(RUMAH TINGGAL)
KELOMPOK II
Semoga makalah ini dapat berguna dan di pahami oleh siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami memohon maaf apabila ada kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan, mohon kritik dan saran yang membangun untuk kelanjutan
perbaikan makalah di waktu yang akan datang.
Tim penulis
i
ABSTRAK
Desain interior pada dasarnya terkait dengan hal merencanakan, menata
dan merancang ruang-ruang interior di dalam sebuah bangunan agar menjadi
sebuah tatanan fisik untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam hal
penyediaan sarana bernaung dan berlindung. Tujuan desain interior untuk
memperbaiki fungsi, memperkaya nilai estetika dan meningkatkan aspek
psikologis dari sebuah ruangan.
ii
DAFTAR ISI
iii
- Security..............................................................................46
- Ergonomi &antropometri...................................................47
3. Rumah tinggal ….......................................................................... 50
- Pengertian...........................................................................50
- Fungsi rumah tinggal..........................................................50
- Sejarah rumah tinggal.........................................................54
- Tradisi dan modern rumah tinggal......................................55
- Type-type rumah tinggal.....................................................60
- Konstruksi rumah................................................................62
- Penyelenggaraan perumahan...............................................63
4. Metedeologi desain …....................................................................74
- Definisi................................................................................74
- Latar belakang.....................................................................74
BAB III ANALISIS TIPE UNIT …............................................................ 78
A. DATA LAPANGAN …….............................................................78
1. Profil keseluruhan rumah tinggal …...............................................78
2. Lokasi & Site Plan ….....................................................................79
3. Fasilitas …......................................................................................80
4. Analisis type unit............................................................................82
- Denah Layout .............................................................................83
- Zonning & Sirkulasi ...................................................................84
B. ANALISIS DATA..........................................................................86
1. FISIK.........................................................................................86
2. NON FISIK...............................................................................89
BAB IV PENUTUP...................... …............................................................92
A. Kesimpulan ….....................................................................................92
B. Saran …................................................................................................92
C. Daftar Pustaka .....................................................................................93
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1,1 teori brewster (www.google.com)..............................................11
Gambar 2.1Art Deco (sumber: www.google.com ) ................................. 14
Gambar 2.2 Kontemporer Klasik (sumber: www.google.com) .....................20
Gambar 2.3 Biofilia(sumber: www.google.com) .................................... 21
Gambar 2.4Minimalis(sumber: www.google.com)................................ 21
Gambar 2.5Recycleable (sumber: www.google.com) ............................ 21
Gambar 2,6 barganser (sumber: www.google.com)...................................... 37
Gambar 2.7pengaman listrik (sumber: www.google.com) .......................... 39
Gambar 2.8 sakelar (sumber: www.google.com) ......................................... 39
Gambar 2.9 stopkontak (sumber: www.google.com) .......................... 42
Gambar 3,0 steker (sumber: www.google.com) .................................. 43
Gambar 3,1 fasad rumah (sumber: pribadi) ......................... ........................52
Gambar 3,2 pagar rumah (sumber: pribadi)................................................ 53
Gambar 3,3site plan (sumber: pribadi)......................................................... 53
Gambar 3,4 gua sebagai tempat tinggal (sumber:www.google.com).............58
Gambar 3,5 rumah di pedesaan (sumber: www.google.com)........................ 59
Gambar 3.6 tata ruang pedesaan (sumber: www.google.com) .....................60
Gambar 3.7 lokasi (sumber : pribadi )...........................................................83
Gambar 3,8 layout (sumber:pribadi).............................................................86
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 User Data ......................................................................................89
Tabel 1.2 Jadwal kegiatan weekday............................................................. 90
Tabel 1.3 Jadwal kegiatan weekend............................................................. 90
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud Tujuan
Dengan di buatnya makalah ini, maksud dan tujuan kami adalah untuk
lebih mengetahui desain interior sebuah rumah tinggal, agar kedepannya kami
1
dapat membuat sebuah perancangan untuk interior rumah tinggal.. Maksud
dan tujuan dari makalah ini juga untuk memenuhi tugas perancangan interior
kami, serta mendalami pengetahuan dalam interior untuk mencipkaan desain
interior yang baru, menarik, kreatif dan inovatif. Dengan proses awal
observasi sebuah apartemen yang menghasilkan data fisik untuk dianalisa,
dan yang kemudian hasil analisa tersebut akan kami jadikan sebuah referensi
untuk merancang sebuah desain interior dari sebuah rumah tinggal.
C. Identifikasi Masalah
D.Metodelogi Survey
1. Observasi
2
tinggal tersebut dan melakukan survey dengan melihat salah satu rumah
type 151 yang sudah ada penghuninya.
2. Wawancara
Langkah kedua metodelogi survey kami adalah dengan melakukan
wawancara. Narasumber kami kali ini adalah para penghuni rumah tinggal
tersebut.
3. Analisis Data
Langkah ketiga atau terakhir dari metodelogi survey kami adalah dengan
menganalisis data yang sudah kami dapatkan.
BAB II
TUJUAN DATA LITERATUR
A. DESAIN.
1. DESAIN
PENGERTIAN
ELEMEN-ELEMEN DESAIN
A. Titik.
Titik menandai lokasi terntentu di dalam ruang. Secara konseptual, titk tidak
memiliki panjang, lebar, atau kedalaman. Dengan demikian, titik adalah
3
statis tanpa arah. Sebagai penghasil bentuk yang utama, titik dapat
menandai akhir garis, perpotongan dua garis, atau sudut pertemuan garis
bidang atau volume.
(sumber : ching francis dk dan corky binggeli,desain interior dengan
ilustrasi,2011)
B. Garis
Sebagai bentuk yang dapat di lihat, garis dapat beragamberat dan
karakternya. Apakah tebal atau sedang, keras atau lembut, anggung atau
kasar, karakter visual garis di sebabkan oleh persepsi kita terhadap rasio
panjang terhadap lebarnya, konturnya, dan tingkat kontinuitasnya.
(sumber : ching francis dk dan corky binggeli,desain interior dengan
ilustrasi,2011)
C. Bentuk
Bentuk adalah istilah yang kita gunakan untuk menjelaskan kontur dan
struktur nya volume secara keseluruhan. Bentuk volume spesifik ditentukan
oleh bentuk dan hubungan garis dan bidang yang ada di dalamnya yang
menjelaskan batas volume itu.
(sumber : ching francis dk dan corky binggeli,desain interior dengan
ilustrasi,2011)
D. Tekstur
Tekstur adalah spesifik permukaan yang di hasilkan dari struktur tiga
dimensinya. Tekstur sering berguna untuk menjelaskan kelembutan atau
kekasaran permukaan secara relatif. Ia juga dapat di gunakan untuk
menjelaskan sifat permukaan karakteristik pada material yang di kenal,
seperti kekerasan pada batu, lekukan pada kayu, dan gelombang pada kain.
(sumber : ching francis dk dan corky binggeli,desain interior dengan
ilustrasi,2011)
E. Cahaya
Cahaya mempengaruhi persepsi kita akan tekstur, dan pada gilirannya, di
pengaruhi oleh teksture yang ia terangi. Jatuhnya cahaya langsung pada
permukaan yang berstektur fisik akan meningkatkan tekstur visualnya.
4
(sumber : ching francis dk dan corky binggeli,desain interior dengan
ilustrasi,2011)
F. Ruang
Ruang adalah jarak yang memisahkan antar sesuatu. Biasanya digunakan
memisahkan atau menyatukan elemen-elemen layout. Ruang juga berfungsi
sebagai tempat istirahat bagi mata. Dalam bentuk fisiknya,
pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek
(figure) dan latar belakang (background).
G. Ruang
Ruang adalah jarak yang memisahkan antar sesuatu. Biasanya digunakan
memisahkan atau menyatukan elemen-elemen layout. Ruang juga
berfungsi sebagai tempat istirahat bagi mata. Dalam bentuk fisiknya,
pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek
(figure) dan latar belakang (background).
H. Ukuran
Ukuran adalah seberapa besar atau kecil sesuatu hal. Perbandingan ukuran
satu bentuk terhadap bentuk lainnya. Dengan menggunakan elemen ini kamu
dapat menciptakan kontras dan penekan (emphasis) pada obyek desain, sehingga
orang akan tahu sisi menarik atau menonjol dari desain itu dan melihatnya terlebih
dahulu.
I. Warna
5
1. Sejarah Warna
Bangsa Mesir kuno (1550 SM) tercatat sebagai bangsa pertama yang
menggunakan warna. mereka dahulu sudah mengenal warna hijau dan biru, hijau
sebagai warna cat pelataran candi dewa matahari, dan warna biru yang
melambangkan warna langit yang memiliki arti penting. Bertolak dari situ
penggunaan warna bukan saja digunakan untuk menghasilkan sesebuah karya dan
reka bentuk, malah digunakan sebagai perobatan dan terapi. mereka sudah
menggunakan warna untuk menyembuhkan penyakit. dimana penggunaan warna
adalah bagi tujuan terapi. Ada beberapa daftar warna tertulis di papirus pada 1550
SM yang menjelaskan warna sebagai “obat”.
Orang Yunani menganggap warna adalah hanya sebagai ilmu. Hippocrates, antara
lain,meninggalkan sisi metafisik dari warna, berkonsentrasi hanya pada aspek
ilmiah.
Bangsa Cina juga mempraktekkan penyembuhan melalui media warna. Hal ini
terlihat dari catatan diagnosis warna para Nei/ching, 2000 Tahun yang silam.
1611 – Finlandia – Sistem warna tertua yang diketahui diteliti oleh Astronom,
Imam dan Neoplatonist Aron Sigfrid Forsius (1569-1637). Dalam lingkaran warna
nya, antara warna Hitam dan Putih, terdapat warna Merah dan Biru di sisi lain;
Kuning kemudian muncul antara Putih dan Merah, Kuning pucat antara Putih dan
Kuning, Orange antara kuning dan Merah.
6
1672 – Inggris – Isaac Newton (1642-1726) menemukan roda warna pertama.
Teori “Optik” nya memiliki ide yang tepat dalam membagi prisma. Namun
teorinya ada yang salah.
1724 – Prussian Blue, warna dual-tone transparan yang semakin dekat dengan
cyan transparan. Warna massa mendalam memiliki kualitas hitam-hijau yang
menghasilkan “ungu gelap”. Besi dan gas “sianogen”.
1766 – Inggris – Penggunaan pertama yang diketahui dari roda warna ini
dikembangkan oleh Musa Harris (1731-1785), meneliti warna Merah, Kuning,
kuning dan hitam.
1775 – Jerman – Segitga warna Tobias Mayer pertama kali diterbitkan oleh
fisikawan Göttinger George Christopher Lichtenberg.
1788 – Inggris – Mosas Harris dan Gainsborough membuat roda warna delapan
belas, sekali lagi tanpa Cyan atau Magenta.
7
1790 – Inggris. Sebuah roda warna baru, yang pertama dibuat untuk cahaya,
bukan pigmen. Menggunakan Merah, hijau dan biru sebagai primary, oleh
Movwell.
1809 – Jerman – roda warna Philipp Otto Runge memiliki Putih di bagian atas dan
hitam di bagian bawah, dibungkus warna sekitar pertengahan bola
1800 – Artis pada waktu ini memiliki palet triad transparan dalam tabung untuk
pertama kalinya. Tiga dicampur ke dalam gelap netral yang bisa didorong hangat
atau dingin.
1859 – Italia – Magenta adalah nama baru dari warna pink-ungu kaya yang
berasal dari lokasi pertempuran berdarah di Italia
1860 – Jerman – “Violet Cobalt”, warna Magenta dingin, dan diperlukan untuk
membuat warna yang jatuh antara antara Magenta dan Cyan termasuk Biru dan
Azure
1862 – Jepang – roda warna Jepang diakui ada lima warna: Putih, Kuning,
Merah, Hitam dan Ultra Blue yang merupakan teori warna baru.
1868 – Jerman – warna ditemukan Violet Mangan dan warna Cool Magenta
permanen.
8
1874 – Jerman – Wilhelm von Bezold (1837-1907) memperkenalkan kerucut
warna-nya. didasarkan pada Red, Green dan Blue sebagai pendahuluan.
1878 – Austria – Ewald Hering fisiolog (1834-1918) berteori tiga set lawan dari
warna, Kuning dan Biru, Merah dan Hijau, dan Hitam dan Putih.
1886 – Jerman – Yang pertama dan pada saat yang sama standar terakhir dari
warna pigmen untuk seniman disajikan oleh AW Keim, dari “Deutche
Gesellschatf zur Forderung rationeller Malverfahren”. Ia membuat standart warna
yang dianggap perlu dan dipilih ang terbaik untuk para seniman supaya dapat
mengatur control pigmen
9
Ostwald. Penemuannya Memiliki Kuning, Merah, Hijau dan Laut Biru di
sudutnya.
1990 – Amerika Serikat – Sebuah “teori warna” baru diciptakan oleh Color Your
Carpet, Inc untuk sistem pencelupan tekstil
10
2. TEORI BREWSTER
Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran warna
brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split
komplementer, triad, dan tetrad (sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Brewster)
11
Pembagian warna
1. Warna primer
Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain.
Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan
kuning
2. Warna sekunder
3. Warna tersier
Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder.
Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan
jingga. Warna coklat merupakan campuran dari ketiga warna merah, kuning dan
biru.
4. Warna netral
Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1.
Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam.
Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.
12
Warna panas akan menghasilkan sensasi panas dan dekat. Sementara warna dingin
sebaliknya. Suatu karya seni disebut memiliki komposisi warna harmonis jika
warna-warna yang terdapat di dalamnya menghasilkan efek hangat-sedang.
Adalah dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180°) di lingkaran
warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan hubungan
kontras paling kuat. Misalnya jingga dengan biru.
Sistem warna
Sistem yang lebih komprehensif untuk mendapatkan spesifikasi dan
deskripsi warna yang akurat adalah sistem Munsell, di kembangkan oelh
Albert H.Munsell. sistem ini mengatur warna-warna kedalam tiga skala
langkah visual yang teratur dan seragam menurut atribut mereka, yaitu hue,
nilai, dan kroma(intensitas).
(sumber : ching francis dk dan corky binggeli,desain interior dengan
ilustrasi,2011)
13
6. Hue
Hue warna dapat diubah melalui campuran warna hue lain. Ketika
hue yang bertentangan atau yang analog pada roda warna
dicampur, hue yang harmonis dan berhubungan erat akan
terbentuk. (sumber : ching francis dk dan corky binggeli,desain
interior dengan ilustrasi,2011)
7. Nilai warna
Nilai warna dapat dinaikan dengan menambahkan warna putih dan
diturunkan dengan menambahkan warna hitam. (sumber : ching
francis dk dan corky binggeli,desain interior dengan ilustrasi,2011)
8. Intensitas
warna dapat di perkuat dengan menambahkan lebih banyak hue
yang dominan. Intensitas dapat di rendahkan dengan mencampur
abu-abu dengan warna itu atau dengahn menambahkan warna hue
komplementer. (sumber : ching francis dk dan corky
binggeli,desain interior dengan ilustrasi,2011)
Arti Warna
Merah
14
Putih
Hitam
Sangat tepat untuk menambahkan kesan misteri. latar belakang warna hitam dapat
menampilkan perspektif dan kedalaman. Sangat bagus untuk menampilkan karya
seni atau fotografi karena membantu penekanan pada warna-warna lain.
Biru
15
Selain itu, jika digabungkan dengan warna merah dan kuning dapat memberikan
kesan kepercayaan dan kesehatan.
Hijau
Kuning
Warna Kuning merangsang aktivitas mental dan menarik perhatian, Sangat efektif
digunakan pada blogsite yang menekankan pada perasaan bahagia dan kekanakan.
Merah Muda
Warna Merah Muda menunjukkan simbol kasih sayang dan cinta, persahabatan,
feminin, kepercayaan, niat baik, pengobatan emosi, damai, perasaan yang halus,
perasaan yang manis dan indah.
Ungu
16
Oranye
Coklat
Abu-Abu
Emas
Fungsi Warna
17
- Fungsi isyarat, warna memberikan tanda-tanda atas sifat dan/atau kondisi,
seperti merah bisa memberikan isyarat marah atau bendera putih
mengisyaratkan “menyerah”
- Fungsi psikologis, warna juga memberikan kesan terhadap yang melihat,
seperti misalnya warna hijau rumput dapat memberikan kesan yang
menyegarkan
- Fungsi alamiah, warna adalah properti benda tertentu, seperti buah tomat
jarang ada yang hitam kan
PRINSIP DESAIN
1. Keseimbangan (balance)
Sesuai namanya keseimbangan di sini berarti keseluruhan komponen-
komponen desain harus tampil seimbang. Tidak berat sebelah. Desainer harus
memadukan keseimbangan antara tulisan, warna, atau pun gambar sehingga tidak
muncul kesan berat sebelah. Ada dua pangkal pokok yang dipakai dalam
menerapkan keseimbangan, yaitu keseimbangan simetris dan asimetris. Di mana
simetris berdasarkan pengukuran dari pusat yang menyebar ke arah sisi dan
kanan. Sedangkan asimetris berarti pengaturan yang berbeda dengan berat benda
yang sama di setiap halaman.
2. Kesatuan (unity)
Kesatuan dalam prinsip desain grafis adalah kohesi, konsistensi,
ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Dengan
prinsip kesatuan dapat membantu semua elemen menjadi sebuah kepaduan dan
menghasilkan tema yang kuat, serta mengakibatkan sebuah hubungan yang saling
mengikat. Karena penting adanya menyuguhkan klien sebuah desain yang
mengandung arti yang kuat sesuai dengan tema yang diminta.
3. Ritme/Irama (rhythm)
18
Ritme adalah pembuatan desain dengan prinsip yang menyatukan irama.
Bisa juga berarti pengulangan atau variasi dari komponen-komponen desain
grafis. Irama dihasilkan oleh unsur-unsur yang berbeda dengan pola yang
berirama dan unsur serupa serta konsistensi. Jenis irama meliputi regular,
mengalir(flowing), dan prosesif atau gradual.
4. Penekanan/Aksentuasi (emphasis)
Dalam setiap bentuk desain ada hal yang perlu ditonjolkan lebih dari yang
lain. Tujuan utama dari penekanan ini adalah untuk mewujudkan hal itu sehingga
dapat mengarahkan pandangan khalayak sehingga apa yang mau disampaikan
tersalur. Tapi yang perlu diingat adalah tidak semua elemen harus ditonjolkan
disampaikan.
5. Proporsi
Proporsi merupakan hubungan perbandingan antara bagian dengan bagian
lain atau bagian dengan elemen keseluruhan. Dapat diartikan pula sebagai
perubuhan ukuran/size tanpa perubahan ukuran panjang, lebar, atau tinggi,
sehingga gambar dengan perubahan proporsi sering terlihat distorsi.
6. Keselarasan (harmoni)
Keselarasan merupakan prinsip desain yang diartikan sebagai keteraturan
tatanan diantara bagian-bagian suatu karya. Keselarasan dalam desain merupakan
pembentukan unsur-unsur keseimbangan, keteraturan, kesatuan, dan perpaduan
yang masing-masing saling mengisi dan menimbang. Keselarasan (harmoni)
bertindak sebagai faktor pengaman untuk mencapai keserasian seluruh rancangan
penyajian.
7. Kontras
Kontras adalah salah satu prinsip desain yang paling berguna, ia dapat
menyebabkan mata untuk mengevaluasi ulang pentingnya satu area fokus
dibandingkan dengan bagian lain. Ia menghilangkan kebosanan pada tampilan
secara keseluruhan, seperti ketika menggunakan baju dengan ikat pinggang yang
kontras.
Warna akan menyebabkan timbulnya perhatian dan pada hal lain yang ada
di dalamnya. Penempatan fitur yang kontras membutuhkan perhatian yang rinci.
19
Kontras pada kain akan menyebabkan semakin kuatnya perbedaan diantara jenis-
jenis kain tersebut, contohnya jaket wool yang dipadukan dengan blouse sutera.
Kontras tidak selalu harus ekstrim, karena yang kita bicarakan di sini adalah
kontras yang serasi.
8. Kesederhanaan (simplicity)
Kesederhanaan/simplicity merupakan suatu keadaan, kondisi, maupun
bentuk dimana meringkas segala sesuatu yang ada menjadi lebih sederhana
sekaligus bermakna. Berbanding terbalik dengan sesuatu yang kompleks,
simplicity berupaya meminimalisir informasi sepadat dan seakurat mungkin
sehingga audiens menerima dengan cepat. Dalam proses desain, simplicity pada
suatu karya dapat dikatakan berhasil jika bukan hanya audiens menerima dengan
cepat pesan kita, namun dengan nilai simplicity pada karya kita audiens dapat
meresapi makna dibalik karya yang sesungguhnya memiliki makna mendalam
tidak seringkas tampilannya.
GAYA DESAIN (PERIODISASI)
A. Faktor Pendorong Modernisme Desain
Pencarian terhadap gagasan baru dengan mengabaikan peran dari gaya
desain lama. Serta pencarian terhadap makna – makna baru yang melihat masa
lalu sebagai pijaka.
20
Periode Modern
Ciri cirinya :
- Berkonsep form Follow Function yaitu prinsip yang menyatakan
bahwa bentuk (shape) harus dipilih berdasarkan tujuan yang
dimaksudkan serta fungsinya
- Diawali dari era Revolusi Industri
- Desain dibuat dari eksperimen
- Kedudukan desain mulai berjarak seni
- Berupaya menciptakan efisiensi
C. Perkembangan Gaya Desain
1. Art deco
Pada 1990, gaya art deco begitu
populer di Indonesia, khususnya untuk
masyarakat berkantung tebal yang
menyukai karya seni. Hal itu terlihat
dari berbagai interior simetris yang
memenuhi ruangan, mulai dari tekstur Gambar 2.1(sumber: google.com)
warna, gambar, hingga aksesoris.
Sebenarnya, art deco sendiri merupakan tren desain yang muncul sejak
tahun 1920–1939, atau seusai Perang Dunia I dan berakhir sebelum Perang Dunia
II. Pada masa tersebut, gaya ini dianggap fungsional, anggun dan ultra modern.
21
2. Kontemporer Klasik
Seni kontemporer sendiri mulai muncul seusai
Perang Dunia II dengan implementasi yang tidak terikat
batas, baik batas ruang maupun waktu. Seni
kontemporer juga muncul untuk merujuk istilah seni
modern. Kontemporer klasik, merupakan perpaduannya
dengan tambahan aksen klasik.Biasanya, hunian yang
menganut konsep ini ingin menceritakan suasana lampau
di zaman Gambar 2.2(sumber: google.com)
modern. Kenangan dari aksesoris atau furnitur yang berupa barang–barang
peninggalan orang tua kemudian dipadupadankan dengan desain dinding dan
pewarnaan yang memberi kesan modern. Kontemporer klasik kemudian booming
di Indonesia pada 1995.
3. Biofilia
Istilah biofilia pertama kali
dituturkan oleh Edward Wilson pada 1984
yang merujuk pada kecenderungan
manusia untuk berhubungan dengan alam.
Sementara itu, Patrick Leblanc adalah
orang yang pertama kali mengaplikasikan
hipotesis tersebut ke dalam
desain Gambar 2.3(sumber: google.com)
interior.Pada tahun 2000, pengaplikasian tanaman
untuk interior kemudian populer di Indonesia, seperti meletakkan pot di pojok
ruang tamu, penyematan taman kecil, atau pembuatan vertical garden.
22
4. Minimalis
Tahun 2005, pertumbuhan
penduduk tampak kian bertambah dengan
keterbatasan lahan. Terbukti dengan
ukuran rumah yang semakin kecil dan
hunian highrise (apartemen serta
kondominium) yang mulai
populer.Berkaca pada tren properti inilah
maka
Gambar 2.4(sumber: google.com)
para pemilik hunian menginginkan sebuah konsep yang sederhana, namun tetap
bergaya. Pemanfaatan ruang pun tercipta, sehingga menghasilkan nama gaya
minimalis.
5. Recycleable
Menginjak 2015, kenangan
pada barang-barang peninggalan masa
lalu kembali menarik perhatian publik.
Hanya saja, barang tersebut
dialihfungsikan ke dalam bentuk lain.
Misalnya, koper Gambar 2.5(sumber: google.com)
besar zaman dahulu yang diubah menjadi meja dan sebagainya.Gaya recycle (daur
ulang) juga tak hanya memberi kenangan, tapi juga cerita, pengurangan budget
dan kesan kreatif pada si pemilik rumah.
23
B. DESAIN INTERIOR
1. PENGERTIAN
Desain berarti proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu
sebelum bertindak atau merancang. Pada dasarnya desain merupakan pola
rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda. Desain merupakan
langkah awal sebelum memulai membuat suatu benda. Desain juga merupakan
perencanaan dalam pembuatan sebuah objek, sistem, komponen atau struktur.
(sumber : Teori Interior,2014)
Desain interior adalah ilmu yang mempelajari perancangan suatu karya
seni yang ada di dalam suatu bangunan dan digunakan untuk memecahkan
masalah manusia. Salah satu bidang studi keilmuan yang didasarkan pada ilmu
desain, bidang keilmuan ini bertujuan untuk dapat menciptakan suatu lingkungan
binaan (ruang dalam) beserta elemen-elemen pendukungnya, baik fisik maupun
nonfisik. Sehingga kualitas kehidupan manusia yang berada didalamnya menjadi
lebih baik.
Desain interior juga adalah merencanakan, menata, dan merancang ruang-
ruang interior dalam bangunan. Tatanan fisik di atas dapat memenuhi kebutuhan
dasar kita akan sarana untuk bernaung dan berlindung menentukan langkah
sekaligus mengatur bentuk aktivitas kita; memelihara aspirasi kita dan
mengekspresikan ide-ide yang menyertai segala tindakan kita, mempengaruhi
penampilan, perasaan dan kepribadian kita. Oleh sebab itu, maksud dan tujuan
desain interior adalah untuk memperbaiki fungsi, memperkaya nilai estetika dan
meningkatkan aspek psikologis dari ruang interior. Perancangan interior meliputi
bidang arsitektur yang melingkupi bagian dalam suatu bangunan.
(sumber : Menjadi Desain Interior, 2014)
2. ASPEK-ASPEK PERANCANGAN
a. Pengguna / Penghuni
Sesuai dengan tujuan desainer interior membuat lingkungan fisik
untuk mewadahi aktifitas manusia, maka rumah tinggal juga harus dapat
24
memenuhi kebutuhan (needs). Manusia sesuai aktifitasnya di dalam rumah tinggal
tersebut. Menurut Maslow (1954) dalam Lang (1987), menjelaskan needs sebagai
berikut :
1. Physiological needs, kebutuhan fisik – fisiologis.
2. Safety needs (physical, psychic), kebutuhan rasa aman secara fisik dan
psikis.
3. Affiliation needs, kebutuhan untuk berasosiasi dalam suatu sitem,
berinteraksi.
4. Esteem needs, kebutuhan akan penghargaan..
5. Actualization needs, kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri.
6. Cognitive/Aesthetic needs, kebutuhan kognitif/Estetika.
b. Aspek Lingkungan
Lingkungan adalah tempat tempat berdirinya rumah.Karena itu
aspek lingkungab merupakan salah satu aspek penting dalam perencanaan
rumah. Beberapa aspek lingkungan yang harus diperhatikan dalam
perancanaan adalah:
a. Keadaan Tanah
25
Kondisi tanah yang tidak selalu sama dan setiap tempat mempunyai
kondisi yang spesifik. Terlebih dahulu diperhatikan peraturan-
peraturan setempat yang terkai dengan rekayasa lahan, misalnya
kebijakan penataan ruang di wilayah itu. Dalam aturan tersebut
biasanya sudah tercantum berbagai aturan, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Jenis dan bentuk bangunan yang boleh didirikan di tempat tersebut.
2) Koefisien Dasar Bangunan ( KDB)
Angka KDB menunjukkan perbandingan luasan lahan yang ditutup
perkerasan dengan luasan seluruhnya. Dari besarnya presentase
KDB dapat diketahui seberapa luas lahan yang diperbolehkan
ditutup perkerasan. Aturan ini ditujukan untuk mengendalikan
luasan tanah yang harus bebas dari perkerasan untuk meresapkan
air ke dalam tanah.
3) Floor Area Ratio (FAR)
Angka FAR menunjukkan perbandingan antara luasan seluruh
lantai bangunan dengan luasan lantai dasar bangunan. Angka ini
menggambarkan jumlah lantai bangunan yang diperbolehkan
dibangun di suatu tempat.
4) Ketinggian Maksimal Bangunan
Ketinggian maksimal bangunan terkadang overlap dengan angka
FAR, namun dengan variable pengukuran yang berbeda. Pada
FAR, angkanya menunjukkan jumlah lantai bangunan yang
diijinkan dibangun disuatu lahan tanpa memberikan batasan
ketinggian floor to floor dari setiap lantainya.Angka ketinggian
maksimum bangunan justru memberikan batasan bangunan secara
jelas tanpa menentukan jumlah lantai bangunan yang dibuat.
Ketentuan yang tidak terbatasi dengan ketentuan FAR akan
dibatasi dengan ketentuan ketinggian maksimum
bangunan.Demikian pula sebaliknya. Aturan ini ditujukan untuk
mengendalikan kondisi kenyamanan lingkungan khususnya yang
26
terkait dengan aspek thermal. Dengan batasan ketinggian
maksimum bangunan diharapkan penggelapan sebagian
lingkungan oleh baying-bayang lingkungan dapat dikendalikan.Hal
ini penting karena terkait dengan aspek kesehatan dan aspek
kenyamanan.
5) Garis Sempadan Bangunan
Garis sempadan memberikan aturan jarak bangunan dari area
umum (misalnya dari as jalan di depannya, dari as sungai di
depannya). Aturan ini dibuat untuk mengendalikan area bebas yang
harus diberikan pada suatu area umum seperti jalan maupun
sungai.
Pada dasarnya aturan ini dibuat dengan tujuan untuk menjaga
kelestarian dan keberlanjutan lingkungan dalam jangka
panjang.peraturan tersebut merupakan salah satu pegangan dalam
perancangan rumah. Untuk mengetahui kondisi lahan setempat
dengan lengkap dapat dilakukan dengan penelitian-penelitian
sebagai berikut:
a. Perbedaan Tinggi Rendahnya Tanah
Perbedaan tersebut akan memberikan informasi arah aliran air
pada lahan. Dengan informasi ini akan dapat direncanakan
area-area dalam lahan yang memungkinkan dibuat untk resapan
air dan saluran air.
b. Kekerasan/Kepadatan Tanah
Sangat penting untuk menentukan jenis dan bahan fondasi yang
cocok digunakan untuk tempat tersebut.
c. Kebisingan dan Frekuensi Lalu Lintas
Untuk merencanakan organisasi ruang pada bangunan, ruang
mana yang sebaiknya diletakkan di area yang tenang, dan ruang
mana yang dapat toleran pada kebisingan eskternal. Informasi
kebisingan akan berguna untuk menentukan jenis material
27
bangunan yang sebaiknya digunakan untuk mengantisipasi
masalah kebisingan tersebut.
c. Arsitektural
Aspek arsitektural dapat dipahami melalui dua kata yaitu fungsi dan
bentuk. Untuk memenuhi fungsinya, sebuah bangunan harus
menyediakan sebuah tepat berlindung atau bekerja yang
menyenangkan dan efisien bagi Penghuninya. Sedangkan bentuknya,
mengacu pada seluruh bagian yang tampak, baik bagian luar maupun
bagian dalam. (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1988 : 272).
Menurut Ching (1996,36) konsentrasi dalam arsitektur bangunan
adalah wujud-wujud dari lantai, dinding, dan langit-langit yang
membatasi ruang, bukaan-bukaan jendela dan pintu , dan kontur
bentuk-bentuk bangunan. Sehingga yang penting diperhatikan dalam
aspek arsitektural dalam rumah tinggal adalah lantai, dinding, langit-
langit, termasuk bukaan jendela, pintu, dan ventilasi ruangan.
Pengecatan juga termasuk kedalam kelompok pekerjaan arsitektural.
Keindahan adalah roh dari arsitektural.
d. Elemen Interior
Lantai, adalah bidang ruang interior yang datar dan mempunyai dasar
yang rata. Sebagai bidang dasar yang menyangga aktivitas interior dari
furniture yang ada, lantai harus terstruktur sehingga mampu memikul
beban tersebut dengan aman, dan permukaannya harus kuat untuk
menahan semua beban yang berada di atas nya baik akivitas manusia
ataupun beban mati.
e. Dinding, adalah elemen arsitektur yang penting untuk setiap
bangunan. Secara tradisional, dinding telah berfungsi sebagai struktur
pemikul lantai di atas permukaan tanah, langit-langit dan atap.(Francis
D.K.Ching, 1996;176). Dinding adalah elemen utama yang dengannya
kita membentuk ruang interior. Bersama dengan bidang lantai dan
langit-langit yang pelengkap untuk penutup, dinding mengendalikan
28
ukuran dan bentuk ruang. Dinding juga dapat dilihat sebagai
penghalang yang merupakan batas sirkulasi kita, memisahkan satu
ruang dengan ruang disebelahnya dan menyediakan privasi visual
maupun akustik bagi pemakainya.
f. Langit-langit (plafond), adalah elemen yang menjadi naungan dalam
desain interior, dan menyediakan perlindungan fisik maupun
psikologis untuk semua yang ada dibawahnya. Meskipun berada diluar
batas jangkauan tangan kita dan tidak digunakan seperti halnya lantai
dan dinding, langit-langit memainkan peran visual penting dalam
pembentukan ruang interior dan dimensi vertikalnya.
(sumber:https://1219251024iwayanwidyarta.wordpress.com/2015/03/0
9/teori-dan-konsep-perancangan-ruang-dalam/ )
g. Fisika Bangunan
Fisika Bangunan merupakan cabang ilmu Fisika yang mempelajari
fenomena fisika yang terjadi pada suatu bangunan yang mempengaruhi
faktor kenyamanan manusia.
29
Bersifat alami
Tersedia secara gratis
Ttersedia berlimpah
Terbarui
Memiliki spectrum cahaya lengkap
Memiliki daya panas dan kimiawi yang diperlukan bagi makhluk
hidup di bumi
Dinamis.
Namun cahaya matahari memiliki beberapa kelemahan juga untuk
dipergunakan mencahayai ruangan, yaitu:
Pada bangunan berlantai banyak dan berdenah rumit sulit untuk
memanfaatkan cahaya alami matahaari
Intensitas tidak mudah diatur, bisa sangat silau atau sangat redup
Pada malam hari tidak tersedia
Sering membawa serta panas masuk ke dalam ruangan
Dapat memudarkan warna
30
dinding akibat konduksi dan suhu ruangan bila sinar matahari langsung
masuk pada ruangan.
31
Cahaya buatan diperlukan untuk fungsi khusus. Bayi yang
baru lahir kadang memerlukan kehangatan. Lampu dapat
menyediakan kehangatan.
32
penting untuk menhindari kejengkelan akibat harus bangkit
mematikan lampu ketika sudah sangat mengantuk.
Penerangan pada Ruang Kerja sebaiknya dari arah kiri dan
kanan meja, kareena cahaya lampu dari depan akan terpantul
di bidang kerja. Sebaliknya, cahaya dari belakang akan
menyebabkan bayangan tubuh menutupi bidang kerja.
- Suara
Suara adalah gelombang getaran mekanis dalam udara atau padat
yang masih bisa ditangkap oleh telinga normal manusia, dengan rentang
frekuensi antara 20-20.000 Hz. Kepekaan telinga manusia terhadap
rentang tersebut disebut bunyi infra (infra sound), sedangkan di atas
rentang tersebut adalah bunyi ultra (ultra sound).
a. Sifat Bunyi
Ada 2 sifat bunyi, yaitu bunyi yang diinginkan seperti pada
pembicaraan atau mendengarkan musik. Kondisi ini menuntut sistem
akustik yang baik menyangkut sumber bunyi, media perambatan, dan
penerima. Sifat yang kedua, yaitu bunyi yang tidak diinginkan seperti
bising lalu lintas atau bising akibat keraimaian lingkungan sekitar.
Kondisi ini membutuhkan langkah pengendalian intensitas bising pada
sumbernya atau memindahkan sumber bising sejauh mungkin dari
penerima. Selain itu, dapat dibuat penghalang pada media perambatan
serta perlingdungan bising pada penerima.
b. Perambatan bunyi
Karakter perambatan bunyi di udara berbeda dengan perambatan
bunyi pada struktur bangunan. Bunyi udara akan berkurang karena
penyerapan udara dan juga karena permukaan yang menghalangi seperti
dinding, bangunan, gundukan tanah, dan lain-lain, sehingga pengaruhnya
sebagian besar dekat dengan sumber bunyi.
33
c. Pemantulan bunyi
Bunyi akan dipantulkan apabila mengenai permukaan yang keras.
Bahan bangunan seperti beton, kaca, batu, dan batu bata akan
memantulkan hampir semua energi bunyi yang mengenainya. Ada 3
macam karakter pemantulan bunyi terkait dengan bidang pantulannya :
1. Pemantulan merata bila bunyi memantul pada bidang datar
2. Pemantulan menyebar bila bunyi memantul pada bidang cembung
3. Pemantulan memusat bila bunyi memantul pada bidang cekung
d. Penyerapan bunyi
Bahan yang lunak, lembek, dan berpori akan menyerap sebagian
besa gelombang bunyi yang menumbuknya. Selain bahan bangunan, isi
ruangan seperti tirai, karpet, tempat duduk dengan lapisan lunak, tempat
tidur dengan kasur, manusia serta udara dalam ruangan juga termasuk
golongan bahan penyerap bunyi.
- Udara
Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan dan kesegaran hidup
dalam rumah tinggal atau bangunan – bangunan bertingkat, khususnya di
daerah beriklim tropis dengan udara yang panas dan tingkat kelembaban
tinggi, diperlukan usaha untuk mendapatkan udara segar baik udara segar
dari alam dan aliran udaran buatan.
Cara memperoleh udara segar dari alam adalah dengan cara memberikan
bukaan pada daerah yang diinginkan dan memberikan ventilasi yang
sifatnya menyilang. Udara yang nyaman mempunyai kecepatan tidak
boleh lebih dari 5 km/jam dengan suhu/ temperatur kurang dari 30°C dan
banyak mengandung O2.
34
mempunyai kecepata tinggi. Karena keadaan alam yang demikian, maka
diperlukan suatu cara untuk mendapatkan kenyamanan dengan
menggunakan alat penyegaran udara (air condition).
model rumah di Indonesia adalah model iklim tropis. Langit-langit rumah
diperlukan untuk mengurangi panas dari radiasi matahari pada atap
(sebagai meredam panas). Langit-langit diberi lubang udara agar ruangan
menjadi sejuk dan lubang cahaya agar cahaya matahari masuk raungan.
Apabila rumah bertingkat, sebaiknya hunian berada di lantai atas,
dilengkapi dengan lubang udara dan cahaya yang memadai, sehingga
tidak perlu dinyalakan lampu di siang hari dalam bangnan. Itulah konsep
hemat energi dalam bangunan.
Tujuan penghawaan udara adalah memberikan suhu yang sehat
serta kondisi-kondisi suhu dan suasana yang nyaman, dapat dicapai
dengan mengolah dan mendistribusikan udara yang disejukan ke seluruh
bangunan. Beberapa pertimbangan dalam perencanaan penghawaan:
1. Pemanfaatan penghawaan alami, berupa angina melalui lubang
ventilasi, karena angina lebih efektik dan efisien.
2. Pemanfaatan penghawaan buatan, berupa kipas angina dan AC
yang disesuaikan dengan kebutuhan ruang serta menjaga
kesehatan pengguna.
35
udara luar melalui lubang udara (ventilasi). Lubang udara (ventilasi) yang
baik, selain memperlancarkan sirkulasi (gerakan) udara, juga untuk
memelihara kesehatan dalam ruangan.
Agar terjadi dorongan (tekanan) udara dari luar bangunan untuk
menggerakkan udara dalam ruangan, rancangan rumah/bangunan terutama
mengenai bukaan selain tata ruang atau kamar-kamar, harus
memperhatikan arah dan besar/kuat angin di wilayah hunian. Data arah
dan besar/kuat angin dapat diperoleh pada Badan Meteorologi dan
Geofisika (BMG). Jadi rancangan rumah tinggal/gedung-gedung tempat
kegiatan manusia sebaiknya memperhatikan data besar dan arah angin,
sehingga rumah menjadi nyaman tanpa menggunakan tata udara buatan.
Bila dorongan udara luar lemah, langkah-langkah yang digunakan tentu
menambah lubang angin (memperluas bukaan), bila masih kurang baru
dibantu dengan Kipas Angin atau Air Conditioning (AC)
Terdapat beberapa cara penempatan ventilasi, diantaranya pada dinding di
berbagai penjuru dan langit-langit. Lubang bukaan, sebaiknya ada di
bagian bawah dan atas dinding suatu ruangan. Pada bagian atas yaitu di
langit-langit (tentu bila ada langit-langit). Gerakan udara memanfaatkan
sifat-sifat udara (udara hangat akan bergerak atau mengambang keatas)
dan dorongan udara melalui bukaan (ventilasi dan/atau jendela). Bukaan
bagian bawah untuk masuk udara sejuk, bagian atas untuk keluar udara
hangat yang berasal dari penghuni, lampu yang nyala, peralatan listrik dan
CO2.
Dinding pemisah ruangan sebaiknya terdapat celah yang lebar dan tinggi
seperti pintu yang tidak memiliki daun, sebagai lubang udara, misalnya
ruangan tamu dengan ruangan keluarga dan ruang makan yang di batasi
dinding, sehingga memudahkan sirkulasi udara dalam bangunan. Pada
ruang kamar tidur dengan ruang lain dapat berbentuk lubang secukupnya
(kecil), tergantung dengan jumlah penghuni kamar tidur, sehingga
mencukupi untuk mengalirkan (sirkulasi) udara pada kamar tersebut.
36
Di dapur selain bukaan ventilasi dan pintu buat juga jendela sebagai
tempat masuk dan keluar udara. Untuk melancarkan gerakan udara hangat
dari tungku (kompor) saat memasak bergerak keluar, ada lubang udara di
bagian bawah, agar dipojok ruang dapur tidak lembab.
Manfat Bukaan udara (ventilasi)
Gerakan udara secara alami dalam ruangan bermanfaat membawa O2 dari
luar apalagi dipekarangan terdapat pula tanaman hijau menghasilkan O2
dan membawa udara hangat dan CO2 keluar ruangan. Perlakuan demikian
akan menghemat pemakaian energi.
h. Teknik Bangunan
1. Elektrikal
Bangunan suatu gedung terdiri dari 3 komonen penting, yaitu struktur,
arsitektur dan ME (Mekanikal & Elektrikal). Ketiganya satu sama lain
saling terkait. Jika struktur mengedepankan kekuatan, arsitek lebih
mengedepankan keindahan, maka ME (mekanikal & Elektrikal) lebih
mengedepankan pada fungsi. Sekuat apapun bangunan dan seindah apapun
bangunan, jika tidak ditunjang dengan sistem ME (mekanikal & elektrikal)
maka bangunan tersebut tidak ada fungsinya. Berikut adalah beberapa
instalasi listrik pada rumah tinggal :
BARGAINSER
37
2.200 VA.
- Meter listrik atau kWh meter, alat ini berfungsi untuk mengukur
besaran daya yang digunakan oleh rumah tinggal tersebut dalam satuan
kWh (kilowatt hour). Pada bargainser, meter listrik berwujud deretan
angka secara analog ataupun digital yang akan berubah sesuai penggunaan
daya listrik.
Pada kanal output Bargainser biasanya terdapat 3 kabel, yaitu kabel fasa,
kabel netral dan kabel ground yang dihubungkan ketanah. Listrik dari PLN
harus dihubungkan dengan bargainser terlebih dahulu sebelum masuk ke
instalasi listrik rumah tinggal.
PENGAMAN LISTRIK
38
untuk memutuskan rangkaian listrik apabila terjadi gangguan pada
instalasi listrik rumah tinggal tersebut, seperti gangguan hubung singkat
atau short circuit atau korsleting.
Terdapat dua jenis pengaman listrik pada instalasi listrik rumah tinggal,
yaitu:
- Pengaman lebur biasa atau biasa disebut sekering, alat pengaman ini
bekerja memutuskan rangkaian listrik dengan cara meleburkan kawat yang
ditempatkan pada suatu tabung apabila kawat tersebut dialairi arus listrik
dengan ukuran tertentu.
SAKELAR
39
40
digunakan. Jumlah kanal output tergantung dari jumlah tombol pada
sakelar tersebut.
STOP KONTAK
- Stop kontak besar, juga nerupakan stop kontak dengan dua kanal AC
yang dilengkapi dengan lempeng logam pada sisi atas dan bawah kanal
AC yang berfungsi sebagai ground.sakelar jenis ini biasanya digunakan
untuk daya yang lebih besar.
STEKER
Steker atau Staker atau yang kadang sering disebut colokan listrik, karena
memang berupa dua buah colokan berbahan logam dan merupakan alat
listrik yang yang berfungsi untuk menghubungkan alat listrik dengan
aliran listrik, ditancapkan pada kanal stop kontak sehingga alat listrik
tersebut dapat digunakan.
Berdasarkan fungsi dan bentuknya, steker juga memliki dua jenis, yaitu:
- Steker kecil, merupakan steker yang digunakan untuk menyambung alat-
42
alat listrik berdaya rendah, misalnya lampu atau radio kecil, dengan
sumber listrik atau stop kontak.
KABEL
- NYM, merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC dan berintikan kawat
lebih dari satu, ada yang 2, 3 atau 4. Jenis kabel udara dengan warna
isolasi luar biasanya putih dan warna isolasi bagian dalam beragam, karena
isolasi yang rangkap inilah maka kabel listrik NYM ini relative lebih kuat
terhadap gesekan atau gencetan/tekanan.
43
- NYY, kabel listrik jenis ini merupakan kabel berisolasi PVC, berintikan
2, 3 atau 4 dengan warna isolasi luarnya hitam. Jenis kabel tanah, sehingga
tahan terhadap air dan gencetan atau tekanan.
- NYMHYO, kabel jenis ini merupakan kabel serabut dengan dua buah
inti yang terdiri dari dua warna. Kabel jenis ini biasa digunakan pada
loudspeaker, sound sistem, lampu-lampu berdaya kecil sampai sedang.
44
sebagai sistem penyediaan air minum, menyediakan air minum ke
tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup
sebagai penyaluran air buangan
Syarat perencanaa plumbing:
1) sistem harus efektif dan efisien
2) pipa mudah dirawat dan diperbaiki
3) mudah dilakukan pemeriksaan
4) tidak mengganggu estetika
5) memperhatikan aspek kesehatan
6) tidak mengganggu struktur bangunan
7) pilih yang murah tapi berkualitas
8) minimalkan tikungan
3. Safety
Aspek keselamatan meliputi ranah yang sangat luas, mencakup beberapa
aspek yang diantaranya adalah:
1) Kenyamanan Thermal:
Kenyamanan yang terkait dengan suhu udara. Setiap daerah
memiliki iklim dan suhu udara yang berbeda-beda. Begitu pula
dengan kemampuan adaptasi dari masyarakatnya.
Perancangan rumah tinggal harus memberikan solusi untuk
mendapat kenyamanan thermal, yang penyelesaiannya bervariasi
antara daerah yang satu dengan daerah lainnya. Pada daerah
bersuhu tinggi ataupun rendah, sebuah rumah tinggal harus
dirancang agar dapat melindungi penghuninya dari serangan suhu.
Pertimbangan-pertimbangan kenyamanan thermal ini akan
menentukan material bangunan yang digunakan, bentuk bangunan
yang di rancang, buka-bukaan pada bangunan, dan lail-lainnya.
2) Kenyamanan Audio
Setiap lingkungan mempunyai kondisi yang berbeda-beda
termasuk kadar kebisingannya. Rumah dengan kebisingan tinggi
45
tentunya tidak nyaman dihuni. Pada kondisi seperti ini,
perancangan rumah memerlukan solusi khusus untuk mereduksi
kebisingan yang berasal dari luar bangunan, yang dilakukan
dengan memasang material peredam bunyi pada dindin bangunan
ataupun menata lanskap pada rumah tersebut dengan tatanan
pereduksi bunyi.
3) Kenyamanan Visual
Dapat diwujudkan dengan pemeliharaan warna-warna dinding dan
elemen rumah yang lainnya (furniture, ornament, dll). Selain itu
kenyamanan visual ini dapat pula diupayakan dengan menyatukan
elemen outdoor seperti tanamanan, air, dll dengan elemen indoor.
Dengan membuat rancangan buka-bukaan ruangan yang relative
besar sehingga pemandangan luar menyatu dengan desain ruang
dalam.
4. Security
Bangunan adalah wadah tempat penggunanya melakukan aktivitas. Desain
bangunan dikatakan berhasil baik apabila bangunan tersebut benar-benar
dapat mewadahi aktivitas dari fungsi-fungsi yang sesuai dengan yang
direncanakan. Karenanya untuk menghasilkan rancangan bangunan yang
baik maka terlebih dahulu harus diketahui fungsi-fungsi yang akan
ditampung di dalam bangunan itu. Demikian pula halnya dengan rumah
tinggal.
Agar bangunan dapat digunakakn sesuai dengan fungsi yang direncanakan,
bangunan tersebut harus berdiri kokoh, kuat, mampu mengampu beban-
beban yang diterimanya, baik beban bangunan itu sendiri maupun beban
yang timbul sebagai akibat dari adanya fungsi itu. Pengertian kuat disini
terkait erat dengan struktur dan konstruksi bangunan.
Struktur adalah suatu rangkaian yang disusun sedemikian rupa sehingga
mampu mendirikan suatu bentuk tertentu dan dapat difungsikan dengan
46
aman sesuai maksud pendiriannya. Dalam pengertian ini terkandung
beberapa pengertian tentang struktur, diantaranya adalah:
1) Struktur bangunan merupakan suatu rangkaian dari beberapa bagian
yang secara keseluruhan bekerja bersama-sama untuk membuat suatu
bentuk dapat berdiri
2) Struktur bangunan berfungsi untuk mendirikan bangunan sedemikian
rupa sehingga bangunan tersebut dapat difungsikan dengan aman dan
tidak mudah roboh
Dalam pengertian diatas, suatu bangunan dapat dikatakan dirancang
dengan benar apabila bangunan tersebut dalam kondisi aman, satbil, dan
dapat digunakan untuk melakukan kegiatan sesuai rencananya.
Berdasarkan pengertia ini, rancangan sebuah rumah tinggal harus
memenuhi syarat keamanan, dimana rumah tersebut harus kokoh, kuat,
mampu mengampu aktivitas menghuni yang dilakukan di dalamnya sesuai
dengan maksud perancangannya.
47
Ergonomi kognitif berkaitan dengan proses mental, seperti persepsi, memori,
penalaran, dan respon motorik, karena mereka mempengaruhi interaksi antara
manusia dan elemen lain dari sistem. Topik-topik yang relevan mencakup beban
kerja mental, pengambilan keputusan, kinerja terampil, interaksi manusia-
komputer, keandalan manusia, stres kerja dan pelatihan seperti ini mungkin
berhubungan dengan desain manusia-sistem.
3. Ergonomi organisasi
Ergonomi organisasi berkaitan dengan optimasi sistem sosioteknikal, termasuk
struktur organisasi mereka, kebijakan, dan proses. Topik-topik yang relevan
meliputi komunikasi, manajemen sumber daya kru, karya desain, desain waktu
kerja, kerja sama tim desain partisipatif, ergonomi masyarakat, kerja koperasi,
paradigma kerja baru, budaya organisasi, organisasi virtual, Telework, dan
manajemen mutu.
4. Ergonomi Lingkungan
Berkaitan dengan pencahayaan, temperatur, kebisingan, dan getaran. Topik-topik
yang relevan dengan ergonomi lingkungan antara lain : perancangan ruang kerja,
sistem akustik,dll.
(sumber:http://widandiinterior.blogspot.co.id/ )
48
dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam
keadaan diam.
2) Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai
posisi tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih
sulit diukur. Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:
a. Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk
mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas. Contoh: dalam
mempelajari performa atlet.
b. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja.
Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat
bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau duduk.
c. Pengukuran variabilitas kerja. Contoh: Analisis kinematika dan
kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator
komputer.
49
Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus)
yang, dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia
yang juga perlu mendapat perhatian, seperti:
a. Cacat tubuh : Data antropometri akan diperlukan untuk
perancangan produk bagi orangorang cacat.
b. Kehamilan (pregnancy ), Kondisi semacam ini jelas akan
mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi tubuh (untuk
perempuan) dan tentu saja memerlukan perhatian khusus terhadap
produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti itu. dari
tangan dan kaki, dan lain-lain.
C. Rumah tinggal
A. PENGERTIAN
Rumah tempat untuk berlindung atau bernaung dari pengaruh keadaan alam
sekitarnya ( Hujan, Matahari, dll ) Serta merupakan sesuatu bangunan yang tidak
dapat di pisahkan dari kehidupan manusia karena rumah merupakan kebutuhan
primer bagi manusia sebagai tempat berlindung manusia dari berbagai gangguan
dari luar.
50
C. Rumah sebagai penunjang rasa aman (security) dalam arti
terjaminnya. keadaan keluarga di masa depan setelah mendapatkan rumah.
Jaminan keamanan atas lingkungan perumahan yang ditempati serta
jaminan keamanan berupa kepemilikan rumah dan lahan (the form of
tenure).
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga. (UU No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan
dan Permukiman)
51
Rumah merupakan suatu bangunan, tempat manusia tinggal dan
melangsungkan kehidupannya. Di samping itu, rumah juga merupakan
tempat berlangsungnya proses sosialisasi pada saat seorang individu
diperkenalkan kepada norma dan adat kebiasaan yang berlaku di dalam suatu
masyarakat. (Sarwono dalam Budihardjo, 1998 : 148)
Dalam arti umum, rumah adalah bangunan yang dijadikan tempat tinggal
selama jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi tempat tinggal manusia
maupun hewan, namun tempat tinggal yang khusus bagi hewan biasa disebut
sangkar, sarang, atau kandang. Dalam arti khusus, rumah mengacu pada
konsep-konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan
tempat tinggal, seperti keluarga, tempat bertumbuh, makan, tidur,
beraktivitas, dan lain-lain. (Wikipedia, 2010)
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga. (Musthofa, Bisri. 2008 : 64)
52
rumah harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan, dan
kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya. (Frick, 2006 : 1)
53
SEJARAH RUMAH TINGGAL
1.1 Sejarah Rumah
Awal mula rumah tinggal
Dalam sejarah, rumah atau rumah tinggal yang aman dan terlindung adalah gua
atau tempat dibawah tonjolan wadas.Tempat itu aman terhadap cuaca, binatang
liar, dan musuh.
Dengan perkembangan kemampuan kerajinan tangan, manusia mulai membangun
pondok sederhana.Orang menyusun dahan pohon atau tulang binatang membentuk
kerucut dan menutupnya dengan dedaunan atau kulit binatang.Sebagai pengumpul
dan pemburmanusia membutuhkan tempat tinggal yang tetap karena mereka
selalu berpindah-pindah tempat.
54
Bahan bangunan -Tersedianya lahan
Topografi -Status sosial
Kebutuhan keamanan -Kekayaan
55
Cirinya adalah bahan bangunan
alami dan kesederhanaan dalam
bentuk atap (bukan seng
gelombang.
56
Cirinya adalah bangunan
bertingkat, gedung membentuk
patio, tampak depan sebagai
gedung batu.
57
Rumah yang flesibel, yaitu mampu menyesuaikan
berbagai konfigurasi.Kerugian utama rumah susun
adalah BC yang mengurangi unit-unit yang dapat
diorientasikan ke permukaan tanah.Rumah susun
umumnya berisi ganda, artinya mempunyai ruang-
ruang yang berada di luar pada unit-unit tersebut.
D. Maisonet (Maisonette)
58
Rumah gandeng berasal dari rumah
berlantai dua tradisional yang terletak di
atas sebidang petak yang sempit.
59
TYPE-TYPE RUMAH TINGGAL
Tipe rumah yang dipasarkan di suatu perumahan pada umumnya diberi nama
berdasarkan luas tanah dan bangunan rumah. Namun beberapa pengembang
perumahan ada yang memberi nama tipe rumah dengan nama-nama lain seperti
dengan nama benda, nama-nama bunga, nama planet dan nama lain sesuai selera
dan trik pemasaran pengembang perumahan tersebut.
1. Rumah Type 21
Rumah type 21 adalah tipe rumah dengan luas bangunan 21 m²,
misalnya rumah dengan ukuran 6m x 3,5m.Ukuran tanah pada rumah
type 21 dipadukan dengan ukuran luas tanah 6m x 10m = 60 m² dan
6m x 12m = 72 m², sehingga disebut rumah type 21/60 atau 21/72.Tipe
rumah ini mempunyai 1 kamar tidur, 1 ruang tamu dan 1 kamar mandi.
Pada sekitar awal tahun 2012, pengembang perumahan tidak diizinkan
membangun tipe rumah 21 dan diatur dalam pasal 22 ayat 3 UU
Perumahan dan kawasan Permukiman No. 1 tahun 2011 yang
mengatur batasan tipe rumah minimal 36 untuk mendapatkan FLPP
(Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan / KPR bersubsidi) dan
juklaknya dituangkan dalam Permenpera No. 14 tahun 2012.
Namun sekitar akhir tahun 2012, kebijakan program subsidi
perumahan rakyat kembali membolehkan dipakai untuk pembelian
rumah type 21 m² yang didasarkan pada keputusan Mahkamah
Konstitusi yang membatalkan ketentuan Pasal 22 ayat 3 UU No.1/2011
tersebut.
2. Rumah Type 36
60
Rumah type 36 adalah tipe rumah yang mempunyai luas bangunan 36 m²,
dengan ukuran 6m x 6m = 36 m². Luas tanah pada rumah type 36 ini dapat
dipadukan dengan beberapa ukuran luas tanah seperti 60 m² atau 72 m², sehingga
disebut rumah type 36/60 dan tipe rumah 36/72. Tipe rumah 36 biasanya
mempunyai 2 kamar tidur, 1 ruang tamu dan ruang keluarga serta 1 kamar mandi.
3. Rumah tipe 45
Rumah Type 45 adalah tipe rumah yang mempunyai luas bangunan 45 m²,
misalnya dengan ukuran rumah 6m x 7,5m = 45m² atau 8m x 5.6m pada luas
kapling tanah 8m x 12m = 96 m², sehingga disebut rumah type 45/96. Tipe rumah
45 biasanya mempunyai 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, ruang keluarga, dapur, 1
kamar mandi, garasi atau teras rumah yang cukup luas.
4. Rumah tipe 54
Yaitu rumah dengan ukuran bangunan 6m x 9m = 54m2 sehingga disebut
rumah tipe 54 diperumahan, tipe rumah ini digunakan pada rumah kelas
menengah yang mengutamakan keluasan bangunan namun dengan harga rumah
yang masih dapat dijangkau konsumen calon pemilik rumah di perumahan.
5. Rumah tipe 60
61
Yang jenis ini mempunyai ukuran bangunan 6 m x 10 m = 60 m2 sehingga
disebut rumah tipe 60, rumah ini sudah cukup luas sehingga dapat digunakan pada
rumah dengan kelas mewah diperumahan namun masih dengan harga yang
terjangkau karena masih terdapat rumah mewah dengan luas bangunan yang lebih
besar lagi dari nilai 60 meter persegi.
Untuk tipe yang lainya yaitu 70, 90, 120 Penjelasan tipe rumah tersebut
hampir sama hanya disesuaikan berdasarkan pada luas bangunan yaitu panjang x
lebar sehingga menghasilkan angaka 70, 90, dan 120, dengan berbagai variasi tipe
rumah yang dipadukan dengan luas tanah kavling tergantung tipe rumah yang
dipasarkan oleh pengembang perumahan.
Sumber : (http://www.abuazmashare.id)
Konstruksi Rumah
62
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1
TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN
PENYELENGGARAAN PERUMAHAN
(2) Penyelenggaraan rumah dan perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau setiap orang untuk
menjamin hak setiap warga negara untuk menempati, menikmati, dan/atau
memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan
teratur.
Pasal 20
(2) Perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup rumah atau
perumahan beserta prasarana, sarana, dan utilitas umum.
(3) Rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibedakan menurut jenis dan
bentuknya.
Pasal 21
63
(1) Jenis rumah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) dibedakan
berdasarkan pelaku pembangunan dan penghunian yang meliputi:
a. rumah komersial;
b. rumah umum;
c. rumah swadaya;
e. rumah negara.
(3) Rumah umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diselenggarakan
untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR.
(4) Rumah swadaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diselenggarakan
atas prakarsa dan upaya masyarakat, baik secara sendiri maupun berkelompok.
(5) Rumah khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diselenggarakan
dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah untuk kebutuhan khusus.
(6) Rumah umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mendapatkan
kemudahan dan/atau bantuan dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
(7) Rumah swadaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat
memperoleh bantuan dan kemudahan dari Pemerintah dan/atau pemerintah
daerah.
(8) Rumah khusus dan rumah negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
dan huruf e disediakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
Pasal 22
(1) Bentuk rumah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) dibedakan
berdasarkan hubungan atau keterikatan antarbangunan.
64
(2) Bentuk rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. rumah tunggal;
c. rumah susun.
(3) Luas lantai rumah tunggal dan rumah deret memiliki ukuran paling sedikit
36 (tiga puluh enam) meter persegi.
(2) Perencanaan perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. perencanaan dan perancangan rumah; dan b. perencanaan prasarana, sarana,
dan utilitas umum perumahan.
Paragraf 2
Pasal 24
65
b. mendukung upaya pemenuhan kebutuhan rumah oleh masyarakat dan
pemerintah; dan
Pasal 25
Pasal 26
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan syarat bagi
diterbitkannya izin mendirikan bangunan.
(3) Perencanaan dan perancangan rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan bagian dari perencanaan perumahan dan/atau permukiman.
Pasal 27
Paragraf 3
Pasal 28
66
(2) Rencana penyediaan kaveling tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a digunakan sebagai landasan perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas
umum.
Pasal 2
(2) Perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang telah memenuhi
persyaratan wajib mendapat pengesahan dari pemerintah daerah.
Pasal 30
(1) Perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum dapat dilakukan oleh
setiap orang.
(2) Setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki keahlian
di bidang perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 31
Pasal 32
67
b. peningkatan kualitas perumahan.
(3) Industri bahan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib
memenuhi Standar Nasional Indonesia.
Pasal 33
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk kemudahan perizinan dan tata cara
pencabutan izin pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 34
(2) Pembangunan perumahan skala besar yang dilakukan oleh badan hukum
wajib mewujudkan hunian berimbang dalam satu hamparan.
(3) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan untuk badan
hukum yang membangun perumahan yang seluruhnya ditujukan untuk
pemenuhan kebutuhan rumah umum.
(4) Dalam hal pembangunan perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat memberikan insentif kepada
badan hukum untuk mendorong pembangunan perumahan dengan hunian
berimbang.
68
Pasal 35
(3) Kemudahan akses sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
peraturan daerah.
Pasal 37
Ketentuan lebih lanjut mengenai perumahan skala besar dan kriteria hunian
berimbang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Pasal 35, dan Pasal 36
diatur dengan Peraturan Menteri.
Paragraf 2
Pembangunan Rumah
Pasal 38
69
(3) Pembangunan rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
oleh setiap orang, Pemerintah, dan/atau pemerintah daerah.
Pasal 39
(3) Rumah khusus dan rumah negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menjadi barang milik negara/daerah dikelola sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 40
(2) Lembaga atau badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung
jawab: a. membangun rumah umum, rumah khusus, dan rumah negara; b.
menyediakan tanah bagi perumahan; dan c. melakukan koordinasi dalam
proses perizinan dan pemastian kelayakan hunian.
Pasal 41
70
(2) Pembangunan rumah negara diselenggarakan berdasarkan pada tipe dan
kelas bangunan serta pangkat dan golongan pegawai negeri di atas tanah yang
sudah jelas status haknya.
Pasal 42
(1) Rumah tunggal, rumah deret, dan/atau rumah susun yang masih dalam
tahap proses pembangunan dapat dipasarkan melalui sistem perjanjian
pendahuluan jual beli sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(2) Perjanjian pendahuluan jual beli sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan setelah memenuhi persyaratan kepastian atas:
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem perjanjian pendahuluan jual beli
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 43
(1) Pembangunan untuk rumah tunggal, rumah deret, dan/atau rumah susun,
dapat dilakukan di atas tanah:
a. hak milik;
b. hak guna bangunan, baik di atas tanah negara maupun di atas hak
pengelolaan; atau
71
c. hak pakai di atas tanah negara.
(2) Pemilikan rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat difasilitasi
dengan kredit atau pembiayaan pemilikan rumah.
(4) Kredit atau pembiayaan rumah umum tidak harus dibebani hak
tanggungan. Pasal 44 (1) Pembangunan rumah tunggal, rumah deret, rumah
susun, dan/atau satuan rumah susun dapat dibebankan jaminan utang sebagai
pelunasan kredit atau pembiayaan. (2) Pelunasan kredit atau pembiayaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk membiayai pelaksanaan
pembangunan rumah tunggal, rumah deret, atau rumah susun.
Pasal 45
Pasal 46
Paragraf 3
Pasal 47
(2) Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum wajib dilakukan sesuai
dengan rencana, rancangan, dan perizinan.
72
(3) Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan harus
memenuhi persyaratan:
(4) Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang telah selesai dibangun oleh
setiap orang harus diserahkan kepada pemerintah kabupaten/kota sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Sumber : www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/1/66.bpkp
73
D. METEDEOLI DESAIN.
Secara etismologi ,metodologiberasaldari kata methondsdan logos ,
yaitufilsafatatauilmumengenaimetode.
Metodologidengandemikianmembahasprosedurintelektualdalam total
komunitaimiah .
Proses penciptaankarya yang imliah , factor metodologiterdiriperangkatparadigma
, pendekatantermasukterori , metode , dantekniksebagaialatataucaraberkarya
1. Definisi Metodologi
Desain Interior
Profesi yang mengkaji dan mempelajari desain ruang dalam sebuah bangunan
dengan bebagai pendekatan dan pertimbangan fungsi ruang, suasana,
elemenestetis, pemilihan material, sosialbudaya, gayahidup, dan pertimbangan
teknis penataan ruang. Dalam aspek ke ilmuan, desain interior mengkaji hal-hal
74
yang berhubungan dengan prilaku social manusia dalam ruang, pencahayaan,
elemen arsitektur, dan budaya pada umumnya.11
Lingkup desain interior: 12
• Desain interior bangunan umum dan gedung pemerintah
• Desain interior bangunan sosial
• Desain interior bangunan komersial
• Desain interior perumahan
• Desain interior perkantoran
• Desain interior bangunanperibadatan
• Desain interior bangunanbudaya
• Penataanpameran
• Penataantoko
(agus sachari,9)
Proses Desain
Proses desain berawal dari pikiran desainer. Pikiran dipengaruhi oleh
pengetahuan. Kabut pikiran atau ketidak beraturan pikiran merupakan hal yang
sering terjadi dalam pikiran manusia, dapat menimbulkan ketidak berpikiran yang
menutupi ruang pengetahuan dan dapat pula menimbulkan pengetahuan kreatif.
75
dibuat daftarnya, tidak semua permasalahan desain dapat didefinisikan dan
memiliki kebutuhan yang sama. (Bryan Lawson, 34. )
76
Peta Proses Desain Markus/marver
(Bryan Lawson: 2007,39)
77
BAB III
DATA DAN ANALISIS
A.DATA LAPANGAN.
1. Profil Perumahan.
Lokasi perumahan Banjar Wijaya terletak di perbatasan Jakarta Barat dan
Tanggerang Kota. Membuatnya berada di tepat di pusat fasilitastersedia
berbagai ukuran rumah dengan lebar 6, 7, 8, dan 10. Seluruh rumah di
rencanakan dua lantai, masih di bawah pengawasan dan naungan dari
pengembang ternama, SINARMASLAND, yang mana dari total 120
hektar lahan, dengan standart pengembang induk SinarmasLand yang telah
membangun BSD city dengan total lahan hampir 6000 hektar.
78
2. Lokasi dan Site Plan
Lokasi perumahan Banjar Wijaya terletak di perbatasan Jakarta Barat dan
Tanggerang Kota. Tepatnya berada di Jalan Wijaya Kusuma, cikokol Kota
Tanggerang, Banten 15141.
79
3. Fasilitas
Perumahan banjar wijaya khusus di ciptakan untuk hunian yang aman,
nyaman, tenang. Terutama bagi keluiarga baru, di plot A tersedia ruko ruko
yang di lengkapi
- Atm center
- Alfamart
- Indomart
- Makanan matang
- Apotik dan dokter
- Laundry
- Sport center dan kolam renang
- Masjid dan gejera yang berada di dalam atau luar komplek
o Rumah sakit
- Mayapada hospital
- Siloam int hospital
- Omni hospital
- Rs. Usada Insani
80
o Sekolah dan universitas
- Sekolah Penabur
- Sekolah Harapan Bangsa
- Universitas Bina Nusantara
- Universitas Multimedia Nusantara
- Universitas Muhammadiyah Tanggerang
Dan kemudahan akses jalan, 15 menit dari stasiun poris dan batu ceper, serta
adanya terminar poris palawad dan buslane, di tambah dengan adanya rencana
pembangunan jalan tol in out 4 ( empat pintu ) yang berlokasi dekat cluster krisan,
dapat di tempuh dengan 10-15 menit dari banjar wijaya. Rencana akses jalan
skygate dari poris palawad menuju langsung ke bandara internasional soekarno-
hatta. Untuk saat ini untuk akses tol masih tersedia tol alam sutra yang bisa di
tempuh dengan waktu hanya 10-15 menit saja.
81
4. Analisis Type Unit
a. Denah Layout
Lantai 1 Lantai 2
Banjar wijaya cluster krisan ini mempunyai luas banggunan 151 dan luas tanah
200.Berada di depan jalan utama sehingga banyak suara bising dari jalan utama.
Namun mudah untuk di temukan.
82
b. Zonning & Sirkulasi
A. Zoning & Sirkulasi
Pembagian zoning terkait dengan pembagian ruang, baik yang
diletakkan di lantai 2 ataupun yang ditempatkan dilantai 1. Penentuan
peletakan ruang tersebut didasarkan atas tiga hal, yaitu:
Keinginan klien
Prinsip bentuk massa rumah
Sifat kegiatan atau tingkat keprivasian suatu ruang
1. Privat : Area yang paling terhindar dari kebisingan jalan dan lingkungan
sekitar. Maka dipilih area ini adalah area yang jauh dari jalan
umum/penduduk.
Contoh : kamar tidur utama, kamar tidur anak, dan kamar mandi.
2. Semi Privat : Area yang memiliki kebisingan dan kegiatan sedang. Area
ini biasanya berada pada tengah-tengah bangunan.
Contoh : ruang keluarga, ruang makan, ruang dapur, ruang duduk, ruang
balkon, dan ruang gudang.
3. Publik : Area yang paling dekat dengan kebisingan jalan, kepadatan
kegiatan di sekitar lingkungan, dan mudah di akses publik.
Contoh : ruang teras, ruang garasi, ruang tamu, dan kamar mandi.
4. Servis : Zona servis merupakan area dalam ruang yang terdiri dari ruang-
ruang pelayanan. Zona ini fleksibel dan bisa ditempatkan dimana saja, bisa
di area depan lantai bawah, de area depan lantai atas, di area belakang
lantai atas, dan sebagainya.
Cintoh : ruang tidur pembantu, kamar mandi pembantu, ruang cuci, ruang
jemur, dan ruang setrika.
83
ZONNING AREA LT. 1
SERVICE
PUBLIC
SEMI PRIVATE
PUBLIC
PRIVATE
84
ZONNING AREA LT. 2
PRIVATE
PRIVATE
PRIVATE
85
B. ANALISIS DATA
1.FISIK
kamar mandi :
sanitair: america
standar
Kanopi yang
horizontal membuat
air jatuh ke halaman
depan rumah tinggal
dan tidak mengganggu
rumah lain di sekitar
rumah tinggal.
86
Dinding batu
bata, aci,
plester, cat.
Terdengar
bising jika
tetangga
berteriak.
Reling tangga
terbuat dari bahan
kayu, bila ada
anak kecil harus di
awasi karena
sedikit berbahaya.
Dapur bersih
Kitchen set L,
bahan kayu,
finishing hpl.
87
gerbang masuk cluster.
3 Kamar tidur,
kasur yang digunakan
double bed, aksesoris
gorden nya berwarna
merah coklat bunga.
88
2.NON FISIK
Data pengguna
Nama Neri Suminar
Tempat dan tanggal lahir Bandung, 03 November 1963
Usia 53
Gender Wanita
Etnis Sunda
Agama Islam
Hobby Jalan pagi
Tinggi 163
Warna favoorit Putih
Bintang Scorpio
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Data pengguna
Nama Aan Syamsu Hermawan
Tempat dan tanggal lahir Bandung, 10 Oktober 1958
Usia 58
Gender Pria
Etnis Sunda
Agama Islam
Hobby jalan pagi
Warna favorit Merah, orange
Bintang Libra
Pekerjaan wiraswasta
Data pengguna
Nama Dina Rosniarti
Tempat dan tanggal lahir Jati barang, 13 November 1994
Usia 22
Gender Wanita
Etnis Sunda
Agama Islam
Hobby Makan
Tinggi 169
Warna favorit Pink
Bintang Gemini
Pekerjaan mahasiswa
89
Semua penghuni yang kami survey memiliki kegiatan yang berbeda-beda,
ACTIVITY
Aan syamsu hermawan
Weekday Weekend
Bangun tidur 05:30 Bangun tidur 05:30
Ibadah 05:40 Ibadah 05:40
Jalan pagi 05:50 Jalan pagi 05:50
Mandi 06:00 Mandi 06:00
Berangkat kerja 07:00 santai 07:00
Tiba di rumah 19:00 hangout 10:00
Mandi 19:30 Tiba di rumah 16:00
Ibadah 20:00 istirahat 16:30
Makan malam 20:10 mandi 17:00
Nonton tv 20:30 Nonton tv 17:30
Tidur 21:30 ibadah 18:00
Makan malam 18:10
Nonton tv 18:30
Tidur 21:30
Neri suminar
Weekday Weekend
Bangun tidur 05:30 Bangun tidur 05:30
Ibadah 05:40 Ibadah 05:40
Jalan pagi 05:50 Jalan pagi 05:50
Mandi 06:00 Mandi 06:00
Berangkat Ke pasar 07:00 santai 07:00
Tiba di rumah 09:00 hangout 10:00
Memasak 09:30 Tiba di rumah 16:00
mandi 10:00 istirahat 16:30
Istirahat 10:30 mandi 17:00
Ibadah 12:00 Nonton tv 17:30
makan siang 12:30 ibadah 18:00
Nonton tv 12:30 Makan malam 18:10
Ibadah 15:30 Nonton tv 18:30
Istirahat 16:00 Tidur 21:00
Ibadah 18:00
Makan malam 19:00
Nonton tv 19:30
Tidur 21:00
90
Dina rosniarti
Weekday Weekend
Bangun tidur 05:30 Bangun tidur 05:30
Ibadah 05:40 Ibadah 05:40
Jalan pagi 05:50 Jalan pagi 05:50
Mandi 06:00 Mandi 06:00
Berangkat kuliah 07:00 Santai 07:00
Tiba di rumah 19:00 Hangout 10:00
Mandi 19:30 Tiba di rumah 16:00
Ibadah 20:00 Istirahat 16:30
Makan malam 20:10 Mandi 17:00
Nonton tv 20:30 Nonton tv 17:30
Tidur 21:30 Ibadah 18:00
Makan malam 18:10
Nonton tv 18:30
Tidur 21:30
91
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan.
Dari hasil survey perancangan rumah tinggal ini adalah rumah tinggal
yang biasanya untuk dihuni satu keluarga, dan tupe rumah tinggal ini memiliki
luas bangunan 151 dan luasa tanah 200. Ruangan yang di desain pun juga harus
mempertimbangkan segala aspeknya, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap
pemenuhan kebutuhan, aktivitas, perilaku,dan latar belakang penghuni nya agar
bisa tetap nyaman tinggal disana. Namun yang harus diperhatikan tidak hanya dari
segi fungsi saja tetapi fungsi estetika juga diperlukan.
Material umum yang digunakan pada rumah tinggal ini adalah multipleks
atau kayu lapis yang biasa digunakan untuk beberapa furniture seperti meja
makan, hambalan, dan kitchen set
Saran
Menurut kami, desain-desain interior dari rumah tinggal yang sudah kami
survey ini belum maksimal. Menurut kami desain interiornya masih bisa
dirancang lagi agar menjadi lebih fungsional dan lebih menyamankan
penghuninya, serta masih bisa lebih menunjukan kesan estetikanya dengan luas
bangunan tersebut. Seperti menggunakan hiasan ruangan yang dapat menambah
unsur estetikanya, asal tidak berlebihan sehingga yang diperhatikan tidak hanya
dari segi fungsionalnya saja atau kenyaman, tapi terdapat juga unsur estetika atau
keindahan.
92
DAFTAR PUSTAKA
93