PROSEDUR 11 Februari 2019 Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Agats
OPERASIONAL
drg. Yenny Yokung Yong, MDSc, Sp. Perio
Penata Tk. I /IIId NIP : 19790124 200801 2 011 PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan yang dilakukan oleh Dokter Spesialis Anestesi untuk memenuhi keadaan amnesia, analgesia dan penekanan refleks, yang meliputi: proses perencanaan, persiapan, tindakan,dan pemantauan selama prosedur anestesia TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam: 1. Mempertahankan kondisi dan keselamatan pasien selama tindakan operasi atau tindakan lain yang menyebabkan pasien memerlukan anesthesia umum. 2. Membantu menciptakan kondisi yang optimal untuk prosedur yang akan dijalani 3. Mengurangi angka kesakitan dan angka kematian selama layanan anestesia. 4. Peningkatan kualitas layanan anesthesia KEBIJAKAN 1. Surat Keputusan Direktur RSUD Agats nomor 01.DIR.AGATS.SK.PAB.II.2019 tentang Kebijakan Penyelenggaraan Pelayanan Anestesia Di Rumah Sakit Umum Daerah Agats 2. Surat Keputusan Direktur RSUD Agats nomor 03.DIR.AGATS.SK.PAB.II.2019 tentang Pemberlakuan Panduan Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi Di Rumah Sakit Umum Daerah Agats 3. Surat Keputusan Direktur RSUD Agats nomor 04.DIR.AGATS.SK.PAB.II.2019 tentang Pemberlakuan Panduan Penyelenggaraan Pelayanan Sedasi Di RSUD Agats 4. Surat Keputusan Direktur RSUD Agats nomor 05.DIR.AGATS.SK.PAB.II.2019 tentang Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Anestesi Di Rumah Sakit Umum Daerah Agats
Standar Prosedur Pelayanan Anestesi
Kamar Operasi Rumah Sakit Umum Daerah Agats PROSEDUR A. Tahap Pra Anestesia 1. Tahap pra anestesia mencakup kegiatan kunjungan praanestesia, perencanaan dan persiapan anesthesia 2. Pada populasi khusus seperti pediatri, geriatric dan pasien kondisi kritis semua kegiatan kunjungan praanestesia, perencanaan dan persiapan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi khusus tersebut. 3. Keputusan jenis tindakan anesthesia dilakukan berdasarkan temuan pada kunjungan pra anestesia. 4. Tindakan anesthesia dilakukan oleh Dokter Spesialis Anestesi. 5. Dokter Spesialis Anestesi yang melakukan anesthesia harus selalu siap ditempat untuk pemantauan pasien pra, intra dan pascaanestesia 6. Setiap tindakan anesthesia harus diberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien dan keluarga kemudian diminta persetujuan tindakan medis denga nmenandatangani Informed Consent oleh pasien atau keluarga pasien. 7. Semua proses anesthesia harus didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
B. Tahap Intra Anestesia
1. Setiap tindakan anesthesia harus dievaluasi kembali obat-obatan, peralatan anesthesia dan monitoring pasien serta kelengkapan status pasien berdasarkan ceklist kesiapan anestesia. 2. Dokter Spesialis Anestesi harus terlibat dalam proses signin, timeout dan signout 3. Sesaat sebelum induksi, Dokter Spesialis Anestesi melakukan penilaian prainduksi. 4. Saat pasien diberikan anestesia, Dokter Spesialis Anestesi harus melakukan pemantauan yang berkesinambungan selama proses anesthesia berlangsung. 5. Selama anestesia, Dokter Spesialis Anestesi harus bereaksi cepat terhadap segala kondisi pasien akibat tindakan anestesia. 6. Troli emergensi dan peralatan resusitasi harus tersedia didalam area kamar bedah selama proses anestesia. 7. Semua kondisi pasien, perubahan teknik anestesi dan komplikasi yang terjadi selama anestesi harus dicatat dalam status anestesi dan dimasukkan didalam rekam medis.
Standar Prosedur Pelayanan Anestesi
Kamar Operasi Rumah Sakit Umum Daerah Agats C. Tahap Pasca Anestesia 1. Setelah pembedahan selesai, kedalaman anestesi pasien harus tetap dipantau dan dicatat. 2. Pasien pasca anestesi harus dipulihkan diruang pulih dan tidak boleh ditinggal oleh pengawas medis sampai pulih sepenuhnya dari sedasi. 3. Dokter Anestesi atau asisten anestesi harus mengidentifikasi keadaan pasien bila terjadi keadaan anestesi yang berkepanjangan akibat komplikasi atau pemulihan anestesi yang lambat. 4. Bila terjadi keadaan anestesi yang berkepanjangan, Dokter Anestesi harus membuat rencana pengelolaan keperawatan pasien selanjutnya dan bila diperlukan Dokter Anestesi dapat langsung memindahkan pasien keruang rawatintensif sampai pulih sepenuhnya 5. Pasien pasca anestesi harus diberikan instruksi tertulis atau verbal kepada keluarga atau pasien berupa anjuran diet, nutrisi, aktivitas, komplikasi yang mungkin terjadi serta tindakan yang harus dilakukan bila terjadi komplikasi. 6. Dokter Anestesi atau asisten anestesi menginformasikan kepada perawat bila pasien sudah pulih dan siap dipindahkan keruang rawat atau dapat dipulangkan. 7. Dokter Anestesi harus menginformasikan mengenai rencana perawatan pasien pasca anestesi kepada pasien dan keluarga pasien. Unit Terkait 1. Penanggung Jawab Anestesi 2. DPJP 3. Instalasi Gawat Darurat 4. Instalasi Rawat HCU 5. Instalasi Rawat Inap dan Kamar Bersalin 6. Instalasi Rawat Jalan 7. Kamar Operasi