Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Teoretis
1. Pengertian
Dinamika rotasi adalah cabang mekanika yang mempelajari gerak rotasi
dengan melibatkan gaya, massa dan faktor lain yang turut mempengaruhi gerak
rotasi. Suatu benda berotasi jika semua bagian benda bergerak mengelilingi poros
atau sumbu putar yang terletak pada salah satu bagian benda tersebut. Gerak
rotasi yang dipelajari pada topik ini difokuskan pada gerak rotasi pada sumbu
tetap. Adapun keseimbangan benda tegar adalah
Marthen Kanginan (2017:6) memaparkan dalam bukunya, Dinamika benda
tegar adalah resultan gaya yang dapat menyebabkan gerak translasi dan juga
rotasi. Marthen Kanginan (2017:6) juga memaparkan kembali dalam bukunya,
rotasi disebabkan dengan adanya torsi, yaitu ukuran kecenderungan sebuah gaya
untuk memutar suatu benda tegar terhadap titik poros tertentu.
Gerak rotasi benda dapat diamati dalam berbagai peristiwa di lingkungan
kalian. Bola yang menggelinding, gerak engsel pada pintu, gerakan katrol,
sekrup, dan roda merupakan contoh gerak rotasi benda. Sebagian besar gerak
rotasi yang dialami benda tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi ada sesuatu yang
menyebabkan benda tersebut berotasi. Pada bab ini kalian akan mempelajari
bagaimana sebuah benda dapat berotasi dan apa yang menyebabkannya.

3
4

2. Hubungan Dinamika Rotasi Dengan Teknologi


a. Penerapan Pada Jembatan Lengkung
Jembatan lengkung adalah jembatan yang konstruksinya berbentuk
busur setengah lingkaran dan memiliki struktur ringan dan terbuka.
Rentang maksimum yang dapat dicapai oleh jembatan ini adalah sekitar
900 m. Pada jembatan lengkung ini, berat jembatan serta beban yang
ditanggung oleh jembatan (dari kendaraan dan orang yang melaluinya)
merupakan gaya-gaya yang saling berpasangan membentuk tekanan. Oleh
karena itu, selain menggunakan baja, jembatan jenis ini dapat
menggunakan batuan-batuan sebagai material pembangunnya.
Desain busur jembatan menghasilkan sebuah gaya yang mengarah ke
dalam dan ke luar pada dasar lengkungan busur.

b. Penerapan Pada Lampu Lalu Lintas


Seperti permasalahan yang akan kami bahas tentang lampu lalu lintas
ini, ia termasuk dalam benda tegar karena pengaruh gaya dan torsi sama
dengan nol. Hal itu dapat di buktikan dari gambar berikut ini. Yakni gaya
berat dari W1 dan W0 disamakan oleh gaya dari fs dan gaya T ( tegang
tali ). Gaya W1 dan W0¬ yang arahnya ke bawah searah jarum jam ( CW )
disamakan oleh gaya fs dan gaya T yang arahnya keatas berlawanan jarum
jam ( CCW ).

B. Pembahasan
1. Torsi
Besaran yang menyebabkan terjadinya gerak rotasi adalah torsi. Besaran ini
disimbolkan dengan T. Torsi merupakan hasil kali antara gaya dengan
lengannya. Adapun lengan gaya merupakan jarak tegak lurus antara sumbu
rotasi dengan garis kerja gaya. Secara matematis, torsi dirumuskan sebagai
berikut :
5

τ = r F sin Ѳ

keterangan : r = lengan gaya (meter)

f = gaya (newton)

τ = momen gaya torsi (Nm)

e = sudut antara r dan F

2. Momen Gaya

Massa benda merupakan ukuran kelembaman benda pada gerak lurus (gerak
translasi). Dengan menganalogikan hal tersebut, diperoleh besaran yang
menentukan kelembaman benda pada gerak rotasi. Besaran tersebut dinamakan
momen inersia yang disimbolkan dengan (/) dan dirumuskan sebagai berikut :

| = m r2

Keterangan : | = momen inersia (kg m2)

m = massa benda (kg)

r = lengan gaya (meter)

Pada hukum II Newton, hubungan antara gaya, massa, dan percepatan benda
dirumuskan sebagai berikut :

F= ma

Gaya tersebut merupakan penyebab terjadinya gerak translasi, massa (m)


merupakan ukuran kelembaman gerak translasi, dan percepatan linear (a)
merupakan percepatan yang timbul pada gerak translasi.

Anda telah mengetahui bahwa torsi merupakan penyebab gerak rotasi dan
momen inersia (/) merupa-kan ukuran kelembaman pada gerak rotasi. Adapun
percepatan yang timbul pada gerak rotasi dinamakan percepatan sudut (a).
6

Dengan demikian, hukum II Newton untuk gerak rotasi dirumuskan sebagai


berikut :

τ=|α

Keterangan: τ = torsi (Nm)

| = momen inersia (kg m2)

Α = percepatan sudut (rad/s2)

3. Momentum Sudut

Momentum sudut (L) mempunyai persamaan dengan momentum linear (p).


Momentum linear merupakan hasil kali antara massa dengan kecepatan benda.
Adapun momentum sudut adalah hasil kali antara momen inersia dengan
kecepatan sudut benda saat berputar. Secara matematis momentum sudut
dirumuskan sebagai berikut :

L= | ω

Keterangan : | = momen inersia (kg m2)

ω = kecepatan sudut (rad/s)

L = momentum sudut (kg m2/s)

4. Gerak Rotasi Menurut Hukum II Newton

Hukum II Newton untuk gerak rotasi dapat dinyatakan dalam rumus berikut.

Menurut rumusan tersebut dapat dipahami bahwa perubahan torsi yang terjadi
pada suatu benda merupakan laju perubahan momentum sudutnya.
7

Selain rumusan di atas gerak rotasi menurut hukum II Newton dapat dinyatakan
sebagai berikut :

∑τ = │α

5. Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Dari persamaan hukum kekekalan momentum sudut, dapat dilihat bahwa


apabila I bertambah besar, ω akan semakin kecil. Sebaliknya, apabila ω semakin
besar maka I akan mengecil. Prinsip ini diaplikasikan oleh pemain ice
skating dalam melakukan putaran. Saat akan memulai putaran badan, pemain ice
skating merentangkan lengannya (momen inersia pemain akan semakin besar
karena jarak lengan dengan badan bertambah). Kemudian, ia merapatkan kedua
lengannya ke arah atas badannya agar momen inersianya mengecil (karena jarak
lengan dengan badan mengecil) sehingga putaran badannya akan semakin cepat
(kecepatan sudutnya membesar).
Contoh lainnya adalah pada saat menggulung benang layangan dengan dua
buah kaleng bekas yang berbeda diameternya. Untuk kaleng bekas yang
diameternya lebih besar, maka jari-jarinya juga besar. Jari-jari yang besar akan
memberikan momen inersia yang besar juga. Dengan momen inersia besar,
menurut hukum kekekalan momentum sudut, akan menyebabkan kecepatan
sudut kecil. Sebaliknya, kaleng bekas yang diameternya lebih kecil, maka jari-
jarinya juga kecil. Jari-jari yang kecil akan memberikan momen inersia yang
kecil juga. Dengan momen inersia kecil, menurut hukum kekekalan momentum
sudut, akan menyebabkan kecepatan sudut membesar. Itu sebabnya, menggulung
dengan kaleng bekas yang diameternya lebih kecil akan menyebabkan putaran
tangan kita menjadi lebih cepat dibandingkan menggulung dengan kaleng bekas
yang diameternya lebih besar.
8

6. Keseimbangan Benda tegar


Benda tegar adalah suatu benda yang tidak mengalami perubahan bentuk
ketika diberikan gaya luar.
Benda tegar suatu istilah yang sering digunakan dalam dunia Fisika untuk
menyatakan suatu benda yang tidak akan berubah bentuknya setelah diberikan
suatu gaya pada benda itu. Pada sebuah benda tegar, setiap titik harus selalu
berada pada jarak yang sama dengan titik-titik lainnya sehingga bentuknya
hampir selalu lingkaran.
benda tegar yang sedang berputar memiliki momen kelembaman, percepatan
Linear dan percepatan sudut.
momen kelembaman dapat disimbolkan I dengan rumus I=k kali massa kali jari-
jari benda tegar kuadrat atau
.............. . ................ I=k×m×R2.
sedangkan percepatan Linear adalah alinier=(gaya+koefisien gaya gesek) setengah
massa atau alinier=(F+fs)÷½m
bisa juga dihitung dg jalan alinier=2(asudut+fs).

Anda mungkin juga menyukai