Laporan Kelompok 8 (Modul 8) DD
Laporan Kelompok 8 (Modul 8) DD
TEORI
F= C-P-m+2..........................................................(1.1)
Keterangan :
Jumlah derajat kebebasan (F)
Jumlah komponen (C)
Jumlah fase (P)
Dalam satu sistem, hubungan ini disebut Hukum Fase. Misalnya sistem tersusun
dari P fase dan C komponen. Persoalannya ialah untuk menentukan, beberapa jumlah
variabel agar sistem menjadi tertentu (Atkhins, 2006) .
Sistem selalu tergantung dari variabel tekanan dan temperatur. Untuk menentukan
susunan tiap-tiap fase, perlu ditentukan konsentrasi (C - 1) konstituen, konsentrasi
komponen sisa adalah perbedaannya. Dalam sistem ada P fase, jadi jumlah variabel
konsentrasi ada P(C - 1), variabel tekanan ada 1 dan variabel temperatur ada 1.
Jadi jumlah variabel yang harus ditentukan adalah :
P(C – 1) + 2 .......................................................(1.2)
Jumlah persamaan yang ada dapat dicari sebagai berikut, untuk kesetimbangan
satu konstituen antara dua fase, dapat dituliskan satu persamaan, yaitu persamaan
tenaga bebas permole. Tenaga bebas ini merupakan fungsi temperatur, tekanan dan
(C – 1) variabel konsentrasi. Adanya P fase, menghasilkan (P – 1) persamaan dan
untuk C konstituen ada C (P – 1) persamaan.
Bila jumlah variabel sama dengan jumlah persamaan, maka sistem sudah
tertentu. Umumnya hal ini tidak demikian. Jumlah variabel melebihi persamaannya
dan selisihnya disebut derajat kebebasan (F) :
aA + tT .......................................................................(1.5)
keterangan:
(a) molekul analit A bereaksi
(t) molekul pereaksi T.
Pereaksi T, disebut titran, ditambahkan secara sedikit-sedikit, biasanya dari
sebuah buret, dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang diketahui. Larutan yang
disebut belakangan disebut larutan standar dan konsentrasinya ditentukan dengan
suatu proses standardisasi (Purba, 2000).
BAB II. PERCOBAAN
3.1 Hasil
Suhu Ruangn 28°C
Massa Cairan :
Aseton : 8, 14 Gram
Aquadest : 9,94 Gram
Clorofrom : 14,56 Gram
Pencampuran Tiga Komponen Zat Cair
Larutan A : Chloroform
Larutan B : Aseton
Larutan C : Aquadest
Tabel 3.1 Volume Larutan Yang Digunakan
No Larutan A Larutan B Larutan C Keterangan
Ml (Titran ) ml Ml
1 2 ml 1,8 ml 18 ml Larut
2 4 ml 0,8 ml 16ml Larut
3 6 ml 0,7 ml 14 ml Larut
4 8 ml 0,3 ml 12 ml Larut
5 10 ml 0,6 ml 10 ml Kurang larut
6 12 ml 0,7 ml 8 ml Kurang larut
7 14 ml 0,9 ml 6 ml Kurang larut
8 16 ml 0,5 ml 4 ml Tidak larut
9 18 ml 0,2 ml 2 ml Tidak larut
3.2 Pembahasan
Pada kali ini dilakukan percobaan yang berjudul “ Sistem Zat Cair Tiga
Komponen Diagram Terner “ yang bertujuan untuk membuat kurva kelarutan suatu
cairan yang terdapat didalam campuran dua cairan tertentu. Pencampuran tiga
komponen yaitu Aquadest bersifat polar, Chloroform bersifa non polar dan Aseton
yang bersifat semi polar. Untuk mengetahui kelarutan masing-masing komponen,
pertama Chloroform dicampurkan dengan aquadest menggunakan erlemenyer sesuai
dengan perbandingan ml yang tertera pd porsedur percobaan. Setelah Chloroform
dicampur dengan aquadest kemudian lakukan titrasi sampai campuran bewarna
keruh. Pada percobn ini semakin besar perbandingan Aquadest yang digunakan
dibandingkan Chloroform maka campuran akan semakin tidak larut. Ini terjadi
karena Aquadest bersifat polar sedangkan Chloroform non polah sehingga campuran
tidak bisa larut. Pada saat pencampurn laruran Chloroform dan Aquadest terbntuk
minyak yang disebabkan oleh Chloroform.
Pemisahan menggunakan pelarut yang tidak larut dengan sempurna terhadap
campuran, tetapi dapat melarutkan salah satu komponen (solute) dalam campuran.
Metode yang digunakan ialah metode titrasi, dimna yang berfungsi untuk melrutkan
adalah Aseton. Untuk mengetahui kelarutan masing-masing suatu komponen, dapat
dilakukan dengan cara menghitung fraksi mol masing-masing komponen dalam
larutan pada setiap perlakuan.
Percobaan yang dilakukan titrasi Aseton dengan campuran larutan Chloroform
dan Aquadest Titrasi dilakukan kedalam campuran Chloroform dan Aquadest dari
proses titrasi diperoleh hasil terbentuk dua fasa pada campuran yang berwarna
campuran keruh. Ketiga zat ini bercampur sebagian. Aseton yang sifatnya
polar berada pada lapisan atas karena memiliki massa jenis yang lebih rendah yaitu
0.784 gr/cm3sedangkan Aquadest yang bersifat polar memiliki massa jenis 0,977
gr/cm3 yang lebih besar dari Aseton dan massa jenis Chloroform adalah
1.48 gr/cm3.Setelah dilakukan proses titrasi maka didapat volume Aseton
yang terpakai pada proses titrasi pada campuran larutan Chloroform dan Aquadest
sampai campuran menjadi keruh.
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Diagram Terner digunakan untuk menunjukkan hubungan sifat yang berbeda
antara ketiga zat.
2. Zat yang digunakan pada pervobaan Aquadest (polar), Chlorofrom (non polar),
dan asam asetat (semi polar).
3. Menandakan proses titrasi selesai yaitu larutan menjadi keruh.
4.2 Saran
1. Praktikan sebaiknya menggunakan masker dan sarung tangan.
2. Pada saat proses titrasi harus berhati – hati karena proses titrasi harus dihentikan
ketika melihat perubahan pada larutan (larutan menjadi keruh).
LAMPIRAN A
DOKUMENTASI
NO Gambar Perbandingan
Cairaan A: C
1
2:18
4:16
6:14
4
8:12
10:10
12:8
14:6
8
16:4
16:4
DAFTAR PUSTAKA