Anda di halaman 1dari 20

PANCASILA SEBAGAI FILTER

TERHADAP MASUKNYA BUDAYA ASING


DI INDONESIA

OLEH:
RADE DIAN MARGARETHA
010001900492
KELAS: I

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TRISAKTI
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan, sehingga makalah
yang berjudul “Pancasila Sebagai Filter Terhadap Masuknya Budaya Asing di
Indonesia” ini dapat selesai pada waktunya.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah membantu
saya dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, saya sendiri memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih
baik lagi.

Jakarta, 26 November 2019

Penulis

ii | P a g e
DAFTAR ISI

Cover Judul ............................................................................................. i


Kata Pengantar ....................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 2

BAB II PERMASALAHAN ................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN ANALISIS ................................................... 8

BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 16
3.2 Saran ................................................................................................ 16

Daftar Isi ................................................................................................ 17

iii | P a g e
BAGIAN I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia lahir
berdasarkan hasil musyawarah para founding father (pendiri bangsa dan negara)
Indonesia dalam sidang BPUPKI yang dilaksanakan selama dua kali masa
persidangan, yaitu pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 dan 10-16 Juni 1945. Sejak
pertama kali ditetapkan sebagai dasar negara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945, tepat satu hari setelah bangsa
Indonesia menyatakan kemerdekannya, Pancasila dianggap sebagai sublimasi dari
pandangan hidup dan nilai-nilai budaya yang mampu menyatukan bangsa
Indonesia dengan keberagaman suku, ras, bahasa, dan agama, sehingga
keberadaannya dapat dipertanggung jawabkan baik secara moral maupun sosio-
kultural. Moral dalam arti tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama yang
berlaku di Indonesia, sedangkan sosio-kultural berarti mencerminkan nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, Pancasila menjadi norma dasar dalam
penyelenggaraan bernegara yang memiliki kedudukan sebagai sumber dari segala
sumber hukum tertinggi, menjadi pandangan hidup bagi bangsa Indonesia, dan jiwa
yang mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
Akan tetapi pertanyaan kemudian muncul, ketika Pancasila yang telah
ditetapkan sebagai dasar negara dan pandangan hidup, bangsa Indonesia di
hadapkan pada banyaknya persoalan yang mendera bangsa Indonesia, terlebih
dengan semakin cepatnya perkembangan zaman oleh derasnya arus globalisasi dan
masuknya budaya asing di Indonesia. Pengaruh masuknya budaya asing ditengah
kehidupan masyarakat Indonesia yang dikuti tanpa adanya penyaringan kaidah,
merupakan salah satu penyebab semakin terkikisnya nilai-nilai Pancasila dan rasa
nasionalisme bangsa Indonesia. Pancasila seakan terlupakan sebagai sebuah dasar
negara dan ideologi nasional yang seharusnya dijunjung tinggi oleh semua
masyarakat Indonesia.

1|Page
Permasalahan yang paling utama dihadapi oleh Pancasila, terutama mengenai
masalah penghayatan dan pengamalannya. Hal ini dapat dilihat dari semakin
banyaknya tindakan dan perilaku masyarakat Indonesia yang jauh dari nilai-nilai
yang mencerminkan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional bangsa
Indonesia. Dari beberapa dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi yang tidak
mencerminkan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, dapat kita lihat pada beberapa
aktivitas kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Hal tersebut terlihat dari
perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin modern dan konsumtif, pudarnya
nilai-nilai gotong royong, munculnya sikap individualisme, dan terbentuknya sikap
materialistis serta sekularisme (terpisah dari agama atau kepercayaan.)
Oleh karena itu, saya selaku penulis, ingin mengangkat makalah ini, guna untuk
memahami arti dan makna dari Pancasila sendiri ditengah arusnya era globalisasi
dan masuknya budaya asing di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan budaya asing masuk di Indonesia?
2. Apa dampak positif dan dampak negatif dari masuknya budaya asing di
Indonesia?
3. Apa akibatnya jika kita tidak berhasil menyaring budaya asing tersebut?
4. Apa arti atau makna Pancasila sebagai filter masuknya budaya asing di
Indonesia?
5. Sebagai masyarakat Indonesia, bagaimana caranya mengilhami Pancasila di
tengah masuknya budaya asing di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui faktor-faktor penyebab masuknya budaya asing di Indonesia.
2. Menjelaskan dampak positif dan dampak negatif dari masuknya budaya asing
di Indonesia.
3. Mengetahui akibat jika tidak berhasil menyaring budaya asing.
4. Menjelaskan dan memahami tentang makna Pancasila sebagai filter terhadap
masuknya budaya asing di Indonesia.
5. Mengetahui cara mengilhami Pancasila di tengah masuknya budaya asing di
Indonesia?

2|Page
BAGIAN II
PERMASALAHAN

Budaya merupakan sebuah cara hidup yang terus berkembang dan diwariskan
dari generasi ke generasi. Budaya juga merupakan suatu pola hidup menyeluruh.
Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Cara hidup inilah yang membentuk
bangsa Indonesia. Indonesia memiliki jati diri sebagai negara yang memiliki
berbagai macam budaya yang dimana budaya tersebut wajib dihormati, dijaga, dan
dilestarikan untuk warisan nanti.
Namun seiring berjalannya waktu, banyak sekali budaya asing yang masuk ke
Indonesia. Dimulai dari zaman penjajahan negara asing ke Indonesia, kita telah
mengenal mata uang dan bahasa asing. Lalu pada zaman modern, banyak sekali
ditemukan hal-hal yang berasal dari Indonesia. Hal ini tentu saja merupakan hal
yang baik, sebab Indonesia sendiri terus berkembang menjadi negara dengan rakyat
yang memiliki cara berpikir yang rasional dan terbuka terhadap perubahan.
Di zaman yang serba canggih ini, budaya asing masuk tanpa filtrasi.
Masyarakat Indonesia belum bisa memilih budaya asing yang sesuai dan yang tidak
sesuai dengan aturan dan norma di Indonesia.
Lalu, banyak sekali faktor yang menjadi penyebab masuknya budaya asing di
Indonesia. Ada beberapa faktor yang menjadi alasan dari masuknya budaya asing
di Indonesia, yaitu:
1. Kurangnya Penjagaan yang ketat di wilayah gerbang Indonesia.
Dalam gerbang wilayah Indonesia, sepertinya kurang adanya badan
seleksi khusus yang bisa menyeleksi budaya-budaya asing negatif yang
masuk ke Indonesia. Seperti masih banyaknya gambar serta video porno
yang didatangkan dari luar.
2. Lifestyle yang berkiblat pada barat.
3. Menyalahgunakan teknologi.
Pemanfaatan teknologi yang salah dapat mempermudah arus budaya
asinya negatif yang masuk. Seperti Internet sekarang ini internet banyak
disalahgunakan untuk hal-hal negatif, seperti melakukan hal penipuan,

3|Page
dan lainnya. Orang-orang menyalahgunakan pemanfaatan teknologi ini
dengan cara yang tidak benar.
Masuknya pengaruh budaya asing ke Indonesia melalui berbagai media,
tentunya akan sangat mempengaruhi perkembangan budaya di Indonesia, karena
akan terjadi proses interaksi antara budaya Indonesia dengan budaya asing yang
masuk. Proses interaksi yang terjadi tersebut pada hakikatnya merupakan sesuatu
hal yang wajar dalam era globalisasi seperti sekarang ini, karena melalui interaksi
dengan dunia luar kemajuan akan dapat diperoleh tergantung dari bagaimana kita
menyikapinya.
Di sisi lain, budaya asing yang masuk akibat globalisasi ke Indonesia turut
mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu kebudayaan nasional
maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dengan hal
seperti ini, bisa dillihat dari ketidakmampuan orang-orang di Indonesia untuk
beradaptasi dengan baik terhadap budaya barat sehingga menjadi terpengaruh
bahkan cenderung bergaya hidup dengan kebarat-baratan dan memudarnya budaya
timur sendiri.
Bangsa Indonesia, seperti kita ketahui memiliki keanekaragaman budaya
dengan keunikan serta ciri khas yang berbeda jika dibandingkan dengan budaya
dari negara-negara lain. Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam
tersebut seharusnya dapat dijadikan sebagai suatu kebanggaan sekaligus tantangan
untuk dapat kita pertahankan serta kita warisi kepada generasi selanjutnya. Akan
tetapi, seiring dengan perkembangan zaman yang ditandai semakin derasnya arus
globalisasi dan masuknya budaya asing, perlahan budaya asli Indonesia mulai
terlupakan. Akibatnya, tidak jarang masyarakat kita khususnya kaum muda lebih
memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilainya lebih modern (kekinian)
dibandingkan dengan budaya lokal.
Masuknya budaya asing ke Indonesia sebenarnya merupakan hal yang wajar,
asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Namun pada
kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal perlahan
mulai terlupakan. Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya pengajaran
dan kesadaran dari masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal sebagai
identitas budaya bangsa Indonesia.

4|Page
Di samping zaman yang serba canggih ini, budaya asing masuk tanpa filtrasi.
Masyarakat Indonesia belum bisa memilih budaya asing yang sesuai dan yang tidak
sesuai dengan aturan dan norma di Indonesia. Pengaruh masuknya budaya asing
sendiri pun memilki sisi dampak positif dan dampak negatifnya.

Dampak positif dari masuknya budaya asing tersebut adalah:


1. Dapat mempelajari pola pikir dan perilaku bangsa-bangsa maju, sehinngga
dapat mendorong kita untuk menjadi lebih baik.
2. Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju.
3. Kemudahan untuk memperkenalkan budaya negara Indonesia sendiri ke
luar negeri.

Adapun dampak negatif dari masuknya budaya asing adalah:


1. Berkembangnya gaya hidup kebarat-baratan, menjadikan kehidupan
bebas.
2. Berkembangnya gaya hidup individualistik, bertolak belakang dengan
budaya asli kita, yaitu gotonng royong.
3. Hilangnya budaya kita karena campuran dengan negara lain.

Apa jadinya jika budaya asli Indonesia tersingkirkan? Jelas, bangsa kita ini
akan kehilangan jati dirinya. Orang-orang Indonesia akan mulai terbuai oleh
kehidupan modern dan mulai melupakan nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh
nenek moyang mereka. Sebagai contoh, bahasa daerah. Sekarang kita bisa melihat,
semakin jarang orang yang mau mengunakan bahasa daerah karena mereka malu
disebut kampungan. Tidak hanya itu, upacara budaya, adat, dan tradisi Indonesia
semakin lama, semakin hilang di masyarakat.
Di sisi lain, seharusnya Indonesia yang beradat ketimuran yang mempunyai
sikap cenderung santun terseret dan kemudian menghilang tergantikan oleh corak
budaya kebarat-baratan (westernisasi) yang sangat bebas dalam berkehidupan dan
bermasyarakat. Tradisi- tradisi yang melekat dalam masyarakat Indonesia secara
simultan dikatakan kuno atau katro. Oleh mereka yang menghambakan diri pada
budaya-budaya barat yang mereka sebut sebagai "budaya modern". Sikap hedonis
pun muncul di tengah- tengah masyarakat kita sebagai manifestasi dari yang lebih
pantas disebut sebagai westernisasi daripada"budaya modern".

5|Page
Bertolak belakang dari budaya modern yang terus berkembang pesat, generasi
muda bangsa kita seakan-akan malu untuk mempertunjukkan kebudayaan asli
daerah atau bahkan dalam tataran paling permukaan, yaitu mempelajari saja
dianggap sebagai suatu aib yang harus ditutupi dan kalau bisa dilupakan dengan
memejamkan mata, maka akan dilakukan detik itu juga. Sungguh merupakan
sebuah kemunduran yang sangat jauh bagi kebudayaan kita yang diakui sebagai
negeri yang berbudaya tinggi. Mereka, generasi muda kita, lebih bangga
mempertunjukkan budaya-budaya asing (kalau memang pantas disebut dengan
budaya) yang sebenarnya dari karakteristik unsur-unsur didalamnmya sangat jauh
berbeda dengan budaya ketimuran kita.
Ketiadaan filter atau penyaring adalah salah satu alasan mengapa begitu
mudah hal – hal seperti yang sudah disebutkan diatas mempengaruhi masyarakat
Indonesia. Nilai- nilai kedaerahan atau norma agama yang ada pada setiap
masyarakat dilupakan padahal menurut Hassan Hanafi bahwa budaya sebenarnya
dapat menjadi sebuah otoritas yang kuat untuk mempertahankan sesuatu dalam
konteks ini bangsa tentunya yang harus dipertahankan. Saat ini kita harus sadar
bahwa kewajiban kita untuk menemukan kembali, menggali kembali local wisdom
atau nilai-nilai kearifan lokal dan membingkainya didalam keragaman budaya
negeri kita menjadi bunga rampai kebudayaan nasional sebagai jati diri
nasionalisme kita dan harga diri nasionalisme kita untuk mempertahankan
Indonesia dari serangan ganas arus globalisasi.
Selama ini, rasa kebangsaan Indonesia dianggap sudah mulai luntur, hal ini
dikaitkan dengan kenyataan derasnya arus globalisasi dan westernisasi yaitu
semakin lunturnya budaya ketimuran Indonesia. Semakin sulit kita temukan pada
anak muda jaman sekarang sopan santun khas budaya Timur yang dulu
dipraktekkan orang-orang tua kita pada jamannya. Semakin sulit pula kita
menemukan generasi muda sekarang yang hafal butir-butir dari sila Pancasila.
Meskipun penguasaan materi butir-butir Pancasila tidak dapat dijadikan indikator
pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari, paling tidak hal tersebut
menunjukkan adanya penurunan upaya pemantapan pemahaman kewarganegaraan
pada generasi muda.
Tantangan yang pada saat ini bisa mengancam eksistensi budaya dan
kepribadian bangsa Indonesia seperti sekarang ini, harus ditangkal melalui nilai-
nilai yang terkandung di dalam Pancasila sebagai sebuah dasar negara dan ideologi

6|Page
nasional bangsa Indonesia. Meskipun perkembangan zaman berkembang dengan
sangat cepat, tetapi perlu diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tidak harus
kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang memiliki nilai-nilai peradaban,
kebudayaan, dan keluhuran budi yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-
nilai luhur Pancasila. Oleh karena itu, tantangannya yang sebenarnya dihadapi oleh
bangsa Indonesia dalam saat ini adalah menyiapkan secara matang generasi muda
penerus bangsa agar arah dari pembangunan Indonesia dapat berjalan dengan baik.
Salah satu caranya adalah melalui pendidikan yang lebih menekankan pada nilai-
nilai yang tertuang dalam Pancasila.

7|Page
BAGIAN III
PEMBAHASAN ANALISIS

Berdasarkan permasalahan diatas tadi, bahwa bisa dilihat makna Pancasila


sendiri dalam masuknya budaya asing di Indonesia. Pancasila sendiri sebagai filter
atau penyaring dalam menyeleksi budaya-budaya luar yang menyeleksi budaya-
budaya luar yang masuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Untuk dapat mengatasi dampak dampak yang ditimbulkan dari hal tersebut,
maka Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara harus tetap menjadi
pijakan dalam bersikap. Pancasila memiliki posisi yang abai di dalam jiwa bangsa
Indonesia.
Pancasila sendiri akan mampu menyaring segala pengaruh yang datang dari
luar dari pengaruh masuknya budaya asing, dan kemudian dipilih mana yang baik
dan mana yang buruk, sesuia dengan nilai nilai Pancasila itu sendiri, sehingga
apapun tantangan yang akan dihadapi, bangsa Indonesia tidak akan pernah
kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang memiliki nilai-nilai peradaban,
kebudayaan, dan keluhuran budi.
Talcott Parsons, seorang sosiolog asal Amerika dalam bukunya yang
berjudul Social System (sistem sosial) mengatakan,”jika suatu masyarakat ingin
tetap eksis dan lestari, ada empat paradigma fungsi (function paradigm) yang harus
terus dilaksanakan oleh masyarakat bersangkutan.”
Pertama, pattern maintenance (pola pemeliharaan), yaitu kemampuan
memelihara sistem nilai budaya yang dianut dan berlaku di dalam masyarakat,
karena budaya pada hakikatnya merupakan endapan dari perilaku manusia. Budaya
masyarakat itu akan berubah karena terjadi transformasi nilai dari masyarakat
terdahulu ke masyarakat baru atau pun karena masuknya pengaruh budaya dari
luar, tetapi dengan tetap memelihara nilai-nilai yang dianggapnya luhur, budaya
lama akan tetap bertahan meskipun akan terbentuk masyarakat baru yang lain.
Kedua, kemampuan masyarakat beradaptasi dengan dunia yang berubah
dengan cepat. Sejarah membuktikan banyak peradaban masyarakat yang telah
hilang karena tidak mampu beradaptasi dengan perubahan dunia. Pada hal menurut

8|Page
Talcott, masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan serta
mampu memanfaatkan peluang yang timbul, maka dialah yang akan unggul.
Ketiga, adanya fungsi integrasi dari unsur-unsur masyarakat yang beragam
secara terus-menerus, sehingga terbentuk kekuatan sentripetal yang akan kian
menyatukan masyarakat itu. Artinya, sebuah sistem yang ada di dalam masyarakat,
harus mampu mengatur dan menjaga antar hubungan bagian-bagian yang menjadi
komponennya.
Keempat, masyarakat perlu memiliki goal attainment atau tujuan bersama
yang dari masa ke masa bertransformasi karena terus diperbaiki oleh dinamika
masyarakatnya dan oleh para pemimpinnya. Jika negara kebangsaan Indonesia
terbentuk oleh kesamaan sejarah masa lalu, maka ke depan perlu lebih dimantapkan
lagi oleh kesamaan cita-cita, pandangan hidup, harapan, dan tujuan tentang masa
depannya.
Dalam perspektif negara-bangsa, empat paradigma fungsi yang dikemukakan
oleh Parson tersebut setidaknya perlu diterapkan oleh masyarakat Indonesia,
terutama untuk menjaga nilai-nilai Pancasila agar dapat tetap hidup dan
berkembang dalam kedudukannya sebagai dasar negara dan ideologi nasional
bangsa Indonesia. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, nilai-nilai Pancasila
seakan terlupakan sebagai sebuah dasar negara dan ideologi nasional yang
seharusnya dijunjung tinggi oleh semua masyarakat Indonesia, terlebih dengan
semakin cepatnya perkembangan zaman yang diimbangi oleh derasnya arus
globalisasi dan masuknya budaya asing. Oleh sebab itu, agar Pancasila sebagai
dasar negara dan ideologi bangsa tetap mempunyai semangat untuk diperjuangkan,
kita perlu menerima kenyataan jika Pancasila belum dapat dijadikan sebagai
pijakan dalam bersikap oleh semua pihak. Pancasila perlu disosialisasikan agar
benar-benar dipahami oleh masyarakat Indonesia khususnya kaum muda sebagai
landasan filosofis bangsa Indonesia dalam mempertahankan eksistensi dan
mengembangkan dirinya menjadi bangsa yang sejahtera dan modern.
Sebagai dasar negara, Pancasila harus benar-benar dijadikan sebagai acuan
dasar hukum dan dasar moral dalam penyelenggaraan bernegara. Sebagai ideologi
atau pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila perlu benar-benar di hayati
sebagai suatu sistem nilai yang dipilih dan didianut oleh bangsa Indonesia karena
kebaikan, kebenaran, keindahan dan manfaatnya bagi bangsa Indonesia, sehingga
dapat dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari yang

9|Page
pengamalannya bersifat subjektif, artinya tergantung kepada individu yang
bersangkutan. Karena berbagai tantangan yang dihadapi dalam menjalankan
ideologi Pancasila, sejatinya tidak akan mampu untuk menggantikankan Pancasila
sebagai ideologi bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, Pancasila harus terus
dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara dan ideologi
bangsa Indonesia, karena Pancasila merupakan nyawa yang telah tertanam sejak
bangsa dan negara Indonesia lahir.
Pancasila sendiri merupakan sebuah kekuatan ide yang berakar dari bumi
Indonesia untuk menghadapi nilai-nilai dari budaya asing luar, sebagai sistem
syaraf atau filter terhadap berbagai pengaruh yang datang dari luar. Nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila akan dapat membangun sistem dalam masyarakat
kita, untuk menghadapi ancaman kekuatan yang datang dari luar sekaligus
menyeleksi hal-hal baik untuk diserap. Melalui Pancasila, moral sosial, toleransi,
dan kemanusiaan, bahkan juga demokrasi bangsa ini dibentuk. Untuk itu Pancasila
harus bisa kita telaah secara analitis dengan kekayaan nilainya yang selayaknya
digali, diperdalam, lalu dikontekstualisasikan lagi pada perkembangan situasi yang
kita hadapi. Karena Pancasila tidak akan memiliki makna tanpa pengamalan.
Pancasila bukan sekedar simbol persatuan dan kebanggaan bangsa. Tetapi,
Pancasila adalah acuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi
bangsa Indonesia.
Dalam pergaulan dunia yang kian global, tidak ada alasan untuk bangsa
Indonesia menutup diri rapat-rapat dari dunia luar, karena jika hal itu terjadi bisa
dipastikan bangsa Indonesia akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan
dari bangsa-bangsa lain. Maka dari itu, yang terpenting adalah bagaimana bangsa
dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar nilai-nilai kebudayaan yang baik dan
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia saja yang terserap, dengan tetap
menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya sendiri. Sebaliknya, nilai-nilai budaya
yang tidak sesuai apalagi dapat merusak tata nilai budaya nasional bangsa
Indonesia harus ditolak dengan tegas.
Pancasila akan mampu menyaring segala pengaruh yang datang dari luar
sebagai akibat dari globalisasi, untuk kemudian dipilih mana yang baik dan mana
yang buruk yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sehingga apa pun tantangan
yang akan dihadapi, bangsa Indonesia tidak akan pernah kehilangan jatidirinya
sebagai bangsa yang memiliki nilai-nilai peradaban, kebudayaan, dan keluhuran

10 | P a g e
budi. Oleh sebab itu, dengan memaknai dan mengamalkan Pancasila sebagai dasar
negara dan ideologi nasional bangsa Indonesia, diharapkan hal tersebut akan dapat
membuat generasi muda dan generasi-generasi selanjutnya menjadi lebih memiliki
dan mencintai budaya dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Karena para generasi
muda lah yang kelak akan menjadi pemegang kendali kemana arah tujuan bangsa
Indonesia kedepannya, sehingga bangsa Indonesia bisa terus berkembang dan
dipandang sebagai sebuah negara maju yang berlandaskan pada nilai-nilai
Pancasila. Karena pada dasarnya Pancasila merupakan sumber nilai, azas, kerangka
berpikir, orientasi dasar, arah dan tujuan dari suatu perubahan masyarakat
Indonesia menuju kemajuan dan kehidupan yang lebih baik.
Berangkat dari uraian permasalahan tadi, memang kita menyadari terjadinya
penurunan pemahaman dan aplikasi terhadap rasa kebangsaan Indonesia. Namun
kita tidak perlu berkecil hati, dengan berbagai upaya, kita dapat mempertahankan
rasa kecintaan terhadap bangsa ini, dengan memanfaatkan dan menggali potensi
yang ada. Berbagai peristiwa dan momen dalam kehidupan bangsa Indonesia telah
menunjukkan, bahwa bangsa kita masih punya rasa cinta tanah air dan bangsa,
kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, harga diri di antara bangsa-bangsa di dunia,
rasa bersatu, dan rasa senasib sepenanggungan.
Ada beberapa upaya yang sangat penting bagi bangsa Indonesia dan
merupakan suatu potensi yang dapat kita kembangkan dalam upaya pemantapan
rasa kebangsaan Indonesia. Upaya-upaya tersebut dapat kita lakukan (pemerintah
dan segenap bangsa Indonesia) dengan:
1. Menggalakkan kembali materi pelajaran wawasan kebangsaan dan
kewarganegaraan di dalam sistem pendidikan di Indonesia, terutama mulai
tingkat dasar, sehingga sejak kecil anak-anak telah ditanamkan rasa
kebangsaan yang dalam dan cinta tanah air dan bangsa (Perlu perhatian yang
serius karena kita dihadapkan pada tumbuh dan berkembangnya sekolah-
sekolah yang “global oriented” yang sangat fokus pada sains, teknologi dan
masa depan pribadi (profesi) tetapi kurang perhatian terhadap kesadaran
berbangsa dan bertanah air).
2. Memanfaatkan momen-momen kompetisi antar bangsa, termasuk bidang
olahraga dan pendidikan (kompetisi sains dan teknologi) yaitu dengan terus
mendukung prestasi bangsa Indonesia di dunia Internasional, sehingga
semakin banyak hal yang dapat dijadikan kebanggaan nasional. (Sayangnya,

11 | P a g e
pelajar juara-juara kompetisi sains dan teknologi terkadang tidak mendapat
perhatian khusus dari kita, khususnya pemerintah sehingga potensinya sering
dimanfaatkan oleh institusi di luar Indonesia).
3. Menggalakkan kembali slogan “Cinta produksi Indonesia”. Namun
diharapkan tidak hanya sebagai slogan belaka, tetapi dibarengi usaha
peningkatan kualitas dan kuantitas produksi dalam negeri sehingga tidak
terlalu bergantung pada negara lain.
4. Mendukung pemasyarakatan budaya Indonesia untuk membendung
masuknya budaya asing. Misalnya, para pejabat kita agar lebih
mendahulukan musik dan lagu-lagu Indonesia seperti lagu-lagu dangdut
dalam kegiatan dengan masyarakat, jangan malah lebih memilih lagu-lagu
barat atau budaya asing lainnya.
5. Kita semua harus punya kesadaran untuk memproteksi (bukan berarti
menutup pintu) arus globalisasi informasi dan teknologi, misalnya dengan
membatasi akses internet yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia
seperti yang telah dilakukan pemerintah dengan aturan pelarangan akses situs
porno di seluruh Indonesia.

Sedangkan, ada beberapa langkah untuk mengantisipasi dampak negatif dari


masuknya budaya asing melalui globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme,
antara lain:
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat
mencintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik-
baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam
arti sebenar-benarnya dan seadil-adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh masuknya budaya asing melalui globalisasi di
bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.

Lalu sebagai masyarakat Indonesia bagaimana caranya mengilhami Pancasila


di tengah masuknya budaya asing di Indonesia? Kita dapat menemukan cara
tersebut, melalui sebagai berikut:

12 | P a g e
1. Bersikap Teliti dan Kritis
Sebagai penerus bangsa, seharusnya kita bisa bersikap lebih kritis dan juga
teliti pada beberapa hal baru yang berasal dari luar sekaligus menemukan cara
untuk menyaring apakah hal tersebut bisa membawa dampak positif atau negatif
dalam kehidupan dan diri sendiri. Seseorang harus bersikap kritis pada sebuah
hal baru dan lebih banyak bertanya pada orang yang kompeten dalam bidang
tersebut sekaligus lebih teliti mengenai inovasi tersebut sesuai dengan iklim
Indonesia serta memastikan tidak melanggar norma yang berlaku di Indonesia
sekaligus tetap menggunakan manfaat berpikir positif.
2. Memperluas Ilmu Pengetahuan
Sebelum budaya asing masuk, sebaiknya sebagai orang Indonesia bisa
mengetahui tentang beberapa inovasi yang masuk dengan lebih jelas dan rinci.
Kita harus mengetahui apa saja kegunaan hal tersebut dari segi ilmu seperti
contohnya situs jaringan media sosial yang sekarang ini semakin menjamur
untuk semua usia untuk menjalin komunikasi yang sudah terputus atau juga bisa
digunakan sebagai cara menghilangkan rasa minder saat bertemu dengan orang
lain. Namun, ada beberapa orang yang menyalahgunakan media sosial tersebut
untuk ajang saling mengejek dan mencaci maki sehingga sebaiknya kita
mengetahui apa sebenarnya kegunaan media sosial tersebut lebih baik.
3. Menyesuaikan Dengan Norma Indonesia
Budaya asing yang masuk terkadang juga tidak sesuai dengan norma yang
berlaku di Indonesia. Apabila kita melihat beberapa film dari luar yang memakai
gaya hidup bebas dan menerapkan disini, maka bisa melanggar beberapa norma
yang berlaku di Indonesia sebab melanggar norma kesopanan. Negara Indonesia
masih menganut adat ketimuran yang kental sehingga masyarakat juga hidup
dengan aturan yang berlaku sehingga terlihat lebih pantas sesuai dengan adat
kesopanan.
4. Menanamkan Kecintaan Negeri
Sebuah simbol “Aku Cinta Indonesia” memiliki arti jika adat istiadat yang
diturunkan dari nenek moyang merupakan benar adanya dan bisa memberikan
manfaat yang baik untuk diri sendiri baik pada masa sekarang dan masa depan
yang bisa menghasilkan macam macam sifat manusia yang baik. Untuk itu, kita
nantinya tidak akan mudah terbawa arus budaya asing yang bisa memberikan
dampak negatif dalam kehidupan.

13 | P a g e
5. Meningkatkan Keimanan dan Takwa
Agama menjadi pondasi utama pada diri sendiri supaya bisa mengontrol diri
sendiri terhadap hawa nafsu yang bisa mengganggu dan membawa ke jurang
kenistaan sebab hubungan perilaku dengan sikap sangatlah erat. Agama
memegang peranan sangat penting untuk kelangsungan umat sehingga jika
seseorang terbawa arus kesesatan, maka agama yang nantinya bisa menolong
umat agar bisa berubah menjadi lebih baik.
6. Bersikap Modera
Cara menyikapi budaya asing juga harus dilakukan dengan sikap moderat
yakni tidak menolak dan juga tidak mendukung globalisasi secara penuh.
Masyarakat moderat sekarang ini harus bisa berusaha untuk mengambil sisi
positif dengan menggunakan cara agar selalu berpikir positif dari budaya asing
sekaligus mencegah dampak buruk yang ada dalam budaya asing tersebut.
Seseorang yang moderat harus bisa bersikap kuat sekaligus terbuka dan juga
bangga dengan identitas yang dimiliki diri sendiri. Seseorang harus bisa sadar
dengan dampak budaya luar namun tetap berpegang dengan identitas budaya
sendiri sehingga era globalisasi nantinya bisa dimanfaatkan untuk
memperkenalkan budaya pada dunia.
7. Mempersiapkan Diri Dengan Baik
Jaman modern sekarang ini sangat penuh dengan tantangan berbentuk
kuatnya budaya asing dari luar dan juga persaingan yang tinggi. Jika kita bisa
menghadapi tantangan tersebut, maka itu berarti kita juga sudah bisa melewati
era globalisasi. Pengaruh budaya luar yang buruk seperti sikap materialistis,
individualisme, emosi dalam psikologi, gaya hidup bebas dan juga konsumtif
tidaklah sesuai dengan agama dan pribadi bangsa sehingga kita harus bisa
membentengi diri sendiri secara baik supaya bisa membedakan antara pengaruh
baik dan juga buruk.
8. Menanamkan dan Mengamalkan Nilai Pancasila
Menanamkan dan mengamalkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari
hari harus dilakukan dengan sebaik mungkin dimana Pancasila sebagai ideologi
dan juga dasar dari negara Indonesia mutlak wajib dipertahankan sekaligus
diwujudkan secara baik dan benar sehingga nantinya harus bisa mewarnai
semua aspek dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air.

14 | P a g e
9. Bersikap Selektif
Sikap berikutnya yang penting untuk dilakukan dalam menghadapi budaya
luar adalah lebih selektif. Kita tidak bisa menerima semua pengaruh yang
berasal dari luar negeri tanpa proses penyaringan terlebih dulu sebagai cara
mengatasi kenakalan remaja. Apa yang ada pada budaya luar dianggap bisa
memberikan inspirasi dan diterapkan dalam budaya kita, namun sebenarnya
harus disesuaikan dulu dengan budaya Indonesia. Beberapa cara yang bisa
dilakukan untuk mengatasi dampak negatif budaya luar diantaranya adalah:
 Tidak meninggalkan nilai luhur budaya bangsa.
 Menyeleksi budaya asing yang masuk dan disesuaikan dengan adat
ketimuran.
 Tidak asal dalam memakai segala produk luar negeri khususnya jika
beberapa produk tersebut sebenarnya bisa dihasilkan di dalam negeri.
 Tetap mengikuti perkembangan informasi dan juga teknologi supaya
bisa terus maju dan tidak tertinggal.
10. Menjaga Nasionalisme
Era modern saat ini yang penuh dengan kebebasan bisa saja menyingkirkan
rasa nasionalisme bangsa. Rasa cinta pada negara, budaya bangsa dan juga
produk dalam negeri nantinya bisa berkurang dan akhirnya merugikan diri
sendiri dan bisa menimbulkan gangguan psikologi remaja. Untuk itu, kita harus
bisa memupuk semangat cinta tanah air atau nasionalisme dan dalam menyikapi
hal tersebut harus dilandasi dengan beberapa nilai seperti:
 Perjuangan bangsa Indonesia
 Sikap dan juga perilaku cinta tanah air
 Wawasan dan kesadaran bernegara
 Mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa

15 | P a g e
BAGIAN IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Salah satu cara untuk menyaring budaya asing yang masuk sekaligus
mempertahankan budaya asli Indonesia adalah dengan cara menerapkan dan
mengamalkan sila-sila yang dimiliki Pancasila karena Pancasila merupakan ciri
khas atau jati diri bangsa Indonesia. Semua itu perlu dilakukan dengan memberikan
pengertian tentang sila-sila Pancasila dan berusaha menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari sejak dini.

3.2 Saran
Agar kebudayaan Indonesia dan kebudayaan asing dapat berkesinambungan
dengan baik, yakni tanpa merusak nilai-nilai kebudayaan Indonesia, maka bangsa
Indonesia sendiri harus benar-benar pintar dalam menyikapi dan menyeleksi
budaya asing yang masuk ke Indonesia, salah satunya dengan cara mengilhami
Pancasila itu sendiri.

16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

https://delfiandrie.wordpress.com/2015/07/07/pancasila-sebagai-filter-nilai-nilai-asing-
di-era-globalisasi/

https://www.kompasiana.com/dixtel/5bc44301ab12ae0df5065fb2/budaya-asing-
salahkah?page=all

https://dosenpsikologi.com/cara-menyikapi-budaya-asing

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai