NPM : 1102019228
PBL B-6 Blok Kedokteran Keluarga
Sasaran Belajar :
1. Keluarga
1.1. Definisi
Keluarga merupakan unit terkecil pada masyarakat yang merupakan
sekumpulan orang yang tinggal pada satu rumah serta memiliki hubungan
perkawinan, hubungan darah, kelahiran, ataupun adopsi, yang dimana setiap
anggotanya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Dimana didalam
keluarga setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing
yang harus dilakukan dan dijalankan dengan baik, sesuai dengan prinsip, nilai yang
terdapat di lingkungan masyarakat, hingga akhirnya menghasilkan warna atau ciri
yang jelas, yaitu mengakui adanya segala keberagaman dalam fungsi kehidupan
sosial. Keragaman dalam fungsi tersebut merupakan sumber utama dari adanya
struktur masyarakat, sehingga keragaman dalam fungsi sesuai dengan struktur
masyarakat, seperti adanya anggota yang menjadi ketua dan ada yang hanya
menjadi anggota biasa, dan kedudukan tersebut menentukan fungsi masing-
masing yang berbeda dengan anggota lainnya. (Nurjanah, 2019)
Selain itu, definisi keluarga dikemukakan oleh beberapa ahli :
a. Reisner (1980) : Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak,
ibu, adik, kakak, kakek dan nenek.
b. Logan’s (1979) : Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan
beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama lain.
c. Gillis (1983) : Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks
dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-
masing mempunyai arti sebagaimana unit individu.
d. Duvall : Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial dari tiap anggota.
1.2. Bentuk Keluarga
a. Tradisional
The Nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak
The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu rumah.
Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua
dengan anak yang sudah memisahkan diri.
The childless family Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar
karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
The extended family : Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup
bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang
tua (kakek-nenek), keponakan
The single parent famili : Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau
ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah
satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”
Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok
umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang
sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll)
Blended family : Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
The single adult living alone/single adult family : Keluarga yang terdiri dari
orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian
atau ditinggal mati)
b. Keluarga Non-Tradisional
The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama
ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
The stepparent family : Keluarga dengan orang tua tiri
Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak
ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui
aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
The nonmarital heterosexsual cohabiting family : Keluarga yang hidup
bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana ”marital pathners”
Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
pernikahan karena beberapa alasan tertentu
Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat
rumah tangga bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan
yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai,
hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah
tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya. (
b. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
1) Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga,
sebaagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2) Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-naknya,
pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarga.
Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
3) Struktur Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan:
Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap
anak)
Referent power (seseorang yang ditiru)
Resource or expert power (pendapat ahli)
Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima)
Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih
misalnya hubungan seksual)
4. Tahap konsolidasi (phase of consolidation) Pada tahap ini ada penambahan anggota
keluarga lagi, karena tidak ada lagi anak-anak yang dilahirkan.
5. Tahap penciutan (phase of contraction) Pada tahap ini satu per satu anak yang
dimiliki, karena sudah dewasa, mulai meninggalkan keluarga. Dapat karena telah
membentuk keluarga sendiri atau hidup mandiri secara terpisah.
a. Persoalan ekonomi
Persoalan ekonomi merupakan faktor yang kerap kali menghantui perceraian.
Hal ini diakibatkan oleh tingkat kebutuhan dalam sebuah perkawinan menuntut untuk
sering dipenuhi dan apabila sulit terpenuhi maka banyak anggota keluarga dari kedua
belah pihak yang secara langsung dan tidak langsung turut serta untuk ikut campur
dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup mereka, apalagi bila salah satu dari
pasangan merasa hidup enak sebelum melangsungkan perkawinan.
b. Agama
Perbedaan agama merupakan faktor yang sulit untuk ditoleransikan jika mereka telah
mempunyai anak maka sulit menentukan agama apa yang akan dianut oleh anak
tersebut. Pada awal perkawinan faktor tersebut dapat diabaikan namun seiring
berjalannya waktu mau tidak mau akan menimbulkan konflik yang dapat
mengakibatkan perceraian.
c. Budaya
Perbedaan budaya dan kebiasaan yang tidak sama dari kedua pasangan
ternyata berprestasi pula menimbulkan perceraian. Ini terjadi karena sulitnya
menyatukan kebiasaan yang telah mereka bawa masing-masing sebelum memasuki
jenjang perkawinan, misalnya bila pasangan suami isteri berasal dari dua Negara atau
daerah yang berbeda.
d. Pekerjaan
Pekerjaan boleh jadi menjadi pemicu percerairan. Apabilah suami tidak
memliki pekerjaan yang tidak tetap merupakan faktor yang kerap kali memicu
pertengkaran yang panjang. Terlebih jika isteri mempunyai pekerjaan tetap akan
tetapi suami tidak memiliki pekerjaan tetap. Tidak terjalinnya saling pengertian dan
saling mendorong satu sama lain agar tidak menimbulkan pertengkaran yang berlarut-
larut yang pada akhirnya mampu menimbulkan perceraian.
e. Perbedaan Karakter
Perbedaan karakter yang mencolok antara suami dan isteri akan dapat
menimbulkan pertengkaran-pertengkaran kecil yang nantinya akan menjadi besar,
misalnya adanya perbedaan pendapat dalam hal mendidik anak.
Idenfitikasi alasan kedatangan pasien : Batuk berdahak sejak 2 minggu yang lalu
yang tidak kunjung sembuh
Identifikasi harapan pasien : Sembuh
Identifikasi kekhawatiran pasien : yang biasanya minum obat batuk sembuh tetapi
saat ini tidak kunjung sembuh
Nurjanah, Mitha. (2019) Teori Keluarga : Studi Literatur. [Internet] available from :
<https://www.researchgate.net/publication/334454369_TEORI_KELUARGA>
Rustina. (2014) Keluarga dalam Kajian Sosiologi. [Internet] Desember 6 (2). pp. 287-
322. Available from : <https://media.neliti.com/media/publications/114514-ID-
keluarga-dalam-kajian-sosiologi.pdf>
Soeharso, Denny & Kusumowidagdo, Astrid. (2016) Pengaruh Family Life Cycle
Dalam Keputusan Memilih Desain Rumah Tinggal dan Lingkungan. [Internet] April 1
(2) pp. 5-30. Available from :
<https://journal.uc.ac.id/index.php/AKSEN/article/view/128>