Anda di halaman 1dari 15

NAMA: NURUL AZIZAH EL FATH

NIM : 180254244020

Metabolisme protein adalah metabolisme yang berasal dari asam


amino yang sumbernya dari asam itu sendiri. Dalam total keseluruhan
asam amino yang dihasilkan ada sekitar 85% yang berfungsi sebagai
sintesis pada protein. Asam amino yang bertujuan sebagai metabolisme
tersebut dapat kita jumpai pada protein yang kita makan setiap harinya.
Protein tersebut berproses sebagai hasil dari degradasi protein di dalam
tubuh. Proses semacam ini biasanya akan bersifat kontinu atau berlanjut
secara berkala.

Asam amino pada protein itu sendiri terbagi atas dua unsur yaitu asam
amino essensial dan asam amino non essensial. Dalam hal ini sumber
protein yang berupa asam amino tersebut akan mengalami transport
protein seperti protein akan berproses di usus halus yang nantinya akan
masuk pada aliran darah kita. Ketika asam amino telah bercampur dalam
darah maka asam tadi akan tersebar luas hingga keseluruh sel namun
asam amino itu tentunya tidak akan terbuang sia-sia melainkan akan
disimpan dalam sel-sel darah yang dibantu dengan enzim.

Pembentukan Protein Atau Asam Amino Metabolisme protein akan


tersusun atas jumlah asam amino yang membentuk rangkaian sederhana
dengan diikat oleh unsur kimiawi lainnya seperti peptida. Protein-protein
tersebut akan membentuk semacam gugus amina dan gugus karboksil
yang terjaring dalam darah.

Jumlah peptida dalam protein sendiri sangat beragam ada yang


mencapai 10 hingga 100 asam amino. Selain itu protein juga memiliki
jenis sebagai hasil dari senyawa kimia yang berada pada tubuh kita
misalnya ada unsur glikoprotein yang banyak mengandung karbohidrat,
ada pula lipoprotein yang banyak mengandung lipid. Jika asam amino
dalam metabolisme protein sudah lengkap terangkai maka akan memiliki
fungsi tersendiri.

Seperti membangun sel-sel yang rusak akibat kondisi tubuh yang


tidak stabil, membentuk zat-zat pengatur yaitu enzim dan hormon serta
membentuk zat inti untuk energi yang setara dengan 4,1 kalori.

a. Protein dalam makanan

Protein dalam makanan nabati terlindung oleh dinding sel yang terdiri
atas selulosa, yang tidak dapat dicerna oleh cairan pencernaan, sehingga
daya cerna sumber protein nabati pada umumnya lebih rendah
dibandingkan dengan sumber protein hewani. Memasak makanan dengan
memanaskannya akan merusak dan memecahkan dinding sel tersebut,
sehingga protein yang terdapat didalam sel menjadi terbuka dan dapat
dicapai oleh cairan pencernaan saluran gastrointestinal.

Protein hewani pada umumnya mempunyai kualitas (nilai gizi) lebih


tinggi dibandingkan dengan protein nabati. Namun demikian campuran
beberapa bahan makanan sumebr protein nabati dapat menghasilkan
komposis asam amino yang secara keseluruhannya mempunyai kualitas
cukup tinggi .bahan makanan sumber protein hewani pada umumnya
lebih mahal di banding dengan sumber protein nabati.

b. Pencernaan Protein Makanan


Di dalam rongga mulut, protein makanan belum mengalami proses
pencernaan. Baru di dalam lambung terdapat enzim pepsine dan HC1
yang bekerjasama memecah protein makanan menjadi metabolite
intermediate tingkat polypeptiaa, yaitu peptone, aloumosa dan proteosa,
Di dalam duodenum protein makanan yang sudah mengalami pencernaan
parsial itu dicerna lebih lanjut oleh enzim yang berasal dari cairan
pancreas dan dari dinding usus halus. Pancreas menghasilkan enzim-
enzim proteolitik trypsine dan chemotrypsine, sedangkan sekresi dinding
usus hanya terdiri atas satu enzim yang di beri nama erepsine, tetapi
kemudian ternyata bahwa erepsine tersebut merupakan campuran dari
sejumlan enzim enzim oligopeptidase, yaitu yang memecah ikatan-ikatan
oligopeptida. Oleh erepsine, oligopeptida dipecah lebih lanjut menjadi
asam-asam amino, Cairan empedu tidak mengandung enzim yang
memecah protein.

c. Absorpsi dan Transpor

Di dalam usus halus protein makanan dicerna total menjadi asam-


asam amino, yang kemudian diserap melaiui sel-sel epithelium dinding
usus. Semua asam amino larut di dalam air sehingga dapat berdifusi
secara pasif melaiui membran sel. Ternyata bahwa kecepatan dan
mudalinya asam amino menembus membran sel melebihi hasil difusi
pasif, dan untuk berbagai asam amino tidak sama, ada yang lebih mudah
dan cepat, tetapi ada yang lebih lambat penyerapanya.Penverapan asam-
asam amino telah banyak sekali dipelajari, baik in vivo maupun in vitro,
(metoda cincin usus, kantong intestine bagi penelitian in vitro; intestinal
loop,balance technique bagi invivo) Penelitian-penelitian tersebut
menunjukkan bahwa asam-asam amimo diserap secara aktif. Ada tanda-
tanda bahwa masing-masing kelompok asam amino (asam amino
netral,asam amino basa cian asam amino asam), diserap secara aktif
mempergunakan satu transport carrier untuk masing masing kelompok
tersendiri.

Proses Metabolisme Protein

 Proses metabolisme protein


Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari
proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam
jaringan untuk digunakan proses anabolik maupun katabolik juga terjadi
dalam jaringan diluar hati. Asam amino yang terdapat dalam darah
berasal dari tiga sumber, yaitu absorbsi melalui dinding usus, hasil
penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel.
Banyaknya asam amino dalam darah tergantung keseimbangan antara
pembentukan asam amino dan penggunaannya. Hati berfungsi sebagai
pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.
Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan – perubahan tertentu
dengan kecepatan yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam darah,
hati dan organ tubuh lain mempunyai waktu paruh antara 2,5 sampai 10
hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per kilogram berat badan diubah
menjadi senyawa lain. Ada tiga kemungkinan mekanisme perubahan
protein, yaitu :
1) Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian
atau katabolisme dan dibentuk sel – sel baru. Protein dalam makanan
diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk
memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein
dalam jaringan yang mengalami proses penguraian dan untuk mengganti
nitrogen yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea.
2) Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi
sintesis protein baru, tanpa ada sel yang mati. Protein dari makanan
diuraikan lagi dengan proses dimulai dari proses pencernaan di mulut
sampai di usus halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam
amino. Yaitu sebagian besar zat makanan yang mengandung protein
dipecahkan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil terlebih dahulu
sebelum diabsorpsi dari saluran pencernaan.
3) Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein
baru.Protein dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus di
katabolisme menjadi asam amino yang diabsorbsi dan dibawa oleh darah.
Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk
darah. Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan.
Asam amino dalam darah di bawa ke hati menjadi asam amino dalam hati
(ekstra sel), kemudian asam amino tersebut ada yang di simpan dalam
hati (intra sel) dan sebagian dibawa oleh darah ke jaringan-jaringan
tubuh. Jumlah asam amino dalam darah tergantung dari jumlah yang
diterima dan jumlah yang digunakan. Pada proses pencernaan makanan,
protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta
enzim – enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada
proses hidrolisis protein antara lain ialah pepsin, tripsin, kimotripsin,
karboksi peptidase, amino peptidase, tripeptidase dan dipeptidase.
Bila tubuh kekurangan protein maka asam amino ini diubah menjadi
protein dan sebaliknya jika tubuh membutuhkan asam amino dari dalam
tubuh maka protein di rombak kembali menjadi asam amino. Dan asam
amino ini juga berfungsi membentuk senyawa N lain yang berfungsi
untuk pembentukan sel-sel tubuh, senyawa nitrogen ini merupakan
bagian utama dari semu protein, enzim, dan proses metabolik yang
disertakan pada sintesa dan perpindahan energi.
Keseimbangan nitrogen tubuh dikatakan positif bila N masuk tubuh >
N yang keluar dari tubuh berarti sintesis protein lebih besar dari pada
katabolismenya, terjadi misalnya pada masa penyembuhan, masa
pertumbuhan, masa hamil. Keseimbangan nitrogen yang negatif berarti
katabolisme protein > sintesisnya, terjadi misalnya pada waktu kelaparan,
sakit keseimbangan nitrogen yag setimbang terdapat pada orang dewasa
normal dan sehat.

Reaksi Metabolisme Asam Amino

Manusia melakukan pergantian protein tubuh sebanyak 1-2 % dari


total protein tubuh, khususnya protein otot. Dari total asam amino yang
dihasilkan melalui proses tersebut sebanyak 75-80% digunakan kembali
untuk sintesis protein baru, sedangkan 20-25% sisanya akan membentuk
Urea. Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi
asam amino untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak.
Proses metabolisme protein meliputi degradasi protein (makanan dan
protein intraseluler) menjadi asam amino.

Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan


pelepasan gugus amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada
molekul asam amino. Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di hati
dengan proses: deaminasi atau transaminasi.
 Deaminasi adalah proses pembuangan gugus amino dari asam amino
dalam bentuk urea. Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah
menjadi asam glutamat. Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri,
asam glutamat dapat mengalami proses deaminasi oksidatif yang
menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.
Pemecahan protein dalam tubuh yaitu sebagai berikut :

Diaminasi: asam amino + NAD+ → asam keto + NH3


Asam glutamat + NAD+  a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+

Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk
NH4+. Selain NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan
NADP+ sebagai aseptor elektron. Oleh karena asam glutamat merupakan
hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat dehidrogenase merupakan
enzim yang penting dalam metabolisme asam amino oksidase dan D-
asam oksidase.
 Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi asam
keto. Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan
protein → zat yang dapat masuk kedalam siklus Krebs.
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan
pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain.
Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari suatu asam amino
dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat,
a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah
menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi
asam keto. Ada dua enzim penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin
transaminase dan glutamat transaminase yang bekerja sebagai katalis
dalam reaksi berikut :
Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino
yang dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin
transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap
asam piruvat-alanin. Glutamat transaminase merupakan enzim yang
mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang
substrak .
Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam
cairan sitoplasma. Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh
piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah diterangkan bahwa
piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi
transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain.

Amonia (NH3) merupakan racun bagi tubuh yang dapat meracuni otak
sehingga menjadi coma, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal, sehingga
harus diubah dahulu jadi urea (di hati), agar dapat dibuang oleh ginjal.
Namun jika hati ada kelainan (sakit) maka proses perubahan NH3 menjadi
urea terganggu dan akan menimbulkan penumpukan NH3 dalam darah
yang disebut uremia. Berikut siklus urea untuk pengeluaran NH3 dari
dalam tubuh.

Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan maka
asam amino diubah menjadi asam keto. Proses perubahan tersebut terjadi
dalam siklus asam sitrat. Atau diubah mejadi urea. Berikut proses
perubahan asam amino menjadi asam keto dalam siklus sitrat. Asam
amino yang dibuat dalam hati atau dihasilkan dari proses katabolisme
protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan.
Proses anabolisme dan katabolisme terjadi dalam hati dan jaringan. Asam
amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu:

Absorbsi melalui dinding usus

Hasil katabolisme protein dalam sel

Hasil anabolisme asam amino dalam sel

Pembentukan Asetil Koenzim A

Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung antara


metabolisme asam amino dengan siklus asam sitrat. ada dua jalur
metabolic yang menuju kepada pembentukan asetil koenzim A, yaitu
melalui asam piruvat dan melalui asam asetoasetat

Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolic melalui asam


piruvat ialah alanin, sistein, serin dan treonin. Alanin menghasilkan asam
piruvat dengan langsung pada reaksi transaminasi dengan asam a
ketoglutarat. Treonin diubah menjadi gllisin dan asetaldehida oleh enzim
treonin aldolase. Glisin kemudian diubah menjadi asetil koenzim A
melalui pembentukan serin dengan jalan penambahan satu atom karbon,
seperti metal, hidroksi metal dan formil. koenzim yang bekerja disini
ialah tetrahidrofolat.
Siklus Urea

Hans Krebs dan Kurt Heneseleit pada tahun 1932 mengemukakan


serangkaian reaksi kimia tentang pembentukan urea. Mereka
berpendapat bahwa urea terbentuk dari ammonia dan
karbondioksidamelalui serangkaian reaksi kimia yang berupa siklus,
yang mereka namakan siklus urea. Pembentukan urea ini terutama
berlangsung didalam hati. Urea adalah suatu senyawa yang mudah larut
dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine yang dikeluarkan dari
dalam tubuh.
Dalam reaksi pembentukan karbamil fosfat ini, satu mol ammonia
bereaksi dengan satu mol karbondioksida dengan bantuan enzim
karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan energi, karenanya
reaksi ini melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi ADP.
Disamping itu sebagai kofaktor dibutuhkan Mg++ dan N-asetil-glutamat.

Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin membentuk


sitrulin. Dalam reaksi ini bagian karbomil bergabung dengan ornitin dan
memisahkan gugus fosfat. Sebagai katalis pada pembentukan sitrulin
adalah ornitin transkarbamilase yang terdapat pada bagian mitokondria
sel hati.

Selanjutnya sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam


argininosuksinat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim
argininosuksinat sintetase. Dalam reaksi tersebut ATP merupakan
sumber energi dengan jalan melepaskan gugus fosfat dan berubah
menjadi AMP.

Dalam reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan


asam fumarat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim
argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat dalam hati dan ginjal.
Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam
reaksi ini arginin diuraikan menjadi urea dan ornitin. Enzim yang bekerja
sebagai katalis dalam reaksi penguraian ini ialah arginase yang terdapat
dalam hati. Ornitin yang terbentuk dalam reaksi hidrolisis ini bereaksi
dengan karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin.
Biosintesis Asam Amino

Biosintesis protein yang terjadi dalam sel merupakan reaksi kimia


yang kompleks dan melibatkan beberapa senyawa penting, terutama
DNA dan RNA.molekuk DNA merupakan rantai polinukleutida yang
mempunyai beberapa jenis basapurin dan piramidin, dan berbentuk
heliks ganda.

Dengan demikian akan terjadi heliks gandayang baru dan proses


terbentunya molekul DNA baru ini disebut replikasi, urutan basa purin
dan piramidin pada molekul DNA menentukan urutan asam amino dalam
pembentukan protein. Peran dari DNA itu sendri sebagai pembawa
informasi genetic atau sifat-sifat keturunan pada seseorang . dua tahap
pembentukan protein:

1) Tahap pertama disebut transkripsi, yaitu pembentukan molekul


RNA sesuai pesan yang diberikan oleh DNA.

2) Tahap kedua disebut translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan


informasi genetika kedalam proses pembentukan protein.

Biosintesis protein terjadi dalam ribososm, yaitu suatu partikel yang


terdapat dalam sitoplasma r RNA bersama dengan protein merupakan
komponen yang membentuk ribosom dalam sel, perananya dalam dalam
sintesis protein yang berlangsung dalam ribosom belum diketahui.

m RNA diproduksi dalam inti sel dan merupakan RNA yang paling
sedikit jumlahnya. kode genetika yang berupa urutan basa pada rantai
nukleutida dalam molekul DNA. tiap tiga buah basa yang berurutan
disebut kodon, sebagai contoh AUG adalah kodon yang terbentuk dalam
dari kombinasi adenin-urasil-guanin, GUG adalah kodon yang terbentuk
dari kombinasi guanin-urasil-guanin. kodon yang menunjuk asam
amino yang sama disebut sinonim, misalnya CAU dan CAC adalah
sinonim untuk histidin. perbedaan antara sinonim tersebut pada
umumnya adalah basa pada kedudukanketiga misalnya
GUU,GUA,GUC,GUG..

Bagian molekut t RNA yang penting dalam biosintesis protein ialah


lengan asam amino yang mempunyai fungsi mengikat molekul asam
amino tertentu dalam lipatan anti kodon. lipatan anti kodon mempunyai
fungsi menemukan kodon yang menjadi pasangannya dalam m RNA
yang tedapat dalam ribosom. pada prosese biosintesis protein, tiap
molekuln t RNA membawa satu molekul asam amino masuk kedalam
ribosom. pembentukkan ikatan asam amino dengan t Rna ini berlangsung
dengan bantuan enzim amino asli t RNA sintetase dan ATP melalui dua
tahap reaksi:

1. Asam aminon dengan enzim dan AMP membentuk kompleks


aminosil-AMP-enzim.

2. reaksi antara kompleks aminoasil-AMP-enzim dengan t RNA

Proses biosintesis akan berhenti apabila pada m RNA terdapat kodon


UAA,UAG,UGA. karena dalam sel normal tidak terdapat t RNA yang
mempunyai antikodon komplementer.

Anda mungkin juga menyukai