Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ASSESMENT PEMBELAJARAN DI SD
tentang

MemilihTes-Tes Standar

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Dr. Farida F, M.T., M.Pd
Dr. RisdaAmini, M.P

Di susun oleh kelompok 3 :


1. RahmadWahyugi (19124027)
2. RaulaDetyAnas (19124028)
3. SalwaAnnisaHasri (19124033)
4. YossaArisanti (19124039)

PRODI PENDIDIKAN DASAR


PASCASARJANA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “MemilihTes-TesStandar” ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada
Ibuk Dr. Farida F, M.T., M.Pddan Dr. RisdaAmini, M.P selaku Dosen mata
kuliahAssesmenPembelajaran di SD yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai assesmen pembelajaran Khususnya di
SD. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Padang, November 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3


A. Konsep Dasar Tes Standar ...................................................................... 3
1. Pengertian Tes Standar ........................................................................... 4
2. KegunaanTes Standar ............................................................................. 5
3. Kriteria Memilih Tes Standar ................................................................. 6
4. Jenis-Jenis Tes Standar ........................................................................... 7
B. Memilih Tes Standar Menurut Ten Brink ................................................ 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16


A. Kesimpulan ............................................................................................... 16
B. Saran .......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Evaluasi merupakan bagian penting dalam siklus pendidikan. Hasil evaluasi


sangat berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh pihak yang terkait seperti
guru. Oleh karena itu, evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus
dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran.Dengan evaluasi, guru
akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakatkhusus, minat,
hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik serta secara umum
dapat mengetahui berhasil dan tidaknya program pembelajaran. Agar evaluasi dapat
berhasil dengan baik diperlukan alat evaluasi yang tepat dan telah teruji dengan baik.
Alat evaluasi harus juga dapat menghasilkan data yang diperlukan sesuai
dengan tujuan evaluasi. Dalam pembelajaran, guru membutuhkan data yang
berkaitan dengan perkembangan belajar siswa, oleh karena itu guru melakukan
serangkaian pengukuran sesuai dengan jenis penilaian. Untuk keperluan evaluasi
diperlukan alat evaluasi yang bermacam-macam, seperti kuesioner, tes, skala, format
observasi, dan lain-lain. Dari sekian banyak alat evaluasi, secara umum dapat
dikelompokkan menjadi dua, yakni alat tes dan non tes. Khusus untuk evaluasi hasil
pembelajaran alat evaluasi yang paling banyak digunakan adalah tes.
Dari berbagai bentuk jenis tes, ada suatu jenis tes yang instrumennya telah
distandarisasi.Artinya, jenis tes tersebut telah diuji validitas dan relaibiliatasnya
secara ketat serta telah diuji kelayakan penggunaannya secara praktis. Jenis tes ini
disebut tes standar (standardized test). Berbeda dengan tes yang dibuat oleh guru
yang hanya dapat mengukur kemampuan siswanya sendiri, tes standar dapat
digunakan oleh siswa siswa lintas sekolah selama siswa tersebut masuk dalam
kriteria yang telah ditetapkan. Hasil tes itu menunjukkan tingkat kemampuan siswa
pada bidang tertentu yang diakui secara normatif. Salah satu tes standar yang
terkenal adalah Tes Binet untuk mengukur tingkat IQ seseorang.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan tes standar ?
2. Apa kegunaan tes standar ?
3. Apa criteria memilih tes standar ?
4. Apa saja jenis-jenis tess tandar?
5. Bagaimana memilih tes-tes standar menurut Tenbrink?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tes standar
2. Untuk mengetahui kegunaan tes standar
3. Untuk mengetahui criteria tes standar
4. Untuk mengetahui jenis-jenis tes standar
5. Untuk mengetahui memilih tes-tes standar

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
summary dan laporan hasil penilaian serta sebagai tugas mata kuliah Assesmen
Pembelajaran di sekolah dasar.
2. Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang Summari dan laporan hasil penilain di sekolah dasar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Tes Standar


Istilah tes secara bahasa berasal dari bahasa Prancis kuno “testum” artinya
piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah sekumpulan pertanyaan
atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh sesesorang
atau kelompok. Oleh karena itu, tes merupakan alat ukur yang berbentuk
pertanyaan atau latihan, dipergunakan untuk mengukur kemampuan yang ada
pada seseorang atau sekelompok orang. Sebagai alat ukur dalam bentuk
pertanyaan, maka tes harus dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan
dan kemampuan obyek yang diukur. Sedangkan sebagai alat ukur berupa latihan,
maka tes harus dapat mengungkap keterampilan dan bakat seseorang atau
sekelompok orang. Tes merupakan alat ukur yang standar dan obyektif sehingga
dapat digunakan secara meluas untuk mengukur dan membandingkan keadaan
psikis atau tingkah laku individu. Dengan demikian berarti sudah dapat dipastikan
akan mampu memberikan informasi yang tepat dan obyektif tentang obyek yang
hendak diukur baik berupa psikis maupun tingkah lakunya, sekaligus dapat
membandingkan antara seseorang dengan orang lain(Arifin, 2017)
Dalam kaitan dengan rumusan tersebut, sebagai alat evaluasi hasil belajar,
tes minimal mempunyai dua fungsi, yaitu: untuk mengukur tingkat penguasaan
terhadap seperangkat materi atau tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan
tertentu ; dan untuk menentukan kedudukan atau perangkat siswa dalam
kelompok, tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan
pembelajarantertentu.
Jenis-jenis tes dari segi tujuannya dalam bidang pendidikan ada beberapa
jenis, yaitu : (1) Tes Kecepatan (Speed Test), (2) Tes Kemampuan (Power Test),
(3) Tes Hasil Belajar (Achievement Test), (4) Tes Kemajuan Belajar
(Gains/Achievement Test), (5) Tes Diagnostik (Diagnostic Test), (6) Tes
Formatif, dan (7) TesSumatif.
Dilihat dari jawaban siswa yang dituntut dalam menjawab atau memecahkan

3
persoalan yang dihadapinya, maka tes hasil belajar dapat dibagi menjadi 3 jenis :
(1) Tes lisan (oral test), (2) Tes tertulis (written test), dan (3) Tes tindakan atau
perbuatan (performance test).

1. Pengertian Tes Standar


Tes standar yaitu mengukur apa yang harus dan dapat diajarkan pada suatu
tingkat tertentu atau bahwa tes itu menyiapkan suatu standar prestasi dimana siswa
harus dan dapat mencapai suatu tingkatan tertentu. (Arikunto, 2008)
Jenis tes dapat dibedakan juga menjadi 2 jenis dilihat dari ruang lingkup
perbandingan hasil penilaian, yaitu : tes stadar dan tes buatan guru. Tes Buatan
Guru (Teacher-made Test) dikembangkan oleh guru untuk keperluan penilaian di
kelasnya sendiri. Efektivitas jenis tes ini bergantung kepada ketrampilan dan
kemampuan guru dalam merancang sutu tes. Sementara Tes Standar
(Standardized Test) dirancang oleh ahli tes yang bekerja sebagai ahli kurikulum
sekaligus sebagai guru. Tes tersebut distandarisasi dalam arti pengelolaan dan
penyekoran yang dilakukan berdasarkan standar dan asumsi kondisi yang seragam
sehingga hasil dari penilaian dapat dibandingkan untuk kelas atau sekolah yang
berbeda.
Untuk keperluan penilaian, guru dapat menggunakan kedua jenis tes
tersebut. Sementara tes buatan guru bermaanfaat untuk menilai dan
membandingkan siswa dalam suatu kelas, tes standar dapat digunakan untuk
menilai dan membandingkan kemampuan atau kemajuan belajar siswa dengan
siswa di kelas atau kelas lain. Di sisi lain, tes standar juga dapat digunakan untuk
mengetahui kemampuan siswa terhadap jenis-jenis kemampuan yag secara
normatif telah menjadi standar, seperti tes kemampuan inetelektual atau bakat.
Tes Standar dapat dibedakan dengan Tes Buatan Guru dengan perbandingan
sebagai berikut :

4
PerbandinganTesStandardenganTesBuatan Guru (Arikunto, 2008)
Tes Tes buatan guru
Standar
1) Didasarkan atas bahan dan tujuan 1) Didasarkan atas bahan dan
umum dari sekolah-sekolah di tujuan khusus yang dirumuskan
seluruhnegara oleh guru untuk kelasnya sendri
2) Mencakup aspek yang luas dan 2) Dapat terjadi hanya mencakup
pengetahuan atau keterampilan pengetahuan atau keterampilan
dengan hanya sedikit butir tes yang sempit
untuk suatu keterampilan
atautopik 3) Biasanya disusun sendiri oleh
3) Disusun dengan kelengkapan guru dengan sediki atau tanpa
staf: profesor, pembahas, editor bantuan orang lain/tenagaahli
butirtes 4) Jarang-jarang menggunakan
butir- butir tes yang sudah
4) Menggunakan butir-butir tes diujicobakan dianalisa dan
yang sudah diujicobakan (try direvisi
out), dianalisa dan direvisi
sebelum menjadi sebuahtes 5) Mempunyai realibilitas sedang
5) Mempunyai realibilitas yangtinggi dan rendah
6) Norma kelompok terbatas kelas
6) Dimungkinkan menggunakan tertentu
norma untuk seluruhnegara

Secara umum, ujian yang dilakukan berdasarkan tes buatan guru lebih
fleksibel. Guru dapat mengubah dan memperbaikinya bergantung pada tujuan dan
kondisi yang terjadi di kelas. Akan tetapi, tes ini tidak mampu membandingkan
antar siswa dengan kelas lain di luar sekolah tersebut. Hal ini berbeda sekali
dengan tes standar, diamana tes ini dapat mengetahui kualitas siswa berdasarkan
standar kualitas yang ditetapkan lebih luas, misalnya suatu Negara atau daerah.

2. Kegunaan Tes Standar


guru dapat menggunakan Tes Standar untuk beberapa alasan, diantaranya
yaitu :
(1) Membandingkan prestasi belajar dengan bawaan individu ataukelompok
(2) Membandingkan tingkat prestasi siswa dalam ketrampilan di berbagai bidang
studi untuk individu ataukelompok
(3) Membandingkan prestasi siswa antara berbagai sekolah ataukelas
(4) Mempelajari perkembangan siswa dalam suatu periode waktutertentu.

5
Sebagai perbandingan, kegunaan Tes Buatan Guru adalah sebagai berikut :
(1) Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang
diberikan dalam waktutertentu
(2) Untuk menentukan apakah sesuatu tujuan telahtercapai
(3) Untuk memperoleh suatunilai
Selanjutnya baik tes standar dan tes buatan guru dianjurkan dipakai jika
hasilnya akan digunakan untuk :
(1) Mengadakan diagnosis terhadap ketidamampuansiswa
(2) Menentukan tempat dalam suatu kelas ataukelompok
(3) Memberikan bimbingan kepada siswa dalam pendidikan dan pemilihanjurusan
(4) Memilih siswa untuk program-programkhusus(Arikunto, 2008)

3. Kriteria Untuk Memilih Dan Menilai Suatu Tes Standar


a. Kesahihan/ validitas
Sebelum soal tes dipakai harus diuji coba dahlu, selanjutnya dilakukan
pengujian validitas yang terdiri dari :
Validitas isi dan kontruk, validitas ini dilakukan bertujuan untuk
menentukan kesesuaian antara soal dengan materi ajar dengan tujuan yang
ingin diukur atau dengan kisi-kisi yang dibuat. Validitas ini dilakukan dengan
meminta pertimbangan pakar dalam bidang evaluasi atau ahli dalam bidang
sedang diuji.
Validitas praktisi, validitas ini dimaksudkan agar hasil tes mampu
memprediksi keberhasilan peserta didik di kemudian hari, misalnya ujian
masuk atau tes seleksi.
Validitas empiris (kriterium), validitas ini bertujuan untuk menentukan
tingkat kehandalan soal adalah validitas bandingan (concurent validity). Dalam
penentuan tingkat validitas butir soal digunakan korelasi product moment
pearson dengan mengkorelasi antara skor yang didapat siswa pada suatu butir
soal dengan skor total yang didapat.(Jihad & Haris, 2012)
b. Reliabilitas
Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat
kekonsistenan suatu soal tes.

6
c. Daya Pembeda
Untuk perhitungan daya pembeda. Dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Para siswa didaftarkan dalam peringkat pada sebuah tabel
2. Dibuat pengelompokan siswa dalam dua kelompok, yaitu kelompok atas
terdiri dari 50 % dari seluruh siswa yang mendapat skor tinggi dan kelompok
bawah terdiri dari 50% seluruh siswa yang mendapat skor rendah.

d. Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran (TK) pada masing-masing butir soal dihitung dengan
menggunakan rumus :
𝑺𝑨+𝑺𝑩
TK=
𝒏𝒎𝒂𝒌𝒔
Keterangan:
TK = tingkat kesukaran
SA = jumlah skor kelompok atas
SB = jumlah skor kelompok bawah
N = jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah
Maks = skor maksimal soal yang bersangkutan
Sementara kriteria interpretasi tingkat kesukaran digunakan :
TK Tingkat kesukaran
0,00-0,30 sukar
0,31-0,70 sedang
0,71-1,00 mudah

4. Jenis Tes Standar


Beberapa jenis tes standar berdasarkan jenis normanya, yaitu tes
inetelegensi, tes bakat, tes prestasi akadmeik, tes minat dan sikap serta tes
kepribadian. Berikut ini penjelasan tiga jenis tes yang pertama.
1. Tes Intelegensi (Intelligence Test)
Intelegensi dapat berarti fungsi intelegensi untuk membantu manusia
menyesuaikan diri dengan lingkungan; asal muasalintelegensi apakah sebagai
faktor hereditas atau lingkungan; serta struktur dari intelegensi yang terdiri
7
dari berbagai kemampuan.
Secara operasional, intelegensi adalah kemampuan yang tidak dapat
diukur secara langsung dengan tes. Ketika tes memuat butir-butir
pertanyaan, seorang individu dapat diketahui kadar intelegensinya.Tes
intelegensi dapat digunakan untuk bidang-bidang tertentu karena hasilnya
sangat dibutuhkan. Beberapa kaitan tersebut adalah :
 Intelegensi dengan pendidikan. Tes intelegensi digunakan untuk
mengukur tingkat pencapaian prestasi akademik serta prediksi keberhasilan
anak dalambelajar
 Intelegensi dengan diagnosis. Para ahli psikologi menggunakan tes
intelegensi untuk mengetahui tingkat kenormalan dan keabnormalan seorang
anak berkaitan dengan inteegensinya.
 Intelegensi dengan status sosial ekonomi. Para ahli meyakini berdasarkan
hasil penelitian bahwa tingkat intelegensi bersesuaian dengan status
sosialekonomi.
 Intelegensi dengan latar belakan etnik. Walaupun banyak diperdebatkan,
perbedaan intelegensi dapat berbeda untuk suatu etnik dengan etniklainnya.
 Intelegensi dengan jenis kelamin. Walapun antara laki-laki dan
perempuan terdapat perbedaan intelegensi tetapi itu hanya berbeda dalam
suatu komponen. Misalnya perempuan cenderung lebih baik dalam
kemampuan verbal, sementara laki-laki lebih unggul dalam
kemampuannumeral.
Kemampuanintelektualdidasarkanpadatingkatanusia.Rumus IQ
𝑀𝐴 (𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙𝑎𝑔𝑒)
sendiriadalah : IQ = 𝑥 100.
𝐶𝐴 (𝑐ℎ𝑟𝑜𝑙𝑜𝑔𝑖𝑐𝑎𝑙𝑎𝑔𝑒)

Baikusiakronologisdenganusia mental dihitung dalam satuan bulan.


Misalnya, anak usia 8 tahun 10 bulan (106 bulan) yang memiliki usia mental
(hasil tes IQ) 10-5 tahun (125 bulan), maka IQ nya adalah 118. Berarti anak
tersebut memiliki IQ diatas rata-rata.
Adapunkomponendaritesintelegensi, misalkanberdasarkanpada The
Wechsler Intelligence Scale for Children-Revised (WISC-R)
adalahterdiridariskala verbal danunjukkinerja.Skala verbal terdiridari
:information, comprehension, arithmetic, similiarities, vocabolary, digit
8
span. Sedangkanskalaunjukkerjaterdiridari :picture completion, picture
arrangement, block design, object assembly, coding dan mazes.

2. Tes Bakat (Aptitude Test)


Tes bakat adalah pengukuran kognitif yang dirancang untuk
memprediksikan sejauh mana individu akan mencapai kesuksesan sebelum
mereke dilatih, dipilih dan di ditempatkan. Tes bakat yang digunakan untuk
memprediksi kesuksesan dalam suatu program khusus disebut tes bakat
khusus. Tes bakat sering juga disebut tes bakat skolastik atas tes kecerdasan
bakat. Realibilitas dari tes bakat cenderung meningkat seiring usia.
Tes bakat sering digunakan untuk proses seleksi dan penempatan.
Bakat- bakat yang dapat di tes seperti : bakat menulis, mekanik, musik, seni,
kreativitas.

3. Tes Prestasi Akademik (Achievment Test)


Tes prestasi akademik berbeda dengan tes bakat dari segi isi dan
metode validasinya. Tujuan tes bakat adalah untuk memprediksi kesuksesan,
sementara tes prestasi akademik mengukur kemampuan saat itu. Tes bakat
mengandung validitas prediktif sementara tes prestasi akademik
mengandung validitas isi.
Prosedur yang dapat digunakan untuk mengembangkan tes prestasi
akademik adalah :
 Mengembangkan rasional dan tujuan darites
 Menulis butir-butir tes yang sesuai dengan tujuantes
 Menganalisis butir-butirtes
 Mengkonstruksi form akhir darites
 Melakukan standarisasi formfinal
 Mengecek kesiapan (batteryoverlap)
 Menentukan kelayakanfor
Tes prestasi akademik disajikanm memuat ukuran prestasi dalam
persentil, usia, tingkat, dan skor standar. Tes prestasi akademik standar dapat
digunakan untuk keperluan berikut :

9
 Seleksi danpenempatan
 Diagnosis
 Feedback
 Evaluasiprogram

B. Memilih Tes –Tes Standar

Sebelum skor mentah dapat digunakan, skor baru dibandingkan dulu dengan

beberapa referensi. Prosesmembuat perbandingan ini sangat penting untuk

menafsirkan tes skor standar.

Ada beberapa jenis penafsiran yang yang umumnya dibuat dari hasil tes yaitu:

1. Perkiraan norma yang direferensikan (Norm- Referenced Istimates)

Perkiraan ini mengambil skor berdasarkan perbandingan antara seseorang

dengan luasnya tingkat kemampuan, dapat berdasarkan:

a) Rangking

Rangking merupakan cara paling mudah membandingkan nilai seseorang

dalam suatu kelompok. Gunakan rangking persen (Persentule rank) dari pada

rangking mutlak (absolute rank). Karena rangking persen (persentile rank)

mudah dipahami bahkan bagi orang-orang punya latar belakang dalam hal

pengukuran dan evaluasi.

b) Skor standar

Pada dasarnya merupakan hasil dari perbandingan skor mentah

seseorang dengan rata-rata skor kelompok. Dasar skor standar yaitu rasio

deviasi individu dari perbandingan rata-rata dengan standar deviasi.Skor kelas

penempatan begitu membingungkan bahwa skor rendah pada suatu tes

menunjukan kinerja yang relative lebih tinggi dari pada skor pada tes lain.

karena perbedaan dalam ukuran standar deviasi , ini mungkin mudah terjadi:
10
skor penempatan grade 8.5 membaca mungkin sama dengan peringkat

persentil 60, tapi nilai penempatan grade dari 8,2 pada fundamental arimatika

mungkin sama dengan peringkat persentil 98. Terutama untuk tingkat sekolah

dasar yang lebih tinggi dan di luar, skor penempatan grade bisa bermakna

dibandingkan dari tes. Kesulitan yang disebutkan di atas yang ditekankan

ketika kita mempertimbangkan subyek berdasarkan item yang sangat sedikit .

ini lewat kesempatan atau peluang gagal item tes tunggal dapat membuat

perbedaan satu sama kelas penuh.

c) Skor nilai yang sama (Grade-equivalent skor).

Skor nilai yang sama atau skor penempatan nilai sangat popular dimasa

lalu karena mudah dimengerti. Akan tetapi akhirnya hilang karena sangat

memusingkan. Sesuai dengan pernyataan yang digambarkan Lyman (1971) “

Skor penempatan nilai sangat memusingkan”. Dalam skor setara, mungkin

akan menyatakan jika skor individu cukup dekat dengan kinerja rata-rata siswa

yang ditempatkan dikelas yang sama, skor setara akan cukup akurat.

d) Skor umur yang sama (age- equivalent skore)

Hampir sama dengan skor nilai yang sama.Skorrata-rata yang diperoleh

oleh individu di berbagai tingkat kelas, dalam hal ini adalah nilai rata-rata

yang diperoleh oleh individu dari berbagai usia. Usia pendidikan mental, usia

sosial, semua variasi dari aturan interprestasi dasar yang sama . Menetapkan

nilai kesuatu individu berdasarkan seberapa besar skor yang ada pada nilairata-

rata untuk individu pada usia tertentu. Sekali lagi skor ini cukup mudah

diinterprestasi jika orang tersebut tingkat usianya sama.

11
2. Kriteria Diperensikan Perkiraan

Kriteria diperensikan perkiraan sedikit lebih sulit untuk dibuat dan kurang

dipahami oleh Psykomotorik seperti tafsir yang dibuat atas dasar norma dirujuk

penilaian. Karena fakta bahwa rujukan yang lebih sulit dalam menentukan kriteria

direperensikan interfrestasi. Namun demikian, beberapa konstruktor dari tes standar

mulaimenyusun kriteria dereferensikan skema penafsiran (mis, tes prestasi dalam

keterampilan dasar).

3. Memprediksi dari Hasil Standar Uji

Produsen tes standar menyediakan konselor dan administrator dengan

formula untuk memperediksi lebih tepatnya seberapa baik siswa akan tampil pada

tugas yang diberikan. Seorang guru harus membuat jenis-jenis predikat dengan

akurat dari tes standar.Guru terus menerus membuat prediksi karena mereka

mengajar. Prediksiyang guru membuat lebih sering informal dan sering dibuat di

tempat.

Tes standar skor yang digunakan untuk membuat dua jenis utama dari

prediksi: (1) Prediksi prestasi umum (2) prediksi kesuksesan di daerah tertentu.

Kedua jenis tes sangat tergantung pada langkah-langkah prestasi keterampilan dasar.

Sesuai dengan pendapat San Diego,California 1971 prestasi masa lalu“Pertanyaan

yang membutuhkan membaca dan matematika kemampuan dihampir semua tes

bakat umum danketika memprediksi kesuksesan pada area spesifik.”

Mengandalkan Prestasi masa lalu sebagai predictor, karena individu yang

sukses memprediksi mungkin tidak memiliki prestasi masa lalu.Dalam situasi seperti

ini penulis tes standar sering mengambil pendekatan yang berbeda.Pendekatan

Acommon adalah untuk membangun sebuah tugas belajar seseorang yakni panggilan

12
untuk menggunakan keterampilan seperti mereka yang diperlukan untuk belajar

dalam situasi diperediksi. Ketika membangun sebuah tes untuk memperediksi

keberhasilan dalam belajar bahasa perancis, misalnya mereka mungkin merangcang

tes yang mengukur persepsi pendengaran, kemampuan mengucapkan bunyi yang

bisa ditemukan di perancis, kemampuan untuk belajar daftar kata vocabulary

Perancis, atau kemampuan untuk menemukan aturan tata bahasa dengan mencoba

untuk memecahkan kode pesan di pseudolanguage.

Prediksi pendengaran, kemampuan untuk mengucapkan suara yang bisa untuk

menemukan aturan gramatikal untuk memecahkan kode pesan dalam bahasa semu.

Sering, produsen tes standar memanfaatkan meja harapan untuk memberikan

perkiraan probabilitas bahwa kinerja siswa akan jatuh pada tingkat tertentu. jika

seseorang ingin memprediksi kinerja masa depan atas dasar beberapa nilai tes

standartdized , biasanya ia dapat melakukannya dengan menempatkan meja harapan

yang sesuai di manual guru .

Table 7.1

Total PROBABILITES SHORT PROBABILITES


skor N TOP TOP FROM N TOP TOP
MLAT 2/3 1/3 SCORE 2/3 1/3
180-189 1 0.989* 0.902* 110-119 3 0.990* 0.840*
170-179 13 0.980* 0.860* 100-109 13 0.977* 0.760*
160-169 21 0.966* 0.800* 90-99 29 0.958* 0.680*
150-159 34 0.970 0.765 80-89 71 0.958 0.746
140-149 58 0.983 0.707 70-79 113 0.894 0.487
130-139 68 0.994 0.515 60-69 173 0.694 0.364
120-129 111 0.811 0.432 50-59 147 0.707 0.292
110-119 101 0.762 0.366 40-49 184 0.549 0.190
100-109 126 0.683 0.270 30-39 145 0.524 0.179
90-99 131 0.626 0.237 20-29 57 0.421 0.105
80-89 115 0.478 0.209 10-19 22 0.273* 0.070
70-79 83 0.446 0.096
60-69 50 0.500 0.100
50-59 26 0.240* 0.055*
40-49 14 0.180* 0.035*

13
30-39 4 0.125* 0.020*
20-29 1 0.082* 0.011*
Semua 957 0.672 0.333 Semua 957 0.672 0.333

Pada tabel 7.1 kita memiliki axample dari meja harapan yang diambil dari tes

standar . tabel harapan ini telah diambil dari tes bakat bahasa modren (mlat). Telihat

dari tabel ini bahwa siapa pun mencetak sangat tinggi pada MLAT memiliki

probabilitas tinggi mencetak gol di ketiga atas kelas (kursus bahasa intensif) ini .

misalnya , dengan skor MLAT dari 180-189 , kesempatan berada di ketiga atas kelas

adalah 0,902.Tabel harapan yang sangat umum digunakan oleh konstruktor dari tes

standar untuk menunjukkan validitas instrumen mereka serta untuk menyediakan

guru dan konselor dengan cara memprediksi kinerja masa depan .

Melihat bahwa ketika tabel expentancy sedang dibuat, orang yang pertama

dikelompokkan atas dasar kinerja pada beberapa variabel prediktor. Proporsi siswa

di setiap kelompok yang jatuh pada setiap dari berbagai tingkatan pada variabel

prediksi dihitung. Akhirnya , proporsi yang digunakan sebagai perkiraan probabilitas

bahwa seseorang pada tingkat tertentu pada variabel prediktor akan jatuh pada

tingkat tertentu pada variabel diprediksi.

4. Menggunakan uji tes standar penggunaan untuk mencari berasal dan

prediksi.

Untuk membuat interpretasi dari hasil tes standar adalah mendapatkan

petunjuk guru yang menyertai uji yang digunakan dan menemukan bagian yang

berkaitan dengan interpretasi dan membaca itu sangat hati-hati.

14
Ketika Anda akan menafsirkan skor dari tes standar , mencari penguji petunjuk
berikut :
1. Jenis nilai yang tersedia .
2. Tipe kelompok norma yang tersedia
3. Jenis atau informasi yang diukur dengan tes ( ini akan menjadi daftar tujuan
perilaku jika tes ini kriteria direferensikan ) .
4. lokasi grafik yang akan digunakan untuk mengkonversi skor mentah untuk skor
berasal
5. setiap rumus yang diberikan untuk mengkonversi skor mentah untuk skor
berasal .

Setelah dibiasakan diri dengan manual dan telah berada informasi yang

ditunjukkan di atas, maka harus memutuskan pada jenis penilaian yang akan dibuat.

jika anda berencana untuk membuat norma direferensikan penilaian, anda harus

memutuskan yang beberapa norma kelompok Anda akan ingin menggunakan

sebagai kelompok referensi . kadang-kadang tes standar akan memiliki hanya satu

kelompok norma (sering disebut sebagai norma-norma nasional ) .norma kelompok

ini diduga sekelompok mahasiswa perwakilan dari semua siswa di Amerika Serikat

pada tingkat kelas tertentu ( s ) yang diukur. (TenBrink, 1974)

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi tidak dapat dilepaskan dari kegiatan pendidikan. Evaluasi berperan
dalam mengukur tingkat pencapaian program pendidikan secara khusus kegiatan
pembelajaran. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk kepentingan pengambilan
kebijakan bagi pihak yangg terkait. Untuk melakukan evaluasi diperlukan alat
pengukuran yang tepat sesuai dengan jenis evaluasi atau penilaian yang dipilih.
Salah satu alat evalusi adalah tes. Tes adalah sekumpulan pertanyaan atau latihan
atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh sesesorang atau kelompok.
Sebagai alat evaluasi hasil belajar, tes minimal mempunyai dua fungsi,
yaitu: untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau
tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu ; dan untuk menentukan
kedudukan atau perangkat siswa dalam kelompok, tentang penguasaan materi atau
pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.
Guru dapat mengembangkan tes sendiri untuk digunakan di kelasnya sendiri
(teacher-made test) atau guru dapat menggunakan tes standar (standardized test).
Tes standar adalah tes yang berdasarkan kepada standar-standar yang telah
ditentukan : standar teknis dan parktis, serta telah diuji kelayakannya oleh para
ahli. Sementara tes buatan guru hanya berlaku untuk menilai dan membandingkan
siswa di kelasnya sendiri sementara tes standar dapat digunakan untuk menilai dan
membandingkan kemamuan siswa lintas kelas dan lintas sekolah. Suatu tes standar
dapat berlaku lebih umum misalnya suatu daerah, Negara atau berlaku
internasional.
Beberapa tes standar yang telah dikembangkan yaitu : tes intelegensi, tes bakat, tes
prestasi akademik, tes minat, dan teskepribadian.

B. Saran
Jadi dengan mempelajari tes standard dan memilih tes standar, semoga ilmu
pengetahuan dan wawasankita dapat bertambah setelah mempelajari materi ini,

16
terutama untuk guru. Karena hal tersebut menjadi salah satu titik tolak dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari teman-teman terutamanya dosen pembimbing demi perbaikan
makalah kami ke depannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2017). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Jihad, A., & Haris, A. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
TenBrink, T. (1974). EVALUATION : A Practical Guide For Teachers. Columbia:
McGraw- Hill Book Company.

18
19

Anda mungkin juga menyukai