Anda di halaman 1dari 12

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 7 TAHUN 1963


TENTANG
FARMASI

BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 1

Maksud dan tujuan Undang-undang ini ialah menetapkan ketentuan-ketentuan dasar


dibidang farmasi dalam rangka pelaksanaan Undang-undang tentang Pokok-pokok
Kesehatan.

BAB II
KETENTUAN UMUM

Pasal 2

Yang dimaksud dalam Undang-undang ini dengan:

a.Perbekalan Kesehatan dibidang farmasi, adalah perbekalan yang meliputi obat. bahan
obat, obat asli Indonesia. bahan obat asli Indonesia, alat kesehatan, kosmetik dan
sebagainya,
b.Obat, adalah obat yang dibuat dari bahan-bahan yang berasal dari binatang, tumbuh-
tumbuhan, mineral dan obat syntetis;
c.Obat asli Indonesia, adalah obat-obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah di
Indonesia, terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan dipergunakan dalam
pengobatan tradisionil;
d.Alat kesehatan, adalah alat-alat yang diperlukan bagi pemeriksaan, perawatan,
pengobatan dan pembuatan obat;
e.Pekerjaan kefarmasian, adalah pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat.

BAB III

USAHA-USAHA.

Pasal 3.

Usaha-usaha untuk keperluan rakyat akan perbekalan kesehatan dibidang farmasi, adalah
sebagai berikut :

a.Usaha-usaha dalam bidang produksi, yang meliputi: penggalian kekayaan alam.


penanaman tumbuh-tumbuhan, pemeliharaan dan pengembangan binatang yang berguna
untuk farmasi, pembuatan bahan-bahan farmasi, pembuatan obat-obat syntetis, pembuatan
obat-obat jadi, pembuatan alat-alat kesehatan dan alat-alat yang berhubungan dengan
kesehatan, termasuk alat-alat untuk laboratorium dan alat-alat untuk pembuatan obat-obat
dan lain-lain.
b.Usaha-usaha dalam bidang distribusi yang dilakukan oleh Pemerintah dan Swasta yang
meliputi: alat-alat distribusi, apotek-apotek, rumah obat-rumah obat, toko-toko penyalur obat
dan lain-lain.
c.Usaha-usaha penyelidikan (penelitian) oleh Lembaga Farmasi Nasional, Universitas-
universitas dan lain-lain.
d.Usaha-usaha pengawasan oleh Pemerintah, Pusat maupun Daerah.
e.Membentuk dan menggunakan Dewan Farmasi.
f.Usaha-usaha lain.

Pasal 4.

(1)Dengan Peraturan Perundang-undangan ditetapkan peraturan-peraturan mengenai


produksi dan distribusi dibidang farmasi. (2)Menteri Kesehatan menetapkan peraturan-
peraturan mengenai penyelidikan dan pengawasan konsumsi dibidang farmasi, pekerjaan
kefarmasian dan hal-hal lain yang dianggap perlu.

Pasal 5.

Untuk kepentingan rakyat, Pemerintah berusaha agar tercapai harga obat dan alat
kesehatan serendah-rendahnya.

BAB IV

PENGUASAAN PERBEKALAN KESEHATAN DIBIDANG *3016 FARMASI YANG


BERBAHAYA.

Pasal 6.

Penguasaan perbekalan kesehatan dibidang farmasi yang berbahaya, baik dipandang dari
sudut kesehatan maupun keamanan umum, ditetapkan dengan Peraturan Perundang-
undangan.

BAB V

OBAT ASLI INDONESIA.

Pasal 7.

(1)Pemerintah memberi bimbingan dalam perkembangan pengawasan terhadap usaha-


usaha yang mempergunakan obat asli Indonesia. (2)Bimbingan dan pengawasan yang
dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 8.

Menteri Kesehatan mengusahakan:

A .penyelidikan baik tentang cara membuat dan menggunakan maupun tentang khasiat
obat-obat asli Indonesia:
b. standardisasi dalam pemakaian obat-obat asli Indonesia;
c. pertukaran pengalaman dengan luar negeri;
d. mencari sumber-sumber baru obat asli Indonesia;
e. usaha-usaha lain.

BAB VI
USAHA SWASTA

Pasal 9.

Sesuai dengan pasal 14 ayat (1), (2) dan (5) Undang-undang Pokok Kesehatan, badan-
badan swasta diberi kesempatan melakukan usaha-usaha dilapangan farmasi, terutama
dibidang produksi.

Pasal 10.

(1)Untuk melakukan usaha swasta yang dimaksud dalam pasal 9, badan-badan swasta
harus mendapat izin dari Menteri Kesehatan. (2)Hal-hal mengenai izin yang dimaksud dalam
ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Perundang-undangan.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP.

Pasal 11.

(1)Hal-hal yang tidak, belum atau belum cukup diatur dalam Undang-undang ini, akan diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Perundang-undangan. (2)Peraturan Perundang-undangan
atau ketentuan-ketentuan dibidang farmasi yang bertentangan dengan Undang-undang ini,
tidak berlaku lagi sejak diundangkannya Undang-undang Farmasi ini.

Pasal 12

Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-


undang ini dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta pada tanggal 5 Agustus 1963. Pj. Presiden Republik Indonesia,

DJUANDA.

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 5 Agustus 1963. Sekretaris Negara,

A.W. SURJOADININGRAT (S.H.).

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG No. 7 TAHUN 1963 TENTANG FARMASI

UMUM

Undang-undang ini adalah pelaksanaan dari pada Undang-undang tentang Pokok-pokok


Kesehatan (selanjutnya disingkatkan Undang-undang Pokok Kesehatan Dibidang Farmasi).
Karena tenaga farmasi telah diatur dalam Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan,
maka Undang-undang ini khusus mengenai bidang perbekalan kesehatan dibidang farmasi.
Disini hanya ditetapkan ketentuan-ketentuan pokok yang merupakan dasar hukum untuk
usaha-usaha dibidang farmasi yang dimaksud diatas, baik usaha-usaha Pemerintah. badan-
badan swasta maupun usaha-usaha dari masyarakat dan/atau dengan mengikut-sertakan
masyarakat(rakyat). Rakyat dapat diikutsertakan dengan saluran organisasi-organisasi
tertentu (umpamanya: Organisasi-organisasi karyawan (Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan
Apoteker Indonesia, Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (P.A.P.H.I.), Lembaga-lembaga
Negara, Ikatan Bidan Indonesia dan seterusnya, Serikat Buruh Kesehatan dibidang farmasi
dan Lembaga-lembaga Negara (termasuk : D.P.R.- G.R. dan D.P.R.D.-G.R.-D.P.R.D.-G.R.
dari semua tingkatan) bidang pengawasan. Keputusan-keputusan M.P.R.S. mengenai
usaha-usaha dibidang farmasi diperhatikan dalam Undang-undang ini. Oleh sebab dalam
Undang-undang tentang Farmasi ini hanya ditetapkan ketentuan-ketentuan pokok, maka
perlu menyusul sebagai "follow-up" peraturan-peraturan pelaksanaan, baik yang bersifat
farmasi-tehnis maupun yang bersifat administratip organisatoris.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

*3018 Kata-kata "ketentuan-ketentuan dasar" dalam pasal ini menyatakan bahwa Undang-
undang ini merupakan Undang-undang Induk bagi segala peraturan-peraturan mengenai
farmasi, Secara konkrit dan umum dapat dikatakan, bahwa "tujuan" Undang-undang ini ialah
: mengusahakan terpenuhinya keperluan Rakyat dengan sebaik-baiknya akan obat-obatan.

Pasal 2

Kecuali obat-obat yang dipergunakan dalam pengobatan modern, obat-obat asli


Indonesiapun akan dipergunakan sebagai penyempurnaan usaha pengobatan tersebut hal
ini adalah sesuai dengan Undang-undang Pokok Kesehatan. Pekerjaan kefarmasian, yang
diperinci pada C adalah pekerjaan yang dilakukan dipabrik-pabrik obat, apotik-apotik,
laboratoria dan sebgainya.

Pasal 3

Usaha-usaha yang diterangkan dalam pasal ini - khususnya dalam bidang produksi -
dilakukan dengan memperhatikan pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar. Lembaga
Farmasi Nasional antara lain melakukan kegiatan-kegiatan dalam bidang Farmakoterapi.

Pasal 4

Oleh sebab produksi dan distribusi perbekalan kesehatan dibidang farmasi mempunyai segi-
segi lain dari pada segi farmaceutis-tekhnis, maka produksi dan distribusi tersebut
ditetapkan dengan Peraturan Perundang-undangan, umpamanya: dibidang produksi perlu
juga ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah perihal impor/ekspor, penyediaan obat-obat,
dan sebagainya. Hal-hal mengenai "konsumsi" dan "pekerjaan kefarmasian" bersifat
farmaceutis-tekhnis dan oleh karena itu cukup diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan.

Pasal 5

Dalam pasal ini terkandung maksud agar obat-obat, bahan-obat dan perbekalan kesehatan
terutama dibidang pengobatan dan kesehatan rakyat tidak dijadikan obyek perdagangan.
Sesuai dengan jiwa Undang-undang Pokok Kesehatan Pemerintah berusaha tercapainya
penyebaran obat yang luas dan merata dengan harga yang serendah-rendahnya. Yang
dimaksud dengan "harga obat serendah-rendahnya" ialah harga yang ditetapkan serendah
mungkin atas dasar perhitungan mengindahkan kelangsungan produksi. Pada umumnya
didalam bidang farmasi, yang mencakup urusan ekonomi, mengindahkan pelaksanaan
"Deklarasi Ekonomi" tertanggal 28 Maret 1963.
Pasal 6

Yang dimaksud dengan perbekalan kesehatan dibidang farmasi yang berbahaya ialah :
obat-obat bius, obat keras, dan sebagainya.

Pasal 7

Dengan melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap usaha-usaha yang


mempergunakan obat asli Indonesia, maka dapat dijaga *3019 jangan sampai penggunaan
obat asli Indonesia membahayakan. Kecuali dari pada itu kepribadian Indonesia didalam
bidang farmasi sebagai sebahagian dari pada kultur Indonesia umumnya dipelihara dan
diperkembangkan sesuai dengan ketentuan dalam pasal 11 ayat (4) Undang-undang Pokok
Kesehatan.

Pasal 8

Dalam pasal ini ditetapkan usaha-usaha yang konkrit yang harus dilakukan dalam bidang
obat-obatan asli Indonesia. "Usaha-usaha lain" meliputi penerangan mengenai obat asli
Indonesia.

Pasal 9 dan 1O

Prinsip bimbingan Pemerintah terhadap badan-badan dan oknum-oknum swasta dibidang


kesehatan sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Pokok Kesehatan, ditegaskan
disini bagi usaha farmasi swasta.

Dalam pasal ini diharapkan agar badan swasta berusaha terutama dilapangan produksi
perbekalan kesehatan dibidang farmasi, sesuai dengan Keputusan M.P.R.S.

Pasal 11

(1) Cukup jelas.

(2) Perundang-undangan dibidang farmasi seperti:

a. Undang-undang obat bius (Stbl. 1927 No. 178),


b. " " " keras (Stbl. 1949 No. 419),
c. " " " berbahaya (Stbl. 1949 No. 377) dan
d. " " " Loodwit (Stbl. 1931 No. 509), harus diganti dengan peraturan perundang-undangan
lain yang bersandar pada Undang-undang Farmasi ini.

Pasal 12

Cukup jelas.

Termasuk dalam Lembaran-Negara tahun 1963 No. 81.

Mengetahui : Menteri/Penjabat Sekretaris Negara,


DIAZEPAM
Diazepam mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% C161-1
13C1N20 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian : Serbuk hablur; hampir putih sampai kuning; praktis tidak berbau.

Kelarutan : Praktis tidak lanit dalam air; larut dalam etanol; mudah larut dalam kioroform;

Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya.

cara penyimpanan Diazepam :

Diazepam adalah salah satu obat yang sebaiknya disimpan pada suhu ruangan,
jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar
mandi. Jangan dibekukan. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan
penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan
produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari
jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali


bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila
sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan
pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang produk
Anda.

dosis Diazepam untuk orang dewasa

Untuk mengatasi kecemasan, dosis diazepam adalah:

 Diazepam tablet 2 mg 3 kali sehari, maksimal 30 mg/hari


 Diazepam injeksi atau ampul 2-5 mg (cemas sedang) atau 5-10 mg (cemas berat) 1 kali
dosis. Dapat diulang dalam 3-4 jam, jika dibutuhkan.

Untuk mengatasi gejala putus alkohol, dosis diazepam adalah:

 Diazepam tablet 5-20 mg, ulangi dalam 2-4 jam, bila diperlukan. Atau 10 mg, 3-4 kali selama
24 jam pertama, lalu 5 mg 3-4 kali sehari sesuai kebutuhan.
 Diazepam injeksi atau ampul: 10-20 mg

Untuk mengatasi kejang otot, dosis diazepam adalah:

 Diazepam tablet 2-15 mg/hari dalam dosis terbagi


 Diazepam injeksi atau ampul: 10 mg, dapat diulang 4 jam kemudian bila dibutuhkan

Untuk mengatasi kejang-kejang, dosis diazepam adalah:

 Diazepam injeksi: dosis awal 5-10 mg, dapat diulang 10-15 menit hingga max 30 mg.
Lanjutkan dengan dosis rumatan bila kejang sudah berhenti.

Untuk obat penenang menjelang endoskopi atau radiologi, dosis diazepam adalah:
 Diazepam oral: 5-20 mg

dosis Diazepam untuk anak-anak

Dosis diazepam untuk kejang pada anak

 2 -5 tahun: 0.1-0.5 mg/kg, dibulatkan ke dosis terdekat yang tersedia. Dapat diulang dalam
2-5 menit, max 5-10 mg
 >5 tahun: 1 mg/kg, dibulatkan ke dosis terdekat yang tersedia. Dapat diulang dalam 2-5
menit, max 5-10 mg
 Tidak dianjurkan untuk bayi berusia di bawah 6 bulan.

Dosis diazepam untuk kecemasan pada anak 1-12 tahun

 Oral: 0.12-0.8 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6-8 jam jika dibutuhkan.
 Suntik: 0.04-0.3 mg/kg setiap 2-4 jam sesuai kebutuhan, hingga maksimal 0.6 mg/kg dalam
8 jam.

Dosis diazepam untuk pencegahan kejang demam pada anak

 Oral: 1 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 8 jam. Terapi awal untuk tanda awal demam
dan lanjutkan selama 24 jam setelah demam sembuh.

Dosis diazepam untuk bius ringan pada anak

Oral:

 1-12 tahun: 0.2-0.3 mg/kg 45-60 menit sebelum prosedur, hingga maksimal 10 mg
 13-18 tahun: 5 mg 45-60 menit sebelum prosedur, dapat diulang dengan dosis 2.5 mg.

Suntik atau infus:

 1-12 tahun: 0.04-0.3 mg/kg IM setiap 2-4 jam sesuai kebutuhan, hingga maksimal 0.6 mg/kg
dalam 8 jam.
 13-18 tahun: 2-10 mg 2-4 kali sehari sesuai kebutuhan.

Dosis diazepam untuk tetanus pada anak

 Kurang dari 1 bulan: 0.83-1.67 mg/kg/jam dengan infus berkelanjutan, atau 1.67-3.33 mg/kg,
lambat, setiap 2 jam (20-40 mg/kg/hari). Injeksi diazepam tidak direkomendasikan karena
obat pilihan untuk bayi yang baru lahir yang mengandung benzyl alcohol dan propylene
glycol.
 1 bulan hingga 5 tahun: 1-2 mg melalui suntik atau infus, lambat, diulang setiap 3-4 jam
sesuai kebutuhan, atau 15 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 2 jam.
 Lebih dari 5 tahun: 5-10 mg melalui infus atau suntik, lambat, diulang setiap 3-4 jam sesuai
kebutuhan.
KAPTOPRIL

Kaptopnl mengandung tidak kurang dari 97,5 % dan tidak lebih dari 102,0 % C9H15NO3 S, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian: Serbuk hablur; putih atau hampir putih; bau khas seperti suifida. Melebur pada suhu 104°
- 1100 .

Kelarutan : Mudah larut dalam air, metanol, etanol, dan kioroform.

Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

cara penyimpanan Captopril

Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat
yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.

Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan
instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan
semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila
diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak
diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal
mengenai bagaimana cara aman membuang produk Anda.

Dosis
Bagaimana dosis Captopril untuk orang dewasa?
Untuk darah tinggi atau hipertensi, dosis penggunaan obat captopril adalah sebagai
berikut:

Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu sendiri adalah
kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong melawan dinding pembuluh darah
(arteri).

Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas
apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan
istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya.

Tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari
140/90 milimeter merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika
jantung memompa darah ke seluruh tubuh.

Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung dalam
keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah. Berikut dosis
pemakaiannya:

 Dosis awal: captopril 25 mg oral, 2-3 kali sehari satu jam sebelum makan.
 Dosis lanjutan: captopril 25-150 mg oral, 2-3 kali sehari satu jam sebelum makan.
Untuk gagal jantung, dosis penggunaan obat captopril adalah:

Gagal jantung adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan jantung yang
tidak bisa berfungsi baik dan tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh secara efisien.

Pada orang dengan gagal jantung, darah bergerak ke seluruh tubuh melalui jantung dengan
lebih lambat. Karena jumlah darah yang tidak cukup, bilik jantung merespon dengan
meregang untuk menahan lebih banyak darah atau dengan menjadi kaku dan menebal.

Kondisi ini dapat membantu untuk menjaga darah tetap bergerak, tapi otot jantung akhirnya
akan melemah dan tidak dapat bekerja secara efektif.

Akibatnya, memicu ginjal untuk menahan lebih banyak cairan dan garam. Akhirnya, cairan
menumpuk di bagian tubuh dan menyebabkan penyumbatan. Gagal jantung adalah kondisi
yang berbeda dari serangan jantung dan lemah jantung.

 Dosis awal: captopril 25 mg oral 3 kali sehari (6.25-12.5 mg oral, 3 kali sehari apabila
volume berkurang atau hipotensif).
 Dosis lanjutan: setelah dosis captopril 50 mg tiga kali sehari tercapai, penambahan dosis
lanjutan harus ditunda setidaknya 2 minggu untuk melihat apakah respon yang memuaskan
terjadi. Banyak pasien yang diteliti mengalami kemajuan pada 50-100 mg tiga kali sehari.
Captopril umumnya harus digunakan bersamaan dengan diuretik dan digitalis.

Untuk kerusakan bilik jantung kiri, dosis penggunaan captopril adalah:

Ketika bagian jantung sebelah kiri tidak memompa darah keluar, darah akan menumpuk
dalam jantung atau menyumbat di organ atau jaringan, menyebabkan darah menumpuk di
sistem peredaran darah.

Jika jantung sebelah kiri gagal, sistem jantung sebelah kanan akan sesak akibat darah yang
menumpuk. Di dalam, jantung tersumbat dari kontraksi berlebih yang mendorong darah dan
dapat menyebabkan gagal jantung.

Namun, jika bagian kanan jantung gagal, jantung kiri terganggu dan juga bisa
menyebabkan gagal jantung. Berikut dosis pemakaiannya:

 Dosis awal: 6.25 mg oral untuk 1 dosis, kemudian 12.5 oral 3 kali sehari.
 Peningkatan dosis: dosis ditingkatkan ke 25 mg oral 3 kali sehari dalam beberapa hari
berikutnya.
 Dosis lanjutan: dosis ditingkatkan ke target dosis captopril 50 mg oral 3 kali sehari hingga
beberapa minggu setelahnya sesuai toleransi pasien.

Terapi mungkin akan dimulai 3 hari setelah myocardial infarction (rusaknya bagian
miokardium jantung). Captropil juga dapat digunakan pada pasien dalam pengobatan-
pengobatan postmyocardial infarction lain seperti thrombolytics, aspirin, beta blockers.

Untuk nefropati diabetik, dosis penggunaan obat captropil adalah:

Nefropati diabetik adalah jenis penyakit ginjal progresif yang terjadi pada orang yang
memiliki diabetes. Para ahli memperkirakan bahwa 20-40 persen orang dengan diabetes
akan mengalami nefropati diabetik di beberapa masa dalam hidup mereka.
Nefropati diabetik berlangsung perlahan-lahan. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
kemajuan dari tahap awal gagal ginjal stadium akhir pada penyakit ginjal adalah 23 tahun.
Namun, tidak semua orang berkembang ke tahap lima dari penyakit. Berikutpemakaian
dosisnya:

 Dosis yang dianjurkan untuk jangka panjang adalah 25 mg oral tiga kali sehari.

Untuk hipertensi darurat, dosis penggunaan obat captopril adalah:

 Saat diindikasikan adanya kenaikan seketika dari tekanan darah, lanjutkan terapi diuretik
dan hentikan terapi obat-obatan yang dijalani, serta berikan captopril 25 mg 2-3 kali sehari di
bawah pengamatan ketat.
 Tingkatkan dosis tiap 24 jam atau kurang hingga mencapai respons yang memuaskan atau
dosis maksimal telah dicapai.

Untuk batu ginjal, dosis penggunaan obat captopril adalah:

Batu ginjal adalah kondisi yang terjadi akibat adanya endapan keras yang terbentuk dari zat
asam amino yang ada di air kencing. Prosesnya disebut nephrolithiasis.

Penyakit batu ginjal atau kencing batu ini biasanya berukuran sangat kecil atau bisa
mencapai sekitar beberapa inci. Ukuran batu yang lebih besar yang mengisi saluran yang
membawa kencing dari ginjal ke kandung kemih disebut batu staghorn. Berikut dosis
pemakaian obatnya:

 Dosis awal: Captopril 25 mg oral dua hingga 3 kali sehari satu jam sebelum makan. Dosis
awal mungkin akan dititrasikan sebagaimana toleransi pasian sekitar tiap 1-2 minggu untuk
mengurangi tingkat sistinuria.

Bagaimana dosis Captopril untuk anak-anak?

Keamanan dan efektivitas captopril belum ditetapkan pada pasien anak-anak (di bawah usia
18 tahun).

Dalam dosis apakah Captopril tersedia?

Kesediaan dosis obat captopril adalah:

 Tablet, oral: 6.25 mg, 12.5 mg, 25 mg, 50 mg, 100 mg.
METILPREDNISOLON

Pemerian Serbuk hablur; putih sampai hampir putih, tidak berbau. Melebur pada suhu 240 0
disertai penguraian.

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol, dalam dioksan dan
dalam metanol; sukar lanit dalam aseton dan dalam kloroform; sangat sukar lanut dalam eter.

Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

cara penyimpanan Methylprednisolone

Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat
yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan. Merek lain dari obat ini
mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan
pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari
jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila
diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak
diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal
mengenai bagaimana cara aman membuang produk Anda.

Bagaimana dosis Methylprednisolone untuk orang dewasa?

 Dosis dewasa dengan Alergi Rhinitis: Acetate: 80 sampai 120 mg hanya melalui suntikan
intramuskular.
 Dosis dewasa dengan Dermatologic Lesion: Acetate: 40 sampai 120 mg suntikan
intramuskular mingguan, 1 sampai 4 minggu.
 Dosis dewasa dengan Rheumatoid Arthritis: Acetate: 40 sampai 120 mg intramuscular
weeklySendi besar: 20 sampai 80 mg intraartikularSendi medium: 10 sampai 40 mg
intraartikularSendi kecil: 4 sampai 10 mg intraartikular
 Dosis dewasa dengan Adrenogenital Syndrome: Acetate: 40 mg intramuskular setiap dua
minggu.
 Dosis dewasa untuk anti-peradangan : 4 sampai 48 mg/hari, oral.Sodium succinate: 10
sampai 40 mg melalui infus selama 1 hingga beberapa menit. Gunakan dosis yang sesuai
untuk IV atau IM.
 Dosis dewasa untuk Shock: 30 mg/kg IV ulangi setiap 4 sampai 6 jam atau 100 sampai 250
mg IV ulangi setiap 2 sampai 6 jam.
 Dosis dewasa dengan Immunosuppression: 4 sampai 48 mg oral per hari.2 sampai 2.5
mg/kg per hari IV atau IM, sedikit-sedikit selama 2 sampai 3 minggu atau 250 sampai 1,000
mg IV sekali sehari atau setiap dua hari sekali sebanyak 3 sampai 5 dosis.
 Dosis dewasa dengan Asma Akut: Eksaserbasi Asma (perawatan medis darurat atau dosis
rumah sakit):Oral atau IV: 40 sampai 80 mg/hari dalam dosis yang dibagi-bagi 1 sampai 2
kali per hari hingga puncak aliran ekspirasi mencapai 70% dari maksimal yang
diprediksikan.
 Terapi Burst singkat (asma akut): Oral: 40 sampai 60 mg/hari dalam dosis yang dibagi-bagi
1 sampai 2 kali per hari untuk 3 sampai 10 hari. Catatan: Terapi Burst harus dilanjutkan
sampai gejala hilang dan puncak aliran ekspirasi mencapai 80% dari prediksi maksimum;
biasanya membutuhkan 3 sampai 10 hari pengobatan (rata-rata 5 hari); mungkin juga
dibutuhkan pengobatan yang lebih lama. IM (acetate): 240 mg sebagai dosis satu kali.
(Catatan: ini mungkin diberikan sebagai pengganti terapi Burst singkat menggunakan steroid
oral pada pasien yang muntah-muntah atau yang melawan.)
 Dosis orang dewasa untuk Asma (Perawatan): Oral: 7.5 sampai 60 mg per hari, diberikan
sebagai dosis tunggal di pagi hari atau setiap dua hari sekali sesuai kebutuhan, untuk
mengontrol asma.

Bagaimana dosis Methylprednisolone untuk anak-anak?

 Dosis anak untuk Anti-radang: Sodium succinate: tidak kurang dari 0.5 mg/kg/24 jam secara
intravenous atau intramuskular.Terapi dosis tinggi: 30 mg/kg intravenous selama 10 sampai
20 menit. Bisa diulang setiap 4 sampai 6 jam, tapi tidak lebih dari 48 sampai 72 jam.
 Dosis anak dengan Asma Akut: Di bawah 11 tahun:Eksaserbasi Asma (perawatan medis
darurat atau dosis rumah sakit):Oral atau IV: 1 sampai 2 mg/kg/hari dalam dosis yang dibagi
2 (maksimum: 60 mg/hari) sampai puncak aliran ekspirasi mencapai 70% dari kemampuan
maksimal yang diprediksikan.Terapi Burst singkat (asma akut):Oral: 1 sampai 2 mg/kg/hari
dalam dosis yang dibagi-bagi 1 sampai 2 kali per hari selama 3 sampai 10 hari; dosis
maksimum: 60 mg/hari. Catatan: Terapi Burst harus dilanjutkan sampai gejala hilang dan
puncak aliran ekspirasi mencapai 80% dari prediksi maksimum; biasanya membutuhkan 3
sampai 10 hari pengobatan (rata-rata 5 hari); mungkin juga dibutuhkan pengobatan yang
lebih lama.
 IM (acetate): Catatan: ini mungkin diberikan sebagai pengganti terapi Burst singkat
menggunakan steroid oral pada pasien yang muntah-muntah atau yang melawan.Anak-anak
di bawah 4 tahun: 7.5 mg/kg sebagai dosis tunggal; dosis maksimum 240 mgAnak-anak 5
sampai 11 tahun: 240 mg sebagai dosis tunggal.Usia 11 tahun ke atas:Eksaserbasi Asma
(perawatan medis darurat atau dosis rumah sakit):Oral atau IV: 40 atau 80 mg/hari dalam
dosis yang dibagi-bagi, 1 sampai 2 kali/hari sampai puncak aliran ekspirasi mencapai 70%
dari prediksi maksimum.
 Terapi Burst singkat (asma akut):Oral: 40 sampai 60 mg/hari dalam dosis yang dibagi-bagi 1
sampai 2 kali per hari selama 3 sampai 10 hari. in divided doses 1 to 2 times/day for 3 to 10
days; Catatan: Terapi Burst harus dilanjutkan sampai gejala hilang dan puncak aliran
ekspirasi mencapai 80% dari prediksi maksimum; biasanya membutuhkan 3 sampai 10 hari
pengobatan (rata-rata 5 hari); mungkin juga dibutuhkan pengobatan yang lebih lama.
 IM (acetate): 240 mg sebagai dosis tunggal. Catatan: ini mungkin diberikan sebagai
pengganti terapi Burst singkat menggunakan steroid oral pada pasien yang muntah-muntah
atau yang melawan.
 Dosis anak untuk Asma (Perawatan): Anak-anak di bawah 11 tahun:0.25 sampai 2
mg/kg/hari diberikan sebagai dosis tunggal di pagi hari atau setiap dua hari sekali sesuai
kebutuhan untuk mengontrol asma; dosis maksimum 60 mg/hari.11 tahun ke atas:Oral: 7.5
sampai 60 mg oral per hari diberikan sebagai dosis tunggal di pagi hari atau setiap dua hari
sekali sesuai kebutuhan untuk mengontrol asma.

Anda mungkin juga menyukai