Anda di halaman 1dari 2

e.

pemeriksaan NS1

pemeriksaan NS1 merupakan salah satu pemeriksaan penunjang dalam


penegakkan diagnosa DBD yang saat ini telah banyak digunakan dan dipercaya
memiliki tingkat akurasi yang tinggi.

Pemeriksaan Non Struktural 1 (NS1) ditujukan untuk mendeteksi virus


dengue lebih awal. Virus dengue memiliki 3 protein structural dan 7 protein non
structural. NS1 adalah glikoprotein non structural yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup virus. Keuntungan mendeteksi antigen NS1 yaitu untuk
mengetahui adanya infeksi dengue pada penderita tersebut pada fase awal demam,
tanpa perlu menunggu terbentuknya antibodi.

Pemeriksaan Dengue NS1 Antigen sebaiknya dilakukan pada penderita


yang mengalami demam disertai gejala klinis infeksi virus dengue (pada hari 1-3
mulai demam) untuk mendeteksi infeksi akut disebabkan virus dengue.

Menurut Dr.Aryati,dr, MS, Sp.PK(K), positivitas dan kadar Ag NS1 Dengue


tertinggi pada hari-hari awal demam dan akan menurun dengan bertambahnya hari
demam, sehingga sebaiknya dilakukan sebelum hari keempat demam

Mendiagnosa suatu penyakit


Ada beberapa penyakit yang dapat didiagnosa dengan cara melakukan

F. hemoglobin

pemeriksaan hemoglobin. Misalnya ketika Anda mengeluhkan gejala


berupa lelah, lemah, pusing, dan sesak napas, ada kemungkinan Anda mengalami
anemia atau polisitemia. Pada saat itulah diperlukan pemeriksaan hemoglobin
untuk memastikan apa sebenarnya kondisi yang Anda alami

Kadar hemoglobin dilihat dari nilai rata-rata jumlahnya masih dalam batas
normal yaitu 13,21 g/dL. Pasien yang termasuk dalam kategori normal (12,0-16,0
g/dL) terdapat 46 pasien, yang merupakan jumlah tertinggi dari 56 pasien.
Penelitian oleh Mayetti (2010)6 pada fase tanpa syok, nilai hemoglobin rata-rata
≤14 g/dL

Ukuran kadar hemoglobin tergantung usia dan jenis kelamin. Pada wanita
dewasa di atas usia 18 tahun, kadar hemoglobin normal yaitu 12 sampai 15 g/dl.
Kemudian, untuk pria dewasa diatas usia 18 tahun, kadar hemoglobin normal
yaitu 13 sampai 17 g/dl

G. hematocrit

Patofisiologi utama pada DBD yaitu peningkatan permeabilitas vaskular


dan hemostasis yang abnormal.Permeabilitas vaskular yang meningkat
mengakibatkan kebocoran plasma, hipovolemi dan syok. Trombositopenia dapat
menimbulkan gangguan hemostasis, menifestasi perdarahan seperti petekie,
ekimosis, perdarahan gusi, epistaksis, hematemesis dan melena.6 Nilai hematokrit
adalah konsentrasi (dinyatakan dalam persen) eritrosit dalam 100 mL darah
lengkap. Nilai hematokrit akan meningkat (hemokonsentrasi) karena peningkatan
kadar sel darah atau penurunan volume plasma darah, misalnya pada kasus DBD.
Sebaliknya nilai hematokrit akan menurun (hemodilusi) karena penurunan seluler
darah atau peningkatan kadar plasma darah, seperti pada anemia.7 Trombosit
merupakan sel darah yang berfungsi dalam hemostasis. Sel ini tidak memiliki
nukleus dan dihasilkan oleh megakariosit dalam sumsum tulang.8 Pada pasien
DBD terjadi

Parameter laboratorium dalam menegakkan diagnosis DBD adalah


peningkatan nilai hematokrit serta trombositopenia.10 Berdasarkan data ini, perlu
dilakukan penelitian tentang hubungan nilai hematokrit terhadap jumlah trombosit
pada penderita Demam Berdarah Dengue di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan nilai hematokrit terhadap
jumlah trombosit pada penderita demam berdarah dengue.

Anda mungkin juga menyukai