TAHAPAN CRUSHING
Primary Crushing, Secondary Crushing dan Tertiery Crushing
Disusun Oleh :
Priskilla Latekay
11.2019.1.00774
Segala puji syukur bagi Tuhan yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah tentang peralatan kominusi ini boleh diselesaikan dengan baik.
Makalah merupakan tugas dari mata kuliah pengolahan bahan galian.
Ucapan terimah kasih disampaikan kepada semua orang yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini atas pengertian dan doanya hingga makalah ini dpat
diselesaikan dengan baik,
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kritik
dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua orang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Mineral perlu diolah sesuai dengan kepeluan, misalnya suatu mineral harus
memiliki derajat liberasi yang luas untuk terjadi reaksi kimia pada proses
berikutnya. Maka kita bisa mengolahnya dengan proses yang disebut kominusi.
Kominusi merupakan suatu proses pengecilan ukuran suatu mineral dengan
menggunakan beberapa metode. Dalam
makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai proses pengolahan mineral
kominusi yang menggunakan metode grinding. Dimana grinding merupakan
proses setalh chorusing.
1.3 Tujuan
Berikut adalah tujuan dari pembuatan makalah ini:
1. Mengetahui lebih lanjut tentang kominusi
2. Mengetahui proses crushing
3. Untuk mengetahui Primary Crushing dapat digunakan dalam proses kominusi
4. Untuk mengetahui Secondary Crushing dapat digunakan dalam proses
kominusi
5. Untuk mengetahui Tertiery Crushing/Fine Grinding dapat digunakan dalam
proses kominusi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kominusi
Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir sehingga menjadi lebih kecil dari
ukuran semula. Selain untuk mereduksi ukuran butir, kominusi juga untuk meliberasi
bijih, yaitu proses melepaskan mineral bijih dari ikatannya yang merupakan gangue
mineral. Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG
yang bertujuan untuk :
1) Membebaskan/meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material pengotornya.
2) Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada
proses berikutnya.
3) Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain,
misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
1) Peremukan/pemecahan (crushing)untuk proses kering
2) Penggerusan/penghalusan (grinding)untuk proses basah dan kering
Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari
beberapa tahap, yaitu :
- Tahap pertama/primer (primary stage)
- Tahap kedua/sekunder (secondary stage)
- Tahap ketiga/tersier (tertiary stage)
- Kadang-kadang ada tahap keempat/kwarter (quaternary stage)
2. Impact Crusher
Mesin ini mengunakan impact (benturan) sebagai mekanisme
peremukannya.Tipenya ada berbagai macam.Mesin ini banyak disukai karena
dapat menghasilkan produk yang relative ideal,sehingga memudahkan
pengangkutan dan pemakaian.Selain itu alat ini juga ringkas dan mempunyai
rasio yang cukup besar yaitu : 7 : 1 hingga 10 : 1.
3. Gyratory Crusher
Mesin ini memiliki rahang bundar (circular jaw). Sebuah crushing head yang
berbentuk kerucut berputar di dalam sebuah funnel shaped casing yang
membuka ke atas.Crushing head tersebut berfungsi memcahkan umpan yang
masuk.
Alat ini mempunyai kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan jaw
crusher.Gerakan alat ini adalah kontinyu karena crushing head dari alat ini
bergerak dan bergoyang.Alat ini tidak sesuai dengan material yang lengket
seperti lempung karena kurang menguntungkan disebabkan biaya lebih besar
dibandingkan dengan jaw.
T = 0,75So (L-G)
dimana :
T = kapasitas, ton/jam
G = gape, inch
So = open set, inch
Hammer Mill
Hammer mill dipakai dalam secondary crusher untuk memperkecil
produk dari primary crushing dengan ukuran umpan yang diperbolehkan
adalah kurang dari satu inchi. Alat ini merupakan alat yang berbeda cara
penghancurannya dibandingkan dengan alat secondary crushing lainnya.
Roll Crusher
Roll crushers memiliki maksimum teoritis pengurangan rasio 4:1.Jika
2 inci partikel diumpankan ke crusher roll mutlak ukuran terkecilyang bisa
diharapkan dari crusher adalah 1 / 2 inci. Roll crushershanya akan
menghancurkan materi ke ukuran partikel minimum sekitar 10 Mesh (2 mm).
Sebuah roll crusher meremukkan menggunakankompresi, dengan dua
rol berputar mengenai suatu poros, terhadapkesenjangan antara roll.
Kesenjangan antara gulungan diatur ke ukuran produk yang diinginkan,
dengan kesadaran bahwa partikel pakanterbesar hanya dapat 4 kali
kesenjangan dimensi.
Partikel ditarik kedalam celah antara gulungan oleh gerakan berputar
dan membentuk sudut gesekan antara gulung dan partikel, yang disebut sudut
nip. Duagaya gulungan partikel antara permukaan yang berputar mereka
kedaerah kesenjangan yang lebih kecil, dan patah tulang dari
kekuatankompresi yang disajikan oleh gulungan berputar.
Beberapa keuntunganutama roll crushers yang mereka berikan sangat
bagus dan distribusiukuran produk yang mereka hasilkan sangat sedikit debu
atau denda.Rolls crushers secara efektif digunakan dalam menghancurkan
mineral bijih di mana tidak terlalu kasar dan mereka juga digunakan dalam
produksi skala yang lebih kecil lebih abrasive pertambangan bijihlogam,
seperti emas. Batubara mungkin adalah pengguna terbesar rollcrushers, saat
ini. Batubara tanaman akan menggunakan roll crushers, baik tunggal atau roll
ganda sebagai crushers utama, mengurangi batubara ROM. Biasanya, crushers
ini akan memiliki bentuk gigi ataudibesarkan di muka gulungan. (Roll
crushers digunakan untuk mineraldan bijih logam memiliki gulungan dihadapi
halus).
Hancurnya material pada roll crushing dibedakan menjadi:
a. Choke Crushing
Penghancuran material tidak hanya dilakukan oleh permukaan roll,
tetapi juga oleh sesama material itu sendiri.
b. Free Crushin, yaitu material yang masuk langsung dihancurkan oleh roll.
2.3 Tertiary Crushing
Dilakukan untuk mendapatkan ukuran batuan yang lebih halus, sehingga derajat
leberasi mineral dapat lebih tinggi. Hal ini dilakukan apabila dipandang perlu untuk
mengolah mineral dengan proses konsentrasi, dimana dibutuhkan butiran mineral
dengan ukuran yang halus.
Tertiary crushing umunya dilakukan dengan menggunakan alat giling (mill), yaitu
silinder dari baja yang didalamnya diisi grinding media, dan apabila silinder diputar
pada as-nya akan terjadi grinding action. Dalam pengertiannya grinding berada
dengan crushing. Pada crushing penghancurannya disebabkan oleh gaya tekan
(impact) dipakai untuk material yang kasar, sedangkan grinding penghancurannya
oleh gaya gesekan (rubbing) dan biasanya dipakai untuk material yang halus (max. 6
mesh). Pada mulanya grinding menunjukkan cara penghancuran dimana suatu benda
berat meluncur atau bergeludung diatas benda lain, sedangkan benda yang akan
dihancurkan berada diantaranya.
3.1 Kesimpualan
Berdasarkan makalah ini saya mengambil kesimpulan antara lain sebgai berikut:
1. Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir sehingga menjadi lebih kecil
dari ukuran semula, kominusi dibagi menjadi 2 yaitu, crushing untuk proses
kering dan grinding untuk proses basah dan kering.
2. Crushing adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung
dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar
100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm. Proses ini
terbagai menjadi 2 yaitu proses primary crushing dan secondary crushing dua
proses ini juga menggunakan alat yang berbedah-bedah.
3. Tertiary crushing Dilakukan untuk mendapatkan ukuran batuan yang lebih halus,
sehingga derajat leberasi mineral dapat lebih tinggi. Hal ini dilakukan apabila
dipandang perlu untuk mengolah mineral dengan proses konsentrasi, dimana
dibutuhkan butiran mineral dengan ukuran yang halus.
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Modul I, Kominusi (Crushing dan Grinding). Teuku Muhammad Iqbal. ITB
: 2015
http://wira-saputra011.blogspot.co.id/2013/12/pengolahan -bahan-galian-
crushing-dan.ht ml
http://dunia-at as.blogspot.co.id/2012/05/tahapan-dalam-pengolahan-
bahan-galian.ht ml
http://arsipteknikpertambangan.blogspot.co.id/2011/01/kominusi.html
http://laporanp.blogspot.co.id/2010/02/bab-ii-kominusi-kominusi-adalah-proses.html