasar hukum pada setiap kegiatan penambangannya mulai dari
tahap awal prospeksi sampai ke tahap akhir yaitu pascatambang. Dalam
melakukan kegiatan eksplorasi juga harus mendapatkan izin dari pemerintah atas
dasar hukum, yang salah satunya terdapat pada Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi bahwa bumi dan
air serta kekayaan lainnya yang terkandung didalamnya, juga dikuasai oleh negara
dan digunakan untuk kemakmuran rakyat.

No Uraian Keterangan
1 Nama perorangan
2 MPWP perorangan
3 Nomor SK WIUP
4 Nomor SK IUP
5 Status IUP
6 Kode IUP UP
7 Nomor SK penetapan tanda batas WIUP
8 Komoditas
9 Jangka IUP
10 Kepala teknik tambang
11 Persetujuan dokumen lingkungan
12 Persetujuan asli kelayakan
13 Rencana produksi tahun
14 Luas IUP operasi produksi
15 Luas project area
16 Izin pinjam pakai kawasan
17 Kawasan hutan untuk operasi
18 Pemegang saham
19 Susunan pengurus dan NPWP pengurus
Tabel 1.1
Legalitas perizinan

1.1.2 Status Dan Kegunaan Lahan


UU No.41/1999 tentang Kehutanan Pasal 28 ayat (1) menyatakan bahwa “
Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan penambangunan di luar kegiatan
kehutanan hanya dapat dilakukan dalam kawasan hutan produksi dan kawasan
hutan lindung”. Kemudian dalam ayat (4) dinyatakan bahwa “ pada kawasan
hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan pola pertambangan
terbuka “. Daerah yang termasuk dalam WIUP adalah sebuah kawasan perhutanan
yaitu hutan metu betiri yang telah disahkan oleh mentri kehutanan Sk No.
277/Kpts-VI/97 sebagai taman nasional meru betiri.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari dilakukannya kegiatan eksplorasi ini adalah untuk memperolrh
informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi,bentuk
dimensi,sebaran,kualitas, dan sumberdaya terukur dari bahan galian, serta
informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan eksplorasi ini adlah untuk:
1. Mengetahui kondisi geologi daerah penyelidikan
2. Mengetahui pola sebaran dan potensi komoditas barang
3. Mengetahui volume komoditas tambang
4. Menentukan aspek teknis dan arahan kegiatan pertambangan selanjutnya
5. Mengetahui aspek sosial dan lingkungan yang berpengaruh terhadap
kegiatan pertambangan dan akan terpengaruh dengan adanya kegiatan
pertambangan .
1.3 Lokasi Daerah Penyelidikan
1.3.1 Administrasi dan Geografis
Sebagai daerah otonom, Kabupaten Jember memiliki batas batas territorial, luas
wilayah, kemampuan ekonomi, potensi daerah,sosal politik dan dan sosial budaya
serta sumber daya manusia. Kondisi objekif yang demikian dapat mengungkapkan
berbagai karakteristik sumberdaya alam, komoditas yang dihasilkan, mata
pencaharian penduduk, keadaan serta ekonomi dan sosial budaya yang
mencerminkan kekuatan sebagai suatu kompetensi daerah, sekaligus bergam
permasalahan yang dihadapinya.

Kabupaten Jember memiliki luas wilayah 3.293,34 km₂ atau 329.333,94


Hadengan batas wilayah administrative kabupaten jember adalah :

Utara : Kabupaten Bondowoso dan sedikit Kabupaten Probolinggo

Timur : Kabupaten Banyuwangi

Selatan : Samudra Indonesia


Barat : Kabupaten Lumajang

Secara administratif wilayah Kabupaten Jember terbagi menjadi 31 kecamatan


terdiri atas 28 kecamatan dengan 225 desa dan 3 kecamatan dengan 22 keluraha.
Kecamatan terluas adalah kecamatan Tempurejo dengan luas 24,46 km₂ atau
15,9% dari total luas wilayah Kabupaten Jember. Kecamatan yang terkecil adalah
Kaliwates, seluas 24,94 km₂ atau 0,76%

Secara Geografis lokasi penelitian terletak antara antara 113o25’25” –


113o32’48” BT dan antara 8 o 44’32” – 8 o53’25” LS, secara administratif lokasi
tersebut terletak di Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember,
Provinsi Jawa Timur. Luas wilayah Kabupaten Jember berupa dataran seluas
3.293,34 km3 yang terdiri dari 31 wilayah kecamatan dan 248 desa/kelurahan.
Jember dikelilingi oleh Gunung Manggar, Gunung Argopuro, Gunung Sadden,
dan Lempeng Samudra Indonesia yang menyebabkan permukaan atas bumi
berubah membentuk lipatan-lipatan bumi.

1.3.1 Kesampaian Wilayah


Untuk sampai dilokasi penelitian yaitu, Kabupaten Jember, kecamatanTempurejo,
Desa Andongrejo pada area hutan, menggunakan fasilitas mobil dengan jarak
yang ditempuh 224 km, yaitu membutuhkan waktu sekitar 4 jam 46 menit.
Gambar 1.1
Peta Kesampaian Wilayah

1.4 Keadaan Umum Lingkungan


Wilayah Kabupaten Jember mencakup area seluas 3.293,34 Km2, dengan karakter
topografi dataran ngarai yang subur pada bagian tengah dan selatan dan dikelilingi
pegunungan yang memanjang batas barat dan timur. Selain itu, di Kabupaten
Jember terdapat sekitar 82 pulau, dan pulau yang terbesar adalah Nusa Barong.
Kabupaten Jember berada pada ketinggian 0–3.300 meter di atas permukaan laut
(dpl). Sebagian besar wilayah ini berada pada ketinggian antara 100 hingga 500
meter di atas permukaan laut (37,75%), selebihnya 17,95 % pada ketinggian 0
sampai dengan 25 m, 20,70% pada ketinggian 25 sampai dengan 100 m, 15,80%
berada pada ketinggian 500 sampai dengan 1.000 m di atas permukaan laut dan
7,80% pada ketinggian lebih dari 1.000 m. Wilayah barat daya memiliki dataran
dengan ketinggian 0–25 meter dpl. Sedangkan daerah timur laut yang berbatasan
dengan Bondowoso dan tenggara yang berbatasan dengan Banyuwangi memiliki
ketinggian di atas 1.000 meter dpl.

Berikut ini adalah table dari keadaan umum Kabupaten Jember:


Tabel 1.2
Keadaan umum Lingkungan

Luas Daratan Terdiri Dari 3.293,34 km₂


Pemukiman / kampong 315,51 km₂
Persawahan 869,35 km₂
Pertanian tanah kering 447,96 km₂
Kawasan hutan 1.208,90 km₂
Tambak / kolam 3.59 km₂
Padang rumput / tanah kosong 2,89
Perkebunan 344,29 km₂
Tanah tandus 16,19
Rawa / danau / waduk 0,36
Lain lain 84,30

Tabel 1.3
Wilayah Administrasi Pemerintah

Pembantu Bupati 7
Kecamatan 28
Perwakilan Kecamatan 3
Kelurhan 22
Desa 218
Dusun 201
Rukun warga 4.154
Rukun tetangga 14.714
Lingkungan 902

1.4.1 Iklim dan Curah Hujan

Iklim di Kota Jember adalah iklim tropis. Angka temperatur berkisar antara 23ºC -
31ºC, dengan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai bulan Agustus dan
musim hujan terjadi pada bulan September sampai bulan Januari. Sedangkan
curah hujan cukup banyak, yakni berkisar antara 1.969 mm sampai 3.394 mm.

1.4.2 Sosial Ekonomi

Tumbuh dan berkembangnya suatu kota akan banyak dipengaruhi oleh faktor-
faktor internal dan eksternal, yang salah satunya adalah faktor perekonomian.
Kegiatan ekonomi ini secara langsung maupun tidak langsung dapat
memperlihatkan cepat dan lambatnya proses perkembangan kota. Selain itu dapat
juga memperlihatkan kecenderungan perkembangan ekonomi kota. Bagi kota-kota
kecamatan di Indonesia, kehidupan ekonomi kotanya masih lebih banyak
ditunjang oleh kegiatan pertanian. Kondisi ini juga terjadi pada kota Jember
dimana sektor pertanian baik pertanian tanaman pangan maupun holtikultura.
Gambaran tersebut memperlihatkan bahwa perekonomian kota Jember masih
dipengaruhi oleh kegiatan pertanian.

Fasilitas pendidikan di Kota Jember meliputi TK, SD, SLTP, SLTA dan
PT/Akademi. Fasilitas-fasilitas pendidikan ini telah tersebar secara merata di
wilayah Kota Jember. Dan jumlah fasilitas ini semakin mengecil sejalan dengan
semakin tingginya tingkat pendidikan.

Tabel 1.3

Anda mungkin juga menyukai