Anda di halaman 1dari 79

Tugas

OBSERVASI SISTEM MANAJEMEN INDUSTRI


CV. AMANDA BROWNIES MAKASSAR

Oleh :

ABDULLAH
16 022 014 027

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
2019
LEMBAR PENILAIAN

OBSERVASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Nama : ..………………..

NIM : ………………….

Hari, Tanggal : ………………….

Materi : ………………….

Aspek yang dinilai 61-70 71-80 81-90 91-100

1. Makalah Observasi

2. Kualitas kedalaman Materi

3. Kronologi pembahasan Materi

4. Pemahaman Materi

5. Penguasaan Materi

Skor

Komentar/Saran

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

Makassar,……………….2019

Penilai,

....................................................

i
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan hasil observasi ini

yang berjudul “OBSERVASI SISTEM MANAJEMEN INDUSTRI DI CV. AMANDA

BROWNIES MAKASSAR” dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna.

Hal ini disebabkan oleh pengetahuan dan pengalaman penulis yang cukup terbatas.

Kekurangan penulis ini dapat diatasi oleh perhatian, dukungan, dan bantuan dari

berbagai pihak yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Hakim S.T.,M.M selaku Dosen mata Kuliah Managemen industri

2. Ibu Rey selaku Manager Produksi yang telah menyediakan waktu sejenak

serta telah memperbolehkan tempat usahanya dilakukan observasi oleh

kelompok kami.

3. Berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

mendukung dan berpartisipasi dalam penyelesaian karya tulis ini.

Akhirnya, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritikan dari berbagai

pihak sebagai perbaikan untuk karya tulis ini. Semoga Alloh SWT selalu

melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Makassar, 29 November 2019

Abdullah

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENILAIAN ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Deskripsi Umum Proyek .............................................................................. 3

1.3 Pelaksanaan Observasi ............................................................................. 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ruang Lingkup .......................................................................................... 16

2.2 Pekerjaan Yang Ditinjau ............................................................................ 32

BAB III OBSERVASI LAPANGAN

3.1 Metode Observasi ..................................................................................... 33

3.2 Hasil Observasi ......................................................................................... 39

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Kebijakan ................................................................................................... 64

4.2 Gambaran Ideal Dengan Kondisi Lapangan.............................................. 65

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 70

5.2 Saran ......................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara dengan jumlah unit Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM) terbanyak dibandingkan dengan Negara lain

yaitu mencapai 65 juta unit. Usaha kecil dan menengah merupakan salah

satu bagian penting dari Negara yang berkembang. Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah berperan besar dalam menunjang perekonomian serta

pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan memberikan kontribusi terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61,41% dan penyerapan tenaga

kerja hampir 97%.

Menurut undang – undang No. 20 tahun 2008 tentang usaha mikro,

kecil dan menengah. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah

usaha ekonomi yang produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak organisasi

atau bahkan cabang organisasi yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam undang – undang.

Salah satu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang ada di

Indonesia khususnya di kota Makassar adalah Amanda Brownies. Amanda

brownies merupakan salah satu badan usaha kuliner di kota makassar

yang memiliki ciri khas dengan kualitas produk yang tinggi. Memulai

penjualan pada tahun 2000 dengan

1
nama “Amanda” yaitu singkatan dari “Anak mantu damai” produk yang di

tawarkan kepada konsumen berupa kue dengan kualitas tebaik di

Indonesia. Seiring dengan perkembangan pasar Amanda menjadi leader di

kota makassar dengan tetap mempertahankan, memperbaiki dan terus

meningkatkan produk yang dimiliki. Terbukti dengan adanya inovasi

produk yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman, permintaan

dan kebutuhan konsumen.

Suatu usaha dapat dikategorikan sebagai Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah apabila memenuhi kriteria yang sesuai dengan pasal 6 (2)

undang – undang No. 20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan

menengah. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yaitu memiliki

kekayaan bersih lebih dari Rp 50 juta sampai dengan yang paling banyak

Rp 500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

memiliki penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta sampai dengan paling

banyak Rp 2,5 Miliyar.

Kegiatan usaha saat ini, khususnya Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah saling bersaing untuk mencapai target yang maksimal agar

dapat bertahan dari ketatnya persaingan. Saat ini dituntut untuk mampu

bekerja dengan efektif, efisien dan produktif , solusin yang harus dilakukan

untuk menghadapi persaingan adalah meningkatkan daya saing, baik dari

segi produk maupun kualitas produksi perusahaan.

Tujuan organisasi dapat dilaksanakan dan diwujudkan dengan


beberapa faktor, salah satu yang memiliki keterkaitan adalah manajemen
sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan hal yang

2
terpenting dalam sebuah perusahaan, yang dapat mendorong
perkembangan ilmu tentang bagaimana
mendayagunakan sumber daya manusia agar mencapai suatu kondisi

yang optimal. Dari sudut pandang manajemen ada beberapa persyaratan

agar suatu tujuan perusahaan dapat dikelola secara efektif. Keefektifan

perusahaan sangat bergantung kepada fleksibilitas dan kesiapan

menghadapi lingkungan serta kemampuan memperoleh sumber daya yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan perusahaan tersebut.

Mengingat pentingnya keberadaan sumber daya manusia di era globalisasi

ini salah satu upaya yang harus dicapai oleh perusahaan adalah dengan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan meningkatnya

kualitas sumber daya manusia diharapkan dapat meningkatkan kinerja

karyawan. Pentingnya kinerja karyawan, sehingga sering kali kinerja

karyawan menjadi masalah yang harus dihadapi dan di selesaikan guna

membantu perusahaan di dalam mencapai tujuannya. Kinerja karyawan

bukan hanya merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kedanya tetapi termasuk

proses bagaimana pekerjaan berlangsung untuk mencapai hasil kerja.

Kinerja karyawan dikatakan penting, karena dapat digunakan untuk

mengetahui dan menilai sejauh mana karyawan dapat melaksanakan

tugas dan pekerjaan yang telah diberikan perusahaan.

1.2 Deskripsi Umum Objek Observasi

1.2.1 Sejarah Umum Perusahaan

Bisnis keluarga ini sebenarnya diawali sang ibu, Ny. Sumiwiludjeng. Ibu

berdarah Jawa ini sejak muda sudah memiliki hobi memasak dan

membuat berbagai macam kue. Sejak tiba di Bandung tahun 1976,

mengitkuti suaminya, Sjukur Bc.Ap., yang ditempatkan di Pos Giro

Bandung, Ny. Sumiwiludjeng sudah menekuni hobinya. Makanan yang

dibuatnya tidak terbatas pada kue-kue basah seperti lemper atau bolu

3
kukus yang menjadi kue andalannya, tetapi juga nasi tumpeng dan nasi

dus.

Bisnis kue kecil-kecilan ini sudah digeluti ibunya sejak masih di Jawa

Timur. Kalau dihitung bundanya sudah lebih dari 35 tahun menggeluti

bisnis kue itu. Namun karena keterbatasan modal dan pemasaran, bisnis

kuenya tidak dapat berkembang secara optimal dan hanya cukup sebagai

tambahan penghasilan.

Upaya untuk mengembangkan bisnis kue lebih serius, baru dilakukan

tahun 2001. Pada waktu itu, anak-anak Ibu Sjukur yaitu Joko Ervianto dan

tiga adiknya Andi Darmansyah, Sugeng Cahyono, dan Rizka Kurniawan

sudah beranjak dewasa dan menyadari betul, resep bolu kukus coklat

warisan keluarganya berpotensi untuk dimodifikasi sebagai kue yang unik

dan khas. Sebagai anak tertua, Joko yang saat itu sudah malang

melintang mencoba berbagai macam bisnis, melihat potensi yang dimiliki

ibunya dengan. Sekalipun tanpa modal finansial, Joko bertekad untuk


mengembangkan bisnis ibunya. Dengan bermodalkan sebuah mixer Bosch

dan alat kukus buatan sendiri, mereka melakukan modifikasi pada resep

warisan tersebut. Berkali-kali dicoba, berkali-kali pula mereka mengubah

karena rasanya yang belum pas. Rasa yang pas baru diperoleh satu tahun

kemudian. Awalnya saat percobaan membuat rasa kue bolu dapat

menyerupai kue brownies yang legit memerlukan proses, bahkan sempat

kue dibakar tapi ternyata gagal sehingga pada akhirnya dikukus, yang

ternyata membawa keunikan tersendiri bagi pencinta kue di Bandung.

Mulailah kue ini dipasarkan secara lebih profesional. Mereka kemudian

mendirikan CV Amanda. Meskipun nama Amanda Menyerupai nama

seorang wanita, tetapi nama itu tidak ada sangkut pautnya dengan wanita.

Amanda ini kepanjangan dari Anak Mantu Damai, maksudnya adalah


supaya usaha dapat langgeng dan bisa memberi penghasilan yang baik

bagi anak-anak dan mantu. Keluarga Sjukur kemudian membuka toko kecil

4
di Metro, Soekarno-Hatta. Agar menarik perhatian pembeli,mereka

membawa serta alat kukusnya sehingga pembeli bisa mendapatkan kue

brownies yang masih hangat. Pada awalnya produksi kuenya per

harihanya tiga sampai empat loyang. Kue-kue tersebut dijual Rp.1000,- per

potong. Hingga beberapa lama, bisnis kuenya belum memberikan

keuntungan yang besar. Hingga pada suatu hari, keluarga ini

mendapatkan cobaan. Toko kecil mereka terbakar habis, yang tersisa

hanyalah alat pengocok kue atau mixer. Namun demikian mereka tidak

berputus asa, bisnis kuenya dipindahkan ke jalan Tata Surya yang masih

di kawasan Komplek Margahayu Raya Bandung. Siapa sangka

kepindahan mereka ke alamat baru ternyata membawa berkah tersendiri.

Perlahan tapi pasti, usaha rumahan ini mulai menunjukkan hasil. Dalam

satu hari produksinya meningkat menjadi 10-20 loyang. Penjualannya tidak

lagi per potong tetapi setiap satu loyang. Semakin lama bisnis kue ini

ternyata semakin maju. Pemasaran via telefon ternyata sangat efektif.

Jumlah pemesan pun meningkat dengan tajam pada tahun 2003. Untuk

memenuhi permintaan yang semakin membludak, Joko harus

meningkatkan kapasitas mixer yang semula mampu mengocok 0,5 ton

adonan menjadi 1,5 ton adonan untuk sekali kocok. Sekali mengocok

adonan bisa mengisi 300 loyang besar ukuran 24 x 24 cm.

Akhirnya toko dipindahkan kembali ke jalan rancabolang no.5 Margahayu

Raya Bandung, kemudian membangun pabrik di atas tanah 2500 m 2 di

jalan rancabolang, tidak jauh dari toko ini. Jumlah karyawan pun sudah 30

orang, padahal di JL. Tata Surya hanya 3 orang saja. Sekarang kalu

pesanan sedang ramai, biasanya Sabtu-Minggu, mereka harus membuat

adonan 4-5 kali. Para karyawan pun terpaksa harus lembur sampai malam.

Sedangkan hari-hari biasa, tak kurang dari 3 kali mixernya harus mengocok
adonan. Kini bisnis kuenya sudah turut meramaikan bisnis kue basah di

kota Bandung Joko dan adik-adiknya pun terus memikirkan pengembangan

5
kuenya agar produknya tetap disukai pelanggan. Sedangkan untuk

pemasaran, mereka tetap berupaya mandiri. Dengan mempertahankan

identitas produk sebagai kue khas Bandung. Ny. Sjukur dengan suaminya

kini bisa tertawa bahagia. Ny.Sjukur yang “dipensiunkan” anak-anaknya

dari bisnis kuenya, kini bisa menikmati hari-harinya dengan tenang. Hasil

upayanya selama puluhan tahun telah menunjukkan hasil yang

memuaskan. Bahkan berkat brownies kukus pula, ia dan suami dapat

menunaikan ibadah haji. Satu yang diharapkan, bisnis yang dimulai dari nol

ini dapat tetap langgeng dan dapat menghidupi anak-anak dan mantunya,

sesuai nama perusahaannya Amanda “Anak Mantu Damai”.

1.2.2 Stuktur Organisasi

Stuktur organisasi adalah bentuk kerjasama dalam usaha untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Stuktur organisasi

dapat dianggap sebagai kerangka dasar menhyluruh yang mempersatukan

fungsi-fungsi suatu perusahaan dan menentukan hubungan-hubungan

antara personal (individu) yang melakukan fungsi-fungsi tersebut :

Stuktur Organisasi pada CV Amanda Brownies Kukus adalah

sebagai berikut :

1. Pimipinan dibantu oleh staff dan ada kesatuan dimasing-masing lini atau

divisi dari tingkat yang paling atas hingga tingkat yang paling bawah.

2. Staff mempunyai wewenang fungsional, memberikan bantuan berupa

pemikiran, tenaga, keuangan, material, fasilitas, sarana dan prasarana

yang sanggup mendukung pelaksanaan tugas pokok organisasi.

3. Kepala atau pimpinan mempunyai wewenang kekuasaan yang kuat.

Dalam Organisasi perusahaan ini, terdapat 8 bagian, dimana pada

tiap bagian, masing-masing dikepalai oleh kepala bagian dan mempunyai

beberapa staff, bagian organisai perusahaan CV. Amanda ini sebagai


berikut :

1. Bagian Operasional

6
2. Bagian Keuangan

3. Bagian Produksi

4. Bagian Personalia

5. Bagian Humas
6. Bagian Sales

7. Bagian Ware House

8. Bagian Security

Adapun Job Description (JD) dari unit-unit utama Management

perusahaan ini diantaranya adalah :

1. Komisaris

 Sebagai Investor atau penanam modal bagi perusahaan dimana saat rapat

perusahaan suara komisaris sangat berpengaruh pada saat pengambilan

keputusan

1. Direktur Utama

 Sebagai Pembuat keputusan (decision maker) dan memimpin jalannya

kegiatan perusahaan

 Menetapkan kebijakan strategi operasional perusahaan, rencana kerja dan

anggaran serta rencana kerja dan anggaran perusahaan serta rencana

operasional lainnya

 Mengawasi kegiatan perusahaan dibagian produksi, bagian keuangan,

bagaian administrasi dan bagian ke tenaga kerjaan

2. Direktur Operasional

 Menyusun renacan anggaran berdasarkan keadaan usaha perusahaan dan

norma-norma
 Mengawasi dan mengkoordinir karyawan dalam melaksanaan planning

yang telah digariskan


 Memberikan petunjuk-petunjuk dan arah pelaksanaan kerja agar planning

dapat terlaksana dengan baik.

7
 Bertanggung jawab terhadap Direktur atas jalannya planning dan strategy

yang telah digariskan.

3. Direktur Keuangan

 Merencanakan dan merumuskan program operasional, yang meliputi,

keuangan serta administrasi dan pembukuan.

 Mengkoordinasikan, melaksanakan serta mengevaluasi dan mengendalikan

pelaksanaan tugas-tugas di bidang administrasi dan keuangan

 Membantu Direktur keuangan dalam penyusunan konsep peraturan tata

cara pembelian barang-barang dan bahan baku perusahaan baik untuk

keprluan kantor maupun untuk keperluan produksi

4. Kepala Pabrik

 Mengkoordinasikan pelaksanaan kerja staff dibawah pimpinannya

diantaranya adalah wakil kepala pabrik, kepala produksi, keamanan dan


staff karyawan pabrik

 Mengawasi dan bertanggung jawab atas jalannya proses produksi

perusahaan

5. Kepala Produksi

 Bertanggunjawab secara langsung terhadap proses produksi

 Mengkoordinasikan, melaksanakan serta mengevaluasi dan mengendalikan

pelaksanaan kegiatan di bagian logistik baik bahan baku langsung maupun

tidak langsung

 Bertanggung jawab langsung atas staff dibawahnya yaitu Staff persediaan

bahan baku, Staff persediaan bahan jadi, Staff quality control.

6 Personalia

 Bertanggung jawab atas barlangsungnya koordinasi seluruh karayawan,

baik karyawan pabrik dan karyawan toko.

 Mengatur seluruh hak dan kewajiban seluruh karyawan


7. Humas

8
 Merencanakan dan merumuskan strategi dan program pemasaran dalam

rangka mencapai target penjualan yang telah diterapakan.

 Mengkoordinasikan, melaksanakan serta mengevaluasi dan mengendalikan

pelaksanaan kegiatan pemasaran.


 Mengadakan Market research terhadap keberadaan konsumen

 Menjadi juru bicara perusahaan dalam menghadapi pihak luar perusahaan.


 Bertanggung jawab langsung atas staff dibawahnya yaitu Staff Kepala Toko

dan bagian umum.

8. Kepala Toko

 Bertanggung jawab atas kelangsungan jalannya Toko


 Mengkoordinasi dan Bertanggung jawab langsung atas staff dibawahnya

yaitu staff cashier, staff kue, staff pelayanan, staff pesanan, staff packing

 Bertanggung jawab atas jumlah penjualan per-harinya

9. Koordinator dan karyawan toko

 Bertanggung jawab kepada pimpinan diatasnya

 Bertanggung jawab atas tugasnya masing

1.2.3 Visi - Misi CV Amanda

CV Amanda memiliki visi dan misi perusahaan sebagai bentuk

pengabdian perusahan terhadap semua pihak, baik yang terlibat langsung

maupun tidak langsung

 Visi CV Amanda

“Menjadi Leader kue Brownies kukus berkualitas, dengan pelayanan dan

cita rasa terbaik di Indonesia”.

 Misi CV Amanda

 Memperkenalkan dan selalu membuat inovasi produk yang berkualitas,

guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen

 Menciptakan nilai pertumbuhan pasar secara berkesinambungan.

9
 Memberikan dan memperkenalkan kualitas terbaik dari daur hidup produk

kepada pelanggan dengan mempertahankan cita rasa yang telah

dipercaya.

1.2.4 Sistem Proses Produksi Brownies Kukus

CV Amanda Brownies kukus seperti telah dikemukakan adalah perusahaan

yang bergerak dalam bidang pembuatan kue, bahan dasar yang dipakai

dalam proses produksi CV Amanda adalah telur, gula, coklat, tepung dan

bahan pendukung lainnya yang didapat dari produsen lokal maupun import

Proses produksi Brownies kukus dilakukan melalui beberapa tahap sebagai

berikut :
1. Marketing

Pada tahap ini bagian marketing merencanakan berapa produksi kue yang

akan dibuat ditiap produksinya. Bagian ini telah mengetahui rencana produksi

sesuai dengan pembelian tiap harinya.

2. Produksi

Pada tahap ini bagian produksi memulai membuat kue sesuai dengan

rencana yang telah dibuat oleh bagian markerting. Pada awal tahap

pembuaan kue bagian produksi menyiapan bahan-bahan dasar kue tersebut.

Adapaun bahan-bahan kue, sebagai berikut :

 Brownies Kukus rasa Original

Bahan I

- 7 butir telur (350 gram)

- ½ sdt vanili bubuk

- ½ sdt garam

- 200 gram gula pasir halus

Bahan II

- 125 gram tepung terigu protein rendah

- ½ sdt baking powder

10
Bahan III

- 15 gram cake emulsifier

Bahan IV

- 50 ml minyak sayur

- 50 ml margarin

- 25 gram coklat bubuk

- 1 sdm coklat pasta

Bahan V

- 250 gram dark cooking chocolate (cairkan dan dinginkan)

- 10 gram margarin

 Proses produksinya

Kocok bahan I hingga gula larut, masukan bahan II dan bahan III, kocok

kembali hingga kental dan mengembang

Tuang larutan bahan IV, aduk perlahan dengan spatula hingga tercampur

rata

Tuang adonan ke dalam 2 buah loyang ukuran 24 x 24 cm yang telah diolesi

terlebih dahulu dengan plastik bening, ratakan.

Masukan ke dalam panci pengukukus yang telah dididihkan, kukus selama 30

menit hingga matang. Angkat dan dinginkan

Campur dan aduk bahan V hingga tercampur rata, sisikan.

Ambil 1 buah cake, lapisi dengan coklat ganache lalu tumpuk dengan cake

yang satunya. Siram kembali seluruh permukaan dengan coklat ganache

hingga rata, biarkan hingga mengeras.

Dan Brownies kukus telah matang dan dapat disajikan

 Brownies kukus rasa keju

Bahan I

- 7 butir telur (350 gram)

- ½ sdt vanili bubuk

- ½ sdt garam

11
- 100 gram gula pasir halus

Bahan II

- 125 gram tepung terigu protein rendah

- ½ sdt baking powder

Bahan III

- 15 gram cake emulsifier

Bahan IV

- 50 ml minyak sayur

- 50 ml margarin

- 25 gram coklat bubuk

- 1 sdm coklat pasta

Bahan V

- 400 gram keju kraft

- 100 gram cream cheese mascarpone

 Proses produksinya

- Campur bahan I hingga gula larut, masukan bahan II dan bahan III,

kocok kembali hingga kental dan mengembang.

- Ambil adonan putih sebanyak 200 gram sisihkan. Tuang larutan

bahan V ke dalam sisa adonan, aduk perlahan dengan spatula hingga

tercampur rata

- Tuang adonan kedalam loyang 24 x 24 cm yang telah dialasi dengan

plastik bening, ratakan.

- Masukan ke dalam panci pengukukus yang telah dididihkan, kukus

selama 25 menit hingga matang. Tuang bagian atas adonan dengan adonan

putih, kukus kembali hingga 10menit.

- Taburi dengan keju parut hingga rata, kukus sebentar hingga keju

agak mencair. Angkat dan dinginkan.

12
3. Finishing

Setelah proses produksi selesai kemudian bagian produksi mengirim

pada bagian finishing. Pada bagian ini brownies yang telah jadi di masukan

kedalam dus. Dan jenis Brownies yang original di masukan kedalam dus

yang tiadak ada penutup plastiknya sedangkan pada brownies kukus yang

ada topingnya maka penutup dusnya ada plastiknya itu menandakan agar

tidak terjadi kesalahan dalam memberikan pesanan pada konsumen.

1.2.5 Proses Bisnis Perusahaan

13
1.3 Pelaksanaan Obervasi

Adapun pelaksanaan observasi meliputi :

1. Untuk mengetahui tentang faktor hazard yang dialami pekerja pabrik CV.

Amanda Brownies

2. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan pekerja pabrik CV.

Amanda Brownies

3. Untuk mengetahui tentang APD yang digunakan pekerja pabrik CV. Amanda

Brownies

4. Untuk mengetahui tentang ketersediaan obat P3K di pabrik CV. Amanda

Brownies

14
5. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai

peraturan (sebelum bekerja, berkala, berkala khusus).

6. Untuk mengetahui tentang peraturan perusahaan tentang K3 di tempat kerja.

7. Untuk mengetahui keluhan/penyakit yang dialami yang berhubungan dengan

pekerja pabrik CV. Amanda Brownies

8. Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan misalnya ada

penyuluhan/pelatihan, pengukuran/pemantauan lingkungan tentang hazard

yang pernah dilakukan.

9. Untuk mengetahui informasi tentang pencegahan dan penanggulangan

kebakaran.

10. Untuk mengetahui informasi tentang konstruksi bangunanan pabrik CV. Amanda

Brownies

15
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ruang Lingkup

Pengertian Manajemen Industri secara umum adalah proses mengatur

(Planning, Organizing, Actuating, Controling) yang dilakukan oleh suatu industri

untuk mencapai tujuan usaha secara efektif dan efisien.

2.1 Atribut Produk

Menurut Tjiptono (2007), atribut produk dapat memberikan gambaran yang

jelas tentang produk itu sendiri.Agar dapat memberikan gambaran yang jelas

mengenai pengertian atribut produk, maka di bawah ini beberapa pengertian

mengenai atribut produk menurut para ahli

Menurut Hawkins, Best dan Coney (2007), perilaku konsumen merupakan

studi tentang bagaimana individu, kelompok atau organisasi melakukan proses

pemilihan, pengamanan, penggunaan dan penghentian produk, jasa, pengalaman

atau ide untuk memuaskan kebutuhannya terhadap konsumen dan masyarakat.

Berdasarkan uraian dari Hawkins dkk,

Menurut Hawkins, Best dan Coney (2007), perilaku konsumen yang

dibedakan atas tujuan pembeliannya tergolong menjadi 2, yaitu :

1. Konsumen akhir (individual) yaitu konsumen yang terdiri atas individu dan rumah

tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri

atau untuk dikonsumsi.

2. Konsumen organisasional yaitu konsumen yang terdiri dari organisasi, pemakai

industri, pedagang dan lembaga non-profit yang tujuan pembeliannya adalah

untuk memperoleh laba atau kesejahteraan anggotanya.

16
Atribut produk agribisnis dapat dilihat berdasarkan ‘kriteria mutu’ produk

agribisnis (misalnya: buah) seperti yang dikemukakan oleh Poerwanto dalam

Sudiyarto (2009), meliputi: Mutu visual atau penampakan, mouthfeel (rasa di mulut),

nilai gizi (mutu fungsional), kearnanan konsurnsi, kemudahan penanganan, dan Sifat

rnutu lainnya. Berdasar ‘kriteria mutu’ produk agribisnis tersebut, maka dapat

dirumuskan sikap kepercayaan konsumen dalam memilih atribut produk agribisnis

(buah) yang dikehendaki konsumen.

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa atribut produk

adalah unsur-unsur dari sebuah produk yang dipandang penting oleh konsumen dan

mencerminkan pengembangan suatu produk untuk dapat dijadikan dasar dalam

pengambilan keputusan pembelian.

2.2 Unsur – Unsur Atribut Produk

Menurut Kotler dan Amstrong (2003), unsur – unsur atribut produk terdiri atas:

1. Merek

Merek adalah sesuatu yang ditujukan untuk mengidentifikasi barang atau jasa

jasa dari seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk

penjual dapat dalam bentuk nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau

kombinasi hal - hal tersebut. Pembeli memperhatikan merek dari produk tersebut,

merek lebih dari sekedar simbol, merek dapat memiliki 6 tingkatan perhatian sebagai

berikut:

a. Atribut

b. Manfaat

c. Nilai

d. Budaya

e. Kepribadian

17
f. Pemakai

2. Kualitas Produk

Kualitas produk sebagai driver dari kepuasan pelanggan sudah lama diyakini.

Setidaknya, lebih lama dibandingkan dengan keyakinan terhadap kualitas pelayanan

sebagai driver kepuasan pelanggan. Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam

suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud

untuk apa produk itu diproduksi. Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan dan

fungsinya, termasuk di dalamnya daya tahan, ketergantungan dengan produk lain,

esklusifitas, kenyamanan wujud (warna, bentuk pembungkus dsb) dan harga yang

ditentukan oleh biaya produk.

3. Sifat Produk

Sifat barang merupakan karakter yang melekat pada barang itu sendiri secara

fisik dapat dilihat.Sifat produk disebut juga dengan istilah ciri produk yang dalam

bahasa inggris disebut produk feature. Suatu produk dapat ditawarkan dalam

berbagai sifat, sebuah model polos produk berupa tambahan apapun merupakan titik

awal. Perusahaan dapat menciptakan model dari tingkat lebih tinggi dengan

menambahkan beberapa sifat. Sifat produk adalah alat bersaing untuk membedakan

produk perusahaan dengan produk pesaing. Menjadi produsen yang pertama yang

memperkenalkan sifat baru yang dibutuhkan dan nilai tinggi oleh pelanggan adalah

salah satu cara yang paling efektif untuk bersaing. Produsen tidak perlu menawarkan

produk yang nilainya rendah bagi pelanggan dalam hubungan dengan biaya

sebaliknya. Sebaliknya sifat-sifat produk yang sifatnya tinggi bagi pelanggan dalam

hubungan dengan biaya perlu untuk ditambahkan.

4. Kemasan

18
Kemasan berasal dari kata kemas yang berarti teratur (terbungkus) rapi, bersih,

rapi, beres, selesai. Pengertian kemasan lainnya merupakan hasil mengemas atau

bungkus pelindung dagangan (niaga). Sedangkan pengertian bungkus dapat

diartikan sebagai kata bantu bilangan untuk benda yang dibalut dengan kertas (botol,

plastik dan sebagainya) pengertian lainnya barang apa yang dipakai untuk

membalut. Dengan demikian dalam tulisan ini pengertian kemasan adalah sesuatu

(material) dapat berupa botol, kertas, maupun plastik yang digunakan untuk

membungkus makanan.

Kesadaran akan pentingnya kemasan yang menarik dan baik semakin

meningkat. Karena pentingnya fungsi kemasan dalam pemasaran dan merupakan

atribut yang dilihat konsumen paling awal. Tidak jarang konsumen bersedia

membayar lebih untuk memudahan penampilan, kehandalan dan prestise dari

kemasan yang lebih baik. Faktor lainnya adalah makin meluasnya penjualan dengan

sistem swalayan (self service), makin meningkatnya standar kesehatan dan sanitasi

yang dituntut masyarakat.

5. Label

Label adalah setiap keterangan mengenai barang yang dapat berupa gambar,

tulisan atau kombinasi keduanya atau bentuk lain yang memuat informasi tentang

barang dan keterangan pelaku usaha serta informasi lainnya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku yang disertakan pada produk,

dimasukkan kedalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan.

Kegunaan label adalah memberikan infomasi yang benar, jelas dan lengkap baik

mengenai kuantitas, isi, kualitas maupun hal - hal lain yang diperlukan mengenai

barang yang diperdagangkan. Label bagi konsumen adalah konsumen akan

memperoleh informasi yang benar, jelas dan baik mengenai kuantitas, isi, kualitas

19
mengenai barang atau jasa beredar dan dapat menentukan pilihan sebelum membeli

atau mengkonsumsi barang dan jasa.

2.3 Perilaku Konsumen

Menurut Engel et al. (1998), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung

terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa,

termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

Pengertian perilaku konsumen menurut Shciffman dan Kanuk (2000) adalah

“Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in

searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and

ideas they expect will satisfy they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang

diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan

mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen

untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa

yang ditawarkan.

Hawkins (1998) mengemukakan bahwa perilaku konsumen (consumer behavior)

adalah studi terhadap individu, kelompok atau organisasi dan proses yang mereka

gunakan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan menentukan produk,

service, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhan dan dampak proses

tersebut pada konsumen atau masyarakat.

2.4 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2007), bauran pemasaran adalah perangkat alat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan perusahaannya.

Maka, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakan satu perangkat

yang terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi, yang didalamnya akan

20
menentukan tingkat keberhasilan pemasaran dan semua itu ditujukan untuk

mendapatkan respon yang diinginkan dari pasar sasaran.

Menurut Lamb, Hair dan McDaniel (2001: 55), menyatakan bahwa, bauran

pemasaran adalah paduan strategi produk, promosi, tempat dan harga yang bersifat

unik yang dirancang untuk mengahsilkan pertukaran yang saling memuaskan

dengan pasar yang dituju.

Menurut Carty dalam bukunya Kotler (2005) bauran pemasaran adalah kiat

pemasaran yang digunakan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar

sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, promosi, dan tempat, di

mana yang bisa langsung menyentuh pasar sasaranya itu harga dan promosi.

Karena dengan harga dan promosi para konsumen bisa langsung peka bila harga

yang ditawarkan produsen dan promosi yang dilakukan produsen gencar.

2.5 Strategi Korporasi

Strategi korporasi (corporate strategy) adalah strategi yang berkaitan dengan pilihan

arah perusahaan secara keseluruhan, serta pengelolaan portofolio bisnis dan

produk.

Terdapat 3 masalah utama terkait strategi korporasi:

1. Strategi direksional

Startegi ini merupakan orientasi menyeluruh perusahaan terhadap

pertumbuhan (growth), stabilitas (stability), atau pengurangan (rethenchment).

Ketiga orientasi tersebut biasanya dikenal dengan pengertian grand strategy.

a. Strategi pertumbuhan (contoh: merger dan akuisisi)

Dua strategi pertumbuhan mendasar yaitu :

1. Strategi Konsentrasi (Concentration Strategy)

21
 Pertumbuhan Vertikal (Vertical Growth

Pertumbuhan ini dapat dicapai baik secara internal dengan cara

memperluas operasi yang ada, atau secara eksternal melalui

akuisisi. (contoh: Indomie)

 Pertumbuhan Horizontal (Horizontal Growth)

Pertumbuhan horizontal dapat dicapai dengan cara memperluas

operasi perusahaan ke lokasi geografis lainnya dan/atau

meningkatkan jangkauan produk dan jasa yang ditawarkan pada

pasar saat ini. (contoh: brownies Amanda)

2. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)

Perusahaan mulai berpikir untuk melakukan diversifikasi ketika

pertumbuhannya tidak menunjukkan kemajuan dan tidak ada lagi peluang

untuk tumbuh dalam bisnis aslinya. Dua jenis strategi diversifikasi yaitu:

 Diversifikasi Konsentrik (Concentric/Related Diversification)

Strategi yang dijalankan dengan menambah produk baru yang

masih terkait dengan produk yang ada saat ini baik keterkaitan

dalam kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun

jaringan pemasaran yang sama.

 Diversifikasi Konglomerat (Conglomerate/Unrelated Diversification)

Strategi yang dijalankan dengan menambahan produk baru dan

dipasarkan pada pasar baru yang tak terkait dengan yang

ada saat ini. Ide dasar strategi ini terutama pertimbangan profit

22
b. Strategi stabilitas

Strategi ini dapat dipilih perusahaan dibanding strategi pertumbuhan, apabila

perusahaan tetap melanjutkan aktivitas tanpa adanya perubahan arah yang

signifikan. Beberapa jenis strategi ini adalah:

1. Strategi Istirahat/Maju dengan Hati-hati (Pause/Proceed with Caution

Strategy)

Strategi istirahat/maju dengan hati-hati adalah suatu timeout - kesempatan

untuk istirahat sebelum melanjutkan dengan strategi pertumbuhan atau

strategi pengurangan.

2. Strategi Tidak Ada Perubahan (No-Change Strategy)

Strategi tidak ada perubahan adalah sebuah keputusan untuk tidak

melakukan suatu hal yang baru - suatu pilihan untuk melanjutkan operasi

dan kebijakan saat ini sampai waktu tertentu di masa yang akan datang.

3. Strategi Laba (Profit Strategy)

Strategi laba adalah suatu keputusan untuk tidak melakukan sesuatu yang

baru dalam suatu situasi yang buruk dan bertindak seolah-olah masalah

perusahaan hanya bersifat sementara.

c. Strategi pengurangan

Strategi ini digunakan perusahaan ketika perusahan memiliki posisi kompetisi

yang lemah pada beberapa atau semua lini produknya, keadaan yang

demikian yang mengakibatkan performa yang rendah, turunnya penjualan,

dan hilangnya laba.

1. Strategi Putar Haluan (Turnaround Strategy)

23
Strategi putar haluan menekankan perbaikan efisiensi operasional dan

sangat tepat digunakan ketika masalah yang dihadapi perusahaan sudah

menjalar, tetapi belum kritis. (contoh: melakukan konsolidasi)

2. Strategi Perusahaan Tawanan (Captive Company Strategy)

Strategi perusahaan tawanan, membuat perusahaan dapat mengurangi

ruang lingkup aktivitas fungsionalnya, seperti pemasaran, sehingga dapat

mengurangi biaya secara signifikan. (contoh: Simpson Industries,

perusahaan pemasok suku cadang mobil dari Birmingham-Michigan,

mengizinkan sebuah tim khusus dari General Motors (GM) mengawasi

fasilitas produksi dan pembukuan serta mewawancarai karyawannya demi

kontrak jangka panjang )

3. Strategi Menjual/Divestasi (Sell-Out/Divestment Strategy)

Strategi menjual dapat dipahami jika manajemen masih dapat memperoleh

harga yang baik bagi para pemegang sahamnya dan karyawan dapat

bertahan pada pekerjaannya, dengan cara menjual seluruh perusahaan

kepada perusahaan lain. (contoh: Ford melakukan strategi divestasi

dengan menjual unit bisnis Jaguar dan Land Rover kepada Tata Motors

pada tahun 2008 untuk membantu meningkatkan laba perusahaan pada

tahun 2009)

4. Strategi Kepailitan/Likuidasi (Bankruptcy/Liquidation Strategy)

Strategi kepailitan meliputi penyerahan manajemen perusahaan kepada

pengadilan sebagai usaha untuk menyelesaikan kewajiban perusahaan.

(contoh: Perusahaan Riau Airlines pada tahun 2008, yang sempat

24
mengalami kesulitan financial yang menyebabkan terhentinya kegiatan

operasional perusahaan untuk sementara)

2. Analisis portofolio

Analisis ini merupakan salah satu alat bantu untuk mengembangkan strategi

korporasi pada perusahaan dengan multi bisnis. Dalam analisis ini,

manajemen puncak memandang lini produk dan unit bisnisnya sebagai

serangkaian investasi yang diharapkan akan memberikan keuntungan.

Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam analisis portofolio adalah:

a. Matriks BCG (Boston Consulting Group Matrix) menunjukkan hubungan

antara tingkat pertumbuhan industri (growth rate of industry) di mana

perusahaan bersaing, dengan pangsa pasar relatifnya (relative market

share).

b. Matriks GE. Matriks ini terdiri atas sembilan sel yang ditetapkan

berdasarkan daya tarik industri jangka panjang (long-term industry

attractiveness) dan posisi kekuatan bisnis dalam persaingan.

c. Matriks Internal Eksternal (Matriks IE)

Matriks internal eksternal dikembangkan dari model matriks GE namun

menggunakan parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh

eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan matriks IE ini adalah untuk

memperoleh strategi bisnis di tingkat korporasi yang lebih detail.

3. Parenting strategy

Strategi parenting merupakan strategi yang memandang perusahaan sebagai

sumber daya dan kapabilitas yang dapat digunakan untuk membangun nilai

bagi unit bisnis sekaligus menghasilkan sinergi di antara berbagai unit bisnis

tersebut. Strategi ini focus pada kompetensi inti (core competencies)

25
perusahaan induk (parent corporation) dan pada nilai yang diciptakan dari

hubungan antara induk dan unit-unit bisnisnya.

Contoh strategi korporasi:

1. Forward integration (integrasi ke depan): perusahaan PT. Kimia Farma

membangun jaringan apotiknya sendiri yaitu Apotik Kimia Farma

2. Backward Integration (integrasi ke belakang): kelompok kompas gramedia

memiliki banyak anak perusahaan media termasuk penerbitan

3. Horizontal integration (integrasi horizontal): PT. Coca Cola Bottling Indonesia

mengakuisis air minum merk lokal Ades

4. Market development (pengembangan pasar): PT. Carrefour Indonesia

membuka berbagai gerai ritel barunya di berbagai kota besar di Indonesia.

Saat ini Carrefour telah memiliki 30 toko di Indonesia

5. Product development (pengembangan produk): PT. Unilever Indonesia

mengembangkan produk Pepsodent dengan beberapa varian

2.6 Strategi Unit Bisnis

Strategi unit bisnis merupakan suatu strategi bagaimana suatu/masing-masing unit

bisnis yang dimiliki korporasi tumbuh dan berkembang. Untuk itu ada beberapa

pilihan yang dapat dilakukan manajemen pada tingkat unit bisnis yaitu:

1. Competitive (bersaing)

2. Cooperation (bekerja sama)

3. Coopetition (bersaing dan bekerja sama)

Dari ketiga pilihan tersebut, strategi yang paling banyak dan popular digunakan

adalah strategi bersaing. Salah satu konsep strategi pesaingan yang sangat popular

adalah konsep yang dikemukakan oleh salah seorang pakar ekonomi mikro

26
persaingan Michael E. Porter adalah konsep Strategi Generik. Strategi Generik

Michael E. Porter meliputi:

1. Cost Leadership Strategies (Strategi Kepemimpinan Biaya)

Keunggulan/kepemimpinan biaya (cost leadership) menekankan

pemroduksian produk-produk yang distandardisasi dengan biaya per unit

yang sangat rendah untuk para konsumen yang peka terhadap harga.

Terdapat dua strategi alternatif kepemimpinan biaya, yaitu:

a. Strategi biaya rendah (low-cost) yang menawarkan produk atau jasa kepada

konsumen pada harga terendah yang tersedia di pasar.

b. Strategi nilai terbaik (best-value) yang menawarkan produk atau jasa kepada

konsumen pada nilai harga terbaik yang tersedia di pasar.

Untuk menjalankan strategi kepemimpinan biaya secara berhasil, sebuah

perusahaan harus memastikan bahwa total biaya diseluruh rantai nilainya lebih

rendah dari total biaya pesaing. Terdapat dua cara untuk mencapai hal tersebut,

antara lain:

a. Menjalankan aktivitas-aktivitas rantai nilai secara lebih efektif daripada

pesaing dan mengontrol berbagai faktor yang mungkin mendongkrak biaya

aktivitas rantai nilai.

b. Memperbarui keseluruhan rantai nilai perusahaan untuk mengeliminasi atau

memangkas aktivitas-aktivitas yang menambah biaya.

Strategi kepemimpinan biaya rendah atau nilai terbaik akan sangat efektif dalam

kondisi kondisi berikut:

1. Ketika persaingan harga antar penjual pesaing sangat ketat

2. Ketika produk penjual pesaing pada pokoknya sama dan pasokan tersedia

dari semua penjual

27
3. Ketika ada beberapa cara untuk mencapai diferensiasi produk yang memiliki

nilai bagi pembeli

4. Ketika sebagian besar pembeli menggunakan produk dengan cara yang sama

5. Ketika pembeli hanya mengeluarkan sedikit biaya untuk berpindah membeli

dari satu penjual ke penjual yang lain

6. Ketika pembeli begitu besar dan memiliki daya tawar yang signifikan untuk

meminta penurunan harga

7. Ketika pendatang industri baru menggunakan harga perkenalan yang rendah

untuk menarik pembeli dan membangun basis konsumen.

2. Differentiation Strategies (Strategi Diferensiasi)

Diferensiasi adalah tindakan merancang satu set perbedaan yang berarti

untuk membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing (kotler,

1997). Diferensiasi terutama pada produk sangat penting karena persaingan

yang ketat pada dunia usaha sekarang menuntut untuk melakukan berbagai

strategi guna menciptakan produk yang dapat diterima baik oleh konsumen

dan tidak kalah bersaing dengan produk lainnya.

Strategi diferensiasi dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Produk bundling, suatu cara dimana menggabungkan penjualan menjadi

satu paket penjualan. dalam produk bundling dapat dilakukan dengan

pure bundling dan mix bundling. pure budling yaitu menjual produk yang

berkaitan erat satu sama lain. mix bundling yaitu pembelian produk dapat

dibeli secara terpisah. contoh: penjualan komputer disertai dengan

penjualan aplikasi programnya /software (pure bundling), penjualan

Handphone dan aplikasinya, penjualan masakan cepat saji.

28
b. Produk lining, merupakan strategi dimana menjual beberapa jenis

produk. product lining menjual terpisah beberapa produk yang saling

berkaitan.produk lining dapat dilakukan dengan trading up dan trading

down. trading up yaitu menambah variasi produk dengan produk yang

memiliki kualitas lebih baik dari produk lain. trading down yaitu

menambah variasi produk dengan produk yang lebih murah atau kualitas

rendah. contoh: paket pendidikan yang ditawarkan oleh MB-IPB pada

jenjang S2, S3, dan program pelatihan, toko serba lima ribu.

Keunggulan dari Strategi Diferensiasi:

1. Diferensiasi akan memperpanjang siklus hidup produk

2. Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita lebih diingat oleh konsumen

3. Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita terlihat lebih baik

dibandingkan dengan produk atau jasa yang lain

4. Diferensiasi akan membuat nilai jual dari produk atau jasa yang kita pasarkan

menjadi lebih tinggi

5. Mengatasi masalah kejenuhan pasar

6. Membantu terciptanya image produk

Kelemahan Strategi Diferensiasi

Kelemahan utama strategi diferensiasi terletak pada kecenderungan perusahaan

untuk menurunkan biaya produk atau mengabaikan rencana pemasaran yang

agresif dan kontinyu, kecenderungan tersebut dapat menurunkan kekuatannya.

Jika pelanggan mulai yakin bahwa, perbedaan dengan produk pesaing tidak lagi

signifikan, maka biaya produk yang lebih rendah akan lebih menarik bagi

pelanggan.

29
3. Focus Strategies (Strategi Fokus)

Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam

suatu segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk

melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam

pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh

harga.

Strategi ini cocok diterapkan jika:

1. Kebutuhan pembeli terhadap suatu barang bermacam-macam

2. Tidak ada saingan khusus dalam target/segmen yang sama

3. Segmen pembeli sangat berbeda dalam ukuran, pertumbuhan, profitabilitas,

yang membuat banyak segmen lebih menarik daripada yang lain

4. Perusahaan kurang memiliki kapabilitas untuk memenuhi kebutuhan

keseluruhan pasar

Contoh strategi unit bisnis:

Perusahaan yang Menerapkan Strategi Diferensiasi

Google menggunakan sistem informasi untuk membedakan produk, dan

mengadakan produk dan jasa baru. Google mempunyai misi untuk memberikan

pengalaman pencarian di Internet yang terbaik dengan mewujudkan informasi dunia

yang mudah diakses dan bermanfaat. Google, pembuat mesin pencarian terbesar di

dunia, menawarkan kecepatan, kemudahan pencarian informasi di internet. Dengan

mengakses lebih dari 1.3 milyar halaman web, Google mengantarkan hasil yang

relevan dengan semua pemakai di seluruh dunia kurang dari setengah detik. Sampai

hari ini, Google telah merespon lebih dari 100 juta permintaan pencarian dalam

sehari. Teknologi pencarian Google yang inovatif dan tata muka pemakainya yang

elegan menempatkan Google pada posisi yang jauh berbeda dari mesin pencarian

30
generasi pertama yang tersedia saat ini. Dibandingkan dengan hanya menggunakan

teknologi kata kunci atau metasearch, Google memakai teknologi terbaru PageRank

yang sedang dipatenkan, teknologi ini menjamin informasi-informasi yang terpenting

akan ditampilkan dahulu. PageRank menampilkan pengukuran yang objektif

mengenai tingkatan halaman web dan diukur dengan cara menyelesaikan sebuah

persamaan dengan 500 juta variabel dengan lebih dari 2 milyar kondisi. PageRank

menggunakan struktur keterkaitan yang sangat luas seperti dalam sebuah struktur

organisasi. Pada intinya, Google menginterpretasikan sebuah keterkaitan dari

Halaman A ke Halaman B sebagai sebuah “suara” oleh Halaman A untuk Halaman

B. Google menilai pentingnya halaman web berdasarkan perolehan suara yang

diperoleh. Google juga menganalisa halaman yang memberikan suara. Metode-

metode pencarian Google yang otomatis dan kompleks tidak membolehkan adanya

gangguan dari manusia. Tidak seperti mesin pencari yang lain, Google disusun agar

tak seorangpun dapat membeli “tempat yang lebih tinggi” di hasil pencarian atau

mengubah hasil pencarian untuk tujuan komersial. Pencarian Google adalah

pencarian yang jujur dan obyektif dalam mencari website yang bermutu tinggi

dengan cara yang mudah.

B. Pekerjaan Yang Di tinjau.

A. pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian Brownies Kukus Amanda

Makassar.

31
B. pengaruh harga terhadap keputusan pembelian Brownies Kukus Amanda

Makassar

C. pengaruh diferensiasi produk terhadap

D. keputusan pembelian Brownies Kukus Amanda Makassar.

E. Untuk mengetahui adanya pengaruh promosi, harga dan diferensiasi

produk terhadap keputusan pembelian Brownies Kukus Amanda Makassar

F. Atribut yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk

Brownies Amanda

G. perilaku konsumen terhadap produk Brownies Amanda

H. Untuk mengetahui strategi pemasaran dari produk Brownies Amanda

BAB III

OBSERVASI LAPANGAN

A. Metode Obserbasi

32
3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Toko Amanda Brownies yang bertempat

di jl. Dr. Sam Ratulangi.no. 49, Makassar. Pengambilan sampel penelitian dilakukan

dengan teknik simple random sampling, yakni sampel diambil secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Populasi dianggap homogen. Dalam

hal ini kelompok kami mengambil sampel penelitian dari pembeli di toko Amanda

Brownies Malang, dengan jumlah pengambilan sampel sebanyak 30 orang pembeli

sebagai responden.

3.2 MetodeAnalisa

Alat uji analisis yang digunakan ada beberapa tahapan yaitu : (1) Uji

Cochranch Q Test; (2) Uji Validitas dan Reliabilitas; (3) Uji Fishbein; dan (4) Uji TRA.

Adupun alur penggunaannya sebagai berikut :

3.2.1 Chocran - Q Test

33
Input data di Microsoft Excel yang diperoleh dari hasil jawaban kuisioner pada
Cochran - Q Test pada 8 atribut Amanda, beri angka 1 untuk jawaban YA dan 0 untuk
jawaban TIDAK

Input data lainnya yang meliputi uji Chochran - Q Test yaitu Ri, Ri^2, Ci, Ci^2, df,
TCi^2, TCi, (TCI)^2 dan Q pada Microsoft Excel

Buka aplikasi PSPPP, copy data dari 30 responden pada 10 atribut yang telah di input
di Ms. Excel, blok semua data input

Klik Analyze, kemudian pilih Non parametic Test, klik K Related Samples

Akan muncul kotak yang berisi Test for Several Related Samples, pindahkan 7 atribut
yang tersedia dari sisi kiri ke sisi kanan (Tests Variables) dengan memblock atribut
kemudian mengklik panah yang tersedia

Centang Cochran - Q pada Test Type, klik OK

Lihat hasil Cochran's-Q pada tabel test statistics, nilai nya harus LEBIH KECIL
dibanding nilai pada tabel chi - square. Apabila nilai yang diperoleh lebih besar maka
eliminasi atribut yang memiliki nilai 0 (TIDAK) paling banyak hingga diperoleh hasil
yang sesuai dengan kaidah.

Gambar 1. Diagram Alur Cara Kerja Cochran – Q Test

34
3.2.2 Uji Validitas pada Data Evaluasi dan Belief

Input data di Microsoft Excel yang diperoleh dari hasil jawaban kuisioner
dari uji validitas kepercayaan produk Amanda dan juga evaluasi produk
makanan Amanda pada atribut, beri angka 1-5 untuk masing-masing
penilaian responden

Buka aplikasi PSPP, copy data dari 30 responden pada masing-masing


atribut uji validitas belief maupun evaluasi yang telah di input di Ms. Excel
(diinput secara bertahap tidak digabung)

Ubah atribut pada Variable View menjadi P1 sampai P7, klik Data View
kemudian blok data yang telah diinput

Klik Analyze, pilih Correlate kemudian klik Bivariate

Setelah muncul kotak Bivariate Correlation, pindahkan 7 atribut yang


tersedia dari sisi kiri ke sisi kanan dengan memblok atribut kemudian klik
arah panah yang tersedia

Centang Pearson pada kolom Correlation Coeffitiens, klik Two-Tailed pada


pada Test of Significance, beri tanda centang pada Flag Significant
Correlations, pilih OK

Maka akan muncul tabel output Correlations, amati nilai dari seluruh
atribut. Eliminasi atribut yang tidak memiliki nilai sig (2-tailed) lebih dari
0,05 hingga diperoleh seluruh atribut yang memiliki nilai sig (2-tailed) lebih
dari 0,05 pada output Correlations

Input data atribut yang telah di eliminasi pada Uji Validitas - 2 di Ms. Excel
pada masing - masing sheet belief dan evaluasi

Gambar 2. Diagram Alur Cara Kerja Uji Validitas pada Data Evaluasi dan Belief

35
3.2.3 Uji Reliabilitas pada Data Belief dan Evaluasi

Input data di Ms. Excel dengan cara melihat pada masing-masing Uji Validitas -
1 dan 2 dari data belief maupun evaluasi dan kemudian mengeliminasi atribut
sehingga didapatkan jumlah dan macam atribut yang singkron antara data
reliabilitas data belief dan evaluasi

Buka aplikasi PSPP, copy data yang telah diinput pada Ms. Excel, ubah 7
macam atribut pada Variable View sesuai dengan atribut yang telah dieliminasi
dan disingkronkan

Klik kembali Data View, blok data input kemudian klik Analyze, pilih Scale
kemudian klik Reliability Analysis

Muncul kotak Reliability Analysis, kemudian pindahkan seluruh atribut yang


berada di sisi kiri ke sisi kanan dengan memblok atribut kemudian klik arah
panah yang tersedia. Pilih model Alpha dan klik OK

Perhatikan nilai Cochran's Alpha pada tabel Reliability Statistic dari hasil output
Reliability apakah sudah Realible atau belum sesuai dengan kaidah yaitu nilai
sig (2-tailed) kurang dari 0,05

Gambar 3. Diagram Alur Cara Kerja Uji Reliabilitas pada Data Belief dan Evaluasi

3.2.4 Multiciri Fishbein

36
Input data Reliabilitas dari data belief dan data evaluasi ke dalam sheet Ms.
Excel

Uji Fishbein digunakan untuk mengetahui data sikap konsumen dengan


cara mengalikan atribut reliabilitas dari data belief dan evaluasi. Misal: (P1
data belief *P1 data evaluasi) dst.

Hitung total dari masing-masing atribut, untuk mengetahui sikap


konsumen apakah sikapnya POSITIF, NETRAL, atau NEGATIF

Cari nilai max, min dan rentang skala dari total tersebut menggunakan
formula excel, yang kemudian digunakan sebagai batasan sikap positif,
netral maupun negatif

Untuk mencari nilai max gunakan formula: =Max(atribut ke1-n)

Untuk mencari nilai min: =Min (atribut ke1-n)

Untuk mencari Rentang Skala: =(nilai max - nilai min)/3

Tentukan batasan skala untuk masing-masing sikap

Gunakan formula excel untuk mengetahui sikap masing-masing


responden. Seperti berikut: =IF(total atribut responden ke-n>batas min
sikap positif,"Positif",IF(total atribut responden ke-n>batas min sikap
netral,"Netral","Negatif"))

Drag pointer kebawah hingga mencapai responden ke 30

Gambar 4. Diagram Alur Cara Kerja Multiciri Fishbein

3.2.5 Theory of Reason Action (TRA)

37
Buka new sheet pada Ms. Excel, kemudian input data komponen kepercayaan
normatif (NB) pada diri responden terhadap produk Amanda dengan angka
tingkat kemungkinan 1-5, hitung total masing-masing

Input data kepercayaan motivasi (MC) pada diri responden terhadap produk
Amanda dengan angka tingkat kemungkinan 1-5, hitung total masing-masing

Input dan hitung data Subjective Norm dengan cara mengkalikan atribut NB
ke-n dengan atribut MC ke-n kemudian total masing-masing

Input data dan hitung W1&W2. Buka sheet baru pada Ms. Excel input data
∑bi (didapatkan dari jumlah data believe yang didapatkan dari sheet model
sikap), data ∑ei (didapatkan dari jumlah data evaluasi yang didapatkan dari
shet model sikap), data GMAB ((∑bi+∑ei)/(2*atribut)), ∑Nbi (didapatkan
dari ∑Nbi dari sheet subjective Norm), ∑Mci (didapatkan dari ∑Mci dari
sheet subjective Norm), GMSN ((∑NBi+∑Mci)/(2*atribut)), W1
((GMAB)/(GMAB+GMSN)), W2 ((GMSN)/(GMAB+GMSN))

Buka sheet baru, input data W1, AB (=∑bi*∑ei), W2, SN, dan BI (niat)=
(w1*AB)+(w2*SN). Cari nilai max, min, dan rentang skala BI

Gunakan formula seperti contoh : =IF(F2>=$L$11,"BERMAKSUD


MEMBELI",IF(F2>=$L$10,"RAGU-RAGU MEMBELI","TIDAK
BERMAKSUD MEMBELI")) untuk mengetahui TRA dari masing-masing
responden

Gambar 5. Diagram Alur Cara Kerja Theory of Reaction Action (TRA)

B. HASIL OBSERVASI

38
3.2 Uji Q Cochran untuk Atribut Produk Brownies Amanda

3.2.1 Uji Cochran Test

Uji Q Cochran pada suatu penelitian hanya dinyatakan dengan salah satu

dari dua nilai, secara sembarang dapat dinyatakan dengan nilai 1 sebagai

“sukses” dan nilai 0 sebagai “gagal”. Reaksi yang lain dapat berupa nilai 1

sebagai “ya” ataupun nilai 0 sebagai “tidak”. Pada produk Brownies Amanda,

setelah kita menyebarkan kuisoner dan mewawancarai responden sebanyak 30

orang, dalam Uji Cochran didapatkan respon beriku ini:

NO A1 A2 A3 A4 A5 A7 A8

1 0 1 1 0 1 0 1

2 1 1 1 0 1 0 0

3 1 0 1 1 1 1 1

4 1 1 1 1 1 0 1

5 0 1 0 1 1 1 0

6 0 1 1 0 1 0 1

7 0 1 1 1 0 0 1

8 1 1 1 1 1 0 1

9 1 1 1 1 1 1 1

10 0 1 1 0 1 0 1

11 1 1 1 1 0 0 1

12 1 1 1 1 1 0 0

13 1 1 1 1 1 0 1

14 1 1 1 1 0 1 1

15 1 1 1 1 0 0 1

39
16 1 1 1 1 0 0 1

17 1 1 1 1 1 0 1

18 1 1 1 0 1 0 1

19 1 1 1 1 0 0 0

20 1 1 1 1 0 0 0

21 1 1 1 1 0 0 1

22 1 1 1 1 0 0 1

23 1 1 1 1 1 0 0

24 1 1 1 1 1 0 0

25 1 1 1 1 0 0 1

26 1 1 0 1 0 0 0

27 0 1 1 1 0 0 1

28 1 1 1 0 1 0 1

29 1 1 1 1 1 0 0

30 1 1 1 1 1 0 0

Cj 24 29 28 24 18 4 20

Tabel 1. Data Uji Cochran’s Q Test

Dari tabel di atas, kemudian di Uji dengan menggunakan PSPP pada Cochran

Test, sehingga didapatkan hasil berikut ini.

40
Tabel 2. Hasil Analisis Uji Cochran’s Q Test

Pada Cochran’s Test dengan jumlah atribut 7 didapatkan Cochran's Q

sebesar 63,15. Padahal pada χ tabel dengan jumlah df 6 atau dengan 7 atribut

dan nilai kritisnya 0,05 didapatkan nilai 12,592. Karena χ hitung > χ tabel, maka

H0 ditolak dan H1 diterima.Artinya belum ada kesepakata diantara responden

tentang atribut yang memang benar-benar dipertimbangkan. Oleh karena itu,

dilakukan lagi pengeliminasian atribut dengan jumlah “ya” paling sedikit.

Jumlah respon “ya” yang paling sedikit terletak pada atribut bentuk promosi,

sehingga atribut ini harus dieliminasi dan dilakukan pengujian ulang. Hasil

pengujian ulang dengan eliminasi atribut bentuk promosi adalah sebagai berikut

41
Tabel 3. Hasil Eliminasi 1 Analisis Uji Cochran’s Q Test

Dari hasil di atas didapatkan nilai Cochran’s Q sebesar 17,74 dengan df 5.

Hasil ini lebih besar dengan χ tabel yang bernilai 11,070 dengan df 5 dan nilai

kritisnya 0,05 sehingga perlu dilakukan eliminasi ulang pada jumlah jawaban “ya”

paling sedikit, yaitu pada atribut kemasan. Hasil pengujian ulang setelah atribut

kemasan dihilangkan yakni:

42
Tabel 4. Hasil Eliminasi 2 Analisis Uji Cochran’s Q Test

Perhitungan Cochran’s Q setelah atribut kemasan dihilangkan sebesar 12,38

dengan df 4. Padahal pada χ tabel dengan df yang sama dan nilai kritis nilai kritis

0,05 didapatkan Cochran’s Q sebesar 9,488. Karena χ table < χ hitung maka

perlu dilakukan eliminasi lagi pada atribut dengan jumlah “ya” paling sedikit, yaitu

atribut aroma. Hasil perhitungan Cochran’s Q setelah atribut aroma di eliminasi

adalah sebagai berikut

Tabel 5. Hasil Eliminasi 3 Analisis Uji Cochran's Q Test

43
Nilai Cochran’s Q yang didapatkan adalah 6,73 dengan df 3 lebih kecil

dibanding dengan χ tabel yang bernilai Cochran’s Q 7,815 dengan df yang sama

dan nilai kritis 0,05. Sehingga bisa disimpulkan jika H0 diterima. Artinya, telah

ada kesepakatan diantara responden tentang atribut yang memang benar-benar

dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk membeli produk Brownies Amanda.

Atribut - atribut yang menjadi keputusan adalah merek, rasa, varian rasa dan

harga.

Gambar 6. Hasil Uji Cochran's Q Test Dibandingkan dengan Tabel Chi Square

44
3.3 Uji Validitas dari Belief untuk Atribut Produk Brownies Amanda

Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah tidaknya instrument kuisoner yang

digunakan dalam mengumpulkan data. Berikut merupakan hasil dari penyebaran

kuisoner mengenai uji validitas dari kepercayaan konsumen terhadapa produk

Brownies Amanda yang disebarkan kepada 30 responden. Dari data di atas

dimasukkan ke uji validitas dan didapatkan hasil berikut ini:

NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

1 4 5 5 3 4 2 3

2 5 5 5 1 2 1 2

3 5 5 5 4 5 3 5

4 4 4 3 3 4 2 4

5 4 4 4 3 3 5 3

6 4 5 3 3 4 1 2

7 4 4 4 2 4 4 4

8 4 4 5 3 4 4 5

9 5 4 4 4 4 4 4

10 2 5 5 3 5 1 2

11 5 5 5 5 4 1 4

12 5 5 5 4 4 2 2

13 5 5 5 1 4 1 4

14 5 5 5 4 4 1 5

15 5 5 5 1 4 2 4

16 5 5 5 4 4 2 5

45
17 4 5 5 5 4 4 5

18 5 5 4 1 4 1 4

19 5 5 5 4 4 1 1

20 5 5 5 4 4 1 5

21 3 5 5 4 3 2 4

22 3 5 5 2 3 3 2

23 2 4 5 2 4 4 4

24 2 5 5 2 4 4 2

25 2 5 5 5 4 4 2

26 2 5 5 4 4 2 4

27 2 5 5 4 2 2 2

28 4 5 4 3 4 3 4

29 5 5 4 4 4 3 4

30 5 5 4 4 4 3 3

Tabel 6. Data Uji Validitas Menggunakan Data Belief

Nilai-nilai yang tercantum menunjukkan respon konsumen terhadap produk

Brownies Amanda. Untuk nilai 1 berarti konsumen sangat tidak mungkin, nilai 2

menunjukkan respon tidak mungkin, nilai 3 menunjukkan respon yang ragu-

ragu/biasa, nilai 4 menunjujjan respon mungkin terhadap pertanyaan yang diajukan

mengenai Brownies Amanda, dan nilai 5 sangat mungkin dengan produk.

Setelah didapatkan nilai-nilai dari konsumen, akan dianalisis menggunkan PSPP

dengan uji validitas. Hasilnya disajikan pada gambar di bawah ini:

46
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Data Belief Menggunakan PSPP

Ternyata, ketika di uji validitas, masih ada pertanyaan yang menunjukkan

ketidakvalidan dari jawaban konsumen, yaitu pertanyaan atribut rasa, varian rasa

dan promosi yang ditandai dengan nilai sig (2-tailed) lebih dari 0,05, sehingga perlu

dilakukan eliminasi pada atribut-atribut tersebut. Jadi atribut yang valid dari jawaban

konsumen yaitu atribut merek, harga, kemasan dan aroma.

NO P1 P4 P5 P7

1 4 3 4 3

2 5 1 2 2

3 5 4 5 5

4 4 3 4 4

47
5 4 3 3 3

6 4 3 4 2

7 4 2 4 4

8 4 3 4 5

9 5 4 4 4

10 2 3 5 2

11 5 5 4 4

12 5 4 4 2

13 5 1 4 4

14 5 4 4 5

15 5 1 4 4

16 5 4 4 5

17 4 5 4 5

18 5 1 4 4

19 5 4 4 1

20 5 4 4 5

21 3 4 3 4

22 3 2 3 2

23 2 2 4 4

24 2 2 4 2

25 2 5 4 2

26 2 4 4 4

27 2 4 2 2

28 4 3 4 4

48
29 5 4 4 4

30 5 4 4 3

Tabel 8. Hasil Eliminasi Uji Validitas Data Belief

Kemudian, data di atas dimasukkan ke dalam PSPP menggunkan uji validitas

untuk mengetahui kevalidannya lagi. Sehingga, didapatkan hasil berikut ini:

Tabel 9. Hasil Eliminasi Uji Validitas Data Belief Menggunakan PSPP

Data di atas adalah data pertanyaan yang sudah valid untuk dijadikan penelitian

mengenai perilaku konsumen karena sudah memiliki tingkat kekeliruan yang bisa

diterima sejumlah kurang dari 0,05.

49
3.3.1 Uji Validitas dari data Evaluasi

Setelah dilakukan uji validitas dari data belief yang digunakan untuk

mengukur tingkat kepercayaan konsumen pada pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner mengenai produk Brownies Amanda, sekarang dilakukan uji validitas

pada produk brownies secara umum yang mempengaruhi konsumen dalam

pembelian produk.Data yang diinputkan berasal dari data evaluasi yang sudah

dijawab oleh 30 responden. Berikut jawaban dari responden:

NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

1 5 5 5 3 4 2 3

2 5 5 5 1 2 1 2

3 3 5 5 4 5 3 5

4 3 5 3 3 4 2 5

5 4 4 4 3 3 5 3

6 5 4 3 3 5 4 4

7 4 4 4 2 4 4 4

8 4 5 5 4 4 3 4

9 5 4 4 4 4 5 4

10 2 5 5 3 5 1 3

11 5 5 5 5 4 1 4

12 5 5 5 4 4 1 2

13 5 5 5 1 4 1 4

14 5 5 5 4 4 1 5

15 5 5 5 1 4 2 4

16 5 5 5 4 4 2 5

17 5 5 5 4 5 4 5

50
18 5 5 4 1 4 1 4

19 5 5 5 4 3 1 1

20 5 5 5 4 4 1 5

21 4 5 5 4 3 3 3

22 4 5 5 3 3 4 3

23 5 5 5 4 3 2 2

24 3 5 5 2 2 3 3

25 5 5 5 3 2 2 2

26 5 5 5 2 4 2 2

27 5 5 5 5 3 3 4

28 4 5 4 3 4 3 4

29 5 5 4 4 4 3 4

30 5 5 4 4 4 3 3

Tabel 10. Data Responden Terhadap Evaluasi

Data di atas diinputkan ke PSPP untuk diketahui kevalidan dari pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan, dan hasilnya adalah sebagai berikut:

51
Tabel 11. Hasil Uji Validitas Data Evaluasi Menggunakan PSPP

Ternyata dari data di atas, ada beberapa pertanyaan yang tidak valid untuk

dijadikan penelitian perilaku konsumen mengenai pengaruh pembelian produk

brownies secara umum sehingga harus dieliminasikan. Indikator ketidakvalidan

dari pertanyaan ini adalah tidak adanya nilai kekeliruan yang bisa diterima, yaitu

nilai sig (2-tailed) lebih dari 0,05. Pertanyaan yang harus dieliminasi adalah

pertanyaan mengenai atribut merek, rasa dan varian rasa.Berikut merupakan

data setelah eliminasi dari pertanyaan - pertanyaan yang tidak valid dari data

evaluasi.

52
NO P4 P5 P6 P7

1 3 4 2 3

2 1 2 1 2

3 4 5 3 5

4 3 4 2 5

5 3 3 5 3

6 3 5 4 4

7 2 4 4 4

8 4 4 3 4

9 4 4 5 4

10 3 5 1 3

11 5 4 1 4

12 4 4 1 2

13 1 4 1 4

14 4 4 1 5

15 1 4 2 4

16 4 4 2 5

17 4 5 4 5

18 1 4 1 4

19 4 3 1 1

20 4 4 1 5

21 4 3 3 3

53
22 3 3 4 3

23 4 3 2 2

24 2 2 3 3

25 3 2 2 2

26 2 4 2 2

27 5 3 3 4

28 3 4 3 4

29 4 4 3 4

30 4 4 3 3

Tabel 12. Hasil Eliminasi Uji Validitas Data Evaluasi

Data di atas diinput ke PSPP untuk memastikan kevalidan dari pertanyaan-

pertanyaan yang sudah mengalami evaluasi. Berikut merupakan hasil uji validitas

dari data tersebut:

54
Tabel 13. Hasil Eliminasi Uji Validitas Data Evaluasi Menggunakan PSPP

Setelah hasil tersebut diuji, semua pertanyaan mengenai atribut harga,

kemasan, promosi dan aroma menunjukkan kevalidan. Jadi pertanyaan

mengenai produk brownies Amanda tersebut sudah dikatakan valid untuk

dijadikan sebagai kuisoner untuk mengetahui respon konsumen.

3.3 Uji Reliabilitas/Evaluasi untuk Atribut Produk Brownies Amanda

Uji reliabilitas ini dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan konsistensi skor-

skor yang diberikan responden satu dengan responden lainnya.Suatu kuesioner

dikatakan handal atau reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.Uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan metode Alpha Chronbach’s berdasar skala 0 sampai 1. Kriteria nilai

Alpha Chronbach’s dikelompokkan menjadi 5 dengan range yang sama, yaitu:

55
1. Nilai Alpha Chronbach’s 0,00-0,20 : kurang reliabel

2. Nilai Alpha Chronbach’s 0,21-0,40 : agak reliabel

3. Nilai Alpha Chronbach’s 0,41-0,60 : cukup reliabel

4. Nilai Alpha Chronbach’s 0,61-0,80 : reliabel

5. Nilai Alpha Chronbach’s 0,81-1,00 : sangat reliabel

Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas terhadap data belief:

Tabel 14. Hasil uji Reliabilitas Data Belief

56
Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas terhadap data evaluasi:

Tabel 15. Hasil Uji Reliabilitas Data Evaluasi

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan PSPP, data hasil uji reliabilitas

untuk data belief diperoleh hasil bahwa nilai Alpha Chronbach’s 0,43 sedangkan nilai

Alpha Chronbach’s untuk data evaluasi adalah 0,49. Hal ini berarti skor yang

diberikan responden untuk setiap pernyataan pada kuesioner data belief yang terkait

dengan atribut produk Brownies Amanda cukup reliabel karena nilai Alpha

Chronbach’s berada diantara 0,41 - 0,60, sedangkan nilai Alpha Chronbach’s pada

kuesioner data evaluasi adalah cukup reliabel karena berada pada range 0,41 - 0,60.

Hal ini berarti setiap jawaban yang diberikan responden untuk setiap atribut pada

produk Brownies Amanda stabil atau konsisten dari waktu ke waktu.

3.4 Analisis Sikap Konsumen

Model yang digunakan untuk menganalisis sikap konsumen adalah model

Multiciri Fishbein. Model ini digunakan untuk menganalisis sikap konsumen terhadap

produk yang dikenali lewat atribut-atribut yang melekat pada obyek

tersebut.Pengukuran model sikap ini dilakukan dengan menggunakan skala likert

dengan dimensi 5. Dimensi tersebut antara lain:

57
Skala 1 : sangat tidak mungkin

Skala 2 : tidak mungkin

Skala 3 : ragu-ragu/biasa

Skala 4 : mungkin

Skala 5 : sangat mungkin

NO P4 P5 P7 AB SIKAP

1 9 16 9 34 NETRAL

2 1 4 4 9 NEGATIF

3 16 25 25 66 POSITIF

4 9 16 20 45 NETRAL

5 9 9 9 27 NEGATIF

6 9 20 8 37 NETRAL

7 4 16 16 36 NETRAL

8 12 16 20 48 POSITIF

9 16 16 16 48 POSITIF

10 9 25 6 40 NETRAL

11 25 16 16 57 POSITIF

12 16 16 4 36 NETRAL

13 1 16 16 33 NETRAL

14 16 16 25 57 POSITIF

15 1 16 16 33 NETRAL

16 16 16 25 57 POSITIF

17 20 20 25 65 POSITIF

18 1 16 16 33 NETRAL

58
19 16 12 1 29 NETRAL

20 16 16 25 57 POSITIF

21 16 9 12 37 NETRAL

22 6 9 6 21 NEGATIF

23 8 12 8 28 NETRAL

24 4 8 6 18 NEGATIF

25 15 8 4 27 NEGATIF

26 8 16 8 32 NETRAL

27 20 6 8 34 NETRAL

28 9 16 16 41 NETRAL

29 16 16 16 48 POSITIF

30 16 16 9 41 NETRAL

Tabel 16. Hasil Analisis Sikap Konsumen

Jumlah Negatif : 5 responden

Jumlah Netral : 16 responden

Jumlah Positif : 9 responden

Jumlah responden untuk sikap negatif dan positif bernilai sama, yaitu 9

responden. Selain itu, diantara sikap positif, negatif, dan netral, jumlah sikap netral

paling besar yaitu sebanyak 16 responden. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar responden yang dijadikan sampel tidak terlalu menyukai produk Brownies

Amanda.

59
3.5 Analisis Perilaku Konsumen (TRA)

Analisis perilaku konsumen menggunakan model tindakan beralasan (Reasoned

Action). Model ini dijelaskan dengan adanya sikap dan norma subyektif yang dapat

membentuk niat pembelian seseorang. Bahwa niat seseorang untuk membeli suatu

produk (BI) dipengaruhi oleh sikapnya terhadap perilaku atau tindakan pembelian

tersebut (AB) dan norma subyektifnya (SN) dimana persepsi seseorang bahwa orang

lain yang penting baginya akan bertindak terhadap perilaku itu. Berdasarkan hasil

perhitungan, niat konsumen untuk membeli produk Brownies Amanda disajikan pada

tabel berikut.

Tidak bermaksud untuk 19,46 32,99

membeli

Ragu-ragu untuk membeli 32,99 46,51

Bermaksud untuk membeli 46,51 60,04

Tabel 17. Niat Konsumen dalam Pembelian Produk Brownies Amanda

NO w1 AB w2 SN BI INTERPRETASI

1 0,51 34 0,49 38 35,95 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

TIDAK BEMAKSUD UNTUK


2 0,38 9 0,62 26 19,46
MEMBELI

3 0,58 66 0,42 38 54,33 BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

4 0,48 45 0,52 54 49,69 BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

TIDAK BEMAKSUD UNTUK


5 0,47 27 0,53 34 30,68
MEMBELI

60
6 0,51 37 0,49 42 39,44 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

TIDAK BEMAKSUD UNTUK


7 0,59 36 0,41 17 28,18
MEMBELI

8 0,45 48 0,55 70 60,04 BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

9 0,52 48 0,48 45 46,57 BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

10 0,49 40 0,51 45 42,56 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

11 0,54 57 0,46 45 51,50 BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

12 0,48 36 0,52 45 40,71 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

13 0,46 33 0,54 43 38,38 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

14 0,57 57 0,43 42 50,48 BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

15 0,46 33 0,54 43 38,38 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

16 0,57 57 0,43 42 50,48 BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

17 0,58 65 0,42 42 55,42 BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

18 0,47 33 0,53 42 37,74 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

19 0,45 29 0,55 43 36,74 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

20 0,55 57 0,45 43 50,74 BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

21 0,50 37 0,50 40 38,50 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

22 0,42 21 0,58 45 34,89 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

23 0,46 28 0,54 45 37,12 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

24 0,41 18 0,59 45 34,05 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

25 0,45 27 0,55 45 36,90 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

26 0,45 32 0,55 49 41,27 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

27 0,45 34 0,55 49 42,18 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

28 0,52 41 0,48 34 37,67 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

61
29 0,57 48 0,43 29 39,86 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

30 0,50 41 0,50 41 41,00 RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

Tabel 18. Hasil Uji Theory of Reasoned Action

Berdasarkan tabel diatas, dari 30 responden yang telah dijadikan sampel

didapatkan hasil bahwa hanya 9 responden yang bermaksud untuk membeli produk

Brownies Amanda, 18 ragu-ragu untuk membeli dan 3 tidak bermaksud untuk

membeli produk Brownies Amanda. Hal ini berarti sebagian besar responden yaitu

sebanyak 21 orang yang dijadikan sampel tidak bermaksud untuk membeli produk

Brownies Amanda karena masih ada keraguan dan tidak bermaksud untuk membeli.

Apabila dihubungkan antara model sikap dengan TRA didapatkan hasil di bawah ini

yang menjelaskan kepastian sikap konsumen.

SIKAP KEINGINAN BERTINDAK

NETRAL RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

NEGATIF TIDAK BEMAKSUD UNTUK

MEMBELI

POSITIF BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

NETRAL BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

NEGATIF TIDAK BEMAKSUD UNTUK

MEMBELI

NETRAL RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

NETRAL TIDAK BEMAKSUD UNTUK

MEMBELI

POSITIF BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

62
POSITIF BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

NETRAL RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

POSITIF BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

NETRAL RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

NETRAL RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

POSITIF BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

NETRAL RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

POSITIF BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

POSITIF BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

NETRAL RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

NETRAL RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

POSITIF BERMAKSUD UNTUK MEMBELI

NETRAL RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

NEGATIF RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

NETRAL RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

NEGATIF RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

NEGATIF RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

NETRAL RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

NETRAL RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

NETRAL RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

POSITIF RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

NETRAL RAGU-RAGU UNTUK MEMBELI

Tabel 19. Hubungan Hasil Uji Sikap dan TRA

63
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kebijakan.

Pengembangan suatu organisasi perlu untuk meningkatkan produksi.

Untuk melawan para pesaing dibutuhkannya suatu perubahan dan

pengembangan organisasi. Adanya pengembangan dan perubahan

organisasi bisa dilakukan sebelum dan sesudah masalah terjadi. Factor –

faktor penyebab perubahan berasal dari luar maupun dari dalam lingkungan.

Factor dari luar misalnya: keamanan karyawan dan peraturan-peraturan anti-

polusi, boikot pelanggan, tingkat pendidikan yang lebih tinggi dalam pasar

tenaga kerja. Factor dari dalam misalnya: perubahan program perluasan

kerja.

Tidak mungkin lingkungan bisnis tidak menciptakan pesaing, pasti

lingkungan bisnis akan menciptakan sebuah persaingan, dan persaingan

inilah yang akan menentukan posisi perusahaan. Untuk meraih posisi yang

menguntungkan perusahaan akan bersaing dengan unit-unit bisnis lainnya

dengan pasar yang sama. Manajer selaku pembuat keputusan perusahaan

harus cerdik memilih strategi bisnis apa yang akan dijalankan, dan hal yang

terpenting selalu mengevaluasi keputusan-keputusannya karena lingkungan

pemasaran akan selalu berubah setiap saatnya.

Untuk berkompetisi Joko selaku direktur utama cv Brownies Kukus

Amanda selalu menyiapkan strategi untuk melawan para pesaing. Ketika

banyak produk brownies Kukus yang memiliki merek lain menurut Joko tidak

apa-apa karena resep Brownies Kukus memang sudah familiar di mana-

mana. Dengan begitu yang harus dilakukan tetap menjaga kualitas dan mutu

64
agar tetap dipercaya oleh para konsumen. Joko hamper selalu dipenuhi

dengan inovasi, ide-ide yang unik dan menunjukkan sesuatu yang berani

untuk bersaing menguasai pasar.

Untuk mengembangkan produk Brownies Kukus yang sekarang

banyak yang memproduksinya, perusahaan harus membuat sesuatu yang

baru, kalau bisa yang kemungkinan menarik para pelanggan untuk mencoba

membeli produk tersebut. Untuk membuat sesuatu yang baru harus

memerlukan gagasan cerdas dan segar. Bagaimana melahirkan gagasan ini

di antara sekian banyak hal yang harus sama-sama diperhatikan dalam

memulai bisnis? Setiap orang pasti punya gagasan untuk kerja sama atau

cukup untuk mengadakan sebuah acara. Namun, gagasan saja belum cukup

, sehebat apapun gagasan kita, tentu tidak punya arti apa-apa jika tidak

diketahui orang lain.

4.2 Gambaran Ideal Dengan Kondisi Lapangan

A. Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weaknesses) Amanda Brownies.

Analisis kekuatan (streght) dan kelemahan (weakneses) suatu

organisasi atau bisnis bertujuan untuk mengidentifikasi factor internal (dalam)

yang mempengaruhi keberlangsungan dari bisnis yang dijalankan. Analisis

kekuatan (streght) dan kelemahan (weakneses) Amanda Brownies adalah

sebagai berikut:

1) Strength (Kekuatan)

a. Fashion

Amanda Brownies memiliki fasion yang menarik dab unik sehingga

membuat orang – orang ingin merasakan produnya.

b. Konsistensi dan Inovasi

65
Amanda Brownies hanya menyediakan satu macam jenis kue yaitu

“Brownies” namun dengan inovasi rasa yang berbeda sehingga

akan menjadi ciri khas produk ini dan membuat konsumen lebih

tertarik untuk mencoba dan membeli.

c. Rasa

“Amanda Brownies” mempunyai banyak pilihan rasa dengan harga

yang cukup terjangkau bagi kalangan menegah ke atas.

d. Lokasi strategi

Lokasi “Amanda Brownies” letaknya sangat strategis sehingga

mudah dijangkau oleh konsumen, baik itu dengan kendaraan

pribadi maupun kendaraan umum.

e. Kemasan

“Amanda Brownies” menggunakan kemasan yang bercorak dan

menarik yang berbeda-beda untuk setiap rasa, sehingga

menambah nilai “prestigious” dari produk ini.

f. Delivery Order

Terdapat layanan delivery order sehingga konsumen dari berbagai

kota dapat memesan produk ini, namun dengan tambahan biaya

pengiriman.

2) Weaknesses (Kelemahan)

Weaknesses adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang tidak

berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh

perusahaan tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan. Kelemahan itu

terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada

66
beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi

yang tepat karena tidak memaksimalkan kekuatan yang sudah ada.

Kelemahan yang dimiliki toko Amanda Brownies adalah sebagai

berikut:

a. Produk hanya satu jenis

Produk yang ditawarkan hanya satu jenis, hal ini dapat menjadi

kekuatan dari bisnis ini, namun juga dapat menjadikan kelemahan,

jika selera konsumen terus berubah, bukan tidak mungkin produk ini

akan di tinggalkan dan beralih ke produk lain yang lebih inovasi.

b. Took terbatas pada kota besar

“Amanda Brownies” bukan merupakan bisnis waralaba, jadi tidak

setiap kota terdapat outlet/toko, cabang “Amanda Brownies” hanya

di buka di kota-kota besar.

c. Masa expired singkat

Brownies ini mempunyai masa expired yang relatif singkat yaitu

sekitar 4 hari pada suhu kamar dan maksimum 1 minggu jika

disimpan di lemari pendingin (kulkas).

d. Harga

Harga Brownies yang kurang ekonomis, sehingga yang

menikmatinya hanya kalangan menengah keatas.

B. Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threat) Amanda Brownies

Analisis peluang (opportunity) dan ancaman (threat) suatu organisasi

atau bisnis bertujuan untuk mengidentifikasi factor eksternal/lingkungan

yang mempengaruhi keberlangsungan dari bisnis yang dijalankan.

67
1) Opportunities(peluang)

Opportunity adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan

dan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk memanfaatkan.

Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal ini

mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon

masyarakat atau isu yang diangkat.

Peluang yang dimiliki toko Amanda Brownies adalah sebagai berikut:

a. Selera

Toko Amanda Brownies memproduksi brownies kukus dengan rasa

beraneka ragam, Selain itu inovasi rasa ini juga dimaksudkan untuk

membidik/menarik semua segmen pasar Sehingga toko “Amanda

Brownies” menjadikan selera masyarakat sebagai peluang untuk

mendapatakan lebih banyak profit.

b. Persaingan

Melihat dari persaingan peluang bisnis ini akan sangat menjanjikan

sekali, hal ini karena saingan untuk usaha ini bisa dikatakan belum

banyak.

2) Threats(ancaman)

Threats adalah factor negative dari lingkungan yang memberikan

hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah perusahaan.

Ancaman utama yang dihadapi Amanda Brownies berasal dari

competitor (pesaing) produk yang sejenis yaitu kue dan ataupun

makanan.

Beberapa ancaman tersebut adalah:

68
a. Keadaan tempat

karena Brownies berada di kota – kota besar sehingga setiap

tahunnya semakin banyak pendatang di kota – kota tersebut, hal

ini membuat bisnis makanan mempunyai prospek yang kurang baik.

b. akan banyak pihak lain yang akan meniru usaha kita ini, hal ini tentu

akan membuat saingan yang baru bagi kita

c. Adanya oko-toko kue tradisional yang ada di masyarakat dengan

harga yang terjangkau untuk kalangan menengah kebawah.

69
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari pembahasan terhadap sikap dan perilaku konsumen

terhadap produk Brownies Amanda, didapatkan 4 atribut produk yang mempengaruhi

pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian produk Brownies Amanda,

diantaranya merek, rasa, varian rasa dan harga. Hasil Uji Cochran’s Q Test

didapatkan sebesar 6,73 dengan df sebesar 3 dan nilai kritis sama dengan 0,05.

Pada uji reliabilitas terhadap data belief didapatkan sebesar 0,43 yang berarti

cukup reliable. Sedangkan uji reliabilias terhadap data evaluasi didapatkan sebesar

0,49 yang berarti cukup reliable. Hal ini berarti setiap jawaban yang diberikan

responden untuk setiap atribut pada produk Brownies Amanda stabil atau konsisten

dari waktu ke waktu.

Kemudian pada analisis sikap kosumen didapatkan jumlah responden dengan

sikap netral lebih besar dibandingkan dengan jumlah sikap positi maupun negative,

sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden yang dijadikan sampel

tidak terlalu menyukai produk Brownies Amanda.

Pada analisis perilaku konsumen (TRA) didapatkan dari 30 responden yang

telah dijadikan sampel didapatkan hasil bahwa hanya 9 responden yang bermaksud

untuk membeli produk Brownies Amanda, 18 ragu-ragu untuk membeli dan 3 tidak

bermaksud untuk membeli produk Brownies Amanda.

Strategi pemasaran yang dilakukan adalah marketing mix. Dari semua 4P

(Product, Place, Price, Promotion) sudah tepat, karena strategi pemasaran yang

sudah dilakukan dapat menambah jumlah pelanggan dan mempertahankan

70
konsistensi dari pelanggan itu sendiri. Sehingga dapat dikatakan bahwa produk

tersebut sudah terkenal dimata masyarakat.

Untuk mendirikan sebuah perusahaan kita harus melihat keadaan

dengan menganalisa berdasarkan SWOT. Untuk mengembankan produksi

harus selalu mempunyai gagasan yang cerdas dan segar. Selalu

mengevaluasi apa kekurangan agar bisa mengembangkan apa saja yang

perlu dikembangkan dan menambahkan apa yang perlu ditambahkan. Tidak

dapat dipungkiri pasti ada namanya persaingan dalam suatu usaha, untuk

tetap exis dengan banyak persaingan yang ada kita harus melayani

pelanggan sebaik mungkin karena pelanggan bagaikan Raja. Mendengar para

pahlawan adalah cara terbaik untuk membuat bsnis tetap tumbuh. Begitu juga

gagasan-gagasan cemerlang harus selalu ada untuk mengembangkan

kreativitas dan menejemen

4.2 SARAN

1. Amanda Brownies Makassar sebaiknya melakukan riset lokasi yang

tepat sebelum membuka kembali cabang baru, karena lokasi yang

sangat strategis mampu meningkatkan penjualan agar sesuai dengan

target yang ingin dicapai dan memperbesar papan penunjuk ke lokasi

toko.

2. Amanda Brownies Makassar sebaiknya aktif melakukan event

promosi baik secara offline maupun online dengan penawaran yang

lebih menarik agar konsumen tetap membeli produk Amanda

Brownies dan agar meminimalisir adanya konsumen yang tertarik ke

produk kompetitor.

71
Daftar Pustaka

Alma,Buchari.2015.Pengantar bisnis.Bandung.Alfabeta

Timpe,Dale,A.1992.Seri Ilmu dan Seni Manajemen

Bisnis”Kreativitas”.Jakarta.PT Alex Media Komputindo

Hani,Handoko,A.2015.Manejemen Edisi 2.Yogyakarta.BPFE-Yogyakarta.

Rangkuti,Freddy.2015.Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus

Bisnis.Gramedia Pustaka Utama

Mastuti,Indasari.,dan Agustina Rozalena.2010.Mencicipi Kesuksesan

Amanda.Bandung.Kaifa

http://manageradio.com/struktur-organisasi/perbedaan-komisaris-direktur-

general-manager-dan-manager-station-radio/

http://www.pengertianku.net/2015/06/pengertian-manajer-dan-tugasnya-serta-

tingkatannya.html

http://ekonomi-sosiologi-geografi.blogspot.co.id/2015/10/tugas-dan-fungsi-

manajer-keuangan-dalam.html

http://pengertianmanajemen.net/pengertian-manajemen-operasional/

Argama, R. (2006). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sebagai

Komponen Jamsostek. Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Armiyanti, I. (2009). pelaksanaan program keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) guna meminimalisir kecelakaan kerja di

PT.PLN (Persero) wilayah Nusa Tenggara Barat cabang

Sumbawa Besar. Skripsi.

72
Asyraf, D. (2009). Peran Serikat Pekerja. Thesis.

Batubara, A. (2007). Pengaruh Jaminan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Karyawan pada PT.

Pertamina unit Pemasaran -1 Medan. Skripsi.

Bougie, U. S. (2013). Research Methods for Business (6th ed).

United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd.

Catarina, C. (2009). Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan terhadap

prestasi kerja karyawan PT. PLN (Persero) APJ Semarang.

Skripsi.

Dameyanti, S. (2014). Implementasi Kesehatan dan Kesehatan Kerja

(K3) pada Proyek di Kota Bintung. Skripsi.

Dessler, G. (1992). Manajemen SDM, Edisi Bahasa Indonesia.

Jakarta: Prenhallindo.

Dessler, G. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Bahasa

Indonesia.

Jakarta: PT. Indeks.

Dewi, R. (2006). Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja

terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Ecogreen Oleochemicals

Medan Plant. Skripsi.

EFENDI, H. M. (2006). MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA.

JAKARTA: PT. GRASINDO.

Ernawati. (2009). Buku Saku Komunikasi Keperawatan Aplikasi

dalam Pelayanan. Jogjakarta: Graha Ilmu.

Gie, T. (2000). Administrasi Perkantoran Modern.

Yogyakarta: Liberty. Handiguna, R. A. (2009). Manajemen

73
Pabrik. Jakarta: Bumi Aksara.

Handoko, T. (2012). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: bpfe.

Hanggraeni, D. (2012). MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA.

JAKARTA:

Lembaga Peneerbit FEUI.

Hargiyarto, P. (2010). Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

serta Pencegahan Kecelakaan Kerja. Penelitian.

Hidayah. (2013). Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan

Kerja dalam Meningkatkan Produkticitas Kerja di PT. Tirta

Investama Wonosobo. Skripsi.

Hongadi, E., & Praptiningsih, M. (2013). Analisis Penerapan Program

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Pada PT. Rhodie

Manyar di Gresik. Skripsi.

74
LAMPIRAN

Gambar Keadaan di dalam Toko Brownies Amanda

Gambar Varian Produk dari Brownies Amanda

Gambar Suvey Konsumen Produk Brownies Amanda

75

Anda mungkin juga menyukai