Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

Sampul.........................................................................................................................1

Kata pengantar.............................................................................................................2

Daftar isi.......................................................................................................................3

Bab I.............................................................................................................................4

Komponen & Fungsi Transmisi otomatis pada mobil ..................................................4

Bab II..........................................................................................................................13

Cara Kerja Transmisi otomatis pada pada mobil .......................................................13

Bab III.........................................................................................................................15

Pemeliharaan Transmisi otomatis pada mobil ...........................................................15


BAB I

Komponen & Fungsinya Transmisi Otomatis Pada Mobil

1.Planetary gear unit

Planetary gear unit dipakai untuk menaikan dan menurunkan momen mesin, menaikan dan
menurunkan kecepatan kendaraan, di pakai untuk memundurkan kendaraan dan dipakai untuk
bergerak maju. Pada dasarnya planetary gear unit dipakai mesin untuk menghasilkan tenaga dan
menggerakan kendaraan dengan beban yang berat dengan tenaga yang ringan.

Hubungan antara kecepatan dan momen mesin dapat di jelaskan sebagai berikut:

Pada saat kendaraan berhenti dan mau berjalan dibutuhkan momen yang besar, dan pada posisi ini
dibutuhkan gigi yang rendah untuk menggerakan kendaraan. Akan tetapi pada kecepatan yang tinggi
maka akan dibutuhkan gigi yang tinggi dan momen yang kecil untuk menjaga laju kendaraan.

Berikut ini adalah bagian-bagian dari planetary gear unit:

Gambar 5. Planetary gear unit

Planetary gear memiliki tiga tipe gigi cincin, gigi pinion, sun gear dan planetary carrier.

Planetary carrier dihubungkan dengan poros tengah tiap gigi pinion dan membuat gigi pinion berputar.
Gigi-gigi pada planetary carrier berhubungan satu sama lainnya.

Gigi pinion mempunyai prinsip kerja menyerupai planet yang berputar di sekeliling matahari. Oleh
karena itu, disebut planetary carrier. Biasanya, planetary carrier dikombinasikan dalam unit planetary
carrier.

Penggantian input pada planetary carrier, output, dan elemen tetap, memungkinkan untuk deselerasi,
mundur, hubungan langsung dan akselerasi.
Komponen Fungsi
O/D clutch . Menghubungkan/memutuskan putaran O/D carrier dan O/D sun gear.
O/D Brake . Menahan supaya O/D sun gear tidak berputar.
O/D one way clutch . Menghubungkan O/D carrier dan O/D sun gear ketika diputar mesin.
Forward Clutch . Menghubungkan / memutuskan input shaft dengan intermediate shaft.
Direct Clutch . Menghubungkan / memutuskan input shaft dengan front dan rear sun
. gear.
2nd Coast Brake . Menahan / mengunci front dan rear sun gear supaya tidak berputar.
2nd Brake . Menahan one way clutch 1 supaya front dan rear sun gear berputar
. berlawanan arah jarum jam.
Reverse Brake . Menahan putaran front planetary carrier.
One way clutch 1 . Menahan front dan rear sun gear supaya tidak berputar berlawanan jarum
. jam ketika 2nd brake bekerja.
One way clutch 1 . Menahan supaya front planetary carrier berputar berlawanan jarum jam.

Gambar 6. One way clutch


Gambar 7. Potongan planetary gear dan clutch

Gambar 8. Hubungan antar komponen saat tranmisi otomatis bekerja

Perpindahan gigi secara otomatis sesuai dengan posisi tuas, terdapat 6 posisi yaitu, posisi P, R, N, D,
2 dan L. sedangkan untuk Over Drive (O/D) menggunakan switch yang ada pada tuas transmisi,
demikian pula untuk meningkatkan performa kerja transmisi khususnya waktu perpindahan gigi
terdapat 2 posisi switch yang ditempatkan di console box, yaitu Power dan Normal (P/N) mode.

Gambar 9. Tuas transmisi otomatis


Posisi tuas transmisi sebagai berikut :

 Posisi P (Park)
Pada posisi ini kendaraan tidak dapat bergerak (roda tidak dapat diputar) tetapi mesin dapat
dihidupkan.
Posisi ini digunakan untuk kendaraan yang diparkir, atau pada kendaraan untuk keperluan
mesin dihidupkan tetapi kendaraan tidak dijalankan.

 Posisi R (Reverse)
Posisi ini jadi digunakan untuk menggerakan kendaraan mundur.

 Posisi N (Netral)
Pada posisi ini kendaraan tidak bergerak tetapi roda dapat diputar dan mesin dapat
dihidupkan.
Hanya posisi N dan P mesin dapat dihidupkan, posisi N transmisi pada posisi netral, biasanya
digunakan untuk menghidupkan mesin sebelum kendaraan dijalankan atau ketika kendaraan
berhenti sementara mesin hidup, seperti menunggu lampu hijau menyala di perempatan jalan.

 Posisi D (Drive)
Posisi D, digunakan untuk menggerakkan kendaraan bergerak maju secara otomatis dan
dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1, 2 dan 3, atau sebaliknya, jika switch O/D di-posisikan
ON, transmisi secara otomatis dapat mengatur kerja dari gigi 1, 2, 3 dan 4 atau sebaliknya.
Posisi ini biasanya digunakan untuk jalan normal dan rata.

 Posisi 2
Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju, tetapi secara otomatis
hanya dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1 ke gigi 2 atau sebaliknya, biasanya digunakan
untuk jalanan menanjak atau turunan tajam.

 Posisi L
Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju tetapi hanya pada posisi
gigi 1 saja, biasanya digunakan untuk jalanan yang sangat menanjak atau turunan yang
sangat tajam yang tidak dapat dilakukan pada posisi gigi 2.

Tipe transmisi otomatis

Tipe transmisi otomatis

Transmisi yang dipakai pada kendaraan mesin depan penggerak depan (front engine, front wheel
drive (FF)) di buat lebih kecil dan efisien dibandingkan dengan transmisi yang dipakai pada mesin
depan penggerak roda belakang (front engine, rear drive (FR)) karena langsung dihubungkan dengan
mesin tanpa melewati poros propeller atau transmisi jenis ini disebut sebagai transaxle.
Gambar 1. Transmisi otomatis tipe front engine, front wheel drive (FF)
dan front engine, rear drive (FR)

Differensial pada transaxle menjadi satu dengan mekanisme pemindah tenaga yang lain berbeda
dengan transmisi untuk penggerak roda belakang yang differensialnya terpisah dengan mekanisme
yang lain.

Pada prinsipnya, kedua jenis transmisi tersebut mempunyai cara kerja yang sama baik unutk
penggerak roda depan maupun untuk penggerak roda belakang.

Transmisi otomatis secara garis besar di bagi menjadi 3 bagian yaitu:

1.Torque converter
2. Planetary gear unit
3. Hydraulic control unit

Gambar 2. Bagian utama dari transmisi otomatis


1.Torque Converter

Gambar 3. potongan dari Torque converter

Torque converter di pasang pada input shaft dari transmisi otomatis. Pada bagian ini juga terdapat
ring gear yang berfungsi sebagai gigi yang berhubungan dengan drive pinion motor starter untuk
menghidupkan mesin.

Fungsi dari torque converter adalah :

a. Melipatgandakan momen yang dihasilkan oleh mesin


b. Menjadi kopling otomatis yang mengirimkan momen mesin menuju ke transmisi
c. Menyerap getaran mesin
d. Melembutkan putaran mesin
e. Sebagai pompa oli ke hidraulic control system

Torque converter berisi minyak transmisi otomatis dan mengirimkan tenaga putar dari mesin menuju
ke transmisi. Komponen utama dari torque conveter adalah pump impeller, turbine runner, dan stator.

Bagian ini juga dihubungkan langsung dengan pompa oli yang selalu menghasilkan tekanan yang di
pakai pada hidraulic control unit pada saat mesin dihidupkan. Pada saat kendaraan di derek dan roda
yang berhubungan dengan drive axle, output shaft dan intermediate shaft serta bearing tidak terdapat
pelumasan. Hal ini sangat berbahaya jika kendaraan di derek pada jarak yang jauh atau pada
kecepatan yang cukup tinggi.

Lock up mechanism

Torque converter tidak selamanya menyalurkan tenaga putar ke transmisi dengan perbandingan 1 : 1,
tapi ada sebagian kecil tenaga yaitu sekitar 4 - 5 % yang hilang. Hal ini tentunya sangat merugikan
karena akan mengakibatkan pemborosan bahan bakar. Untuk menghindari hal tersebut di buat
mekanisme lock up mechanism yang akan mengunci torquer converter ketika kendaraan berjalan
pada kecepatan 37 mph atau 60 km/jam atau lebih tinggi. Ketika mekanisme ini bekerja maka tenaga
putar dari mesin akan di salurkan 100 % menuju ke transmisi.
Gambar 4. Lock up mechanism

3.Hydraulic control unit

Bagian ini mengontrol kerja dari rem dan koling pada transmisi otomatis dengan tekanan yang
diperoleh dari pompa oli.
Unit pengendali hidrolik mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai berikut:

1. Untuk membangkitkan/mengahasilkan tekanan hidrolik


Pompa oli mempunyai fungsi membangkitkan tekanan hidrolik. Pompa oli membangkitkan tekanan
hidrolik yang diperlukan untuk pengoperasian transaxle otomatis dengan menggerakkan tempat/kotak
pengubah tenaga putar (mesin).

2. Menyesuaikan tekanan hidrolik


Tekanan hidrolik yang ditekan oleh pompa oli disesuaikan dengan pentil pengatur utama. Juga pentil
katup penghambat menghasilkan tekanan hidrolik yang sesuai dengan output mesin

3. Mengalihkan (shift) roda gigi (untuk mengoperasikan kopling dan rem)


Ketika operasi kopling dan rem pada unit roda gigi planetary dialihkan (switch), roda gigi dialihkan.
Jalur cairan diciptakan sesuai dengan posisi shift oleh pentil manual. Ketika kecepatan lendaraan
meningkat, signal sikirimkan ke pentil solenoid dari mesin & ECT ECU (Electronic Control Unit). Pentil
solenoid mengoperasikan setiap pentil shift ke pemindahan (shifting) roda gigi

Komponen-komponen utama dari unit kontrol hidrolik adalah sebagai berikut:


•• • Pompa oli
•• • Valve body
•• • Primary regulator valve
•• • Manual valve
•• • Shift valve
•• • Solenoid valve
•• • Throttle valve
Gambar Pompa oli

Gambar potongan hydraulic control unit

Automatic Transmision Fluid

Minyak transmisi otomatis mempunyai kualitas yang tinggi dengan berbagai macam bahan tambah.
Minyak transmisi otomatis ini di kontrol oleh katup hidrolik melalui transmisi ke gear shift dan
melumasi komponen yang berputar dari transmisi otomatis.

Minyak transmisi otomatis harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:


•• • kekentalan yang sesuai
•• • stabil terhadap panas dan oksidasi
•• • tidak berbusa
•• • koefisien gesek yang sesuai
•• • berwarna
•• • mempunyai bahan tambah yang lain
Minyak transmisi otomatis (ATF) mempunyai macam-macam viskositas dan koefisien geseknya. Hal
ini perlu diketahui karena pengunaan miyka transmisi otomatis bisa berbeda tiap tipe kendaraan.

Penggunaan miyak transmisi otomatis yang tidak benar tidak hanya menurunkan tenaga, tetapi juga
bisa menyebabkan bunyi serta kerusakan yang lain.

Perhatikan Buku pedoman reparasi untuk mengetahui jenis minyak pelumas yang digunakan pada
kendaraan.
BAB II

Cara Kerja Transmisi Otomatis Pada Mobil

CARA KERJA TRANSMISI OTOMATIS


Begini blok diagramnya:
Poros Engkol >> Torque Converter >> Planetary Gear >> [Differential >> Drive Shaft >>
Roda]
pada penggerak roda belakang, bagian didalam kurung kotak diganti [As Kopel>>
Gardan/Differential>>Roda]
1. Torque converter menggantikan kopling mekanikal pada transmisi manual. Lewat torque
converter ini torsi disalurkan dengan mekanisme pompa dan turbin. Didalam torque
converter terdapat 3buah baling2. Yang pertama bekerja sebagai pompa yang dikopel
langsung dengan mesin. Yang kedua "turbin" dikopel langsung dengan planetray gear. Dan
yang terakhir adalah stator. Cara kerjanya, baling-baling yang terkopel pada mesin berputar
untuk memompakan Oli transmisi didalam sebuah ruang tertutup. Lalu tekanan oli tersebut
mendorong turbin layaknya air bertekanan yang menggerakkan pembangkit listrik tenaga air.
Konsep sederhananya, anda menyalakan sebuah kipas angin lalu tepat didepannya anda
letakkan kipas angin yang lain dalam keadaan mati. Maka kipas angin yang mati tadi akan
berputar seiring meningkatnya tekanan udara dari kipas angin yang menyala. Dari sistem
tersebut, didapatkan peningkatan torsi pada turbin saat RPM pada mesin meningkat. Karena
itulah perlengkapan ini disebut torque converter. Karena dia merubah putaran tinggi pada
mesin menjadi torsi saat dibutuhkan. Namun alat ini jugalah yang menyebabkan konsumsi
bahan bakar pada mobil matik meningkat. Karena pompa dan turbin tidak akan pernah
berputar 1:1 saat berbeban. Oleh karena itu, pada pengembangannya di aplikasikan
perangkat "lock up" yang akan mengunci pompa dan turbin secara mekanis untuk
mendapatkan efisiensi saat RPM tinggi dan overdrive. Lalu fungsi stator? Nah stator adalah
pengembangan sistem dua baling-baling menjadi 3 baling baling. Dimana baling diantara
pompa dan turbin tidak bergerak. Oleh karena itu dinamakan stator (statis:diam) dan
fungsinya adalah mengoptimalkan arah tekanan oli untuk menggerakkan turbin.

2. Planetary Gear. Komponen ini menggantikan gigi-gigi rasio pada transmisi manual untuk
merubah rasio putaran turbin terhadap roda. Fungsi utamanya sebetulnya tidaklah berbeda
dengan fungsi transmisi manual yang biasa anda ganti-ganti dengan tuas persneling saat
menjalankan mobil. Namun desain fisiknya yang berbeda cukup jauh. Pada planetary gear
tidak ada dua barisan roda gigi yang saling berhubungan dengan rasio berbeda-beda. Tetapi
sebuah roda gigi yang dikelilingi banyak roda gigi kecil dan ruman planetary yang memiliki
gigi dibagian dalamnya. Untuk lebih jelas, carilah gambarnya di search engine. Karena
cukup sulit menggambarkannya hanya dengan tulisan. Nah, disinilah Valve body bekerja.
Valve body mengatur jalannya oli untuk merubah rasio planetary gear secara hidraulis.

Itulah cara kerja tranmisi yang banyak digunakan pada mobil2 yang bersliweran saat ini.
Torque converter menyebabkan mobil serasa berjalan dengan kopling yang selip. Dan
planetary gear menyebabkan mobil seperti memindahkan giginya secara otomatis.

Untuk transmisi CVT


kehadiran planetary gear digantikan dengan sabuk dan pulley yang diameter drivingnya
dapat berubah-ubah sehingga rasio putaran dari dua buah pulley tersebut juga berubah-
ubah. Dari sistem CVT yang diaplikasikan pada transmisi tersebut, didapatkan perpindahan
percepatan (rasio) yang sangat halus. Seperti yang anda rasakan pada motor matic dengan
CVT. Namun perubahan rasio CVT pada mobil tidaklah dilakukan secara mekanikal
layaknya sepeda motor. Namun hal itu dilakukan secara elektro hidrolis yang diatur oleh
ECU mobil. Sehingga perubahan rasio akan berubah sesuai dengan beban mobil, injakan
pedal gas, putaran mesin dan lain sebagainya untuk mendapatkan tenaga yang optimal dan
efisiensi bahan bakar yang tinggi.

Itulah garis besar prinsip kerja dari sistem transmisi otomatis.

Tambahan: untuk lebih mengenal karakteristik transmisi matik, berikut perilaku transmisi
matik untuk setiap posisi tuasnya.

P: transmisi akan mengunci komponen yang terkopel langsung dengan roda. Hal ini
memberikan efek seperti rem tangan, tetapi jangan hanya mengandalkan posisi ini untuk
parkir dengan beban yang cukup berat. ex: tanjakan.

R: saya rasa semua sudah tau posisi ini. Gunakan posisi ini untuk berjalan kearah
belakang(mundur).

N: di posisi ini, seluruh hubungan antara roda dan mesin dilepaskan. Dan tidak ada
mekanisme pengunci roda layaknya posisi P. catatan: sangat disarankan untuk
menggunakan posisi N dan aktifkan rem daripada P jika anda tidak bermaksud berhenti
untuk meninggalkan mobil.

D: gunakan posisi ini untuk menggunakan seluruh rasio dalam transmisi anda selama
perjalanan. dibeberapa mobil juga terdapat tatanan D4, D3, L2, L1. Untuk merk toyota
biasanya terdapat D,2,1 dengan tombol overdrive off pada tuasnya.

D3 atau O/D off: posisi ini akan membatasi perpindahan rasio hingga tingkat ke 3. Pada
beberapa mobil toyota dengan tombol O/D off, tombol ini menonaktifkan gigi4 dan menahan
transmisi pada rasio tingkat3. Gunakan posisi ini untuk melakukan overtakin
BAB III

Perawatan Tranmisi Otomatis Pada Mobil

Cara perawatan transmisi otomatis sebenarnya tidaklah sulit seperti yang diperkirakan banyak
orang.
Perawatan transmisi otomatis yang dilakukan sama dengan perawatan yang dilakukan terhadap
transmisi manual, berupa pengecekan terhadap kualitas minyak transmisi otomatis (hampir sama
dengan minyak rem/Automatic Transmission Fluid dan bukan termasuk oli) dan kebocoran dari
packing-packing yang ada. Malah sebenarnya lebih simple dari manual.

Namun kualitas minyak untuk transmisi otomatis ini bila dipergunakan sebagaimana semestinya dan
tidak ada kebocoran, bisa tahan 50 ribu kilometer sampai 100 ribu kilometer. ―Malah sebenarnya
bisa sampai 200 ribu kilometer, jelas Agus Susanto Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia.
Ia mengatakan, kopling transmisi otomatis ini lebih efisien karena berdaya tahan lama dari oli
transmisi manual. Kopling ini terendam dalam bak minyak transmisi dan tidak bergesekan langsung.
Berbeda dengan transmisi manual dengan sistem kopling kering yang bersentuhan dengan “roda
gila―.
Kesan bahwa transmisi otomatis perawatannya sulit dan tidak semua bengkel yang bisa
menanganinya adalah memang benar. Tetapi bukankah kalau kendaraan diperlakukan dengan benar
dalam artian dirawat dengan baik, maka tidaklah mungkin transmisi akan mengalami kerusakan
dengan sendirinya.
“Yang penting kalau kendaraan mengalami mogok dan ketika harus didorong, bagian roda mobil
yang digerakkan transmisi tersebut harus diangkat. Tidak boleh menyentuh jalan ketika ditarik,―
jelas Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia tersebut.

Alasannya adalah, pada sistem transmisi otomatis, putaran mesin tersebut dipindahkan untuk
memutar roda melalui minyak transmisi yang disemprotkan ke tiap gigi percepatan tersebut.
Sedangkan bila ditarik yang terjadi adalah proses kebalikannya, di mana putaran roda akan
menghasilkan tekanan kepada katup solenoid yang tertutup karena mesin tidak dihidupkan.
“Yang biasanya rusak adalah seal-seal, dan bila sudah parah pompa minyak transmisi tersebut
yang akan rusak,― jelas Agus.

Tergantung Pemakaian
Namun cepat atau tidaknya, baik transmisi otomatis maupun manual tersebut memang tergantung
dari pemakaiannya. Bisa saja dari cara membawanya yang kasar, ataupun kendaraan membawa
beban lebih.

Karena itu setiap pengemudi sewajarnya mengetahui fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka yang
tertera dituas transmisi otomatis tersebut. Misalnya saja angka 1, berarti diperuntukkan bagi
tanjakan dan turunan yang sangat curam. Kalau dipakai terus untuk jalur yang datar hanya akan
memboroskan bahan bakar saja. Putaran mesin dan kecepatan yang diraih tidak seimbang.
Bila posisi tuas di 2, sebaiknya digunakan bila menghadapi jalan yang menanjak dan menurun yang
tidak terlalu curam dan jangka waktu yang agak lama. Sedangkan untuk posisi D ini sama artinya
dengan posisi gigi 3, yang diperuntukkan perjalanan dalam kota atau normal.
Untuk menghadapi jalur lurus yang dapat ditempuh dalam kecepatan tinggi serta dalam waktu yang
lama dapat mengaktifkan tombol Over Drive (O/D). Gunanya untuk menurunkan putaran mesin yang
otomatis dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Posisi ini sama saja dengan gigi 4.

Namun sekarang percepatan transmisi otomatis ini tidak hanya sampai 4 saja, sudah sampai 5
percepatan. Gigi 1, 2, 3, D dan Over Drive. Posisi lain yang harus diketahui kegunaannya adalah
posisi N, P dan R. Posisi N ini dapat digunakan ketika berada di lampu merah. Dari posisi D
sebaiknya digeser ke posisi N. Sedangkan posisi P ini digunakan ketika memarkirkan kendaraan.
“Mobil tidak akan jalan ketika di starter,― ujar Agus. Fungsi huruf R adalah kependekan dari
Reverse, artinya digunakan untuk mundur. (ian)

Cara perawatan transmisi otomatis sebenarnya tidaklah sulit seperti yang diperkirakan banyak
orang.
Perawatan transmisi otomatis yang dilakukan sama dengan perawatan yang dilakukan terhadap
transmisi manual, berupa pengecekan terhadap kualitas minyak transmisi otomatis (hampir sama
dengan minyak rem/Automatic Transmission Fluid dan bukan termasuk oli) dan kebocoran dari
packing-packing yang ada. Malah sebenarnya lebih simple dari manual.

Namun kualitas minyak untuk transmisi otomatis ini bila dipergunakan sebagaimana semestinya dan
tidak ada kebocoran, bisa tahan 50 ribu kilometer sampai 100 ribu kilometer. ―Malah sebenarnya
bisa sampai 200 ribu kilometer, jelas Agus Susanto Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia.
Ia mengatakan, kopling transmisi otomatis ini lebih efisien karena berdaya tahan lama dari oli
transmisi manual. Kopling ini terendam dalam bak minyak transmisi dan tidak bergesekan langsung.
Berbeda dengan transmisi manual dengan sistem kopling kering yang bersentuhan dengan “roda
gila―.
Kesan bahwa transmisi otomatis perawatannya sulit dan tidak semua bengkel yang bisa
menanganinya adalah memang benar. Tetapi bukankah kalau kendaraan diperlakukan dengan benar
dalam artian dirawat dengan baik, maka tidaklah mungkin transmisi akan mengalami kerusakan
dengan sendirinya.
“Yang penting kalau kendaraan mengalami mogok dan ketika harus didorong, bagian roda mobil
yang digerakkan transmisi tersebut harus diangkat. Tidak boleh menyentuh jalan ketika ditarik,―
jelas Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia tersebut.

Alasannya adalah, pada sistem transmisi otomatis, putaran mesin tersebut dipindahkan untuk
memutar roda melalui minyak transmisi yang disemprotkan ke tiap gigi percepatan tersebut.
Sedangkan bila ditarik yang terjadi adalah proses kebalikannya, di mana putaran roda akan
menghasilkan tekanan kepada katup solenoid yang tertutup karena mesin tidak dihidupkan.
“Yang biasanya rusak adalah seal-seal, dan bila sudah parah pompa minyak transmisi tersebut
yang akan rusak,― jelas Agus.

Tergantung Pemakaian
Namun cepat atau tidaknya, baik transmisi otomatis maupun manual tersebut memang tergantung
dari pemakaiannya. Bisa saja dari cara membawanya yang kasar, ataupun kendaraan membawa
beban lebih.

Karena itu setiap pengemudi sewajarnya mengetahui fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka yang
tertera dituas transmisi otomatis tersebut. Misalnya saja angka 1, berarti diperuntukkan bagi
tanjakan dan turunan yang sangat curam. Kalau dipakai terus untuk jalur yang datar hanya akan
memboroskan bahan bakar saja. Putaran mesin dan kecepatan yang diraih tidak seimbang.
Bila posisi tuas di 2, sebaiknya digunakan bila menghadapi jalan yang menanjak dan menurun yang
tidak terlalu curam dan jangka waktu yang agak lama. Sedangkan untuk posisi D ini sama artinya
dengan posisi gigi 3, yang diperuntukkan perjalanan dalam kota atau normal.
Untuk menghadapi jalur lurus yang dapat ditempuh dalam kecepatan tinggi serta dalam waktu yang
lama dapat mengaktifkan tombol Over Drive (O/D). Gunanya untuk menurunkan putaran mesin yang
otomatis dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Posisi ini sama saja dengan gigi 4.

Namun sekarang percepatan transmisi otomatis ini tidak hanya sampai 4 saja, sudah sampai 5
percepatan. Gigi 1, 2, 3, D dan Over Drive. Posisi lain yang harus diketahui kegunaannya adalah
posisi N, P dan R. Posisi N ini dapat digunakan ketika berada di lampu merah. Dari posisi D
sebaiknya digeser ke posisi N. Sedangkan posisi P ini digunakan ketika memarkirkan kendaraan.
“Mobil tidak akan jalan ketika di starter,― ujar Agus. Fungsi huruf R adalah kependekan dari
Reverse, artinya digunakan untuk mundur. (ian)

Anda mungkin juga menyukai