Anda di halaman 1dari 18

W151700010

MODUL PERKULIAHAN

Sistem Operasi
Deskripsi Penjadwalan, Kriteria,
strategi, Dispathcer dan Algoritma
Penjadwalan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

05
Ilmu Komputer Teknik Informatika W151700010 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S.

Abstract Kompetensi
Penjadwalan berkaitan dengan Mahasiswa Memahami proses
permasalahan memutuskan proses penjadwalan Prosesor dan
mana yang akandilaksanakan dalam berbagai algoritma penjadwalan
suatu sistem. Proses yang belum
mendapat jatah alokasi dari CPU
akan mengantri di ready queue.
Algoritma penjadwalan berfungsi
untuk menentukan proses manakah
yang ada di ready queue yang akan
dieksekusi oleh CPU.
Pembahasan

Penjadwalan proses merupakan basis sistem operasi multiprogramming. Dengan mengalihkan


pemroses diantara proses-proses yang ada, sistem operasi membuat sistem komputer menjadi
lebih produktif dan efisien. Sasaran multiprogramming adalah mempunyai proses yang
berjalan disetiap waktu untuk memaksimalkan utilisasi proses. Untuk sistem komputer dengan
pemroses tunggal (disebut dengan uniprocessor atau singleprocessor) maka tidak pernah lebih
dari satu proses yang berjalan (running). Jika terdapat beberapa proses di sistem, satu proses
berjalan sedangkan sisanya menunggu sampai pemroses bebas dan proses itu dijadwalkan
untuk dijalankan.

Gagasan multiprogramming adalah sederhana. Satu proses dieksekusi sampai proses itu
menunggu sesuatu, biasanya pelaksanaan operasi I/O. Pada multiprogramming, beberapa
proses disimpan di memori pada satu waktu. Ketika satu proses harus menunggu, sistem
operasi mengambil pemroses darinya dan memberikan pemroses ke proses lain. Pola ini
dilakukan secara terus menerus. Setiap kali satu proses harus menunggu, proses lain
mengambil alih penggunaan pemroses

5.1 Deskripsi penjadwalan proses


Penjadwalan merupakan kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme di sistem operasi yang
berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan sistem komputer.
Penjadwalan bertugas memutuskan hal-hal berikut:
 Proses yang harus berjalan
 Kapan dan selama berapa lama proses berjalan

Tujuan utama penjadwalan proses optimasi kinerja menurut kriteria tertentu, dimana
kriteria untuk mengukur dan optimasi kerja penjadwalan.

5.2 Kriteria penjadwalan


Algoritma penjadwalan CPU yang berbeda akan memiliki perbedaan properti. Untuk
memilih algoritma ini harus dipertimbangkan dulu properti-properti algoritma tersebut.
Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk melakukan pembandingan algoritma
penjadwalan CPU, antara lain:
 CPU utilization. Diharapkan agar CPU selalu dalam keadaan sibuk. Utilitas CPU
dinyatakan dalam bentuk prosen yaitu 0-100%. Namun dalam kenyataannya hanya
berkisar antara 40-90%.
 Throughput
Adalah banyaknya proses yang selesai dikerjakan dalam satu satuan waktu.

2019 Sistem Operasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S. http://www.mercubuana.ac.id
 Turnaround time
Banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi proses, dari mulai menunggu
untuk meminta tempat di memori utama, menunggu di ready queue, eksekusi oleh CPU,
dan mengerjakan I/O.
 Waiting time
Waktu yang diperlukan oleh suatu proses untuk menunggu di ready queue. Waiting
time ini tidak mempengaruhi eksekusi proses dan penggunaan I/O.
 Response time
Waktu yang dibutuhkan oleh suatu proses dari minta dilayani hingga ada respon
pertama yang menanggapi permintaan tersebut.
 Fairness
Meyakinkan bahwa tiap-tiap proses akan mendapatkan pembagian waktu penggunaan
CPU secara terbuka (fair).

5.3 Dispathcer
Dispatcher adalah suatu modul yang akan memberikan kontrol pada CPU terhadap
penyeleksian proses yang dilakukan selama short-term scheduling. Fungsi-fungsi yang
terkandung di dalamnya meliputi:
1. Switching context;
2. Switching ke user-mode;
3. Melompat ke lokasi tertentu pada user program untuk memulai program. Waktu yang
diperlukan oleh dispatcher untuk menghentikan suatu proses dan memulai untuk
menjalankan proses yang lainnya disebut dispatch latency.

5.4 Tipe-tipe Penjadwalan

Gambar 5.1 Tipe-tipe penjadwalan

Terdapat tiga tipe penjadwal berada secara bersama-sama pada sistem operasi yang
kompleks yaitu:
a. Penjadwal jangka pendek (short term scheduller)

2019 Sistem Operasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S. http://www.mercubuana.ac.id
Betugas menjadwalkan alokasi pemroses di antara proses-proses ready yang berada di
memori utama.
Sasaran utama penjadwal pendek adalah memaksimumkan kinerja sistem untuk
memenuhi satu kumpulan kriteria yang diharapkan. Penjadwal ini dijalankan setiap
terjadi pengalihan proses untuk memilih proses berikutnya yang harus dijalankan.

b. Penjadwal jangka menengah (medium term scheduller)


Setelah eksekusi selama suatu waktu, proses mungkin menunda sebuah eksekusi karena
membuat permintaan layanan masukan/keluaran atau memanggil suatu system call.
Proses-proses tertunda tidak dapat membuat suatu kemajuan menuju selesai sampai
kondisi-kondisi yang menyebabkan tertunda dihilangkan.

Agar ruang memori dapat bermanfaat, maka proses dipindah dari memori utama ke
memori sekunder agar tersedia ruang untuk proses-proses lain. Kapasitas memori utama
terbatas untuk sejumlah proses aktif. Aktivitas pemindahan proses yang tertunda dari
memori utama ke memori sekunder disebut swapping.

Penjadwal jangka menengah bertugas menangani proses-proses swapping. Proses-


proses

c. Penjadwal jangka panjang (long term scheduller)


Penjadwalan ini bekerja terhadap antrian batch dan memilih batch berikutnya yang
harus dieksekusi. Batch biasanya berupa proses-proses dengan penggunaan sumber
daya yang intensif (yaitu waktu pemroses, memori, masukan/keluaran), program-
program ini berprioritas rendah, digunakan sebagai pengisi (agar pemroses sibuk)
selama periode aktivitas job-job interaktif rendah.
Sasaran utama penjadwal jangka panjang adalah memberi keseimbangan proses-proses
campuran.
Tipe-tipe penjadwalan dapat dikaitkan dengan state-state proses. Dan dapat
digambarkan:

2019 Sistem Operasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S. http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 5.2 State Proses

5.5 Strategi Penjadwalan Proses


Terdapat dua strategi penjadwalan, yaitu:
1. Penjadwalan nonpreemptive (run to completion)
Proses diberi jatah waktu oleh pemroses, maka pemroses tidak dapat diambil alih
oleh proses lain sampai proses itu selesai. Non-preemptive juga disebyt tun-to-
ceompletion karena proses yang telah dijadwalkan akan dijalankan sampai
selesainya atau proses tersebut meminta layanan masukan/keluaran.

2. Penjadwalan preemptive
Proses diberi jatah waktu oleh pemroses, maka pemroses dapat diambil alih proses
lain, sehingga proses disela sebelum selesai dan harus dilanjutkan menunggu jatah
waktu pemroses tiba kembali pada proses itu.
Penjadwalan preemptive berguna pada sistem dimana proses-proses yang mendapat
perhatian/tanggapan pemroses secara cepat, misalnya:
 Pada sistem realtime, kehilangan interupsi (tidak layani segera) dapat berakibat
fatal.
 Pada sistem interaktif time sharing, agar dapat menjamin waktu tanggap yang
memadai.

Penjadwalan secara preemptive baik tetapi harus dibayar mahal. Peralihan proses
memerlukan overhead (banyak tabel yang dikelola). Supaya efektif, banyak proses
harus berada di memori utama sehingga proses-proses tersebut dapat segera running

2019 Sistem Operasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S. http://www.mercubuana.ac.id
begitu diperlukan. Menyimpan banyak proses tak running benar-benar di memori
utama merupakan suatu overhead tersendiri.

5.6 Algoritma-algoritma dalam Penjadwalan Proses


Terdapat banyak algoritma penjadwalan, baik algoritma penjadwalan nonpreemptive
maupun preemptive.
1. Nonpreemptive, menggunakan konsep:
a) FIFO (First In First Out) atau FCFS (First Come First Serve)
b) SJF (Shortest Job First)
c) HRN (Highest Ratio Next)
d) MFQ (Multiple Feedback Queues)

2. Preemptive, menggunakan konsep:


a) RR (Round Robin)
b) SRF (Shortest Remaining First)
c) PS (Priority Scheduling)
d) GS (Guaranteed Scheduling)

Klasifikasi lain selain berdasarkan dapat/tidaknya suatu proses diambil secara paksa
adalah klasifikasi berdasarkan adanya prioritas di proses-proses, yaitu:
1. Algoritma penjadwalan tanpa berprioritas.
2. Algoritma penjadwalan berprioritas, terdiri dari:
a) Berprioritas statis
b) Berprioritas dinamis

5.7 Penjadwalan FIFO


Penjadwalan fifo ini merupakan
 Penjadwalan nonpreemptive
 Penjadwalan tidak berprioritas
Ketentuan
Penjadwalan fifo adalah penjadwalan dengan ketentuan-ketentuan paling sederhana yaitu:
 Proses-proses doberi jatah waktu pemroses diurutkan berdasarkan waktu kedatangan
proses-proses itu ke sistem
 Begitu proses mendapat jatah waktu pemroses, proses dijalankan sampai selesai

Penjadwalan ini dikatakan adail dalam arti resmi yaitu proses yang datang duluan, dilayani
duluan juga, tetapi dinyatakan tidak adil karena proses-proses yang perlu waktu lama

2019 Sistem Operasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S. http://www.mercubuana.ac.id
membuat proses-proses pendek menunggu.proses-proses tidak penting dapat membuat
proses-proses penting menjadi menunggu.
FIFO jarang digunakan secara mandiri tapi dikombinasikan dengan skema lain, misalnya:
 Keputusan berdasarkan prioritas proses, sedangkan untuk proses-proses berprioritas
sama diputuskan berdasarkan FIFO.

Berdasarkan kriteria penilaian penjadwalan


 Fairness
Penjadwalan FIFO adil dalam arti resmi (dalam semantiks/arti antrian, yaitu proses
yang datang duluan, dilayani duluan juga)
 Efisiensi
Penjadwalan FIFO sangat efisien dalam penggunaan pemroses
 Waktu tanggap(Response time)
Penjadwalan sangat tidak memuaskan karena proses dapat menunggu kana. Tidak
cocok untuk sistem interaktif
 Turn arround time
Penjadwalan FIFO tidak bagus
 Throughput
Penjadwalan FIFO tidak bagus

Penggunaan
 Cocok untuk sistem batch yang sangat jarang melakukan interaksi dengan pemakai
secara langsung. Contoh aplikasi analisisi numerik, pembuatan tabel
 Penjadwalan ini sama sekali tidak berguna untuk sistem interaktif karena tidak
memberi waktu tanggap yang bagus
Tidak dapat digunakan untuk sistem waktu nyata

5.8 Penjadwalan Berprioritas (PS)


Gagasan penjadwalan adalah tiap proses diberikan prioritas dan proses berprioritas tinggi
menjadi Running (mendapat jatah waktu proses).

Prioritas dapat diberikan secara :


 Prioritas statis (static priorities)
Prioritas statis berarti rioritas tak berubah

2019 Sistem Operasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S. http://www.mercubuana.ac.id
Keunggulan
o mudah diimplementasikan
o mempunyai overhead relatif kecil

Kelemahan
o Penjadwalan tak tanggap perbuhana lingkungan yang mungkin menghendaki
penyesuaian prioritas.

 Prioritas Dinamis
Prioritas dinamis merupakan mekanisme menanggapi perubahan lingkungan sistem
beroperasi. Prioritas awal diberikan ke proses mungkin hanya berumur pendek setelah
disesuaikan ke nilai yang lebih tepat sesuai lingkungan

Kelemahan
o Implementasi mekanisme prioritas dinamis lebih kompeks dan mempunyai
overhead lebih besar. Overhead ini diimbangi dengan peningkatan daya tanggap
sistem.

Contoh penjadwalan berprioritas


Proses-proses yang sangat banyak operasi I/O menghabiskan kebanyakan waktu
menunggu selesainya operasi I/O. Proses-proses ini diberi prioritas sangat tinggi
sehingga begitu proses memerlukan pemroses segera diberikan, proses akan segera
memulai permintaan I/O berikutnya hingga mengakibatkan proses blocked
menunggu selesainya operasi I/O. Dengan demikian pe mroses dapat dipergunakan
proses-proses lain. Proses-proses I/O bound berjalan paralel bersama proses-proses
lain yang benar-benar memerlukan pemroses, sementara proses-proses I/O bound
itu menunggu selesainya operasi DMA.

Proses-proses yang sangat banyak operasi I/O kalau harus menuggu lama untuk
memakai pemroses (karena prioritas rendah) hanya akan membebani meori karena
harus disimpan tanpa perlu prosesproses itu dimemori karena tidak selesai-selesai
menunggu operai I/O dan menunggu jatah pemroses.

Algoritma Prioritas Dinamis

2019 Sistem Operasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S. http://www.mercubuana.ac.id
Algoritma dituntun oleh keputusan untuk memenuhi kebijaksanaan tertentu yang
menjadi tujuan.
Algoritma sederhana yang memberi layanan bagus adalah men-set prioritas dengan
nilai 1/f dimana f adalah ratio kwanta terakhir yang digunakan proses.
– Proses yang menggunakan 2 msec kwanta 100 ms maka prioritasnya 50.
– Proses yang berjalan selama 50 ms sebelum blocked berprioritas 2.
– Proses yang menggunakan seluruh kwanta berprioritas 1.

Keunggulan Algoritma Penjadwalan Berprioritas


Biasanya memenuhi kebijaksanaan yang ingin mencapai maksimasi suatu kriteria
diterapkan.

Kombinasi
Algoritma penjadwalan berprioritas dapat dikombinasikan yaitu mengelompokan
proses-proses menjadi kelas-kelas prioritas. Penjadwalan berprioritas diterapkan
antar kelas-kelas proses itu. Penjadwalan round-robin atau FIFO diterapkan pada
proses-proses di satu kelas.

5.9 Penjadwalan yang Terpendek yang lebih Dahulu (SJF)


Penjadwalan ini merupakan :

 Penjadwalan non-preemptive
 Penjadwalan dapat dikataka sebagai berprioritas. Di SJF,prioritas diasosiasikan
dengan masing-masing proses dan pemroses dialokasikan ke proses dengan prioritas
tertinggi. Proses-proses dengan prioritas yang sama akan dijadwalkan secara
FCFS(FIFO)

Penjadwalan ini mengasumsikan waktu jalan proses(sampai selesai) diketahui sebelumnya.


Mekanisme penjadwalan adalah menjadwalkan proses dengan waktu jalan terpendek lebih
dulu sampai selesai.

Setelah proses itu selesai, maka proses dengan waktu jalan terpendek berikutnya
dijadwalkan. Demikian seterusnya.

2019 Sistem Operasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S. http://www.mercubuana.ac.id
Keunggulan
Penjadwalan SJF mempunyai efesien tinggi dan turn arround time rendah.

Contoh :
Terdapat empat proses A,B,C,D dengan jalam selama 8,7,6,5 kwanta.
Gambar 5.2a menunjukkan cara I, dengan proses-proses dijadwalkan berurutan sebagai
A,B,C,D. Gambar 5.2b menunjukkan bila proses-proses dijadwalkan secara SJF yaitu
berurutan B,C,D,A

Kedua cara menghasilkan turn arround time ditunjukan Cara I trun arround time rata-rata
adalah 17,5 kwanta sedang cara II adalah 15 kwanta.

Tabel 5.1 Penjadwalan

Walaupun mempunyai turn arround yang bagus, SJF mempunyai yaitu:

 Tidak dapat mengetahui ukuran job saat job masuk


 Proses yang tidak datang bersamaan, sehingga penetapannya harus dinamis.

Untuk mengetahui ukuran job agar dapat ditetapkan yang terpendek biasanya dilakukan
pendekatan. Pendekatan yang biasa dilakukan adalah membuat estimasi berdasar kelakuan
sebelumnya.

Penggunaan
Jarang digunakan, merupakan kajian teoritis untuk pembandingan turn arround time.

2019 Sistem Operasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S. http://www.mercubuana.ac.id
5.10 Penjadwalan dengan Banyak Antrian (MFQ)
Penjadwalan ini merupakan:
– Penjadwalan preemptive (by-time)
– Penjadwalan berprioritas dinamis.

Penjadwalan ini untuk mencegah banyaknya swapping dengan proses-proses yang sangat
banyak menggunakan pemroses (karena menyeelesaikan tugasnya memakan waktu lama)
diberi jatah waktu (jumlah kwanta) lebih banyak dalam satu waktu.
Penjadwalan ini menghendaki kelas-kelas prioritas bagi proses-proses yang ada. Kelas
tertinggi berjalan selama satu kwanta, kelas berikutnya berjalan selama dua kwanta, kelas
berikutnya berjalan empat kwanta, dan seterusnya.
Ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut:
– Jalankan proses pada kelas tertinggi
– Jika proses menggunakan seluruh kwanta yang dialokasikan maka diturunkan
kelas prioritasnya.
– Proses yang masuk untuk pertama kali ke sistem langsung diberi kelas tertinggi.

Mekanisme ini dapat mencegah proses yang perlu berjalan lama swapping berkali-kali dan
mencegah proses-proses interaktif yang singkat harus menunggu lama.

Penggunaan
Sistem dengan banyak proses lambat, memerlukan waktu dan juga terdapat banyak proses
singkat.

5.11 Penjadwalan Sisa waktu Terpendek,Duluan (SRF)


Penjadwalan ini merupakan:
- Penjadwalan preemptive
- Penjadwalan berprioritas dinamis.

Penjadwalan ini melengkapi SJF. SJF merupakan penjadwalan non premtive sedang SRF
adalah preemptive untuk timesharing.

Ketentuan

2019 Sistem Operasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S. http://www.mercubuana.ac.id
Pada SRT, proses dengan sisa waktu jalan diestimasi terendah dijalankan, termasuk
proses-proses yang baru tiba.

Perbedaan SRF dengan SJF


- Pada SJF begitu proses dieksekusi,proses dijalankan sampai selasai
- Pada SRT proses yang sedang berjalan (running) dapat diambil alih proses baru dengan
sisa waktu jalan yang diestimasi lebih rendah.

Kelemahan
SRT mempunyai overhead lebih besar disbanding SJF. SRT perlu penyimpanan waktu
layanan yang telah dihabiskan job dan kadang-kadang harus menangani peralihan.
- Tibanya proses-proses kecil akan segera dijalankan
- Job-job lebih lama berarti dengan lama dan variasi waktu tunggu lebih lama disbanding
SJF.

SRT perlu menyimpan waktu layanan yang telah dihabiskan menambah overhead.
Secara teoritis, SRT memberi waktu tunggu minimum tapi karena overhead peralihan maka
pada situasi tertentu SJF biasa memberi kinerja lebih baik dibanding SRT.

5.12 Penjadwalan Rasio Tanggapan Tertinggi,Duluan (HRN)

Penjadwalan ini merupakan


 Penjadwalan non-preemptive
 Penjadwalan berprioritas dinamis
Penjadwalan ini untuk megoreksi kelemahan SJF. HRN adalah strategi penjadwalan
nonpreemptive dengan prioritas proses tidak hanya merupakan fungsi waktu layanan tapi
juga jumlah waktu tunggu proses. Begitu proses mendapat jatah pemroses, proses berjalan
sampai selesai.

Prioritas dinamis HRN dihitung berdasarkan rumus berikut:


Prioritas = (waktu tunggu+waktu layanan)/waktu layanan

Karena waktu layanan muncul sebagai pembagi maka job lebih pendek berprioritas lebih
baik. Karena waktu tunggu sebagai pembilang maka proses yang telah
menunggu lebih lama juga mempunyai kesempatan lebih bagus.

2019 Sistem Operasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S. http://www.mercubuana.ac.id
Disebut HRN (high respons next), karena (waktu tunggu+waktu layanan) adalah waktu
tanggap, berarti waktu tanggap yang harus dilayani.

5.13 Penjadwalan Terjamin(GS)


Penjadwalan ini adalah:
 Penjadwalan preemptive
 Penjadwalan berptioritas dinamis

Penjadwalan ini berupaya memberi tiap pemakai daya pemroses yang sama. Jika terdapat N
pemakai, tiap pemakai mendapat 1/N daya pemroses. Sistem merekam besar waktu
pemroses yang telah digunakan proses sejak login dan jumlah waktu pemroses yang
digunakan seluruh pemroses.

Karena jumlah pemroses setiap pemakai dapat diketahui,maka dapat dihitung rasio antara
waktu pemroses yang sesungguhnya harus diperoleh yaitu 1/N waktu pemroses seluruhnya
dan waktu pemroses yang telah diperuntukan proses itu.

Penjadwal akan menjalankan proses dengan rasio terndah sampai rasio proses diatas pesaing
terdekatnya.

5.14 Round Robin(RR)

Round Robin First merupakan suatu metode penjadwalan dengan membagi total waktu
proses atas interval tertentu(tetap) yang disebut quantum. Setiap proses yang masuk ke
CPU akan mendapat jatah waktu penggunaan CPU selama quantum dan apabila jatah
waktu itu habis, apapun yang terjadi baik masih ada sisa proses atau tidak, proses harus
meninggalkan CPU.
Metode ini biasanya, dikombinasikan dengan metode-metode penjadwalan terdahulu.

Langkah 1: Buat Gantt Chart

2019 Sistem Operasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S. http://www.mercubuana.ac.id
Quantum = 2

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

AWT yang terjadi adalah:

(6+3+10+3+8)/5 = 30/5 = 6

Langka 3: Menghitung ATAT (Average Turn Around Time)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

5.14.1 RR-FCFS
Round Robin First Come First Server merupakan metode penjadwalan dimana yang
lebih dalu sampai di Ready Queue akan dilayani lebih dahulu dan kalua quantum untuk
proses tersebut dihabiskan lebih dahulu maka proses tersebut harus keluar dan masuk
kembali ke antrian Readt Queue kala masih ada sisa.

Diketahui : RR-FCFS dengan Quantum = 3

Proses Arrival Time Burst Time (BT


(AT)
P1 0 12

2019 Sistem Operasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S. http://www.mercubuana.ac.id
P2 2 8
P3 3 5
P4 5 2
P5 9 1

Ditanya :
1. Berapa lama waktu tunggu untuk setiap proses?
2. Berapa lama waktu tunggu rata-rata untuk setiap proses?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, maka kita bisa menggunakan Gannt Chart seperti
gambar dibawah ini.

Jadi :

Waktu tunggu (waiting time) setiap proses :


P1 = 0+(9-3)+(20-12)+(25-23) = 16
P2 = (3-2) + (14-6)+(23+17) = 15
P3 = (6-3)+(18-9) = 12
P4 = (12-5) = 17
P5 = (17-9) = 8
========================
JUMLAH = 58
Jadi, rata-rata waktu tunggu untuk setiap proses adalah :
Avg (Waiting Time) 58/5 = 11,6 Satuan Waktu.

5.14.2 RR-SJF (Non-Preemtive)


Round Robin First shortest Job First(Non Preemtive) merupakan penjadwalan dengan
pemberian jatah waktu sebesar Q kepada setiap proses, tetapi pada saat AT sama,
pilihan berikutnya untuk proses adalah yang BTnya terkecil.

5.14.3 RR-SJF(Preemptive)
RR-SJF(Preemptive) adalah pemberian jatah waktu sebesar Q kepada setiap proses
dengan ketentuan kalua P1 sedang running, dating P2 dengan BT yang lebih kecil maka

2019 Sistem Operasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S. http://www.mercubuana.ac.id
P1 langsung berhenti dan masuk ke ready queue. P2 dijalankan sampai selesai atau
sampai quantumnya habis dan kalua saat P2 running dating lagi Px dengan BT yang
lebih kecil maka P2 langsung berhenti dan masuk ke ready queue.PX dijalankan sampai
selesai atau sampai quantumnya habis. Demikian seterusnya.

5.15 Variasi yang Diterapkan pada Sistem Waktu Nyata.

Karena sistem waktu nyata sering mempunyai deadline absolut, maka penjadwalan dapat
berdasarkan deadline. Proses yang dijalankan adalah yang mempunyai deadline terdekat.
Proses yang lebih dalam bahaya kehilangan deadline dijalankan lebih dulu.Proses yang
harus berakhir 10 detik lagi mendapat prioritas diatas proses yang harus berakhir 10 menit
lagi. Penjadwalan in disebut Earliest Deadline First (EDF).

5.16 Evaluasi Algoritma


Evaluasi algoritma adalah bagaimana kita memilih sebuah algoritma penjadwalan CPU untuk
sistem – sistem tertentu. Yang menjadi pokok masalah adalah kriteria seperti apa yang
digunakan untuk memilih suatu algoritma, pertama yang harus kita lakukan adalah
menentukan ukuran dari suatu kriteria berdasarkan fairness (keadilan), efisiensi, waktu
tanggap (respons time), turn around time, dan thoughput.

Kriteria yang dimaksud dapat menjadi :


 Memaksimalkan penggunaan CPU di bawah maksimum waktu responsnya, yaitu 1
detik.
 Memaksimalkan throughput karena waktu turnaround-nya bergerak secara linier pada
saat eksekusi proses.

Ketika kriterian pemulihan telah selesai didefinisikan, maka kita dapat mengevaluasi
beragam algoritma. Terdapat sejumlah metode evaluasi untuk melakukan hal tersebut,
diantaranya :
1. Pemodelan deteministik
Pemodelan deteministik merupakan evaluasi analistik, evaluasi anlistik menggunakan
algoritma dan beban kerja sistem untuk menghasilkan satu rumus atau angka yang
menunjukkan kinerja suatu algoritma untuk beban kerja tertentu. Pemodelan
deterministik menggunakan suatu beban kerja tertentu yang telah ditentukan dan
mendefinisikan kinerja algoritma untuk beban kerja tersebut.

2019 Sistem Operasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S. http://www.mercubuana.ac.id
2. Pemodelan antrian
Suatu sistem komputer dipandang sebagai suatu jaringan pelayan (server). Masing –
masing pelayan mempunyai satu antrian dari proses – proses yang menunggu layanan.
CPU merupakan suatu pelayan dengan satu antrian proses yang siap menerima layanan,
begitu juga halnya dengan perangkat I/O yang merupakan suatu antrian dari perangkat
masukan dan keluaran. Dengan menentukan rate kedatangan rate layanan, waktu akan
dapat mengkomputasikan utilisasi, panjang antrian rata – rata, waktu tunggu rata – rata
dan sebagainya.

3 Simulasi
Simulasi dapat memberikan evaluasi algoritma penjadwalan dengan lebih akurat.
Simulasi melibatkan pemrograman model sistem komputer. Dengan simulasi akan
diperoleh statistik yang menyatakan kinerja algoritma.

4. Implementasi
Simulasi hanya memberikan akurasi yang terbatas. Satu – satunya cara yang paling tepat
dalam mengevaluasi algoritma penjadwalan adalah mengimplementasikannya,
menjalankannya pada sistem nyata dan melihatnya bekerja. Pendekatan ini adalah
menjalankan algoritma nyata di sistem nyata untuk keperluan evaluasi pada sistem yang
nyata.

Tetapi dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya masing – masing algoritma penjadwalan
mempunyai kelebihan dan kelemahan.

2019 Sistem Operasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S. http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Pangera Ali Abas M.Kom. Ariyus Dony.2005, Sistem Operasi, Penerbit ANDI
Tanenbaun Andrew S,, Modern Operating System.
https://www.tutorialspoint.com/operating_system/os_process_scheduling_algorithms.htm
http://www.mikirbae.com/2016/09/penjadwalan-processor-pada-sistem.html

2019 Sistem Operasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


18 Mohamad Yusuf, S.Kom.,M.C.S. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai