Sampul.........................................................................................................................1
Kata pengantar.............................................................................................................2
Daftar isi.......................................................................................................................3
Bab I.............................................................................................................................4
Bab II..........................................................................................................................13
Bab III.........................................................................................................................15
Planetary gear unit dipakai untuk menaikan dan menurunkan momen mesin, menaikan dan
menurunkan kecepatan kendaraan, di pakai untuk memundurkan kendaraan dan dipakai untuk
bergerak maju. Pada dasarnya planetary gear unit dipakai mesin untuk menghasilkan tenaga dan
menggerakan kendaraan dengan beban yang berat dengan tenaga yang ringan.
Hubungan antara kecepatan dan momen mesin dapat di jelaskan sebagai berikut:
Pada saat kendaraan berhenti dan mau berjalan dibutuhkan momen yang besar, dan pada posisi ini
dibutuhkan gigi yang rendah untuk menggerakan kendaraan. Akan tetapi pada kecepatan yang tinggi
maka akan dibutuhkan gigi yang tinggi dan momen yang kecil untuk menjaga laju kendaraan.
Planetary gear memiliki tiga tipe gigi cincin, gigi pinion, sun gear dan planetary carrier.
Planetary carrier dihubungkan dengan poros tengah tiap gigi pinion dan membuat gigi pinion berputar.
Gigi-gigi pada planetary carrier berhubungan satu sama lainnya.
Gigi pinion mempunyai prinsip kerja menyerupai planet yang berputar di sekeliling matahari. Oleh
karena itu, disebut planetary carrier. Biasanya, planetary carrier dikombinasikan dalam unit planetary
carrier.
Penggantian input pada planetary carrier, output, dan elemen tetap, memungkinkan untuk deselerasi,
mundur, hubungan langsung dan akselerasi.
Komponen Fungsi
O/D clutch . Menghubungkan/memutuskan putaran O/D carrier dan O/D sun gear.
O/D Brake . Menahan supaya O/D sun gear tidak berputar.
O/D one way clutch . Menghubungkan O/D carrier dan O/D sun gear ketika diputar mesin.
Forward Clutch . Menghubungkan / memutuskan input shaft dengan intermediate shaft.
Direct Clutch . Menghubungkan / memutuskan input shaft dengan front dan rear sun
. gear.
2nd Coast Brake . Menahan / mengunci front dan rear sun gear supaya tidak berputar.
2nd Brake . Menahan one way clutch 1 supaya front dan rear sun gear berputar
. berlawanan arah jarum jam.
Reverse Brake . Menahan putaran front planetary carrier.
One way clutch 1 . Menahan front dan rear sun gear supaya tidak berputar berlawanan jarum
. jam ketika 2nd brake bekerja.
One way clutch 1 . Menahan supaya front planetary carrier berputar berlawanan jarum jam.
Perpindahan gigi secara otomatis sesuai dengan posisi tuas, terdapat 6 posisi yaitu, posisi P, R, N, D,
2 dan L. sedangkan untuk Over Drive (O/D) menggunakan switch yang ada pada tuas transmisi,
demikian pula untuk meningkatkan performa kerja transmisi khususnya waktu perpindahan gigi
terdapat 2 posisi switch yang ditempatkan di console box, yaitu Power dan Normal (P/N) mode.
Posisi P (Park)
Pada posisi ini kendaraan tidak dapat bergerak (roda tidak dapat diputar) tetapi mesin dapat
dihidupkan.
Posisi ini digunakan untuk kendaraan yang diparkir, atau pada kendaraan untuk keperluan
mesin dihidupkan tetapi kendaraan tidak dijalankan.
Posisi R (Reverse)
Posisi ini jadi digunakan untuk menggerakan kendaraan mundur.
Posisi N (Netral)
Pada posisi ini kendaraan tidak bergerak tetapi roda dapat diputar dan mesin dapat
dihidupkan.
Hanya posisi N dan P mesin dapat dihidupkan, posisi N transmisi pada posisi netral, biasanya
digunakan untuk menghidupkan mesin sebelum kendaraan dijalankan atau ketika kendaraan
berhenti sementara mesin hidup, seperti menunggu lampu hijau menyala di perempatan jalan.
Posisi D (Drive)
Posisi D, digunakan untuk menggerakkan kendaraan bergerak maju secara otomatis dan
dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1, 2 dan 3, atau sebaliknya, jika switch O/D di-posisikan
ON, transmisi secara otomatis dapat mengatur kerja dari gigi 1, 2, 3 dan 4 atau sebaliknya.
Posisi ini biasanya digunakan untuk jalan normal dan rata.
Posisi 2
Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju, tetapi secara otomatis
hanya dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1 ke gigi 2 atau sebaliknya, biasanya digunakan
untuk jalanan menanjak atau turunan tajam.
Posisi L
Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju tetapi hanya pada posisi
gigi 1 saja, biasanya digunakan untuk jalanan yang sangat menanjak atau turunan yang
sangat tajam yang tidak dapat dilakukan pada posisi gigi 2.
Transmisi yang dipakai pada kendaraan mesin depan penggerak depan (front engine, front wheel
drive (FF)) di buat lebih kecil dan efisien dibandingkan dengan transmisi yang dipakai pada mesin
depan penggerak roda belakang (front engine, rear drive (FR)) karena langsung dihubungkan dengan
mesin tanpa melewati poros propeller atau transmisi jenis ini disebut sebagai transaxle.
Gambar 1. Transmisi otomatis tipe front engine, front wheel drive (FF)
dan front engine, rear drive (FR)
Differensial pada transaxle menjadi satu dengan mekanisme pemindah tenaga yang lain berbeda
dengan transmisi untuk penggerak roda belakang yang differensialnya terpisah dengan mekanisme
yang lain.
Pada prinsipnya, kedua jenis transmisi tersebut mempunyai cara kerja yang sama baik unutk
penggerak roda depan maupun untuk penggerak roda belakang.
1.Torque converter
2. Planetary gear unit
3. Hydraulic control unit
Torque converter di pasang pada input shaft dari transmisi otomatis. Pada bagian ini juga terdapat
ring gear yang berfungsi sebagai gigi yang berhubungan dengan drive pinion motor starter untuk
menghidupkan mesin.
Torque converter berisi minyak transmisi otomatis dan mengirimkan tenaga putar dari mesin menuju
ke transmisi. Komponen utama dari torque conveter adalah pump impeller, turbine runner, dan stator.
Bagian ini juga dihubungkan langsung dengan pompa oli yang selalu menghasilkan tekanan yang di
pakai pada hidraulic control unit pada saat mesin dihidupkan. Pada saat kendaraan di derek dan roda
yang berhubungan dengan drive axle, output shaft dan intermediate shaft serta bearing tidak terdapat
pelumasan. Hal ini sangat berbahaya jika kendaraan di derek pada jarak yang jauh atau pada
kecepatan yang cukup tinggi.
Lock up mechanism
Torque converter tidak selamanya menyalurkan tenaga putar ke transmisi dengan perbandingan 1 : 1,
tapi ada sebagian kecil tenaga yaitu sekitar 4 - 5 % yang hilang. Hal ini tentunya sangat merugikan
karena akan mengakibatkan pemborosan bahan bakar. Untuk menghindari hal tersebut di buat
mekanisme lock up mechanism yang akan mengunci torquer converter ketika kendaraan berjalan
pada kecepatan 37 mph atau 60 km/jam atau lebih tinggi. Ketika mekanisme ini bekerja maka tenaga
putar dari mesin akan di salurkan 100 % menuju ke transmisi.
Gambar 4. Lock up mechanism
Bagian ini mengontrol kerja dari rem dan koling pada transmisi otomatis dengan tekanan yang
diperoleh dari pompa oli.
Unit pengendali hidrolik mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai berikut:
Minyak transmisi otomatis mempunyai kualitas yang tinggi dengan berbagai macam bahan tambah.
Minyak transmisi otomatis ini di kontrol oleh katup hidrolik melalui transmisi ke gear shift dan
melumasi komponen yang berputar dari transmisi otomatis.
Penggunaan miyak transmisi otomatis yang tidak benar tidak hanya menurunkan tenaga, tetapi juga
bisa menyebabkan bunyi serta kerusakan yang lain.
Perhatikan Buku pedoman reparasi untuk mengetahui jenis minyak pelumas yang digunakan pada
kendaraan.
BAB II
2. Planetary Gear. Komponen ini menggantikan gigi-gigi rasio pada transmisi manual untuk
merubah rasio putaran turbin terhadap roda. Fungsi utamanya sebetulnya tidaklah berbeda
dengan fungsi transmisi manual yang biasa anda ganti-ganti dengan tuas persneling saat
menjalankan mobil. Namun desain fisiknya yang berbeda cukup jauh. Pada planetary gear
tidak ada dua barisan roda gigi yang saling berhubungan dengan rasio berbeda-beda. Tetapi
sebuah roda gigi yang dikelilingi banyak roda gigi kecil dan ruman planetary yang memiliki
gigi dibagian dalamnya. Untuk lebih jelas, carilah gambarnya di search engine. Karena
cukup sulit menggambarkannya hanya dengan tulisan. Nah, disinilah Valve body bekerja.
Valve body mengatur jalannya oli untuk merubah rasio planetary gear secara hidraulis.
Itulah cara kerja tranmisi yang banyak digunakan pada mobil2 yang bersliweran saat ini.
Torque converter menyebabkan mobil serasa berjalan dengan kopling yang selip. Dan
planetary gear menyebabkan mobil seperti memindahkan giginya secara otomatis.
Tambahan: untuk lebih mengenal karakteristik transmisi matik, berikut perilaku transmisi
matik untuk setiap posisi tuasnya.
P: transmisi akan mengunci komponen yang terkopel langsung dengan roda. Hal ini
memberikan efek seperti rem tangan, tetapi jangan hanya mengandalkan posisi ini untuk
parkir dengan beban yang cukup berat. ex: tanjakan.
R: saya rasa semua sudah tau posisi ini. Gunakan posisi ini untuk berjalan kearah
belakang(mundur).
N: di posisi ini, seluruh hubungan antara roda dan mesin dilepaskan. Dan tidak ada
mekanisme pengunci roda layaknya posisi P. catatan: sangat disarankan untuk
menggunakan posisi N dan aktifkan rem daripada P jika anda tidak bermaksud berhenti
untuk meninggalkan mobil.
D: gunakan posisi ini untuk menggunakan seluruh rasio dalam transmisi anda selama
perjalanan. dibeberapa mobil juga terdapat tatanan D4, D3, L2, L1. Untuk merk toyota
biasanya terdapat D,2,1 dengan tombol overdrive off pada tuasnya.
D3 atau O/D off: posisi ini akan membatasi perpindahan rasio hingga tingkat ke 3. Pada
beberapa mobil toyota dengan tombol O/D off, tombol ini menonaktifkan gigi4 dan menahan
transmisi pada rasio tingkat3. Gunakan posisi ini untuk melakukan overtakin
BAB III
Cara perawatan transmisi otomatis sebenarnya tidaklah sulit seperti yang diperkirakan banyak
orang.
Perawatan transmisi otomatis yang dilakukan sama dengan perawatan yang dilakukan terhadap
transmisi manual, berupa pengecekan terhadap kualitas minyak transmisi otomatis (hampir sama
dengan minyak rem/Automatic Transmission Fluid dan bukan termasuk oli) dan kebocoran dari
packing-packing yang ada. Malah sebenarnya lebih simple dari manual.
Namun kualitas minyak untuk transmisi otomatis ini bila dipergunakan sebagaimana semestinya dan
tidak ada kebocoran, bisa tahan 50 ribu kilometer sampai 100 ribu kilometer. ―Malah sebenarnya
bisa sampai 200 ribu kilometer, jelas Agus Susanto Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia.
Ia mengatakan, kopling transmisi otomatis ini lebih efisien karena berdaya tahan lama dari oli
transmisi manual. Kopling ini terendam dalam bak minyak transmisi dan tidak bergesekan langsung.
Berbeda dengan transmisi manual dengan sistem kopling kering yang bersentuhan dengan “roda
gila―.
Kesan bahwa transmisi otomatis perawatannya sulit dan tidak semua bengkel yang bisa
menanganinya adalah memang benar. Tetapi bukankah kalau kendaraan diperlakukan dengan benar
dalam artian dirawat dengan baik, maka tidaklah mungkin transmisi akan mengalami kerusakan
dengan sendirinya.
“Yang penting kalau kendaraan mengalami mogok dan ketika harus didorong, bagian roda mobil
yang digerakkan transmisi tersebut harus diangkat. Tidak boleh menyentuh jalan ketika ditarik,―
jelas Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia tersebut.
Alasannya adalah, pada sistem transmisi otomatis, putaran mesin tersebut dipindahkan untuk
memutar roda melalui minyak transmisi yang disemprotkan ke tiap gigi percepatan tersebut.
Sedangkan bila ditarik yang terjadi adalah proses kebalikannya, di mana putaran roda akan
menghasilkan tekanan kepada katup solenoid yang tertutup karena mesin tidak dihidupkan.
“Yang biasanya rusak adalah seal-seal, dan bila sudah parah pompa minyak transmisi tersebut
yang akan rusak,― jelas Agus.
Tergantung Pemakaian
Namun cepat atau tidaknya, baik transmisi otomatis maupun manual tersebut memang tergantung
dari pemakaiannya. Bisa saja dari cara membawanya yang kasar, ataupun kendaraan membawa
beban lebih.
Karena itu setiap pengemudi sewajarnya mengetahui fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka yang
tertera dituas transmisi otomatis tersebut. Misalnya saja angka 1, berarti diperuntukkan bagi
tanjakan dan turunan yang sangat curam. Kalau dipakai terus untuk jalur yang datar hanya akan
memboroskan bahan bakar saja. Putaran mesin dan kecepatan yang diraih tidak seimbang.
Bila posisi tuas di 2, sebaiknya digunakan bila menghadapi jalan yang menanjak dan menurun yang
tidak terlalu curam dan jangka waktu yang agak lama. Sedangkan untuk posisi D ini sama artinya
dengan posisi gigi 3, yang diperuntukkan perjalanan dalam kota atau normal.
Untuk menghadapi jalur lurus yang dapat ditempuh dalam kecepatan tinggi serta dalam waktu yang
lama dapat mengaktifkan tombol Over Drive (O/D). Gunanya untuk menurunkan putaran mesin yang
otomatis dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Posisi ini sama saja dengan gigi 4.
Namun sekarang percepatan transmisi otomatis ini tidak hanya sampai 4 saja, sudah sampai 5
percepatan. Gigi 1, 2, 3, D dan Over Drive. Posisi lain yang harus diketahui kegunaannya adalah
posisi N, P dan R. Posisi N ini dapat digunakan ketika berada di lampu merah. Dari posisi D
sebaiknya digeser ke posisi N. Sedangkan posisi P ini digunakan ketika memarkirkan kendaraan.
“Mobil tidak akan jalan ketika di starter,― ujar Agus. Fungsi huruf R adalah kependekan dari
Reverse, artinya digunakan untuk mundur. (ian)
Cara perawatan transmisi otomatis sebenarnya tidaklah sulit seperti yang diperkirakan banyak
orang.
Perawatan transmisi otomatis yang dilakukan sama dengan perawatan yang dilakukan terhadap
transmisi manual, berupa pengecekan terhadap kualitas minyak transmisi otomatis (hampir sama
dengan minyak rem/Automatic Transmission Fluid dan bukan termasuk oli) dan kebocoran dari
packing-packing yang ada. Malah sebenarnya lebih simple dari manual.
Namun kualitas minyak untuk transmisi otomatis ini bila dipergunakan sebagaimana semestinya dan
tidak ada kebocoran, bisa tahan 50 ribu kilometer sampai 100 ribu kilometer. ―Malah sebenarnya
bisa sampai 200 ribu kilometer, jelas Agus Susanto Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia.
Ia mengatakan, kopling transmisi otomatis ini lebih efisien karena berdaya tahan lama dari oli
transmisi manual. Kopling ini terendam dalam bak minyak transmisi dan tidak bergesekan langsung.
Berbeda dengan transmisi manual dengan sistem kopling kering yang bersentuhan dengan “roda
gila―.
Kesan bahwa transmisi otomatis perawatannya sulit dan tidak semua bengkel yang bisa
menanganinya adalah memang benar. Tetapi bukankah kalau kendaraan diperlakukan dengan benar
dalam artian dirawat dengan baik, maka tidaklah mungkin transmisi akan mengalami kerusakan
dengan sendirinya.
“Yang penting kalau kendaraan mengalami mogok dan ketika harus didorong, bagian roda mobil
yang digerakkan transmisi tersebut harus diangkat. Tidak boleh menyentuh jalan ketika ditarik,―
jelas Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia tersebut.
Alasannya adalah, pada sistem transmisi otomatis, putaran mesin tersebut dipindahkan untuk
memutar roda melalui minyak transmisi yang disemprotkan ke tiap gigi percepatan tersebut.
Sedangkan bila ditarik yang terjadi adalah proses kebalikannya, di mana putaran roda akan
menghasilkan tekanan kepada katup solenoid yang tertutup karena mesin tidak dihidupkan.
“Yang biasanya rusak adalah seal-seal, dan bila sudah parah pompa minyak transmisi tersebut
yang akan rusak,― jelas Agus.
Tergantung Pemakaian
Namun cepat atau tidaknya, baik transmisi otomatis maupun manual tersebut memang tergantung
dari pemakaiannya. Bisa saja dari cara membawanya yang kasar, ataupun kendaraan membawa
beban lebih.
Karena itu setiap pengemudi sewajarnya mengetahui fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka yang
tertera dituas transmisi otomatis tersebut. Misalnya saja angka 1, berarti diperuntukkan bagi
tanjakan dan turunan yang sangat curam. Kalau dipakai terus untuk jalur yang datar hanya akan
memboroskan bahan bakar saja. Putaran mesin dan kecepatan yang diraih tidak seimbang.
Bila posisi tuas di 2, sebaiknya digunakan bila menghadapi jalan yang menanjak dan menurun yang
tidak terlalu curam dan jangka waktu yang agak lama. Sedangkan untuk posisi D ini sama artinya
dengan posisi gigi 3, yang diperuntukkan perjalanan dalam kota atau normal.
Untuk menghadapi jalur lurus yang dapat ditempuh dalam kecepatan tinggi serta dalam waktu yang
lama dapat mengaktifkan tombol Over Drive (O/D). Gunanya untuk menurunkan putaran mesin yang
otomatis dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Posisi ini sama saja dengan gigi 4.
Namun sekarang percepatan transmisi otomatis ini tidak hanya sampai 4 saja, sudah sampai 5
percepatan. Gigi 1, 2, 3, D dan Over Drive. Posisi lain yang harus diketahui kegunaannya adalah
posisi N, P dan R. Posisi N ini dapat digunakan ketika berada di lampu merah. Dari posisi D
sebaiknya digeser ke posisi N. Sedangkan posisi P ini digunakan ketika memarkirkan kendaraan.
“Mobil tidak akan jalan ketika di starter,― ujar Agus. Fungsi huruf R adalah kependekan dari
Reverse, artinya digunakan untuk mundur. (ian)