1. Tanggal
Selasa, 21 Agustus 2019
2. Kode Kegiatan
F1
3. Peserta
Lain-lain
4. Judul Laporan
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
5. Latar Belakang
BIAS adalah bulan dimana seluruh kegiatan imunisasi dilaksanakan di seluruh
Indonesia yang perencanaannya dilakukan pada tanggal 14 Nopember 1997 oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Menteri
Kesehatan. Imunisasi dalah pemberian vaksin dengan tujuan agar mendapatkan
perlindungan (kekebalan) dari penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I). Tujuan pelaksanaan BIAS adalah mempertahankan Eleminasi Tetanus
Neonaturum, pengendalian penyakit Difteri dan penyakit Campak dalam jangka panjang
melalui imunisasi DT, TT dan Campak pada anak sekolah.
6. Permasalahan
Mempertahankan Eleminasi Tetanus Neonaturum, pengendalian penyakit Difteri dan
penyakit Campak dalam jangka panjang melalui imunisasi DT, TT dan Campak pada anak
sekolah
5. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki derajat kesehatan
optimal. Dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 yang menegaskan
Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dalam mendukung
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Pendekatan Keluarga bukanlah program
baru, melainkan salah satu cara Puskesmas meningkatkan jangkauan sasaran dan
meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga.
Pendekatan Keluarga bertujuan untuk: 1) Meningkatkan akses keluarga pada pelayanan
kesehatan yang komprehensif dan bermutu ; 2) Mendukung pencapaian SPM
Kabupaten/Kota dan SPM provinsi; 3) Mendukung pelaksanaan JKN; 4) Mendukung
tercapainya Program Indonesia Sehat. Dari aspek legal, peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) telah diterbitkan. PIS-PK dilaksanakan oleh
Puskesmas dengan ciri sebagai berikut: 1) Sasaran utama adalah Keluarga; 2)
Mengutamakan upaya Promotif-Preventif, disertai penguatan upaya kesehatan berbasis
masyarakat (UKBM); 3) Kunjungan rumah dilakukan Pusksmas secara aktif untuk
peningkatan outreach dan total coverage; dan 4) Pendekatan siklus kehidupan atau life
cycle approach.
6. Permasalahan
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya 12 Indikator PIS-PK (Keluarga
mengikuti program KB; Persalinan di Fasilitas Kesehatan; Bayi mendapat imunisasi dasar
lengkap; Bayi mendapat ASI eksklusif; Pertumbuhan Balita dipantau; Penderita TB paru
berobat sesuai standar; Penderita hipertensi berobat teratur; Penderita gangguan jiwa tidak
ditelantarkan dan diobati; Anggota keluarga tidak ada yang merokok; Keluarga sudah
menjadi anggota JKN; Keluarga mempunyai saran air bersih; Keluarga menggunakan
jamban sehat) sebagai dasar tercapainya keluarga sehat di lingkup kerja Puskesmas
Kampung Sawah
Laporan UKM 3
1. Tanggal
Kamis, 25 April 2019
2. Kode Kegiatan
F3
3. Peserta
Masyarakat
4. Judul Laporan
INTERVENSI LANGSUNG DALAM UPAYA PENINGKATAN CAPAIAN IVA TEST SEBAGAI
DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DI PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH
5. Latar Belakang
Kanker serviks (leher rahim) merupakan jenis kanker terbanyak setelah kanker
payudara yang di jumpai pada wanita di seluruh dunia dan merupakan penyebab utama
kematian di banyak negara berkembang. Berdasarkan data WHO tahun 2012, kanker
serviks merupakan kanker terbanyak ke-4 yang mengenai wanita, dengan estimasi
530.000 kasus baru di tahun 2012 atau sebanyak 7,9% dari seluruh kanker yang mengenai
wanita. Kurang lebih 90% dari 270.000 kematian akibat dari kanker serviks pada tahun
2015 terjadi di negara-negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang dengan kasus kanker serviks yang tinggi. Berdasarkan pusat data dan
informasi kementerian kesehatan Republik Indonesia, kanker serviks menduduki urutan
kedua dari 10 kanker terbanyak. Menurut perkiraan Departemen Kesehatan RI saat ini,
jumlah wanita penderita baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk
dan setiap tahun terjadi 40 ribu kasus kanker serviks. Diperkirakan setiap satu jam
seorang perempuan meninggal karena kanker serviks. Cakupan program skrining kanker
serviks di Indonesia baru sekitar 5% perempuan yang melakukan deteksi dini kanker
serviks. Sehingga hal itulah yang dapat menyebabkan masih tingginya kasus kanker
serviks yang ditemukan sudah dalam stadium akhir di Indonesia. Salah satu modalitas
deteksi dini kanker serviks yang mudah, murah dan solutif adalah pemeriksaan IVA test
(Inspeksi Visual Asam Asetat). Oleh karena itu pemeriksaan IVA test ini menjadi solusi aktif
dalam meningkatkan angka cakupan deteksi dini kanker serviks.
6. Permasalahan
Rendahnya kemauan para wanita usia subur untuk secara berkala melakukan
pemeriksaan IVA test yang berdampak pada rendahnya angka cakupan deteksi dini
kanker serviks.
7. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Intervensi : Penyuluhan dan pengadaan acara Gebyar IVA test
Metode :
Penyuluhan mengenai kanker serviks dan IVA test kepada para kader Posyandu,
Prolanis dan masyarakat yang dilakukan diberbagai kesempatan serta sosialisasi
mengenai pengadaan acara Gebyar IVA test oleh Puskesmas Kampung Sawah
Bertemu dengan para pemegang program baik dilingkup Puskesmas, Kecamatan
hingga Dinas Kesehatan dalam rangka realisasi kegiatan Gebyar IVA test
Realisasi acara Gebyar IVA test
Target : Wanita usia subur dilingkup kerja Puskesmas Kampung Sawah
8. Pelaksanaan Intervensi
Penyuluhan dan sosialisasi
o Tanggal :26/08/19 – 05/09/19
o Lokasi : Aula Puskesmas Kampung Sawah dan rumah para Kader
Posyandu dan Prolanis
9. Evaluasi
Dinilai dengan mengamati kenaikan atau penurunan angka cakupan deteksi dini kanker serviks
perbulannya di lingkup kerja Puskesmas Kampung Sawah
Laporan UKM 4
1. Tanggal
Sabtu, 9 Februari 2019
2. Kode Kegiatan
F5
3. Peserta
Masyarakat
4. Judul Laporan
Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu) Komplek Ciputat Baru
5. Latar Belakang
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan
wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut
dini faktor risiko penyakit tidak menular secara mandiri dan berkesinambungan.
Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap penyakit tidak
menular mengingat hampir semua faktor risiko penyakit tidak menular tidak
memberikan gejala pada yang mengalaminya. Faktor resiko penyakit tidak menular
meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang
aktivitas fisik, obesitas, stress, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol, serta
menindaklanjuti secara dini faktor resiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan
dan segera merujuk ke fasiitas pelayanan kesehatan dasar.
6. Permasalahan
Kurangnya kesadaran masyarakat usia lanjut untuk memeriksakan kesehatan dirinya,
maupun untuk kontrol penyakit kronis dan tidak menularnya
8. Pelaksanaan Intervensi
Tanggal :Sabtu, 9 Februari 2019 pukul 08.00-12.00
Lokasi : Balai Warga Komplek Ciputat Baru
9. Evaluasi
Setiap bulan saat diadakan posbindu di wilayah tersebut, pantau kadar
kolesterol, gula dan asam urat pada msyarakat yang sudah lanjut usia.
Upayakan promotive dan preventif dengan edukasi penerapan pola hidup sehat
pada warganya.
Bekerja sama dengan petugas puskesmas, memantau terjadinya angka kejadian
sakit pada lansia di wilayah tersebut.