SUPPLY
Ruang Lingkup Pelayanan Farmasi
Pharmaceutical
Care
Patient and
community
Pharmaceutical Pharmaceutical
Supply Service
Pharmaceutical Practice
PEKERJAAN KEFARMASIAN
fasilitas produksi
Pengadaan Sediaan
1 fasilitas distribusi atau penyaluran
Farmasi;
pabrik kosmetika.
APOTEK
4 Pelayanan Sediaan Farmasi. RUMAH SAKIT
PUSKESMAS
Praktek Kefarmasian berdasarkan
Pharmaceutical Care, Apoteker harus
mampu mengelola Pharmaceutical
Supply
MANAGEMENT
USE SUPPORT PROCUREMENT
• SELEKSI
• PERENCANAAN
• PENGADAAN
• PENERIMAAN DAN PEMERIKSAAN
• PENYIMPANAN
• PENYALURAN
• PEMUSNAHAN DAN PENARIKAN
• PENCATATAN DAN PELAPORAN
SELECTION
Dalam ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
menyatakan bahwa Pengelolaan Alat Kesehatan, Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah
Sakit harus dilakukan oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu.
Alat Kesehatan yang dikelola oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu berupa alat medis habis pakai/peralatan non
elektromedik, antara lain alat kontrasepsi (IUD), alat pacu jantung, implan, dan stent.
Sistem satu pintu adalah satu kebijakan kefarmasian termasuk pembuatan formularium, pengadaan, dan
pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bertujuan untuk mengutamakan
kepentingan pasien melalui Instalasi Farmasi.
Perencanaan
• POPULATION BASED
• SERVICE BASED
• CONSUMPTION BASED :
1. TREND
A. LONG METHOD
B. CODED METHOD
2. AVERAGE
3. M A T (Moving Average Total)
Siapkan daftar
Bandingkan obat
dengan
anggaran dan
lakukan
penyesuaian
Metode
Sesuaikan
Konsumsi Hitung
konsumsi rata-
dengan
rata per
kehilangan/ker
periode dari
usakan
tiap obat
Sesuaikan
dengan
Hitung safety
perubahan-
stock dari tiap
perubahan Hitung jumlah obat
yang mungkin kebutuhan tiap
terjadi obat untuk
periode
pengadaan
berikutnya
ESTIMASI KEBUTUHAN OBAT (METODA KONSUMSI)
• DATA PEMAKAIAN LANGKAH PERHITUNGAN
PERIODE SEBELUMNYA 1. MENGHITUNG JUMLAH
PEMAKAIAN OBAT SEBENARNYA
• DATA TERSEDIA LENGKAP 2. MENGHITUNG KEBUTUHAN OBAT
SEHARUSNYA SEBELUMNYA
• KONSUMSI RELATIF 3. MENGHITUNG KEBUTUHAN OBAT
KONSTAN PERIODE YANG AKAN DATANG
1. METODA RATA-RATA
2. METODA TREND : LONG METHOD-CODE
METHOD
3. RATA-RATA KENAIKAN
4. MOVING AVERAGE TOTAL
ESTIMASI KEBUTUHAN OBAT
METODA TREND
• RUMUS
Y=a +bX
METODA RATA-RATA PERSAMAAN
Y= an+bX
• DATA KONSUMSI OBAT 3
PERIODE PEMBELIAN XY = a X + b X2
Tahun Penjualan X XY X2
(Y) Secara umum persamaan garis linier dari analisis time series
1995 200 -4 - 800 16
adalah : Y = a + b X. Keterangan : Y adalah variabel yang
1996 245 -3 - 735 9 dicari trendnya dan X adalah variabel waktu (tahun).
1997 240 -2 - 480 4
Sedangkan untuk mencari nilai konstanta (a) dan parameter
(b) adalah : a = ΣY / N dan b =ΣXY / ΣX2
1998 275 -1 - 275 1
1999 285 0 0 0
1. Efisien
2. Efektif
3. Terbuka & bersaing.
Prinsip 4. Transparan
5. Adil/tidak
diskriminatif
6. Akuntabel
Pengadaan
Tujuan Pengadaan :
Mendapatkan perbekalan farmasi dengan harga yang layak,
dengan mutu yang baik, pengiriman barang terjamin dan tepat
waktu, proses berjalan lancar dan tidak memerlukan tenaga
serta waktu berlebihan
TUJUAN :
• Memastikan Obat yang di distribusikan adalah obat yang telah resmi terdaftar di
Badan POM – Legal
• Menjamin keabsahan dan mutu obat agar obat yang sampai ke tangan konsumen
adalah obat yang efektif, aman dan dapat digunakan sesuai tujuan penggunaan
• Mencegah masuknya Obat Sub-standar dan kadaluwarsa
• Mencegah masuknya obat Palsu dan illegal
• Menjamin “traceability” obat, jika ada recall sari BPOM atau pihak lain
• Menjamin penggantian obat secara komersial jika obat kadaluwarsa atau ada
kerusakan
• Menjamin terhubungnya informasi untuk monitoring efek samping obat
Kualifikasi PEMASOK
Identitas Pemasok :
PBF
• Ada Surat Ijin PBF
• Ada Apoteker Penanggung Jawab PBF
• Sertifikat CDOB (akan lebih baik)
2) Surat pesanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a hanya dapat
berlaku untuk masing-masing Narkotika, Psikotropika atau Prekursor
Farmasi.
3) Surat pesanan Narkotika hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) jenis
Narkotika.
4) Surat pesanan Psikotropika atau Prekursor Farmasi hanya dapat digunakan
untuk 1 (satu) atau beberapa jenis Psikotropika atau Prekursor Farmasi.
5) Surat pesanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan Ayat (4) harus
terpisah dari pesanan barang lain
Penyaluran Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi Dalam
Bentuk Obat Jadi
Jika pada saat penerimaan vaksin diketahui kondisi alat pemantauan suhu menunjukkan penyimpangan suhu
dan/atau kondisi indikator mendekati batas layak pakai (misalnya VVM pada posisi C atau D), maka
dilakukan tindakan sebagai berikut:
• produk rantai dingin tetap disimpan pada tempat yang sesuai dan suhu yang dipersyaratkan dengan
menggunakan label khusus
• segera melaporkan penyimpangan tersebut kepada pengirim produk rantai dingin untuk dilakukan proses
penyelidikan dengan membuat berita acara.
• Jumlah produk yang diterima harus sama dengan jumlah yang tertera pada faktur atau surat pengantar
barang.
• Penerima harus segera memasukkan produk rantai dingin ke dalam tempat penyimpanan sesuai dengan
suhu yang dipersyaratkan
• Setelah produk rantai dingin diterima, penerima harus segera menandatangani faktur atau surat pengantar
barang atau dokumen lain, yang menyatakan produk rantai dingin diterima dalam kondisi baik dan utuh.
• Penerima harus segera memberikan kepada pengantar barang bukti penerimaan barang yang sudah di
tandatangani, diberi identitas penerima dan distempel.
PENYIMPANAN
• Dingin
suhu antar -20 - -10 derajat. (Vaksin suhu 2 s.d 8ºC untuk vaksin sensitive
beku (tidak boleh beku), dan pada suhu -15 s.d -25 ºC untuk vaksin yang sensitif panas
• Sejuk
Suhu antara 8 - 15 derajat kecuali dinyatakan lain harus disimpan pada suhu sejuk dapat
• Suhu kamar terkendali adalah suhu yang diatur antara 15-30 derajat .
2. Dari pencurian
Gudang
a. Tata ruang – Kemudahan Bergerak
b. Sirkulasi udara yang baik
c. Suhu 15 – 250 C (AC)
d. Kelembaban udara maksimum 70 mmHg
e. Keamanan Gudang
• CCTV
• Alarm
• Pintu yang tidak mudah dirusak (besi dan tralis)
• Pemadam kebakaran
• Detektor Api
SYARAT-SYARAT PENYIMPANAN
f. Menggunakan :
• Rak – atas 40 cm dari atap, bawah 10 cm dari ubin dan jarak antara rak
minimal 30 cm
• Palet plastik
• Lemari yang terkunci
g. Kartu stok
h. Bebas dari kecoa, tikus, kucing
i. Peletakan obat harus jelas dan dengan nama yang jelas
j. Bersih, rapi
k. Hanya petugas yang berkepentingan yang diperbolehkan masuk
l. Petugas tidak boleh merokok
HAL-HAL KHUSUS
Prosedur penyimpanan :
• Tidak boleh bersisian langsung harus ada minimal 1 (satu) obat
lain diantaranya
• Diberikan tanda atau sticker khusus
• Penulisan dengan teknik Tallman letter (sound alike)
OBAT-OBAT LASA
elVaCin - elASTin
CERNEvit - CRAvit
curSIL - corSEL
FORtibi - SANtibi
plasmin - plasminEX
glimepiride 1 - glimepiride 2
Penggunaan huruf yang direkomendasikan untuk labeling adalah jenis Arial dengan ukuran 16-
20, sentence-style lettering, dan penggunaan TALLman lettering untuk membedakan obat
dengan pengejaannya
• Adrenergic agents - Insulin/hypoglycemics
• Antiarrhythmics - Narcotics
ISMP’s(Institut for safe
• Anticoagulants - Neuromuscular medication practice) List of
• Cardioplegic blocking agents High-Alert
Solutions - Nitroprusside
Medications
• Chemotherapy - Oxytocin
• Epoprostenol
• Inotropic agents
High-alert Medications Specific to Community
Practice
• Anticoagulants
• Methotrexate, oral, non-oncologic use
• Insulin, oral agents
• Narcotics/opiates
• Chemotherapeutic agents
• Drugs with black box warnings
• Know drug name confusion
Narkotika, psikotropika dan prekursor
Narkotika Golongan II
Narkotika golongan dua, berkhasiat untuk pengobatan digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan
Golongan I
Hanya untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
Tidak digunakan dalam terapi
Potensi sindrom ketergantungan amat kuat
Golongan II
Untuk pengobatan
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
Potensi sindrom ketergantungan kuat
Golongan III
Untuk pengobatan atau terapi
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
Potensi sindrom ketergantungan sedang
Golongan IV
Untuk pengobatan atau terapi
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
Potensi sindrom ketergantungan ringan
TABEL I TABEL II
Acetic Anhydride Acetone
N-acetylanthranilic Acid Anthranilic Acid
Ephedrine Ethyl Ether
Ergometrine Hydrochloric Acid
Ergotamine Methyl ethyl ketone
Isosafrole Phenylaceic Acid
Lysergic Acid Piperidine
3,4-Methylenedioxyphenyl-2 propane Sulphuric Acid
Nerophedrine Toluene
1-phenyl-2-propanone
Piperonal
Potasium Permanganat
Pseudoephedrine
Bau Terjadi perubahan bau seperti pada tab asetosal (Karena panas)
Warna Perubahan warna menjadi kecoklatan contoh : Vit C (karena SM)
Pecah Tablet menjadi mudah pecah contoh : Tablet Etambutol (karena
lembab)
Kering Volume cairan berkurang contoh : alkohol (karena penguapan)
Meleleh Perubahan konstituen menjadi leleh contoh : Salep, Suppos
(karena panas)
PENGAMATAN MUTU OBAT SECARA
ORGANOLEPTIS
Pencegahan Kerusakan Fisik dan Kontaminasi
• Penataan produk dengan benar. Contoh : Box produk
yang berat bersebelahan dengan box produk mudah
pecah maka masing2 tumpukan diatur dalam jumlah
kecil/tidak terlalu tinggi
• Hindari kontak dengan ujung-ujung yang tajam
• Penumpukan box tidak lebih dari 2.5 m
• Obat jangan diletakkan langsung ke lantai
• Menjaga kebersihan dan keteraturan ruang
• Hindari kebocoran
Penyimpanan
Apapun pola penyimpanannya, obat harus tetap tersimpan rapi pada tempatnya
semula, untuk menghindari debu, sebaiknya terdapat pintu kaca setiap rak, namun
kerugiannya adalah dapat menghambat kecepatan pengambilan produk dalam melakukan
kegiatan dispensing.
5. Harus terdapat jarak dalam penyimpanan obat dilemari es sehingga
memungkinkan adanya sirkulasi udara yang cukup.
7. Obat yang memerlukan penyimpanan dalam lemari es tidak boleh disimpan diluar
selama lebih dari beberapa menit.
8. Produk-produk lain selain obat tidak boleh disatukan dengan obat dalam satu
lemari es, gunakan lemari es yang terpisah.
1. Produk yang harus disimpan dalam kondisi beku, seperti vaksin dan sera.
2. Produk yang sensitif terhadap panas dan membutuhkan lemari es pada suhu
2-8 °C, seperti insulin.
3. Produk yang akan berkurang waktu pakainya pada temperatur yang tidak
terkontrol, dan membutuhkan ventilasi mekanik/ AC.
4. Produk yang mudah terbakar, sehingga membutuhkan pemisahan dalam
penyimpanannya.
5. Produk yang rawan pencurian.
Pengawasan kelembaban
Lembab dapat merusak stabilitas obat, seperti pada tablet, kapsul, maupun bubuk. Kapsul gelatin
dapat menjadi rusak karena mengabsorbsi lembab. Tablet obat dapat mengalami hidrolisis pada
permukaannya, dan adanya lembab dapat memicu pertumbuhan mikroba.
Untuk mengurangi efek lembab, maka saran-saran berikut dapat dilakukan:
•Membuka jendela untuk memberi kesempatan sirkulasi udara, gunakan kipas
untuk dapat membantu sirkulasi udara dari luar.
•Jika tidak terdapat AC, alat dehumidifier dapat berguna untuk mencegah kerusakan akibat
udara lembab.
•Untuk ”Bulk container” jangan biarkan container terbuka terlalu lama, segera
tutup kembali setelah mengambil sejumlah obat yang diperlukan untuk
dispensing.
•Hindari kontak langsung kemasan obat dengan tembok atau lantai, karena
ada kemungkinan tembok tersebut basah sehingga dapat menyebabkan
penyerapan lembab yang merusak produk.
•Mengkalibrasi termometer dan manometer yang dapat digunakan untuk mendeteksi temperatur
dan kelembaban dalam apotek.
•Pemeriksaan tetap secara periodik yang tercatat dan terdokumentasi untuk memantau temperatur.
•Grafik temperatur dapat digunakan sebagai acuan.
Company Logo
PENYALURAN
Penyaluran
• Pengiriman obat dan/atau bahan obat harus ditujukan kepada pelanggan yang mempunyai
izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
• Untuk penyaluran obat dan/atau bahan obat ke orang / pihak yang berwenang atau berhak
untuk keperluan khusus, seperti penelitian, special access dan uji klinik, harus dilengkapi
dengan dokumen yang mencakup tanggal, nama obat dan/atau bahan obat, bentuk sediaan,
nomor bets, jumlah, nama dan alamat pemasok, nama dan alamat pemesan / penerima. Proses
pengiriman dan kondisi penyimpanan harus sesuai dengan persyaratan obat dan/atau bahan
obat dari industri farmasi. Dokumentasi harus disimpan dan mampu tertelusur.
• Prosedur tertulis untuk pengiriman obat dan/atau bahan obat harus tersedia. Prosedur
tersebut harus mempertimbangkan sifat obat dan/atau bahan obat serta tindakan pencegahan
khusus.
Pengiriman
Dokumen untuk pengiriman obat dan/atau bahan obat harus disiapkan dan harus mencakup sekurang-
kurangnya informasi berikut:
• Tanggal pengiriman;
• Nama lengkap, alamat (tanpa akronim), nomor telepon dan status dari penerima (misalnya Apotek, rumah
sakit atau klinik);
• Deskripsi obat dan/atau bahan obat, misalnya nama, bentuk sediaan dan kekuatan (jika perlu);
• Kuantitas obat dan/atau bahan obat, yaitu jumlah kontainer dan kuantitas per kontainer (jika perlu);
• Transportasi yang digunakan mencakup nama dan alamat perusahaan ekspedisi serta tanda tangan dan
nama jelas personil ekspedisi yang menerima (jika menggunakan jasa ekspedisi) dan kondisi penyimpanan;
PENYALURAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN
PREKURSOR
2) Surat pesanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a hanya dapat
berlaku untuk masing-masing Narkotika, Psikotropika atau Prekursor
Farmasi.
3) Surat pesanan Narkotika hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) jenis
Narkotika.
4) Surat pesanan Psikotropika atau Prekursor Farmasi hanya dapat digunakan
untuk 1 (satu) atau beberapa jenis Psikotropika atau Prekursor Farmasi.
5) Surat pesanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan Ayat (4) harus
terpisah dari pesanan barang lain
Penyaluran Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi Dalam
Bentuk Obat Jadi
Setiap pengeluaran produk harus dicatat pada form catatan bets pengiriman yang
isinya meliputi tujuan pengiriman, jenis barang, jumlah, nomor bets dan tanggal
kedaluwarsanya
Pemusnahan
• Dilaksanakan untuk obat yang tidak memenuhi syarat untuk
didistribusi (rusak, ED)
• Harus diidentifikasi secara tepat, label yang jelas, disimpan
terpisah, terkunci, dan ditangani sesuai prosedur tertulis
• Proses pemusnahan obat harus dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundangan dan dilaporkan
• Dokumentasi beserta laporan harus disimpan sesuai
ketentuan
PEMUSNAHAN
Cara Memusnahkan Obat Psikotropika, Narkotika, dan Prekursor
Farmasi di Apotek
Pemusnahan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi hanya
dilakukan dalam hal : diproduksi tanpa memenuhi standar dan
persyaratan yang berlaku dan/atau tidak dapat diolah kembali; telah
kadaluwarsa; tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan
kesehatan dan/atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan,
termasuk sisa penggunaan; dibatalkan izin edarnya; atau berhubungan
dengan tindak pidana.
Pemusnahan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi harus
dilakukan dengan : tidak mencemari lingkungan; dan tidak
membahayakan kesehatan masyarakat.
PEMUSNAHAN
Pemusnahan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut :
a. Penanggung jawab fasilitas pelayanan kefarmasian menyampaikan
surat pemberitahuan dan permohonan saksi kepada : Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan/atau Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan
Makanan setempat, bagi Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit,
Instalasi Farmasi Klinik, Instalasi Farmasi Pemerintah Kabupaten/Kota,
Dokter, atau Toko Obat.
b. Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat, dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota menetapkan petugas di lingkungannya
menjadi saksi pemusnahan sesuai dengan surat permohonan sebagai
saksi.
PEMUSNAHAN
c. Pemusnahan disaksikan oleh petugas yang telah ditetapkan
sebagaimana dimaksud pada huruf b.
d. Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi dalam bentuk
bahan baku, produk antara, dan produk ruahan harus
dilakukan sampling untuk kepentingan pengujian oleh
petugas yang berwenang sebelum dilakukan pemusnahan.
e. Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi dalam bentuk
obat jadi harus dilakukan pemastian kebenaran secara
organoleptis oleh saksi sebelum dilakukan pemusnahan.
PEMUSNAHAN
1) Penanggung jawab fasilitas produksi/fasilitas
distribusi/fasilitas pelayanan kefarmasian/pimpinan
lembaga/dokter praktik perorangan yang melaksanakan
pemusnahan Narkotik, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
harus membuat Berita Acara Pemusnahan.
2) Berita Acara Pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat
1), paling sedikit memuat :
a. Hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan;
b. Tempat pemusnahan;
c. Nama penangung jawab fasilitas produksi/fasilitas
distribusi/fasilitas pelayanan kefarmasian/pimpinan
lembaga/dokter praktik perorangan;
PEMUSNAHAN
d. Nama petugas kesehatan yang menjadi saksi dan saksi lain
badan/sarana tersebut;
e. Nama dan jumlah Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi yang dimusnahkan;
f. Cara pemusnahan; dan
g. Tanda tangan penanggung jawab fasilitas produksi/fasilitas
distribusi/fasilitas pelayanan kefarmasian/pimpinan
lembaga/dokter praktik perorangan dan saksi.
3) Berita Acara Pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat 1)
dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan tembusannya disampaikan
kepada Direktur Jenderal dan Kepala Badan/Kepala Balai
menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir
10.
PEMUSNAHAN
Pharmaceutical Disposal
It is very important to dispose of pharmaceuticals properly because there
can be very negative consequences to improper disposal. Improper
disposal can result in-
• Contaminated water supplies
• The diversion and resale of expired or inactive medicines
• Improperly incinerated products, which can release toxic pollutants
into the air.
Anti neoplastik Dikembalikan ke pemberi atau produsen Tidak boleh dibuang ke tempat
Enkapsulisasi penimbunan sampah kecuali
Inersiasi telah di enkapsulisasi
Insinerasi suhu sedang dan tinggi Tidak boleh dibuang ke saluran
(pembakaran semen) pembuangan air
Dekomposisi kimiawi Tidak boleh menggunakan
insinerasi suhu sedang
Obat-obatan Enkapsulisasi Tidak boleh dibuang ke tempat
dikendalikan Inersiasi penimbunan sampah kecuali
(napza) Insinerasi suhu sedang dan tinggi telah di enkapsulisasi
(pembakaran semen)
Plastic PVC, gelas Tempat penimbunan sampah Tidak boleh dibakar di wadah
terbuka
Source : WHO. 1999. Guidelines for Safe Disposal of Unwanted Pharmaceuticals In and
After Emergencies. Geneva : World Health Organization. Available at
http :://www.who.int/medicines/library/par/who-edm-par-99-2/who-edm-par-99-
2.htm
Pemusnahan dilakukan oleh penanggung jawab fasilitas distribusi dan disaksikan oleh petugas
Dinkes Provinsi dan/ atau Balai Besar/Balai POM setempat, serta dibuat berita acara
pemusnahan yang ditandatangani oleh penanggung jawab fasilitas distribusi dan sak
Bila tempat pelaksanaan pemusnahan berbeda provinsi dengan lokasi fasilitas distribusi,
pengajuan permohonan saksi pemusnahan tetap disampaikan kepada Dinas Kesehatan Provinsi
dan atau Balai POM tempat fasilitas distribusi berada dengan tembusan Dinas Kesehatan Provinsi
dan atau Balai POM tempat pelaksanaan pemusnahan.
Bila pemusnahan dilakukan oleh pihak ketiga, maka pihak ketiga termasuk bagian dari saksi
selain pemilik Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dan saksi dari Dinas Kesehatan
Provinsi dan atau Balai POM.
Pelaksanaan pemusnahan dilaporkan ke Balai Besar/Balai POM tempat fasilitas distribusi berada
dan Balai Besar/Balai POM tempat pelaksanaan pemusnahan dengan tembusan disampaikan ke
Dinas Kesehatan Provinsi tempat fasilitas distribusi dan Dinas Kesehatan Provinsi tempat
pelaksanaan pemusnahan dengan melampirkan berita acara pemusnahan.
Pemusnahan Narkotika
Dilakukan pemusnahan
sesuai cara yang telah
Ditentukan secara
Obat rusak atau kadaluwarsa ditentukan dan dibuat berita
Obat dipilah berdasar bentuk pemusnahan masing-masing
disatukan dalam wadah acara pemusnahan obat
sediaan jenis obat bentuk sediaan dan jenis
terpisah rusak atau kadaluwarsa oleh
obat
apoteker penanggung jawab
sesuai ketentuan yang ada.
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota
atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan pelaporan yang
digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya.
Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, meliputi pelaporan narkotika, psikotropika dan pelaporan lainnya
(Sipnap)
Pencatatan dan Pelaporan
• DOKUMENTASI Dokumentasi yang baik merupakan bagian penting dari sistem manajemen
mutu. Dokumentasi tertulis harus jelas untuk mencegah kesalahan dari komunikasi lisan dan
untuk memudahkan penelusuran, antara lain sejarah bets, instruksi, prosedur. Dokumentasi
merupakan dokumen tertulis terkait dengan distribusi (pengadaan, penyimpanan, penyaluran
dan pelaporan), prosedur tertulis dan dokumen lain yang terkait dengan pemastian mutu.
• Dokumentasi terdiri dari semua prosedur tertulis, petunjuk, kontrak, catatan dan data, dalam
bentuk kertas maupun elektronik.
• Dokumentasi yang jelas dan rinci merupakan dasar untuk memastikan bahwa setiap personil
melaksanakan kegiatan, sesuai uraian tugas sehingga memperkecil risiko kesalahan.
• Dokumentasi harus komprehensif mencakup ruang lingkup kegiatan fasilitas distribusi dan
ditulis dalam bahasa yang jelas, dimengerti oleh personil dan tidak berarti ganda.
• Prosedur tertulis harus disetujui, ditandatangani dan diberi tanggal oleh personil yang
berwenang. Prosedur tertulis tidak ditulis tangan dan harus tercetak.
• Setiap perubahan yang dibuat dalam dokumentasi harus ditandatangani, diberi tanggal dan
memungkinkan pembacaan informasi yang asli. Jika diperlukan, alasan perubahan harus
dicatat.
• Dokumen harus disimpan selama minimal 3 tahun.
• Seluruh dokumentasi harus tersedia sebagaimana mestinya.
• Semua dokumentasi harus mudah didapat kembali, disimpan dan
dipelihara pada tempat yang aman untuk mencegah dari perubahan yang
tidak sah, kerusakan dan/atau kehilangan dokumen.
• Dokumen harus dikaji ulang secara berkala dan dijaga agar selalu up to
date. Jika suatu dokumen direvisi, harus dijalankan suatu sistem untuk
menghindarkan penggunaan dokumen yang sudah tidak berlaku.
• Dokumentasi permanen, tertulis atau elektronik, untuk setiap obat
dan/atau bahan obat yang disimpan harus menunjukkan kondisi
penyimpanan yang direkomendasikan, tindakan pencegahan dan tanggal
uji ulang khusus untuk bahan obat (jika ada) harus diperhatikan.
Persyaratan farmakope dan peraturan nasional terkini tentang label dan
wadah harus dipatuhi.
Pencatatan dan Pelaporan