Oleh
Kelompok 1
Oleh
Titin Dwimala, S.Kep NIM 182311101106
Dewi Rizki Apriliani, S.Kep NIM 182311101126
Ryan Dwi Lesmana, S.Kep NIM 182311101130
Risa Syahbana Ba’dar, S.Kep NIM 182311101151
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan selama 1x60 menit,
masyarakat mampu mengetahui tentang ISPA beserta cara mendeteksinya dan
bagaimana cara pencegahan dan penanganan ISPA.
2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan latihan rentang gerak. antara
lain:
1. Menambah pengetahuan klien tentang ISPA
2. Menambah pengetahuan klien tentang deteksi dini penyakit ISPA
3. Menambah ketrampilan klien dalam menangani dan mencegah penyakit
ISPA
BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH
: Sasaran
: Pemateri
BAB V. HASIL KEGIATAN
6.1 Kesimpulan
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Saluran
pernafasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ
adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara
anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian
bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan.
Dengan batasan ini maka jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan
(respiratory tract). ISPA adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari.
Batas 14 hari ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk
beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat
berlangsung lebih dari 14 hari.
6.2 Saran
Diharapkan dengan telah dilakukannya pendidikan kesehatan mengenai
ISPA, klien dapat mengerti bagaimana cara mendeteksi dini, mencegah dan
menangani penyakit ISPA.
DAFTAR PUSTAKA
Beben. 2010. Infeksi Saluran Nafas Akut pada Anak. Available at : http://askep-
benny.blogspot.com/2010/02/infeksi-saluran-pernafasan-akut-ispa.html.
Depkes RI, 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. http://www.depkes.go.id.
Depkes RI. 2007.Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Depkes RI
Dinkes Kota Yogyakarta, 2010. Status Gizi Balita dan Kecamatan Rawan Gizi
Kota Yogyakarta Tahun 2010. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta.
Efendy, F dan Makhfludi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Kemenkes RI, 2012. Buku Panduan Hari Kesehatan Nasional. Jakarta :
Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI, 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010.
http://www.depkes.go.id.
Daftar Lampiran
Pemateri,
Kelompok 1
Lampiran 1: Berita Acara
BERITA ACARA
Pada hari ini, tanggal Desember 2019 jam 08.00 s/d 09.00 WIB
bertempat di Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan pendidikan kesehatan tentang Infeksi Saluran Pernapasan
Atas oleh Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas Jember. Kegiatan ini
diikuti oleh ….. orang (daftar hadir terlampir)
Jember, …………................2019
Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Komunitas
FKep Universitas Jember
Lampiran 2: Daftar Hadir
DAFTAR HADIR
Pada hari ini, tanggal Desember 2019 jam 08.00 s/d 09.00 WIB bertempat
di Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan pendidikan kesehatan tentang Infeksi Saluran Pernapasan
Atas oleh Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas Jember.
Jember, …………................2019
Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Komunitas
FKep Universitas Jember
Lampiran 3. SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dikenal sebagai salah satu
penyebab kematian utama pada bayi dan anak balita di negara berkembang. ISPA
menyebabkan empat dari 15 juta kematian pada anak berusia di bawah lima tahun
pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut adalah bayi.
Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98% nya
disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan bawah. Tingkat mortalitas akibat ISPA
pada bayi, anak dan orang lanjut usia tergolong tinggi terutama di negara-negara
dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah. ISPA juga merupakan salah
satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di sarana pelayanan kesehatan
terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2017).
Di Indonesia, prevalensi nasional ISPA 25% (16 Provinsi di atas angka
rasional), angka kesakitan (morbiditas) pneumonia pada bayi 2,2%, balita 3%,
sedangkan angka kematian (mortalitas) pada bayi 23,8% dan balita 15,5%. ISPA
hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada anak di
negara
berkembang. Episode penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan
terjadi tiga sampai enam kali per tahun. ISPA merupakan salah satu penyebab
utama kunjungan klien di sarana pelayanan kesehatan yaitu sebanyak 40-
60% kunjungan berobat di Puskesmas dan 15-30% kunjungan berobat di rawat
jalan dan rawat inap rumah sakit (Depkes, 2009). Berdasarkan Persentase balita
dengan ISPA di wilayah Puskesmas Indralaya didapatkan hasil rekapitulasi bulan
April hingga Juli 2018 secara berturut-turut adalah 54,65%, 37,11%, 45,23%, dan
28,57%. Program penanganan dan pencegahan ISPA secara khusus telah dimulai
sejak tahun 1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA,
namun kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi
(Rasmaliah, 2014).
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan ibu dan anak dapat memahami dan menjelaskan
tentang pencegahan dan penanganan pada penyakit ISPA
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga mampu:
a. Menyebutkan pengertian ISPA
b. Menyebutkan jenis-jenis ISPA
c. Menyebutkan faktor penyebab ISPA
d. Menyebutkan Tanda dan Gejala ISPA
e. Memahami proses penularan ISPA
f. Memahami penatalaksanaan ISPA
g. Menjelaskan pencegahan ISPA
C. Materi (Terlampir)
D. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya jawab
E. Media
1. Powerpoint (PPT)
2. Leaflet
F. Pengorganisasian
Moderator : Titin Dwimala, S.Kep
Pemateri :
1. Risa Syahbana Ba’dar, S.Kep
2. Dewi Rizki Apriliani, S.Kep
3. Ryan Dwi Lesmana, S.Kep
H. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan Memberikan salam Menjawab salam
2 menit Perkenalan Mendengarkan dan
Menjelaskan TIU memperhatikan
dan TIK
Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2. Inti Menanyakan Menjawab
10 menit (review) kepada ibu- pertanyaan
ibu tentang ispa penyuuhan
menurut Mendengarkan dan
pengetahuan warga memperhatikan
Menjelaskan materi Bertanya pada
tentang: penyuluh bila
a. Pengertian ispa masih ada yang
b. Penyebab terjadinya belum jelas
ispa
c. Akibat ispa
d. Penatalaksanaan dan
pencegahan ispa
3 Penutup Evaluasi Menjawab
3 menit Menyimpulkan pertanyaan
Mengucapkan salam Memperhatikan
penutup Menjawab salam
I. Evaluasi
1. Jelaskan Pengertian infeksi saluran pernapasan atas?
2. Sebutkan Penyebab infeksi saluran pernapasan atas?
3. Sebutkan Ciri-ciri infeksi saluran pernapasan atas?
4. Sebutkan Cara-cara pencegahan infeksi saluran pernapasan atas?
Lampiran 4. Materi
A. Defenisi
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran
pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang menyebabkan
terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi dinding dada pada
saat melakukan pernafasan (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 450). Infeksi
saluran nafas adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan nafas dalam
menghadapi organisme asing (Whaley and Wong; 1991; 1418). ISPA (infeksi
saluran pernafasan) adalah sekelompok penyakit infeksi pada sistem pernafasan
yang dapat disebabakan oleh mikroorganisme. Istilah ISPA meliputi tiga unsur
yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut
(Indah, 2005). Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam
tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
B. Etiologi
Bakteri Streptococcus pneumoniae dan virus Haemophilus influenza, yang
masuk ke dalam tubuh manusia sebagai akibat dari :
a. Tertular penderita batuk
b. Kurang gizi
c. Tinggal di lingkungan yang tidak sehat
C. Manifestasi klinis
a. Demam ( 37-40 ocelcius)
b. Sesak saat bernafas karena hidung tersumbat
c. Tenggorokan sakit
d. Batuk dan pilek
e. Nyeri belakang telinga
f. Badan terasa meriang (panas dingin, nyeri otot)
g. Pusing atau sakit kepala
D. Pencegahan
Pencegahan infeksi saluran pernapasan atas dapat dilakukan sendiri dengan :
a. Menjaga keadaan gizi anda dan keluarga agar tetap baik. Memberikan ASI
eksklusif pada bayi anda.
b. Menjaga pola hidup bersih dan sehat, istirahat/tidur yang cukup dan olah
raga teratur.
c. Membiasakan cuci tangan teratur menggunakan air dan sabun atau hand
sanitizer terutama setelah kontak dengan penderita ISPA. Ajarkan pada
anak untuk rajin cuci tangan untuk mencegah ISPA dan penyakit infeksi
lainnya.
d. Melakukan imunisasi pada anak anda. Imunisasi yang dapat mencegah
ISPA diantaranya imunisasi influenza, imunisasi DPT-Hib /DaPT-Hib,
dan imunisasi PCV.
e. Hindari kontak yang terlalu dekat dengan penderita ISPA.
f. Hindari menyentuh mulut atau hidung anda setelah kontak dengan flu.
Segera cuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer setelah kontak
dengan penderita ISPA.
g. Apabila anda sakit, gunakanlah masker dan rajin cuci tangan agar tidak
menulari anak anda atau anggota keluarga lainnya.
h. Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan / rumah.
E. Penatalaksanaan.
a. Adapun penatalaksanaan dirumah yaitu :
1. Mengatasi panas atau demam: untuk anak – anak umur 2 bulan s/d 5 tahun
demam dapat di tangani dengan memberikan obat penurun demam atau
kompres.
2. Mengatasi batuk
3. Makanan: berikan makanan dengan kualitas gizi cukup, sedikit – sedikit
tapi di ulangi lebih sering daripada biasanya jika muntah. ASI pada bayi
tetap di berikan.
4. Berikan cairan berupa air putih, buah lebih banyak dari biasanya untuk
mengencerkan dahak dan menambah cairan bagi yang kekurangan cairan.
b. Gaya hidup
1. Jangan memakai pakaian atau selimut yang tebal
2. Pada penderita pilek, selalu bersihkan hidung dari ingus. Ini akan
mempercepat penyembuhan dan bisa menghindari komplikasi yang
mungkin muncul.
3. Usahakan untuk mendapatkan ventilasi yang cukup dan mencegah adanya
asap yang dihirup, tidak terkecuali melarang orang tua merokok di sekitar
anak.
Anda perlu segera memeriksakan anak ke tenaga kesehatan apabila:
1. Sesak napas atau frekuensi napas menjadi lebih cepat
2. Napas berbunyi mengi (wheezing) atau seperti merintih (grunting)
3. Dinding dada/sela-sela iga tampa tertarik ke dalam bila anak bernapas
4. Bibir berwarna kebiru-biruan
5. Leher anak kaku
6. Kesulitan menelan
7. Muntah terus menerus
8. Anak tampak sangat lemah