Anda di halaman 1dari 2

Waspadai Tuberkulosis pada Anak

Setiap tanggal 24 Maret menjadi hari peringatan bagi penyakit tuberkulosis (TB) sedunia. Kasus
TB di Indonesia masih perlu mendapat perhatian. Tahun 2016, Indonesia masih menempati
posisi kedua dunia setelah India sebagai negara dengan jumlah kasus TB terbanyak.

Penyakit yang disebabkan bakteri tuberkulosis ini ditularkan melalui udara, termasuk saat
bercakap-cakap, bersin, atau batuk. Seorang penderita TB dapat menularkan penyakitnya sebesar
60-70% pada orang-orang di sekitarnya. Lebih dari satu juta orang Indonesia mengidap TB dan
sepersepuluh dari jumlah tersebut adalah penderita TB anak.

Diagnosis TB pada anak sulit ditegakkan yang disebabkan gejala TB pada anak tidak khas.
Selain itu, sulitnya pengambilan bahan dahak untuk pemeriksaan TB, anak-anak sulit diminta
mengeluarkan dahak sebagai bahan pemeriksaan. Walaupun saat ini masalah tersebut dapat
dibantu dengan induksi berdahak pada anak, bakteri TB dengan jumlah yang sedikit sudah dapat
menimbulkan penyakit sehingga pada pemeriksaan dahak, bakteri TB masih sulit ditemukan.

Yang kemudian harus diwaspadai adalah penularan TB dari penderita dewasa ke anak yang
tinggal di sekitar penderita tersebut. Penemuan TB pada anak dimulai dari pencarian penderita
TB secara aktif pada anak yang kontak dengan penderita TB dewasa. Dengan demikian, jika ada
orang di sekitar anak yang menderita TB, sebaiknya sudah harus menjadi alarm bagi orangtua
agar mewaspadai penularannya pada anak sehingga segera membawa putra putrinya ke sarana
kesehatan untuk diperiksakan.

Sejak 2016, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan dalam menanggulangi TB yang
kegiatannya antara lain penemuan dan penanganan kasus TB serta pemberian obat pencegahan.
Jika ada satu pasien TB pada keluarga, keluarga dibantu petugas kesehatan harus memastikan
apakah anggota keluarga yang lain tertular TB atau tidak. Jika terdapat orang lain selain pasien
ditemukan positif TB, akan segera diobati dan jika tidak ditemukan bisa dilakukan pencegahan.

Agar lebih spesifik, beberapa ciri khusus pada anak yang terpapar TB. Antara lain berat badan
yang tidak naik/turun dalam 2 bulan terakhir, panas badan lebih kurang 2 minggu, batuk tidak
kunjung sembuh lebih kurang 2 minggu, serta anak tidak lincah dan cenderung tampak lesu.
Keringat malam pada anak bukan gejala khas TB, tidak seperti pada orang dewasa. Gejala lain
dapat ditemukan pembesaran kelenjar pada leher.

Cermati jenisnya
Untuk menangani TB perlu dicermati pula jenisnya, yaitu TB paru dan TB ekstra paru seperti
pada otak, tulang, dan selaput paru. Bakteri TB dalam tubuh dapat menyebar melalui kelenjar
getah bening atau pembuluh darah sehingga bisa ditemukan di organ lain di luar paru.

Timbulnya penyakit TB berhubungan juga dengan pertahanan tubuh. Bakteri TB tersebut dapat
dihancurkan oleh sel imun tubuh. Akan tetapi, bila kuman TB terus-menerus rnasuk ke tubuh
atau sistem pertahanan tubuh atau imun anak tidak baik atau rendah, bakteri dapat bertahan
hidup dan menimbulkan penyakit.

Oleh karena itu, ada beberapa faktor yang memengaruhi timbulnya penyakit TB pada anak,
antara lain kontak dengan penderita TB (+)/bakteri than asam (+) pada dahak, faktor daya tahan
tubuh yang buruk, serta intensitas tinggi pertemuan dengan pasien TB. Untuk memudahkan
penegakan diagnosis, selain gejala klinis, ada beperapa pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan.

Ada empat hal dalam menegakkan diagnosis TB pada anak, pertama adalah adanya gejala TB.
Kedua, adanya bukti infeksi TB (adanya kuman TB dalam tubuh), yaitu adanya kontak dengan
penderita TB, tes tuberkulin/montoux. Ketiga adalah bukti bakteriologi melalui pemeriksaan
kultur bakteri dan tes cepat molekuler (TCM). Tes cepat molekuler memberikan hasil yang baik
karena dapat mendeteksi kuman TB dalam jumlah yang sedikit, dapat menentukan adanya
resistensi terhadap salah satu obat TB dan hasilnya cepat (1-2 hari). Pemeriksaan terakhir melalui
radiologis atau foto rontgen dada. Salah satu ciri khas foto rontgen dada pasien TB adalah
adanya cavitas (rongga) dan milier (badai salju) ataupun pembesaran kelenjar di hilus.
Tuberkulosis dapat disembuhkan jika ditemukan sejak dini dan segera ditangani. Adapun yang
sulit disembuhkan pada kasus TB berat seperti TB otak karena sering terdapat komplikasi dan
biasa timbul gejala sisa. Namun, kejadian TB berat biasanya terjadi pada pasien
immunodeficiency.
Pengobatan TB paru bisa dilakukan selama 6 bulan dan 12 bulan pada TB yang berat. Ada dua
fase pengobatan. Fase pertama adalah dua bulan intensif dengan tiga jenis obat untuk TB paru
pada anak yakni isoniazid, rifampisin, serta pirazinamin yang merupakan obat anti-TB (OAT).
Pada TB paru dengan dahak BTA (+), penderita HIV, atau kerusakan paru luas, akan ditambah
dengan satu jenis obat lagi yaitu etambutol.

Seluruh obat ini harus intensif diminum dan dihabiskan dalam dua bulan. Tidak boleh terlewat.
Jika terlewat, bisa menggagalkan penyembuhan karena ada kemungkinan bakteri akan resisten
terhadap obat. Jika terjadi, pengobatan akan lebih susah, lebih lama, lebih banyak obat, serta efek
samping lebih banyak.

Fase berikutnya adalah fase lanjutan yakni mengonsumsi dua jenis obat (isoniazid dan
rifampisin) selama empat bulan. Obat tersebut harus dimakan tiap hari. Sementara itu,
pengobatan pada TB ekstra paru yang berat dilakukan selama 12 bulan. Dua bulan pertama
dengan empat obat yang sama dan 10 bulan selanjutnya dengan dua obat (isoniazid dan
rifampisin). (Eva Fahas/"PR") Minggu, 08 April 2018

Upaya Pencegahannya

Orangtua dan keluarga dapat mencegah anak agar tidak tertular bakteri TB. Beberapa upaya yang
bisa dilakukan antara lain dengan imunisasi BCG. Pemberian imunisasi dilakukan pada bayi
untuk mencegah anak tertular bakteri TB. Lalu, melacak orang-orang di sekitar anak. Jika ada
pasien TB, harus waspada dan jika muncul gejala yang mengarah pada TB, segera temui dokter
dan sarana kesehatan.

Bagi anak di bawah lima tahun yang kontak dengan penderita BTA (+) tetapi tidak menderita
TB/tidak bergejala, diberikan pengobatan pencegahan terhadap TB dengan pemberian isoniazid
selama enam bulan.

Jangan lupa ajarkan etiket batuk pada anak seperti menutup mulut dan menggunakan masker.
Tidak lupa pemberian makanan bergizi sebagai cara menjaga daya tahan tubuh anak tetap fit.
Selain itu, memperhatikan kondisi ventilasi tempat tinggal. Rumah dengan banyak sinar matahari
cenderung terbebas dari bakteri TB karena jenis kuman tersebut dapat mati bila terkena sinar
matahari.

Tips terpenting lainnya adalah kewaspadaan dan kesigapan orangtua terhadap TB yang bisa
menyerang anak-anak. Jika ada pasien TB dewasa, segera lacak apakah mengenai anak-anak atau
tidak. Jika positif, periksakan dan berobat secara teratur. Untuk pengobatan TB sudah diadakan
secara gratis oleh pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai