Anda di halaman 1dari 23

PRE PLANNING PENYULUHAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

ATAS (ISPA) DI PUSKESMAS RAMBIPUJI, KECAMATAN RAMBIPUJI,


KABUPATEN JEMBER 2019

Oleh
Kelompok 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
PRE PLANNING PENYULUHAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN
ATAS (ISPA) DI PUSKESMAS RAMBIPUJI, KECAMATAN RAMBIPUJI,
KABUPATEN JEMBER 2019

diajukan guna memenuhi tugas stase Keperawatan Komunitas dengan dosen


pengampu: Hanny Rasni, S.Kep.,M.Kep

Oleh
Titin Dwimala, S.Kep NIM 182311101106
Dewi Rizki Apriliani, S.Kep NIM 182311101126
Ryan Dwi Lesmana, S.Kep NIM 182311101130
Risa Syahbana Ba’dar, S.Kep NIM 182311101151

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi


Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
Masalah kesehatan yang dibiarkan begitu saja akan dengan mudah menimbulkan
berbagai penyakit. Contoh tindakan yang dapat menyebabkan timbulnya masalah
kesehatan salah satunya tidak membuang sampah pada tempatnya, membakar
sampah disekitar lingkungan yang menyebabkan asap dimana-mana, perilaku
merokok pada masyarakat yang masih tinggi, kurangnya kebersihan lingkungan.
Perilaku buruk yang dilakukan warga di wilayah tersebut menyebabkan banyak
warga yang terserang penyakit salah satunya ISPA (Infeksi Saluran Nafas Atas).
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang
sering diderita oleh bayi dan anak (Depkes RI, 2014). Penyakit infeksi ini
menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas, mulai dari
hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan
adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Depkes RI,
2007). Program pemberantasan penyakit ISPA membagi penyakit ISPA
menjadi 2 golongan yaitu pneumonia dan bukan pneumonia. Penyakit batuk pilek
seperti faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas atas lainnya digolongkan
sebagai bukan pneumonia (Depkes RI, 2007).
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan
penyakit ISPA, dimulai sejak tahun 1984 bersamaan dengan diawalinya
pengendalian ISPA di tingkat global oleh WHO (Kemenkes, 2012). Namun
sampai saat ini, upaya tersebut belum memperlihatkan hasil yang signifikan.
Kasus ISPA masih banyak ditemukan di tempat pelayanan kesehatan, baik di
tingkat Puskesmas maupun di tingkat Rumah sakit. Sehingga diperlukan adanya
pendidikan kesehatan tentang ISPA pada masyarakat.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
kegiatan yang akan dilakukan ini adalah bagaimana cara mencegah dan
menangani penyakit Infeksi Saluran Nafas Atas di Kecamatan Rambipuji Jember.
BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan selama 1x60 menit,
masyarakat mampu mengetahui tentang ISPA beserta cara mendeteksinya dan
bagaimana cara pencegahan dan penanganan ISPA.

2.1.2 Tujuan Khusus


Setelah dilakukan kegiatan latihan rentang gerak lansia diharapkan klien
mampu:
1. Menjelaskan pengertian penyakit ISPA
2. Menjelaskan penyebab penyakit ISPA
3. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit ISPA
4. Menjelaskan bagaimana cara mendeteksi penyakit ISPA
5. Menjelaskan cara mencegah dan menangani ISPA

2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan latihan rentang gerak. antara
lain:
1. Menambah pengetahuan klien tentang ISPA
2. Menambah pengetahuan klien tentang deteksi dini penyakit ISPA
3. Menambah ketrampilan klien dalam menangani dan mencegah penyakit
ISPA
BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran pernafasan
(hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang menyebabkan terjadinya
obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi dinding dada pada saat
melakukan pernafasan (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 450 dalam Beben
2010). Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai hidung sampai
alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura) (Depkes RI,
2011).
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ISPA
adalah suatu keadaan dimana kuman penyakit berhasil menyerang alat-alat tubuh
yang dipergunakan untuk bernafas yaitu mulai dari hidung, hulu kerongkongan,
tenggorokan, batang tenggorokan sampai ke paru-paru, dan berlangsung tidak
lebih dari 14 hari.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan
penyakit ISPA dan diare, dimulai sejak tahun 1984 bersamaan dengan
diawalinya pengendalian ISPA di tingkat global oleh WHO (Kemenkes,
2012). Namun sampai saat ini, upaya tersebut belum memperlihatkan hasil
yang signifikan. Kasus ISPA masih banyak ditemukan di tempat pelayanan
kesehatan, baik di tingkat Puskesmas maupun di tingkat Rumah sakit. Warga
memiliki peranan penting dalam melakukan upaya pencegahan ISPA. Sehingga
diperlukan adanya pendidikan kesehatan tentang ISPA pada kader dan
masyarakat.
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah

Pemateri menjelaskan secara singkat pengertian tentang ISPA

Pemateri mengajarkan dan mendemostrasikan cara mendeteksi,


mencegah dan menangani ISPA

Klien mampu memahami maksut dari


pemateri

Klien dapat mendemontrasikan


mengenai ISPA
BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Penyelesaian masalah untuk penyakit ISPA di Rambipuji yaitu dengan
melakukan kegiatan pendidikan kesehatan pada masyarakat terkait penyakit ISPA
dan serta penanganan dari manifestasi penyakit tersebut selama 1X60 menit.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah masyarakat yang berapa di
Kecamatan Rambipuji.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : ceramah dan praktik
2. Landasan teori : demonstrasi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Menjelaskan cara mendeteksi dini, pencegahan dan penanganan
penyakit ISPA
c. Memberikan kesempatan pada masyarakat untuk bertanya
d. Mengevaluasi hasil latihan

: Sasaran

: Pemateri
BAB V. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil-Hasilnya


Analisa evaluasi dan hasil dari pendidikan kesehatan mengenani ISPA yang telah
di lakukan adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi Struktur
a. Materi yang akan disajikan terkait dengan demonstrasi cara mendeteksi,
menangani dan mencegah ISPA
b. Tempat yang akan digunakan untuk demonstrasi penyakit ISPA telah
siap digunakan
c. Persiapan mahasiswa telah dilakukan
d. Persiapan klien telah dilakukan
b. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dan demonstrasi mengenai ISPA telah dimulai
dengan lancar dari awal hingga akhir asuhan sesuai dengan yang
diharapkan;
b. Klien kooperatif selama dilakukan demonstrasi tindakan;
c. Tujuan umum dan tujuan khusus akan tercapai setelah demonstrasi
mengenai penyakit ISPA dilaksanakan
c. Evaluasi Hasil
a. Menjelaskan tentang pentingnya cara deteksi dini, mencegah dan
menangani penyakit ISPA
b. Mengetahui cara melakukan redemonstrasi mengenai ISPA
c. Mampu mempraktikan deteksi dini, mencegah dan menangani penyakit
ISPA

5.2 Faktor Pendorong


Faktor yang mendorong keberhasilan dalam pendidikan kesehatan mengenai ISPA
diantaranya:
a. Klien yang sangat kooperatif
b. Lingkungan tempat kegiatan mendukung
c. Staff Puskesmas sangat antusias

5.3 Faktor Penghambat


Faktor yang menghambat keberhasilan dalam pendidikan kesehatan mengenai
ISPA adalah:
a. Terhambatnya daya minat klien dalam mengikuti kegiatan
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Saluran
pernafasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ
adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara
anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian
bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan.
Dengan batasan ini maka jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan
(respiratory tract). ISPA adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari.
Batas 14 hari ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk
beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat
berlangsung lebih dari 14 hari.

6.2 Saran
Diharapkan dengan telah dilakukannya pendidikan kesehatan mengenai
ISPA, klien dapat mengerti bagaimana cara mendeteksi dini, mencegah dan
menangani penyakit ISPA.
DAFTAR PUSTAKA

Beben. 2010. Infeksi Saluran Nafas Akut pada Anak. Available at : http://askep-
benny.blogspot.com/2010/02/infeksi-saluran-pernafasan-akut-ispa.html.
Depkes RI, 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. http://www.depkes.go.id.
Depkes RI. 2007.Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Depkes RI
Dinkes Kota Yogyakarta, 2010. Status Gizi Balita dan Kecamatan Rawan Gizi
Kota Yogyakarta Tahun 2010. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta.
Efendy, F dan Makhfludi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Kemenkes RI, 2012. Buku Panduan Hari Kesehatan Nasional. Jakarta :
Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI, 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010.
http://www.depkes.go.id.

Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Berita acara


Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Materi
Lampiran 5 : Media Leaflet

Pemateri,

Kelompok 1
Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

BERITA ACARA
Pada hari ini, tanggal Desember 2019 jam 08.00 s/d 09.00 WIB
bertempat di Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan pendidikan kesehatan tentang Infeksi Saluran Pernapasan
Atas oleh Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas Jember. Kegiatan ini
diikuti oleh ….. orang (daftar hadir terlampir)

Jember, …………................2019

Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Komunitas
FKep Universitas Jember
Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

DAFTAR HADIR

Pada hari ini, tanggal Desember 2019 jam 08.00 s/d 09.00 WIB bertempat
di Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan pendidikan kesehatan tentang Infeksi Saluran Pernapasan
Atas oleh Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas Jember.

NO NAMA ALAMAT TANDA


TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.

Jember, …………................2019

Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Komunitas
FKep Universitas Jember
Lampiran 3. SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)


Sub Topik : Pencegahan dan Penanganan ISPA
Tempat : Puskesmas Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember
Hari, tanggal : Kamis, 05 Desember 2019
Waktu : 30 Menit
Sasaran : Ibu dan Anak

A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dikenal sebagai salah satu
penyebab kematian utama pada bayi dan anak balita di negara berkembang. ISPA
menyebabkan empat dari 15 juta kematian pada anak berusia di bawah lima tahun
pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut adalah bayi.
Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98% nya
disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan bawah. Tingkat mortalitas akibat ISPA
pada bayi, anak dan orang lanjut usia tergolong tinggi terutama di negara-negara
dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah. ISPA juga merupakan salah
satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di sarana pelayanan kesehatan
terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2017).
Di Indonesia, prevalensi nasional ISPA 25% (16 Provinsi di atas angka
rasional), angka kesakitan (morbiditas) pneumonia pada bayi 2,2%, balita 3%,
sedangkan angka kematian (mortalitas) pada bayi 23,8% dan balita 15,5%. ISPA
hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada anak di
negara
berkembang. Episode penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan
terjadi tiga sampai enam kali per tahun. ISPA merupakan salah satu penyebab
utama kunjungan klien di sarana pelayanan kesehatan yaitu sebanyak 40-
60% kunjungan berobat di Puskesmas dan 15-30% kunjungan berobat di rawat
jalan dan rawat inap rumah sakit (Depkes, 2009). Berdasarkan Persentase balita
dengan ISPA di wilayah Puskesmas Indralaya didapatkan hasil rekapitulasi bulan
April hingga Juli 2018 secara berturut-turut adalah 54,65%, 37,11%, 45,23%, dan
28,57%. Program penanganan dan pencegahan ISPA secara khusus telah dimulai
sejak tahun 1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA,
namun kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi
(Rasmaliah, 2014).

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan ibu dan anak dapat memahami dan menjelaskan
tentang pencegahan dan penanganan pada penyakit ISPA
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga mampu:
a. Menyebutkan pengertian ISPA
b. Menyebutkan jenis-jenis ISPA
c. Menyebutkan faktor penyebab ISPA
d. Menyebutkan Tanda dan Gejala ISPA
e. Memahami proses penularan ISPA
f. Memahami penatalaksanaan ISPA
g. Menjelaskan pencegahan ISPA

C. Materi (Terlampir)

D. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya jawab
E. Media
1. Powerpoint (PPT)
2. Leaflet

F. Pengorganisasian
Moderator : Titin Dwimala, S.Kep
Pemateri :
1. Risa Syahbana Ba’dar, S.Kep
2. Dewi Rizki Apriliani, S.Kep
3. Ryan Dwi Lesmana, S.Kep

G. Waktu: 1x60 menit

H. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan  Memberikan salam  Menjawab salam
2 menit  Perkenalan  Mendengarkan dan
 Menjelaskan TIU memperhatikan
dan TIK
 Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2. Inti  Menanyakan  Menjawab
10 menit (review) kepada ibu- pertanyaan
ibu tentang ispa penyuuhan
menurut  Mendengarkan dan
pengetahuan warga memperhatikan
 Menjelaskan materi  Bertanya pada
tentang: penyuluh bila
a. Pengertian ispa masih ada yang
b. Penyebab terjadinya belum jelas
ispa
c. Akibat ispa
d. Penatalaksanaan dan
pencegahan ispa
3 Penutup  Evaluasi  Menjawab
3 menit  Menyimpulkan pertanyaan
 Mengucapkan salam  Memperhatikan
penutup  Menjawab salam

I. Evaluasi
1. Jelaskan Pengertian infeksi saluran pernapasan atas?
2. Sebutkan Penyebab infeksi saluran pernapasan atas?
3. Sebutkan Ciri-ciri infeksi saluran pernapasan atas?
4. Sebutkan Cara-cara pencegahan infeksi saluran pernapasan atas?
Lampiran 4. Materi
A. Defenisi
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran
pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang menyebabkan
terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi dinding dada pada
saat melakukan pernafasan (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 450). Infeksi
saluran nafas adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan nafas dalam
menghadapi organisme asing (Whaley and Wong; 1991; 1418). ISPA (infeksi
saluran pernafasan) adalah sekelompok penyakit infeksi pada sistem pernafasan
yang dapat disebabakan oleh mikroorganisme. Istilah ISPA meliputi tiga unsur
yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut
(Indah, 2005). Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam
tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.

B. Etiologi
Bakteri Streptococcus pneumoniae dan virus Haemophilus influenza, yang
masuk ke dalam tubuh manusia sebagai akibat dari :
a. Tertular penderita batuk
b. Kurang gizi
c. Tinggal di lingkungan yang tidak sehat

C. Manifestasi klinis
a. Demam ( 37-40 ocelcius)
b. Sesak saat bernafas karena hidung tersumbat
c. Tenggorokan sakit
d. Batuk dan pilek
e. Nyeri belakang telinga
f. Badan terasa meriang (panas dingin, nyeri otot)
g. Pusing atau sakit kepala
D. Pencegahan
Pencegahan infeksi saluran pernapasan atas dapat dilakukan sendiri dengan :
a. Menjaga keadaan gizi anda dan keluarga agar tetap baik. Memberikan ASI
eksklusif pada bayi anda.
b. Menjaga pola hidup bersih dan sehat, istirahat/tidur yang cukup dan olah
raga teratur.
c. Membiasakan cuci tangan teratur menggunakan air dan sabun atau hand
sanitizer terutama setelah kontak dengan penderita ISPA. Ajarkan pada
anak untuk rajin cuci tangan untuk mencegah ISPA dan penyakit infeksi
lainnya.
d. Melakukan imunisasi pada anak anda. Imunisasi yang dapat mencegah
ISPA diantaranya imunisasi influenza, imunisasi DPT-Hib /DaPT-Hib,
dan imunisasi PCV.
e. Hindari kontak yang terlalu dekat dengan penderita ISPA.
f. Hindari menyentuh mulut atau hidung anda setelah kontak dengan flu.
Segera cuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer setelah kontak
dengan penderita ISPA.
g. Apabila anda sakit, gunakanlah masker dan rajin cuci tangan agar tidak
menulari anak anda atau anggota keluarga lainnya.
h. Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan / rumah.

E. Penatalaksanaan.
a. Adapun penatalaksanaan dirumah yaitu :
1. Mengatasi panas atau demam: untuk anak – anak umur 2 bulan s/d 5 tahun
demam dapat di tangani dengan memberikan obat penurun demam atau
kompres.
2. Mengatasi batuk
3. Makanan: berikan makanan dengan kualitas gizi cukup, sedikit – sedikit
tapi di ulangi lebih sering daripada biasanya jika muntah. ASI pada bayi
tetap di berikan.
4. Berikan cairan berupa air putih, buah lebih banyak dari biasanya untuk
mengencerkan dahak dan menambah cairan bagi yang kekurangan cairan.
b. Gaya hidup
1. Jangan memakai pakaian atau selimut yang tebal
2. Pada penderita pilek, selalu bersihkan hidung dari ingus. Ini akan
mempercepat penyembuhan dan bisa menghindari komplikasi yang
mungkin muncul.
3. Usahakan untuk mendapatkan ventilasi yang cukup dan mencegah adanya
asap yang dihirup, tidak terkecuali melarang orang tua merokok di sekitar
anak.
Anda perlu segera memeriksakan anak ke tenaga kesehatan apabila:
1. Sesak napas atau frekuensi napas menjadi lebih cepat
2. Napas berbunyi mengi (wheezing) atau seperti merintih (grunting)
3. Dinding dada/sela-sela iga tampa tertarik ke dalam bila anak bernapas
4. Bibir berwarna kebiru-biruan
5. Leher anak kaku
6. Kesulitan menelan
7. Muntah terus menerus
8. Anak tampak sangat lemah

Anda mungkin juga menyukai