Anda di halaman 1dari 6

ANDHIKA J.

S | 191244004 | 1-Proses Manufaktur

Zakat Dalam Perspektif Sosial dan Ekonomi

Agama islam adalah agama yang paling bijaksana. Islam mengajarkan kepada umatnya
untuk senantiasa melakukan hal-hal yang baik, menjalankan ibadah dengan benar, dan lain
sebagainya, namun tidak hanya mengajarkan untuk dilakukan oleh diri sendiri, tapi islam
memerintahkan umatnya untuk selalu mengingatkan kepada satu sama lain untuk beribadah dan
melakukan hal baik lainnya, tak luput juga islam selalu menekankan bahwa umat islam harus
saling tolong menolong tanpa pandang bulu.

Bahkan, saking pentingnya kita untuk berlaku baik kepada orang lain, azab adalah
balasan jika kita tidak melakukannya. Dengan demikian, Islam memang telah mengatur
hubungan antar sesama manusia, dengan pola interaksi yang mengedepankan nilai-nilai luhur,
sehingga hubungan dan komunkasi tetap terjalin baik dan harmonis.

Misalnya kepada tetangga, Anjuran berbuat baik terhadap tetangga sangat ditekankan
oleh Rasulullah saw. Dalam sebuah hadisnya, Rasulullah saw mempertegas perintah memuliakan
tetangga yang dikaitkan secara langsung dengan iman seseorang. Jika kamu beriman kepada
Allah dan hari akhir, maka berbuat baiklah kepada tetangga. Islam melarang kita untuk
membiarkan tetangga dalam kondisi kelaparan. Rasulullah mengabarkan kepada kita ancaman
terhadap orang yang enggan dan lalai dalam berbuat baik terhadap tetangga. Beliau bersabda:

‫وقال صلى ا عليه وسلم ما امن بي من با ت شبعان وجاره جائع الى جنبه وهو يعلم‬

“Rasulullah bersabda: Tidaklah beriman kepada-Ku orang yang tidur dalam keadaan kenyang.
Sedang tetangganya kelaparan sampai ke lambungnya. Padahal ia (orang yang kenyang)
mengetahui.”

Sudah sangat jelas bahwa kita sebagai muslim sudah sepatutnya untuk selalu bersikap
peduli terhadap sesama. Lalu bagaimana caranya untuk kita memastikan bahwa saudara-saudara
kita khususnya umat islam dalam kondisi yang baik dan tidak kesulitan? Indonesia adalah salah
ANDHIKA J.S | 191244004 | 1-Proses Manufaktur

satu negara terbesar di benua asia, dengan jumlah penduduk sekitar 269 juta. Dengan jumlah
penduduk yang sangat banyak, Indonesia kesulitan untuk memastikan pemerataan ekonomi di
dalam negeri. Yang kaya semakin kaya, yang ‘membutuhkan’ semakin menderita, seperti itulah
gambaran kondisi ekonomi penduduk Indonesia saat ini. Lalu langkah apa yang harus kita
lakukan sebagai umat muslim untuk membantu saudara-saudara kita yang kesulitan dalam segi
ekonomi? Zakat dan infaq adalah solusinya.

Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga setelah Syahadat dan Sholat, sehingga
merupakan ajaran yang sangat penting bagi kaum muslimin. Bila saat ini kaum muslimin sudah
sangat paham tentang kewajiban sholat dan manfaatnya dalam membentuk kesholehan pribadi,
tidak demikian terhadap kewajiban zakat yang berfungsi untuk membentuk keshalehan sosial.

Menurut bahasa, kata “zakat” adalah tumbuh, berkembang, subur atau bertambah. Dalam
Al-Quran dan hadis disebutkan, “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” (QS. al-
Baqarah[2]: 276); “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka” (QS. at-Taubah[9]: 103); “Sedekah tidak akan
mengurangi harta” (HR. Tirmizi).

Menurut istilah, dalam kitab al-Hâwî, al-Mawardi mendefinisikan pengertian zakat


dengan nama pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat tertentu, dan
untuk diberikan kepada golongan tertentu.

Adapun infak yaitu mengeluarkan atau membelanjakan harta yang mencakup zakat dan
non-zakat. Infak ada yang wajib ada yang sunnah. Infak wajib diantaranya kafarat, nadzar, zakat
dll. Infak sunnah diantaranya infak kepada fakir miskin sesama muslim, infak bencana alam dll.
Berbeda dengan zakat, dana infak dapat diberikan kepada siapapun meskipun tidak termasuk
dalam delapan asnaf.

Zakat dan infak adalah bagian dari amal ibadah yang diperintahkan oleh Allah kepada
seluruh umat Islam di dunia. Perbedaan zakat dan infak adalah terletak pada sifatnya wajib atau
tidak dan orang-orang yang berhak menerimanya, begitu juga dengan manfaat zakat dan infak.
ANDHIKA J.S | 191244004 | 1-Proses Manufaktur

Zakat wajib dibayarkan oleh muslim yang memenuhi syarat. Sedangkan infak adalah ibadah
sunnah bagi mereka yang memiliki kelebihan harta.

Apakah Anda sadar bahwa membayar zakat dan memberi infak bukan sekedar
memberikan uang kepada orang lain? Zakat dan infak memiliki beragam manfaat ditinjau
perspektif sosial dan ekonomi bagi orang-orang yang menerimanya. Manfaat tersebut tidak
selalu berarti pemenuhan kebutuhan fisik, tetapi juga pemenuhan kebutuhan rohani sehingga
melibatkan kesehatan mental.

Dalam pandangan ilmu sosial, ketika seorang muslim membayar zakat dan infak maka
kegiatan tersebut sama artinya dengan membangun ikatan persaudaraan dengan orang-orang
yang berada di luar lingkungan sosial mereka, menumbuhkan kenyamanan dalam kehidupan
bermasyarakat, dan menumbuhkan perasaan bersyukur karena mampu hidup dalam keadaan
lebih baik daripada orang lain.

Sedangkan bila ditinjau dari perspektif ekonomi, dana zakat merupakan modal yang
selalu tersedia dalam membangun perekonomian masyarakat fakir miskin. Dana zakat saat ini
dikembangkan bukan hanya untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat fakir miskin,
namun fungsi zakat telah mengarah kepada pemberdayaan masyarakat muslim kurang mampu
agar mereka kelak lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Selain itu juga, zakat
dapat mampu menekan kondisi ekonomi Indonesia yang buruk menjadi lebih baik, pemerataan
ekonomi semakin tercipta dengan adanya zakat yang jika dilakukan rutin oleh umat muslim.

Ada beberapa alasan mengapa zakat memiliki peran strategis dalam perekonomian.
Pertama, hampir 90 persen penduduk Indonesia beragama Islam sehingga eksistensi zakat sangat
bisa diterima sebagai salah satu instrumen pemerataan ekonmi. Kedua, meskipun tak sedikit
orang Islam yang miskin, potensi zakat bisa mencapai 7 triliun per tahun. Potensi yang lumayan
besar dan mungkin sekali bertambah jika seluruh umat Islam yang telah memenuhi persyaratan
berzakat memiliki keinginan untuk membayarkan zakatnya. Tak diragukan zakat akan menjadi
salah satu sumber penerimaan potensial Negara. Selain itu, sinergi antar lembaga-lembaga amil
zakat akan menghasilkan energi positif yang sangat besar bagi pembangunan ekonomi bangsa
ANDHIKA J.S | 191244004 | 1-Proses Manufaktur

dan masih banyak kontribusi zakat yang dapat menunjang perekonomian Indonesia agar
masyarakat semakin sejahtera dan otomatis menghilangkan istilah si kaya dan si miskin.

Namun sayangnya, pengelolaan zakat masih terbilang kurang efektif di negara kita.
Mungkin beberapa alasan di bawah ini bisa menjelaskan sebab pengelolaan zakat yang tidak
efektif di Indonesia:

1. Kesadaran masyarakat yang kurang terhadap peran zakat bagi perekonomian. Zakat
sebagai intrumen penting tidak hanya sebatas pemenuhan rukun Islam, namun lebih
luas dalam sudut pandang agama, sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
Dorongan zakat yang terlihat saat ini hanya dari sisi pemenuhan
kewajiban muzakki (orang yang membayar zakat), padahal ada hal penting lain
berupa sisi kemanfaatan masa depan bagi mustahik(orang yang menerima zakat).
Zakat sebagai instrumen penting distribusi ekonomi agar harta para aghniya (orang
kaya) bisa beredar ke kalangan dhuafa (orang lemah ekonomi). Menurut data salah
satu LAZ terpercaya, Dompet Dhuafa, menilai potensi zakat di Indonesia bisa
mencapai Rp. 217 trilyun. Namun realistisnya yang terhimpun baru sekitar Rp. 2,73
trilyun, artinya baru sekitar satu persen zakat yang terhimpun dari potensi zakat
yang ada di Indonesia. (Kompas.com 2/7/16). Dari realitas ini masyarakat harus
kembali digalakkan pemahamannya tentang zakat, karena awamnya yang dipahami
masyarakat hanya berupa zakat fitrah yang dikeluarkan saat Bulan Ramadhan saja.
Padahal, jenis zakat dan tujuan berzakat itulah yang penting diedukasi kepada
masyarakat.

2. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintah yang lemah dan tidak


transparan. Harus diakui bahwa BAZ yang dibentuk pemerintah masih jauh dari
prinsip professional-productive. BAZ Daerah yang dibentuk oleh pemerintah hanya
menerima pengumpulan yang sifatnya masih terbatas pegawai negeri dan zakat
profesi. Meskipun tidak semua, tapi kebanyakan masyarakat lebih memilih LAZ
(Lembaga Amil Zakat) yang dibentuk oleh non-pemerintah karena lebih dipercaya
dan lebih fleksibel untuk pengumpulannya. Zakat yang dibayarkan dapat dilakukan
ANDHIKA J.S | 191244004 | 1-Proses Manufaktur

sewaktu-waktu dan bentuk zakat yang disalurkan bermacam-macam, seperti zakat


fitrah, zakat mal, zakat profesi, zakat pertanian, zakat fidyah, qurban, hingga
menerima shodaqoh berupa pakaian dan barang-barang bekas yang masih layak dan
bisa dimanfaatkan kembali. Jika dilihat, masyarakat Indonesia lebih menginginkan
hal yang praktis dan mudah dalam pengelolaan zakat. Keterbatasan lembaga
pemerintah tidak menutupi perspektif masyarakat akan kekurangan yang dimiliki,
bisa jadi karena faktor ketidaknyamanan saja; atau bisa jadi ketidakpercayaan itu
muncul atas lemahnya sistem birokrasi dan good governance dalam tubuh lembaga
itu sendiri. Maka penting untuk mengatur positioning lembaga pemerintah terhadap
zakat sehingga masyarakat tidak hanya sekedar pemenuhan pribadi atas kewajiban
agamanya, tapi karena dorongan kesejahteraan masyarakat yang harus dikelola oleh
negara.

3. Kurangnya dukungan negara untuk proaktif dalam berjalannya UU tentang zakat.


Tugas pemerintah tidak hanya menyediakan pelayanan dan menciptakan kondisi
yang kondusif, harus ada ketegasan yang ditunjukkan kepada para muzakki agar
terwujudnya pembangunan ekonomi bersama melalui zakat. Pendekatan harus terus
dilakukan oleh pemerintah berbarengan dengan penekanan akan pentingnya
membayar zakat bagi seorang muslim. Sayangnya tidak ada sanksi yang dijelaskan
bagi yang tidak membayar zakat, yang ada sanksi bagi lembaga pengelola yang
menyalahi aturan. Berbeda dengan zaman Abu Bakar ash Shiddiq yang tegas
terhadap rakyatnya yang tidak membayar zakat, zaman sekarang pemerintah justru
tegas terhadap rakyat yang tidak membayar pajak, itupun dirusak citranya karena
pengelolaan pajak yang amburadul karena sering menjadi objek korupsi.

4. Tidak adanya standar baku tentang zakat ditengah heterogen masyarakat yang
awam terhadap zakat. Masyarakat awam hanya mengetahui pembayaran zakat
hanya saat bulan Ramadhan, selain zakat fitrah jarang orang yang paham akan
hukum kewajiban zakat lainnya. Meskipun sebagian sudah paham, banyak yang
menyalurkannya langsung kepada orang yang membutuhkan (mustahik) atau
lembaga penyalur non-pemerintah. Hal ini timbul karena menurunnya tingkat
ANDHIKA J.S | 191244004 | 1-Proses Manufaktur

kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, dikarenakan buruknya sistem


pemerintahan ditengah maraknya korupsi pejabat negara. Dikhawatirkan
pendistribusiannya memakan waktu lebih lama, tidak merata, atau ada pemotongan
biaya. Apalagi keluarnya UU No. 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat melahirkan
multitafsir sehingga kontroversi untuk menggugat UU ini ke pengajuan banding
Mahkamah Konstitusi semakin banyak dibicarakan. Terutama bagi
para Amil (pengelola) Zakat yang sudah dipercaya oleh masyarakat namun dibatasi
geraknya karena ada syarat ormas yang dicantumkan dalam Undang-undang.

5. Distribusi zakat hanya untuk kepentingan konsumtif masyarakat. Zakat yang


disalurkan untuk konsumsi masyarakat tidaklah salah, karena tujuan zakat untuk
memenuhi kebutuhan dasar mustahik. Namun alangkah baiknya jika penyaluran
zakat didistribusikan untuk kepentingan produktif sehingga kaum dhuafa mampu
mandiri dan manfaatnya dirasakan untuk jangka panjang. Hal ini yang menjadikan
zakat mampu mengentaskan kemiskinan, karena prinsipnya masyarakat tidak
diberikan ikan segar melainkan alat pancing yang akan mereka gunakan untuk
menangkap ikan lebih banyak. Disamping itu Islam memandang keharusan
pemerintah untuk menjamin kebutuhan asasi manusia berupa kesehatan, keamanan,
pendidikan, dan makanan pokok bagi setiap individu rakyatnya.

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sudah selayaknya Indonesia
memperhatikan potensi zakat dan infak sebagai salah satu modal utama dalam pembangunan.
Dimensi sosial dan ekonomi yang dimiliki oleh amal ibadah zakat merupakan kombinasi yang
tepat bagi pembangunan rakyat Indonesia secara fisik dan mental maupun materi. Dari sini kita
semakin menyadari bahwa agama Islam membawa rahmat bagi seluruh alam.

Anda mungkin juga menyukai